Anda di halaman 1dari 43

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA 2020.

MANAJEMEN STRATEGIK (EKMA 5309)


VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Tugas Kelompok Modul 2, 3 dan 4

1. Rudi Fahrudi 530027466


2. Asep Hendra530027584
3. Melinda Togi Erika 520027427
4. Marya Fajriah 530027473
5. Onny Pakpahan 530027591

Nama Dosen : Liswandi, M.M., Ph.D


STRATEGI YANG EFEKTIF
 Strategi harus mencapai keunggulan kompetitif yang langgeng
(sustainable)
Michael Porter

• Strategi merupakan hipotesa hubungan sebab akibat dari sasaran


strategis
• Strategi hanya bermanfaat bila dapat diimplementasikan secara
efektif
Kaplan & Norton

2/25
Focus Strategy
Like this ?

Or…… ?
PROSES RUMUSAN VISI DAN MISI

Rumusan visi dan misi yang sesuai tujuan perusahaan dibutuhkan sebelum
berbagai alternative strategi dapat dirumuskan dan diimplementasikan.
Dalam penyusunan visi dan misi sebaiknya dilibatkan seluruh para manajer
dalam proses pengembangan visi dan misi perusahaan, hal ini dimaksudkan
agar adanya keterlibatan para karyawan akan semakin meningkatkan
komitmen pada perusahaan.

Visi Menurut Pendapat Para Ahli :

Wibisono (2006, p. 43),


“visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian
sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau
dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi
atau perusahaan”
Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122),
“Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam
produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi
dan cita-cita masa depan.

Hamel dan Prahalad (1990) menggunakan istilah keinginan stratejik


(strategic intent) untuk visi :
Bahwa keinginan stratejik (atau visi)merupakan suatu “impian” yang
menyemangati organisasi untuk meraih masa depan yang mustahil”.
Hendaknya keinginan stratejik hendaklah menciptakan (secara sengaja)
ketidakcocokan atau senjang (misfit) antara sumber daya yang tersedia
dengan aspirasi (keinginan) yang tertuang dalam rumusan keinginan stratejik
agar merangsang motivasi manajer dan anggota organisasi lainnya untuk
mencari cara-cara kreatif dalam rangka menutup kesenjangan tersebut.
Hitt dkk (1995) mendefinisikan keinginan stratejik :
1. sebagai dorongan untuk memanfaatkan sumber daya internal, kapabilitas,
dan kompetensi inti perusahaan guna mencapai tujuan-tujuan yang
kelihatannya tidak mungkin tercapai dalam situasi lingkungan yang
kompetitif. Agar keinginan stratejik (visi) dapat terwujud, maka dalam
rumusan keinginan strtegik harus terkandung empat hal, yaitu :
2. Sense of direction (arah yang jelas);
3. Sense of discovery (semangat penemuan/pembaruan)’
4. Sense of destiny (tekad yang kuat); dan
5. Sense of urgency (bertindka sekarang juga)

Pada dasarnya rumusan visi mengandung paling tidak tiga komponen sebagai
berikut :
6. Tujuan dasar yang ingin dicapai;
7. Apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut
(mencakup misalnya teknologi yang digunakan, produk/jasa yang
disediakan, dan cara melakukannya);
8. Ruang lingkup operasi (bidang usaha serta wilayah geografis)
Misi Menurut Pendapat Para Ahli :

Prasetyo dan Benedicta (2004:8),


“Di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang
dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan
kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan
tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut
dilakukan”.
 
Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu
organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi
kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta,
2004:8).

Drucker (2000:87),
“Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi.
Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas
dan maksud aktivitas bisnis perusahaan”.
Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) :
“Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan
eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan
kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa”.

