Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KONTUR PETA
ALDI ABILLIO ABIDIN (1913034031)
Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah cara untuk menggambarkan bentuk
permukaan bumi dari bidang lengkung ke bidang datar.
Sistem proyeksi inilah yang merupakan kegiatan
memindahkan ruang muka bumi ke bidang datar atau
memindahkan dari bentuk bola (globe) ke bidang datar
(peta).
Pada prinsipnya arti proyeksi adalah usaha mengubah
bentuk bidang lengkung ke bentuk bidang datar, dengan
persyaratan bentuk yang diubah itu harus tetap, luasa
permukaan yang diubah harus tetap dan jarak satu titik ke
titik lain diatas permukaan yang diubah harus tetap/
Macam-Macam Proyeksi
Peta
Berdasarkan Bidang Asal Proyeksi Yang Digunakan
a) Proyeksi kerucut adalah suatu proyeksi yang didapat dari
Proyeksi Kerucut
GARIS KONTUR
Garis kontur atau disebut dengan garis tranches, garis tinggi, atau
garis tinggi horizontal, adalah garis imajiner pada suatu wilayah
atau area di atas peta yang menghubungkan dan memperlihatkan
beberapa titik pada peta yang memiliki ketinggian yang sama.
Garis ini selanjutnya menunjukkan pergerakan atau
perkembangan naik turunnya suatu keadaan tanah.
Misalnya, suatu garis kontur ditunjukkan dengan angka + 25
meter, berarti garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang
memiliki sudut elevasi atau ketinggian yang sama + 25 meter
terhadap sudut elevasi atau ketinggian tertentu. Garis kontur ini
dapat dibuat dengan membuat suatu proyeksi garis tegak
berpotongan pada bidang datar dengan permukaan bumi ke
bidang mendatar pada suatu peta. Garis kontur yang dibuat pada
peta akan terkait langsung dengan skala yang mana garis kontur
ini dibuat sesuai dengan skala peta yang diinginkan.
FUNGSI GARIS KONTUR
Dilihat dari pengertiannya, garis kontur bertujuan untuk memperlihatkan naik
turunnya keadaan permukaan tanah atau topografi wilayah. Secara sederhana,
fungsi adanya garis kontur adalah sebagai:
Penanda ketinggian atau sudut elevasi suatu tempat atau wilayah tertentu;
Penanda ada tidaknya bentuk relief sesuai dengan wujud asli di permukaan
bumi;
Penanda ada tidaknya suatu lereng di suatu tempat atau wilayah tertentu;
Penanda besaran sudut kemiringan suatu lereng pada suatu tempat atau
wilayah tertentu;
Penanda perhitungan untuk luas daerah genangan dan volume suatu
bendungan;
Penentu rute suatu jalan atau saluran yang memiliki sudut kemiringan
tertentu;
Penentu ada tidaknya dua titik di lahan yang tingginya sama dan saling
terlihat; dan
Bahan untuk membuat potongan memanjang (long-section).
Macam-Macam Garis Kontur
Dalam menyajikan peta kontur, ada dua hal atau macam yang berkaitan dengan garis kontur. Garis
kontur ini menyajikan penampakan kontur pada bukit dan aliran sungai. Adapun penjelasan lebih
detail dapat ditunjukkan berikut ini:
Interval kontur
Hal ini menunjukkan perbedaan elevasi atau sudut ketinggian antar dua garis kontur yang
berdekatan. Misalnya, pada penampilan peta di satu halaman, nilai interval kontur dibuat sama
besar antar satu kontur dengan kontur yang lainnya. Dengan kata lain, semakin besar skalanya
maka informasi pada peta akan semakin banyak atau detail, sehingga interval kontur akan semakin
kecil.
Indeks kontur
Hal ini menunjukkan adanya garis kontur dengan kelipatan tertentu. Misalnya, setiap kelipatan 1
meter, 5 meter, 10 meter, dan seterusnya. Dalam menentukan indeks kontur ini maka dapat
digunakan rumus penentuan indeks kontur sebagai berikut: i = (25/panjang 1 km di peta) meter.
