Anda di halaman 1dari 16

TAX PLANNING PPH BADAN

7D-APJ

DAMAYANTI SIAHAAN 12160248


DESMITA SIREGAR 12160202
ROLINA OCTAVIA SIAHAAN 12160208
SUCI WULAN SAWITRI 12160058
Pendahuluan

Pajak penghasilan adalah pajak yang


dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan dan dikenakan atas
penghasilan kena pajak perusahaan.

Menetapkan penghasilan bruto


yang menjadi objek pajak.
Penghasilan Bruto – biaya
Deductible = laba kena pajak
Perbedaan pajak versi
PSAK dengan versi fiskal
• Penghasilan atau pendapatan ada yang merupakan objek pajak dan ada yang
bukan
• Penghasilan yang merupakan objek pajak ada yang dikenakan PPh bersifat
tidak final ada juga yang final
• Biaya atau pengeluaran ada yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
(deductible expenses) ada yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto (non-deductible expenses)

• Perbedaan metode pembukuan atau pencatatan antara


akuntansi dan fiskal seperti penyusutan, amortisasi,
penilaian persediaan dan pencadangan.
• Pemilihan pembukuan atau pencatatan terkait apakah wajib
pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas
• Penyelenggaraan pembukuan diselenggarakan dengan
prinsip taat asas dengan pilihan penggunaan stesel akrual
atau stelsel kas
Laba
VS Laba Fiskal
Komersial
 Penyusunan laporan keuangan fiskal
 Laporan keuangan komersial yang
didasarkan pada penerapan
berupa neraca dan laba rugi disusun
mekanisme atau prinsip taxable dan
berdasarkan prinsip akuntansi yang
deductible
berlaku di Indonesia yaitu Standar
 Prinsip perencanaan pajak : Prinsip
Akuntansi Keuangan (SAK).
taxable (dapat dipajaki) dan
 Dari laporan keuangan komersial
deductible (dapat dikurangi)
tersebut dapat dihitung laba komersial
 Taxable
atau penghasilan secara akuntansi.
Non taxable
 Laporan keuangan komersial dapat
 Non deductible Deductible
diubah menjadi laporan keuangan
 Implementasi dari taxability
fiskal dengan melakukan koreksi
deductibility berarti bahwa biaya-
seperlunya atau rekonsiliasi.
biaya baru dapat dikurangkan dari
 Laporan yang disusun khusus untuk
penghasilan bruto pihak pembayar
kepentingan perpajakan dengan
apabila pihak penerima uang
mengindahkan semua peraturan
tersebut melaporkannya sebagai
perpajakan disebut dengan laporan
penghasilan dan penghasilan
keuangan fiskal.
tersebut dikenai pajak
Penghasilan yang menjadi
objek (Taxable Income)

Penghasilan yang menjadi objek pajak adalah


setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh wajib pajak,baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau menambah kekayaan dengan nama dan
dalam bentuk apapun termasuk :
a) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan
pekerjaan termasuk gaji
b) Hadiah dari undian
c) Laba usaha
d) Karena penjualan harta atau pengalihan harta
e) Penerimaan kembali pembayaran pajak
f) Bunga
g) Dividen
h) Royalti
i) Sewa dan penghasilan sehubungan penggunaan harta
Penghasilan yang pajaknya
dikenakan PPh bersifat
final
 Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan
lain
 Berupa hadiah undian
 Penghasilan dari transaksi saham
 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta
berupa tanah atau bangunan