Rumusan misi merupakan pernyataan sikap dan wawasan ke depan. Pada


umumnya rumusan misi memiliki cakupan yang luas, didasarkan dua alasan
penting :
1. Rumusan misi yang baik memungkinkan permunculan dan
pertimbangkan serangkaian sasaran dan stratejik alternative yang patut
dilakukan tanpa memasung kreativitas manajemen.
2. Rumusan misi perlu cukup luas untuk secara efektif merekonsiliasi
perbedaan kepentingan di antara pemangku kepentingan organisasi yang
bermacam-macam.
Visi dan Misi Perusahaan
Syarat Visi :
Visi haruslah memiliki pandangan yang berorientasi terhadap masa yang akan
datang atau masa depan yang merupakan bentuk dari ekspresi dan kreativitas. Visi
dibuat tidak berdasarkan kondisi yang ada sekarang dan disusun didasarkan pada
nilai dan prinsip penghargaan pada masyarakat.

Syarat Misi :
Misi seharusnya berisi beberapa pernyataan yang sifatnya lebih detail dan
terperinci. Misi tersebut bersifat khusus dan dapat dilakukan perubahan yang
menyesuaikan dengan kondisi serta situasi tapi tetap berpegangan pada visi yang
telah ditetapkan.

untuk menjamin jika misi yang sudah dicanangkan merupakan sebuah misi yang
baik, misi tersebut harus:
1. Cukup luas untuk dapat diaplikasikan selama beberapa tahun sejak saat
ditetapkan;
2. Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah;
3. Fokus pada kompetensi atau kinerja yang dimiliki industry;
4. Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermanfaat;
Kriteria Perumusan Visi yang bagus :
1. Imaginable (dapat dibayangkan);
2. Desirable (menarik);
3. Feasible (realistis dan dapat dicapai);
4. Focused (jelas);
5. Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan);
6. Communicable (mudah dipahami);

Diyakini bahwa Keenam kriteria di atas dapat dijadikan dasar untuk


menentukan visi dan memberikan arah bagi keberhasilan sebuah organisasi
atau perusahaan di masa depan, yang pada akhirnya suaut visi Visi bagi
organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai: (a) Penyatuan tujuan,
arah dan sasaran perusahaan; (b) Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi
sumber daya serta pengendaliannya; (c) Pembentuk dan pembangun budaya
perusahaan (corporate culture)
Bagaimanakan Tahapan perumusan Visi dan Misi organisasi

1. Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata


yang menggambarkan organisasi;
2. Menyusunan prioritas dan konsentrasi pada kata-kata yang paling
penting;
3. Mengurai dan mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi
kalimat atau paragraf yang menggambarkan visi dan misi perusahaan;
4. Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang
kelelahan untuk adu argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit
mereka;
Hubungan Antara Perumusan Visi dan Strategi Perusahaan
 
Setelah visi dirumuskan maka seluruh strategi perusahaan harus mengacu
pada visi tersebut dan tidak boleh dibalik, strategi dulu yang disusun duluan
baru visi belakangan. Sebab hal ini di khawatirkan strategi tidak akan efektif
karena komitmen dan arah tujuan seluruh orang dalam perusahaan berbeda
dan terkotak-kotak dalam functional structure.
 
Sebagaimana menurut Davidson (1995:76) menambahkan ada 7 elemen
kunci yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi visi
(effective communication of vision) antara lain :

1. Sederhana/Simpel (Simplicity), visi sebaiknya dituliskan secara sederhana


sehingga mudah dikomunikasikan kepada semua orang baik secara
internal maupun eksternal perusahaan;

2.  Metapora, analogi dan contoh (Metaphor, analogy and example, visi


dapat secara sederhana dituliskan melalui kata-kata yang bersifat kiasan,
analogi dan contoh agar visi dapat lebih mudah dikomunikasikan;
3. Forum Bertingkat (Multiple forum), mengkomunikasikan visi dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain dapat melalui rapat besar, memo, surat kabar,
poster dan pembicaraan informal lainnya;

4. Repetisi/Pengulangan (Repetition), visi akan dapat meresap dan dipahami


secara mendalam biasanya setelah para pegawai mendengar visi tersebut
berkali-kali;