Sebagai contoh: Pada peta dengan skala 1:1000, maka indeks kontur yang ditunjukkan dalam peta
adalah 1 km, pada peta dengan skala 1:1000 = (1 km/1000 cm) = (100000 cm/1000 cm)= 100
meter. Maka, i = (25/100) = 0,25 meter. Selain macam-macam garis kontur tersebut di atas,
informasi tentang titik detail tidak harus memiliki sudut elevasi atau ketinggian yang sama, namun
dapat juga dibidik dari lapangan dengan mengikuti pola tertentu. Pola-pola ini meliputi pola kotak-
kotak (spot level), pola profil (grid), dan pola radial-pola yang digunakan untuk pemetaan topografi
pada daerah yang luas dan permukaan tanah yang tidak beraturan atau randomized.
Cara Pengukuran
Dengan merujuk pada macam-macam garis kontur ini, pengukuran titik-titik detail
untuk penarikan garis kontur pada suatu peta dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
Secara langsung: Titik-titik detail yang tidak harus sama tinggi dapat dipilih mengikuti
pola tertentu yaitu pola kotak-kotak, profil, atau radial. Dengan pola tersebut garis
kontur dapat dibuat dengan cara interpolasi dan pengukuruan titik-titik detailnya
dapat dilakukan dengan cara tachymetry pada semua bidang atau area dan dapat
pula menggunakan sipat datar memanjang ataupun sipat datar profil pada daerah
yang relatif datar.
Secara tidak langsung: Titik-titik detail dicari dengan berdasarkan pada ketinggian
yang sama dan ditentukan posisinya dalam peta dan diukur pada ketinggian tertentu.
Cara pengukurannya dapat dilakukan dengan tachymetry atau kombinasi antara sipat
datang memanjang dan pengukuran polygon. Akan tetapi, cara ini lebih sulit
dibandingkan dengan cara tidak langsung. Pengukuran secara langsung ini sangat
diperlukan pada saat pengukuran dan pemasangan tanda batas daerah genangan.
Selain itu, garis-garis kontur pada peta topografi dapat digunakan dalam menghitung
volume, baik volume bagan galian (gunung kapur, bukit, dan lainnya). Sedangkan
luas yang dikelilingi oleh masing-masing garis kontur diukur luasnya dengan
plainmeter dengan interval h.
Berdasarkan penjelasan mengenai garis kontur di atas, maka selanjutnya
diberikan penjelasan mengenai cara membuat garis kontur, yaitu:
Pertama-tama, kita harus melakukan ploting (penentuan lokasi) secara
yang sama. Hal ini dapat dilakukan dengan cara numerik, taksiran (visual),
dan grafis.
Kemudian mencari sudut elevasi atau ketinggian tertentu dengan
Pertama, mengukur jarak titik AC pada peta (misalnya jarak AC = dAC = 5 cm)
Kedua, menghitung perbedaan ketinggian titik C dan titik A (misal HAC = (2,651 – 1,650) m = 1,001 meter)
Ketiga, menghitung perbedaan ketinggian titik P dengan titik A (misal HAP = (2,00 – 1,650) m = 0,350
meter)
Ke-empat, maka dengan rumus perbandingan segitiga dapat dihitung:
Jarak AP = dAP, adalah dAP = hAP/hAC x dAC
= 0,350/1,001 x 5 cm
= 1,748 (letak titik P dari titik A)
Pada proses terakhir, simbol yang dapat kita tuliskan adalah sebagai berikut P+2,751 = titik tinggi (untuk titik
P).
Dari penjelasan mengenai garis kontur tersebut di atas, kita dapat mengetahui suatu bentuk lembah dan
pegunungan dengan melihat garis konturnya. Ada beberapa bentuk lembah dan pegunungan yang dapat
kita ketahui, yaitu:
Jalan menuju puncak umumnya di atas punggung (berupa garis titik-titik) sedangkan di sisinya terdapat
lembah umumnya berisi sungai (berupa garis gelap)
Pada dataran tinggi atau plateau merupakan daerah dataran tinggi yang luas dan terdapat daerah rendah
diantara dua buah ketinggian atau col dan sadle
Daerah yang sama dengan col tetapi daerahnya luas dan ketinggian yang mengapit tidak terlalu tinggi
Pass yaitu celah memanjang yang membelah suatu daerah ketinggian
SEKIAN
TERIMA KASIH