Penghasilan yang bukan objek pajak (Non


Taxable Income)
 Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia
 Harta hibah
 Warisan
 Harta termasuk setoran tunai sebagai penyertaan modal
 Penggantian sehubungan pekerjaan dalam bentuk natura dari wajib
pajak atau pemerintah
 Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
 Dividen yang diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam
negri
 Iuran yang diterima dana pensiun
Biaya-biaya yang boleh Biaya yang tidak boleh
dikurangkan (Deductible a) Pembagian
dikurangkan (Nonlaba seperti
Deductible
Expenses) dividenExpenses)
b) Biaya yang dibebankan
a) Biaya yang secara langsung untuk kepentingan
atau tidak berkaitan dengan pribadi pemegang saham
kegiatan usaha c) Pembentukan dana
b) Penyusutan atas cadangan
pengeluaran untuk harta d) Premi asuransi
berwujud e) Imbalan sehubungan
c) Iuran kepada dana pensiun pekerjaan dalam bentuk
d) Kerugian karena penjualan natura
e) Keruian selisih kurs mata f) Jumlah yang melebihi
uang asing kewajaran yang
f) Penelitian dan dibayarkan kepada
pengembangan perusahaan pemegang saham
g) Biaya beasiswa,magang dan g) Harta yang
pelatihan dihibahkan,bantuan atau
h) Piutang yang nyata-nyata sumbangan
tidak dapat ditagih h) Biaya yang dibebankan
i) Sumbangan untuk kepentingan
penanggulangan bencana pribadi
j) Sumbangan penelitian dan i) Gaji anggota
pengembangan persekutuan,firma
Tax Planning dalam Rangka
Mengefisiensikan PPh Badan

1. Memilih sistem pembukuan


yang tepat

a) Metode Perhitungan Penghasilan dan Biaya


(stelsel akrual vs stelsel kas)
Menurut stelsel akrual, penghasilan diakui
pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu
terutang. b) Analisis Perbandingan
Menurut stelsel kas, penghasilan baru Pembukuan dengan Pencatatan
dianggap sebagai penghasilan apabila telah benar-
Pencatatan itu terdiri atas data yang
benar diterima secara tunai dalam suatu periode
dikumpulkan secara tertentu tentang
tertentu, serta biaya baru bisa dianggap sebagai
peredaran atau penerimaan bruto dan
biaya apabila benar-benar telah dibayar secara
atau penghasilan bruto yang digunakan
tunai dalam suatu periode tertentu.
sebagai dasar untuk menghitung jumlah
pajak yang terutang, termasuk
penghasilan yang bukan objek pajak dan
atau yang dikenai pajak yang bersifat
final.
2. Pemilihan metode penyusutan
aktiva tetap dan amortisasi atas
aktiva tidak berwujud

Sesuai Pasal 11 Undang-undang No. 7 Tahun 1983 yang diubah terakhir kali
dengan Undang-Undang No 36 2008 mengenai Pajak Penghasilan, dimana metode
penyusutan yang diperbolehkan berdasarkan ketentuan ini, dilakukan dengan:
1. Metode garis lurus atau straight-line method
menghasilkan pembebanan yang tetap selama masa umur manfaat aset jika
nilai residunya tidak berubah

2. Metode saldo menurun ganda atau declining balance


method:
pembebanan yang menurun selama masa umur
manfaat dengan cara menerapkan tarif penyusutan
atas nilai sisa buku.
3. Memilih Metode Penilaian
Persediaan
 Penilaian persediaan barang hanya boleh
menggunakan harga perolehan

 Penilaian pemakaian persediaan untuk perhitungan


harga pokok hanya boleh dilakukan dengan cara rata-
rata atau dengan cara mendahulukan persediaan
yang didapat pertama (FIFO).

4. Pemilihan Pemberian
Kesejahteraan Kepada Karyawan
Dalam Bentuk Natura atau Cash
Berikut keadaan dimana perusahaan tidak cocok
memberikan natura atau kenikmatan:
1. Pada perusahaan yang sedang keadaan rugi.
2. Pada perusahaan yang dikenakan PPh badan secara
final.
(contoh: memberikan makanan dan minuman bagi
seluruh pegawai dan penyediaan bus antar jemput
pegawai)
Terdapat banyak cara untuk megoptimalkan
kesejahteraan karyawan, dengan memanfaatkan
1. PPh Pasal 21 peluang efisiensi beban pajak yang berkaitan
Karyawan dengan pengeluaran biaya berikut ini:

Pilihan terhadap metode PPh Pasal 21 karyawan dapat berupa:


- Bila beban PPh Pasal 21 sepenuhnya menjadi tanggungan
karyawan (dalam hal ini perusahaan hanya menjadi perantara
pemotong PPh Pasal 21. Dalam laporan laba rugi perusahaan
tidak akan terlihat biaya PPh Pasal 21)
- Bila karyawan diberi tunjangan PPh Pasal 21, tunjangan ini
tercantum dalam slip gaji pegawai dan SPT PPh Pasal 21
karyawan (form 1720)
- Bila PPh Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan, bukan sebagai
tunjangan PPh Pasal 21, dan karena itu merupakan kenikmatan
dan tidak boleh dibebankan sebagai biaya.
2.Pengobatan/keseha
tan karyawan
1. Reimbursement kwitansi biaya medical dari dokter/ klinik/ rumah
sakit.
2. Karyawan diberi tunjangan pengobatan atau kesehatan (medical
allowance) setiap bulan, sakit maupun tidak sakit.
3. Karyawan berobat di rumah sakit/ klinik/ dokter langganan dan
pengambilan obat dari apotik langganan.
4. Perusahaan mendirikan rumah sakit/klinik berikut dokter.

3. Pembayaran premi
asuransi untuk pegawai
Pembayaran asuransi oleh pemberi kerja untuk kepentingan
pegawainya boleh dibebankan sebagai biaya perusahaan, tetapi bagi
pegawai yang bersangkutan premi tersebut merupakan penghasilan.

4. Iuran Pensiun dan Iuran


JHT/THT yang dibayar oleh
perusahaan
Disahkan Menteri Keuangan  boleh jadi biaya
Belum disahkan Menteri Keuangan  tidak boleh jadi biaya
5. Perumahan untuk 6. Perjalanan dinas
karyawan karyawan
Biaya dalam rangka menjalankan
Penempatan rumah dinas yang: tugas perusahaan, dapat dijadikan
-Dibeli/dibuat biaya perusahaan dan bukan
-Disewa penghasilan karyawan.
-Memberikan penggantian sewa Pemberian uang saku  tunai 
-Memberikan tunjangan perumahan penghasilan karyawan.

Perlakuan Perpajakannya:
-Bentuk natura tidak dapat jadi biaya 7. Bonus dan Jasa
-Diberikan dalam bentuk uang  dapat Produksi
dijadikan biaya
Beberapa hal yang diperhatikan dalam
pemberian bonus dan gratifikasi, tantieme
dan jasa produksi kepada komisaris, direksi,
atau pegawai sebagai berikut:
Beban pada tahun berjalan  dapat biaya
Laba ditahan  tidak dapat dibiayakan
Tantiem  tidak dibiayakan tetapi
dikenakan PPh 21
8. Transportasi
untuk
Biaya karyawan
eksploitasi kendaraan antar jemput karyawan dan kendaraan
yang dibawa pulang merupakan biaya perusahaan dan bukan
merupakan penghasilan karyawan.
Tunjangan transport untuk keperluan pulang pergi kantor merupakan
penghasilan bagi karyawan dan biaya bagi perusahaan.
Transportasi karyawan dari rumah ke tempat kerja dapat diberikan
dalam bentuk:
Antar jemput dengan mobil perusahaan.
Diberikan kendaraan sedan atau sejenisnya yang dimiliki dan
dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan.
Tunjangan transport boleh dibebankan sebagai biaya dan dikenakan
PPh 21 bagi karyawan.
9. Pakaian seragam
untuk karyawan
Kriteria yang disyaratkan mengenai pemberian natura atau
kenikmatan (termasuk pakaian seragam) adalah :
a) Pemberian natura atau kenikmatan yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto pemberi kerja dan bukan merupakan
penghasilan bagi pegawai yang menerimanya
b) Pemberian natura atau kenikmatan yang merupakan keharusan
dalam melaksanakan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja
atau sifatnya mengharuskan
10. Pemberian natura di
daerah tertentu dan
a. Pengertian daerah
atau terpencil tertentu atau terpencil, yaitu
mempunyai potensi yang layak dikembangkan tetapi
keadaan prasarana ekonomi pada umumnya kurang
memadai.
b. Pemberian natura atau kenikmatan yang boleh dibebankan
sebagai biaya, misalnya penyediaan makanan dan/
minuman bagi seluruh karyawan.
c. Penetapan daerah tertentu diberikan untuk jangka waktu 5
tahun berlaku sejak tahun pajak terbit (dapat diperpanjang
1 kali= 5 tahun).
YO U
AN K
TH

Anda mungkin juga menyukai