5. Keteladanan Kepemimpinan (Leadership by example), mengkomunikasikan visi


akan lebih efektif jika dilakukan dengan adanya kesamaan antara perkataan
dan perilaku atasan;
 
6. Penjelasan Terhadap Inkonsistensi (planation of seeming inconsistencies), jika
ternyata terdapat inkonsistensi seperti pada butir 5, maka manajemen harus
segera memberikan penjelasan kepada seluruh pegawai secara sederhana dan
jujur untuk menghindari berkurangnya kepercayaan pegawai pada
manajemen; 

7. Memberi dan menerima (give and take), mengkomunikasikan visi akan lebih
efektif apabila penyampaiannya dilakukan dua arah;
Dalam membuat rumusan Visi dan Misi organisasi seharusnya dibuat suatu
Komite dari berbagai fungsi-fungsi yang ada diperusahaan, sehingga ada
keterlibatan semua fungsi-fungsi yang ada diperusahaan secara cross
function, yang dapt dijelaskan sebagai berikut :

1. Adanya komitmen yang tinggi daripada Pimpinan Puncak atas perumusan


Vis dan Misi perusahaan, jika hal ini tidak ada maka perumusahan visi
dan misi hanya wacana saja dna sukar diimplementasikan;
2. Komite yang terdiri dari manajer-manajer puncak
3. Komite yang terdiri dari manajer-manajer lini
4. Komiter yang terdiri dari manajer-manajer operasional
5. Untuk memberikan saran masukan terhadap komiter maka diperlukan
konsultan dari luar perusahaana untuk dapat menguji sejauh mana visi
dan misi yang dirumuskan dapat sesuai dengan tujuan perusahaan.
Dalam mengkomunikasikan visi peran leadership sangat menentukan.
Menurut Davidson (1995:75), peran leadership dalam mengkomunikasikan
visi dapat melalui :

1. Pendidikan (Education) untuk menumbuhkan pemahaman terhadap visi.


2. Keyakinan (Authentication) untuk menumbuhkan keyakinan kepada
semua pihak bahwa “kata sesuai dengan perbuatan”.
3. Motivasi (Motivation) untuk menumbuhkan kemauan dari dalam diri
pegawai – self motivated workforce – untuk berperilaku sesuai dengan
tujuan perusahaan.
Perumusan Visi dan Misi
Berdasarkan Pendekatan Balanced Scorecard Sebagai Cara Untuk
Mengimplementasikan Strategi Perusahaan ke Dalam Empat Perspektif
Balanced Scorecard (Financial, Customer, Process, Learning & Growth)

Return on
(+)
Capital Employed
Financial Account
Receivable Operating
Expenses (-)

(-)

Customer Customer (+)


Satisfaction

Internal
Process (+) Rework

(-)

Employee
Learning &
Suggestion
Growth Employee (+)
Morale
MENTERJEMAHKAN MISI
MENJADI HASIL YANG DIHARAPKAN

Mission
Why We Exist
Core Values
What is Important to Us
Vision
What We Want to Be
Strategy
Our Game Plan
Strategy Map
Translate the Strategy
Balanced Scorecard
Measures and Focus
Strategic Initiatives
What We Need to Do
Personal Objectives
What I Need to Do

Strategic Outcome
Satisfied Delighted Efficient and Effective Motivated & Competent
Shareholders Customers Process Workforce

17/25
4 PROCESSES TO MANAGING STRATEGY

Translating the Vision

• Clarifying the vision


• Gaining consensus

Communicating & Linking Feedback and Learning


•Communicating and BALANCED • Articulating the shared
vision
educating
•Setting goals SCORECARD • Supplying strategic
•Linking rewards to feedback
• Facilitating strategy
performance measures
review and learning

Business Planning
•Setting targets
•Aligning strategic initiatives
•Allocating resources
•Establishing Milestones

