Anda di halaman 1dari 23

TRICHURIS TRICHIURA

( Cacing Cambuk )

OLEH :
DELLYZA AMANDA P
1711E1017
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia

Filum: Nematoda

Kelas: Adenophorea

Ordo: Trichocephalida

Famili: Trichuridae

Genus: Trichuris

Spesies: T. trichiura

Nama binomial
Trichuris trichiura
Trichuris trichiura adalah nematoda usus atau cacing
usus yang ditularkan melalui tanah ( soil transmitted
helminth ) yang dapat meyebabkan penyakit trichuriasis.
Cacing ini disebut juga Trichocephalus dispar, Whip
worm, Trichocephalus hominis, dan cacing cambuk.
Dinamakan cacing cambuk karena bentuknya mirip
seperti cambuk, di mana bagian kepalanya bertekstur
halus dan bagian ekornya menebal.
Cacing ini bersifat kosmopolit terutama ditemukan di
daerah panas dan lembab. Pada saat ini infeksi sering
dijumpai pada anak usia sekolah. Umur yang paling rentan
untuk mendapat infeksi cacing adalah 5-15 tahun.

Cacing ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada


manusia bila menginfeksi dalam jumlah yang banyak.
Apabila jumlahnya sedikit, pasien biasanya tidak akan
terpengaruh dengan adanya cacing ini.
Penyakit yang disebabkan cacing ini dinamakan
trichuriasis atau trichocephaliasis. Cacing ini hidup
di tubuh manusia, tepatnya di dalam usus besar.
Penyakit ini terutama terjadi di daerah subtropis dan
tropis , dimana kebersihan lingkungannya buruk serta
iklim yang hangat dan lembab memungkinkan telur
dari parasit ini mengeram di dalam tanah.
Epidemiologi pada cacing Trichuris trichiura dipengaruhi oleh 3 faktor
yaitu :

1.Faktor iklim
Suhu permukaan tanah yang optimal untuk perkembangan Trichuris
trichiura yaitu berkisar antara 15-37°C. Telur ini juga dapat bertahan di
tanah yang lembab selama bertahun-tahun.

2.Faktor tanah
Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan telur trichuris trichiura adalah
tanah liat.

3.Faktor manusia
Masih kurangnya perhatian tentang kebersihan lingkungan dan
perorangan mempertinggi prevalensi infeksi cacing trichuris trichiura.
Infeksi terjadi setelah tertelan telur infektif dari kontaminasi tangan,
makanan (sayuran atau buah yang dipupuk dengan tinja manusia) atau
minuman tanpa dicuci terlebih dahulu, tidak memakai sepatu, kuku
tangan yang panjang dan tidak dipotong dan transmisi secara tidak
langsung melalui lalat atau serangga lain.
MORFOLOGI TRICHURIS
TRICHIURA
Ciri-ciri pada telur Trichuris Trichiura :
• berbentuk lonjong seperti tong ( barrel
shape )
• ukuran : panjang ± 50 μm dan lebar ± 23 μm
•dinding 2 lapis : lapisan luar berwarna
kekuningan dan lapisan dalam transparan
• pada kedua ujung telur terdapat tonjolan
yang disebut mucoid plug / polar plug / clear
knop ( sumbat yang jernih )
•telur berisi embrio
Ciri-ciri pada cacing dewasa :
• cacing dewasa berbentuk seperti
cambuk dimana 3/5 dari panjang
tubuhnya (sebelah anterior) tipis
seperti benang sedangkan 2/5 bagian
(sebelah posterior) terlihat lebih tebal
•cacing jantan panjangnya 3-4 cm
•cacing betina panjangnya 4-5 cm
• ujung posterior cacing jantan
melingkar / melengkung ke arah
ventral dengan sebuah spicula di
ujungnya
• ujung posterior cacing betina lurus
dan tumpul membulat. Vulva terdapat
di bagian tubuh yang mulai
membesar, sedangkan anusnya
terletak di bagian posterior tubuh.
•Cacing dewasa berwarna merah
muda, melekat pada dinding sekum
SIKLUS HIDUP TRICHURIS
TRICHIURA

Manusia merupakan hospes definitif utama pada cacing


cambuk, walaupun kadang-kadang terdapat juga pada hewan
seperti babi dan kera. Manusia akan terinfeksi cacing ini
karena menelan telur matang yang berasal dari tanah yang
terkontaminasi. Telur-telur yang tertelan akan menetas di
usus halus dan akhirnya akan melekat pada mukosa usus
besar.
DIAGNOSIS TRICHURIS
TRICHIURA

Diagnosa ditegakkan dengan ditemukannya telur atau cacing


dewasa di feses. Metode yang direkomendasikan hingga saat
ini adalah dengan sampel feses teknik hapusan tebal
kuantitatif Kato-Katz. Metode ini dapat mengukur jumlah telur
per gram feses.