18/25
BALANCED SCORECARD TRANSLATES MISSION, VALUES,
VISION AND STRATEGY

Mission and Core values

Our desired future state


Vision

Differentiating activities
Strategy

Objectives
What must we do well in order
to implement our strategy
Financial Internal Learning &
Customer
Processes Growth

How strategic success Measures


is measured and
tracked Financial Customer
Internal Learning &
Processes Growth

19/25
LINKING BALANCED SCORECARD TO STRATEGY

What is My
VISION
Vision of the MISSION
Future? VALUES

If My Vision To My Shareholders To My Customers With My Internal With My Ability to


Succeeds, Process Innovate and Grow
How Will I Financial Customer Internal Innovation &
Differ? Perspective Perspective Perspective Learning

What are
the Critical
Success
Factors?

What Are
ORE C ARD
the Critical
N C ED SC
Measurements?
BAL A

20/25
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT DARI STRATEGI

Vision & Strategy

Financial
To succeed financially,
how should we appear
to our shareholders?

Customer
To achieve our vision,
how should we appear
to our customers?

Internal Process
To satisfy our shareholders &
customers, what business
processes must we excel at?

Learning and Growth


To achieve our vision, how will
we sustain our ability to
change & improve?

21/25
Strategic Theme
Vision / Mission
& Objectives

External SWOT Internal


Analysis (Strategic Choice) Analysis

Strategic Themes :
------------------------------------------------
------------------------------------------------
------------------------------------------------

Financial Customer Business Internal Learning & Growth


Perspective Issues Perspective Issues Perspective Issues Perspective Issues
---------------------------- ---------------------------- ---------------------------- ----------------------------
---------------------------- ---------------------------- ---------------------------- ----------------------------
---------------------------- ---------------------------- ---------------------------- ----------------------------
22/18
Case Study :
PT. Safety Senang Bahagia (1)
• PT. Safety Senang Bahagia adalah perusahaan menyedia jasa peralatan keselamatan
dan kesehatan kerja, khususnya untuk industri minyak dan gas bumi.

• Visi PT. Safety Senang Bahagia


– Visi PT. Safety Senang Bahagia, menunjukan keinginan perusahaan untuk menjadi:
• Perusahaan penyedia jasa peralatan keselamatan dan kesehatan paling utama di Indonesia
• Perusahaan yang dikagumi di pasar nasional

• Misi PT. Safety Senang Bahagia


– Menjadi perusahaan yang dikelola secara profesional dengan penekanan pada keunggulan
manajemen, orientasi pasar dan mengutamakan kepuasan pelanggan
– Meningkatkan keunggulan bisnis yang sesuai harapan pemegang saham dan katyawan
– Mengutamakan keunggulan proses melalui peningkatan kompetensi karyawan
Case Study :
PT. Safety Senang Bahagia (2)
• Company Strategy
to achieve Vision and mission, PT. Safety Senang Bahagia, determine strategy :
1. Improving profitability through managing cost efficiency & increase revenue
growth.
2. Increase market share, service quality, customer acquisition, and Improving
customer satisfaction
3. Achieve operational excellence
4. Drive demand via Customer relationship management
5. Manage dramatic growth through innovation
6. Implement good environment policy
7. increase employee satisfaction
8. Increase employee productivity
9. Finalization of performance management system
Case Study :
PT. Safety Senang Bahagia (3)
No Business Strategy Perspective
1 Improving profitability Financial

2 managing cost efficiency Financial

3 increase revenue growth Financial

4 Increase market share Customer

5 Increase service quality Customer

6 Increase customer acquisition Customer

7 Improving customer satisfaction Customer

8 Achieve operational excellence Business Internal

9 Drive demand via Customer relationship management Business Internal

10 Manage dramatic growth through innovation Business Internal

11 Implement good environment policy Business Internal

12 increase employee satisfaction Learning & Growth

13 Increase employee productivity Learning & Growth

14 Finalization of performance management system Learning & Growth


CASCADING THE BALANCED SCORECARD AT
ERICSSON

Vision

Critical Key
Strategic Strategic
Success Performance
objectives Actions
Factors Indicators
Strategic Level
Business Unit

Critical Key
Operational Operational
Tactical Level Success Performance
Objectives Actions
Unit/Process Factors Indicators

Individual/ Critical Key


Individual/ Team Success Performance Actions
team level Objectives Factors Indicators
1. Division Objective
Company Objective :
Vision, Mission, & XYZ Corporate Scorecard
Objective
Alignment

Operation Scorecard Admin Scorecard

SOC Scorecard IT Scorecard

Individual KPI Individual KPI


Division Objective :
Vision, Mission, &
Individual KPI Individual KPI
Objective
Case Study :PT. Safety Senang Bahagia
- HR Division – (1)

Vision of HR Division :
• Menjadikan SDM PT. Safety Senang Bahagia sebagai SDM
dengan produktivitas dan kepuasan yang terbaik.

Mission of HR Division :
• Memberikan pelayanan SDM yang mengacu pada best practice
dunia untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas PT. Safety
Senang Bahagia.
Aligning The Organization
OPERATIONAL/
VALUE LEVEL BUSINESS LEVEL PROJECT LEVEL
PROCESS LEVEL

Improvement
Strategic Annual goals Project
goals

Vision

Review every Review


3-5 years every year
Contoh: KPI Setting
VISION/ Strategy Annual Goal Measure Target
MISSION/ (Long Term) (KPI)
VALUES Return on Equity = ROE 20%
Increase
Financial Shareholder Value
We bring Combined Ratio (%) 30%
peace of
mind to millions Market Share Growth Index 30%

Customer Satisfaction Index

New Product Introduction


AAB
MISSION New Contract (Policyholder)
Customer Increase
Perspective Customer
Satisfaction
On-time Payment
Process To Achieve
AAB Competitive Process Lead Time
Perspective
VALUES Advantage
Waste and Rework (%)

Increase Staff Employee-training hours


Learning and
Learning &
Growth Knowledge AAB Way Team Effectiveness
Growth
Employee Productivity
Balanced scorecard
Financial
Bagaimana kondisi
perusahaan di depan
pemegang saham?

Customer Learning & Growth


Visi, Misi dan Apakah perusahaan
Bagaimana pandangan Strategi dapat melakukan
para pelanggan
perbaikan dan
terhadap perusahaan?
menciptakan nilai
secara
berkesinambungan?
Internal Process

Proses apa yang harus


ditingkatkan/diperbaiki
perusahaan?
HAMBATAN DALAM MELAKSANAKAN
STRATEGI
Hambatan Visi
Strategi tidak dipahami oleh
mereka yang harus
mengimplementasikannya dan
tidak dijabarkan menjadi sasaran

Hambatan Manajemen Hambatan Operasional

Sistem Manajemen didesain untuk Proses utama tidak didesain untuk


mengendalikan kegiatan mencapai strategi
operasional dan dikaitkan dengan
anggaran, tetapi tidak dikaitkan
dengan strategi

Hambatan People
Sasaran pribadi dan
pengembangan kompetensi tidak
terkait dengan implementasi
strategi
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA 2020.1

MANAJEMEN STRATEGIK (EKMA 5309)


ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL ORGANISASI
Tugas Kelompok Modul 2, 3 dan 4
1. Asep Hendra 530027584
2. Melinda Togi Erika 520027427
3. Marya Fajriah ………………..
4. Onny Pakpahan …………………
5. Rudi Fahrudi 530027466

Nama Dosen : Liswandi, M.M., Ph.D


Analisis Lingkungan Eksternal Organisasi

Lingkungan eksternal organisasi adalah faktor-faktor yang sampai batas yang cukup
jauh berada di luar kendali organisasi namun keberadaan mereka mempengaruhi
pilihan arah dan tindakan organisasi tersebut.