Intensitas infeksi pada tiap individu dinilai dengan metode


Kato-katz melalui perhitungan jumlah telur per gram feses
(eggs per gram/epg) yaitu dengan mengalikan jumlah telur
pada slide hapusan dengan faktor multiplikasi. Faktor ini
bervariasi tergantung dari luas hapusan yang digunakan.
METODE KATO-KATZ

Pemeriksaan metode kato katz adalah suatu pemeriksaan


sediaan tinja ditutup dan diratakan di bawah ”cellophane tape”
yang telah direndam dalam larutan malactite green.

Prinsip :
Metode ini dapat digunakan untuk pemeriksaan telur cacing
secara langsung dengan tahap kuantitatif, sehingga dapat
mengetahui jumlah telur cacing soil transmitted helminths yang
ada di dalam tubuh penderita kemudian diklasifikasikan
intensitas telurnya.
Prosedur kerja :

1.Pembuatan larutan kato


Larutan kato adalah cairan yang digunakan untuk merendam selofan atau
untuk memulas cellophane tape dalam pemeriksaan tinja. Untuk membuat
larutan Kato diperlukan campuran dengan perbandingan : aquadest 100 ml +
gliserin 100 ml + 1 ml malachite-green 3%

2.Cara merendam selofan

a. Buatlah bingkai kayu segi empat sesuai dengan ukuran baskom kecil.
contoh misal bingkai untuk foto

b. Lilitkan selofan pada bingkai tersebut

c. Rendam selama 18 jam dalam larutan Kato

d. Pada saat akan dipakai, guntinglah selofan yang sudah direndam


sepanjang 3 cm
PATOGENESIS

Cacing dewasa lebih banyak ditemukan di caecum


( sekum ) tetapi dapat juga berkoloni di dalam usus
besar. Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam
mukosa usus, hingga terjadi trauma yang menimbulkan
iritasi dan peradangan mukosa usus. Di tempat
perlekatannya dapat terjadi perdarahan sehingga dapat
menyebabkan inflamasi, infiltrasi dan kehilangan darah
(anemia).
Pada infeksi yang parah dapat menyebabkan
rectal prolapse ( kondisi saat
dinding rektum mengalami prolaps hingga
menonjol keluar dari anus dan terlihat di luar
tubuh ) dan defisiensi zat besi.

Rectal prolapse ini terjadi karena :


•cacing mengeluarkan racun yang bersifat
melemaskan otot rectum
•cacing yang merupakan benda asing pada
rectum sehingga menyebabkan otot-otot
rectum berusaha mengeluarkan cacing dengan
cara meningkatkan gerakan peristaltik
Pada infeksi berat dapat terjadi gejala :
• sakit perut
•diare yang kadang-kadang disertai bercak
darah
•demam ringan
•sakit kepala
•berat badan menurun
Trichuris trichiura diangkat dengan forsep biopsi dingin dari
dinding sekum
Pencegahan :
Pencegahan dilakukan dengan memperbaiki cara dan sarana
pembuangan feses, mencegah kontaminasi tangan dan juga
makanan dengan tanah yaitu dengan cara cuci bersih tangan
sebelum makan dan sesudah makan, mencuci sayur-sayuran dan
buah-buahan yang ingin dimakan, menghindari pemakaian feses
sebagai pupuk.

Pengobatan :
Obat rekomendasi WHO untuk pengobatan Trichuris trichiura
adalah golongan benzimidazole:
• Mebendazole 100 mg, dua kali sehari selama 3 hari atau dosis
tunggal 500 mg.
• Albendazole 400 mg dosis tunggal untuk anak di atas usia 2
tahun.

Anda mungkin juga menyukai