David (2013) menjelaskan bahwa perusahaan perlu secara kolektif mengidentifikasi


peluang-peluang dan ancamanancaman terpenting yang dapat mempengaruhi
keberhasilan perusahaan/organisasi yang dinamakannya faktor-faktor eksternal
kunci (key external factors).

Freund (dalam David, 2013) menegaskan bahwa faktor-faktor eksternal kunci ini
hendaknya (1) penting untuk mencapai sasaran jangka panjang dan tahunan, (2)
dapat diukur, (3) berlaku untuk semua peserta persaingan, dan (4) bersifat hierarkis,
artinya sebagian mungkin berpengaruh terhadap perusahaan/organisasi secara
keseluruhan dan sebagian lagi berlaku lebih sempit hanya pada suatu bidang
fungsional atau divisi tertentu.
Lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi tiga subkategori yang saling berkaitan,
yaitu lingkungan jauh (remote environment), lingkungan industri (industry
environment), dan lingkungan operasional (operational environment). Lingkungan
jauh sering kali juga dinamakan lingkungan makro (macro enivronment) atau
lingkungan umum (general environment) karena lingkungan ini mengandung
komponen-komponen yang pengaruhnya bersifat luas dan berdampak tidak
hanya bagi satu perusahaan/organisasi, tetapi juga bagi keseluruhan industri.

Lingkungan jauh (makro) suatu organisasi terdiri atas faktor-faktor atau


komponen yang berasal dari luar organisasi, dan biasanya tidak berhubungan
langsung dengan situasi operasional organisasi yang bersangkutan. Pearce dan
Robinson (1997) membagi lingkungan jauh ke dalam lima kelompok, yaitu (1)
lingkungan politik (termasuk hukum/peraturan, dan kepemerintahan), (2)
lingkungan ekonomi, (3) lingkungan sosial/budaya, (4) lingkungan teknologi, dan
(5) lingkungan ekologi/alam. Untuk memudahkan mengingat, komponen-
komponen lingkungan jauh ini dapat kita singkat dengan PESTA (Politik, Ekonomi,
Sosial/Budaya, Teknologi, dan Alam/Ekologi).
Faktor-Faktor ini Merupakan Sumber Ancaman dan Peluang
yang Dihadapi Suatu Organisasi.

Sumber: Pearce and Robinson, 1997.


FAKTOR POLITIK, PERATURAN, DAN KEPEMERINTAHAN
Arah dan stabilitas faktor politik merupakan pertimbangan penting bagi manajer untuk
merumuskan strategi organisasi. Undang-undang tentang persaingan usaha,
perpajakan, ketentuan upah minimum, dan banyak lagi yang lain cenderung akan
membatasi ruang gerak organisasi. Tetapi ada pula kebijakan atau peraturan
pemerintah yang justru membantu organisasi, misalnya ketentuan tentang subsidi,
bantuan untuk usaha kecil dan menengah, dan sebagainya.

Variabel Faktor Politik, Kepemerintahan, dan Peraturan yang Perlu Diamati


FAKTOR POLITIK (PERATURAN)
1. Regulasi Atau Deregulasi (Ekspor-Impor, Tarif, Hukum, Pajak, Perbankan)
2. Kebijakan Perpajakan
3. Kebijakan Subsidi
4. Anggaran Pemerintah
5. Kebijakan moneter
6. Hubungan bilateral dan multilateral
7. Perlindungan lingkungan
8. Situasi politik dalam dan luar negeri
9. Pemilu/
FAKTOR EKONOMI
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu organisasi
beroperasi. Pola konsumsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif
berbagai segmen pasar, karenanya organisasi dalam perencanaan strategiknya harus
mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen-segmen yang dilayaninya.
Organisasi, misalnya, perlu mempertimbangkan tingkat pendapatan masyarakat serta pola
belanja mereka. Organisasi juga perlu mempertimbangkan suku bunga, tingkat inflasi, dan
pertumbuhan PDB. Perlu juga disadari bahwa dengan semakin terasanya dampak globalisasi,
faktor ekonomi, dan juga faktor-faktor lingkungan lainnya, yang harus dipertimbangkan
bukanlah hanya yang bersifat domestik melainkan juga global.
 
1. Variabel-variabel Ekonomi yang Perlu Diamati
2. FAKTOR EKONOMI
3. Pendapatan masyarakat yang dibelanjakan
4. Ketersediaan kredit perbankan
5. Suku bunga
6. Inflasi
7. Angka pengangguran
8. Defisit anggaran pemerintah
9. Pendapatan domestik bruto
10. Neraca perdagangan
11. Perubahan permintaan
FAKTOR SOSIAL/BUDAYA DAN DEMOGRAFI

Faktor sosial/budaya yang mempengaruhi suatu organisasi adalah


kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan
eksternal organisasi, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi,
demografi, agama, pendidikan, dan etnik. Jika sikap sosial berubah, berubah
pulalah pandangan dan permintaan masyarakat akan berbagai produk
organisasi. Kekuatan faktor sosial, seperti halnya faktor-faktor lingkungan jauh
lainnya, bersifat dinamis, selalu berubah akibat perilaku orang untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka melalui pengendalian dan
penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan. Organisasi apapun, baik
organisasi sosial maupun bisnis, besar maupun kecil, menghadapi peluang
dan ancaman yang dimunculkan oleh perubahan-perubahan sosial, budaya,
dan demografi.
FAKTOR SOSIAL/BUDAYA DAN DEMOGRAFI

Variabel Faktor Sosial, Budaya, dan Demografi yang Perlu Diamati


FAKTOR SOSIAL
1. Ukuran keluarga
2. Tingkat harapan hidup
3. Pendapatan per kapita
4. Lokasi perumahan, industri, perdagangan
5. Gaya hidup
6. Keluarga berencana
7. Tingkat pendidikan
8. Sikap
9. Kebiasaan berbelanja
10. Budaya, adat-kebiasaan
11. Pandangan tentang keluarga dan keluarga inti
12. Siklus hidup keluarga
FAKTOR TEKNOLOGI
Faktor keempat dalam lingkungan jauh adalah perubahan teknologi.bUntuk
menghindari keusangan dan mendorong inovasi, organisasi harusvselalu
memperhatikan perkembangan teknologi yang berpengaruh dalam kegiatannya.
Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk
atau proses baru, penyempurnaan produk atau proses yang sudah ada, dan
sebagainya (Pearce dan Robinson, 1997). Berkembangnya teknologi informasi telah
memungkinkan berbagai organisasi meningkatkan layanan kepada pelanggannya.
Teknologi informasi juga memungkinkan organisasi publik meningkatkan kinerjanya.
Coba Anda pikirkan bagaimana, misalnya, layanan pembuatan kartu penduduk atau
kartu kredit dan sejenisnya dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi.

Variabel Teknologi yang Layak Diperhatikan


Variabel Teknologi
1. Rekayasa genetika
2. Berkembangnya teknologi Internet
3. Computer-aided design/computer-aided manufacturing systems (CAD/CAM)
4. Teknologi Nano
5. Miniaturisasi teknologi komputasi
6. Komunikasi nirkabel.
FAKTOR EKOLOGI/ALAM

Istilah ekologi mengacu pada hubungan antara manusia dan makhluk hidup
lainnya dengan udara, tanah, dan air yang mendukung kehidupan mereka.
Ancaman terhadap ekologi pendukung kehidupan yang utamanya disebabkan
oleh kegiatan manusia dalam masyarakat industrial biasanya dinamakan
polusi.
Terima Kasih
Badai Pasti Berlalu – Covid Cepatlah Berlalu

Anda mungkin juga menyukai