Anda di halaman 1dari 19

PT.

GARUDA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
Nita rizki pratiwi (b17.579)
Lorensia o.d.s (b16.462)
Alan prayoga (c17.412)
Pengadaan Investasi
Contoh :
• Pengadaan pesawat yang sudah tidak layak
• Pembelian apron pesawat

• Dengan potensi yang sangat besar, sektor penerbangan di


Indonesia menjadi daya tarik bagi investasi dan pariwisata
untuk lebih berkembang di masa mendatang. Potensi
tersebut dapat ditandai dengan semakin banyak rute dan
frekuensi penerbangan domestik dan internasional di
Indonesia.
Analisis Kelayakan
Contoh :
• Penerimaan dari (pengeluaran untuk) dana
pemeliharaan pesawat
• Pembayaran uang muka pembelian aset tetap
• Penerimaan dari penjualan aset tetap
• Pembayaran untuk perolehanaset tetap
ANALISIS

• peremajaan pesawat udara kategori transport untuk angkutan


udara penumpang, terutama yang menyangkut  batas
maksimal usia pesawat dan batas maksimal jumlah pendaratan
pesawat (cycle). Dengan hal tersebut maka pesawat yang telah
melewati batas maksimal tidak dapat dioperasikan lagi oleh
maskapai penerbangan, untuk menghindari pesawat yang
sudah tidak laik terbang dan menurun performanya sehingga
akan mengganggu operasional penerbangan 
• Notice of Airport Capacity (NAC) seluruh bandara di Indonesia
(bandara hub, spoke dan feeder) ketersedian apron bandara
sebagai tempat parkir pesawat yang saat ini telah dimiliki
maupun yang akan masuk ke dalam rencana pembelian dan
pengadaan.
• pengadaan pesawat dilihat dari ketersediaan set crew yang
dimiliki oleh maskapai penerbangan. Dengan rencana
pengadaan pesawat baru, maka jumlah crew yang ada berikut
jam kerjanya harus mencukupi dan tidak boleh melebihi batas
maksimal jam kerja. Dari evaluasi tersebut maka akan dihasilkan
keputusan apakah pengadaan pesawat tersebut layak diberikan
atau tidak. Apabila diizinkan maka pengadaan pesawat akan
jalan terus, namun apabila tidak diizinkan maka tetap harus
memanfaatkan jumlah pesawat yang sudah ada saat ini.
Penilaian dengan Metode Tradisional

• Elemen-elemen yang diukur dalam Penilaian


Kinerja ini diantaranya seperti Pengetahuan
pekerjaan, Kualitas dan Kuantitas Output yang
dihasilkan, Inisiatif, Kemampuan
kepemimpinan, pengawasan, tingkat
ketergantungan, kerjasama, fleksibilitas,
Kesehatan dan Perilaku. 
Metode tradisional
1. Metode Rating Scale
Metode Rating Scale atau Metode dengan menggunakan Skala Penilaian adalah metode penilaian yang paling sederhana dan paling umum
digunakan. Metode Rating Scale ini menggunakan skala untuk menilai kinerja karyawannya. Misalnya dari skala “Memuaskan” hingga “Tidak
Memuaskan” ataupun dari skala “Sangat Baik” hingga “Sangat Buruk”. Skala penilaian tersebut biasanya dikonversi ke nilai angka seperti 5 (Sangat
Baik), 4 (Baik), 3 (Cukup), 2 (Buruk) dan 1 (Sangat Buruk). Karakteristik Karyawan yang dinilai biasanya adalah seperti kepemimpinan, ketergantungan,
kualitas kerja, kuantitas kerja, tanggung jawab, inisiatif, stabilitas emosi, loyalitas, kerjasama, pengetahuan dan kemampuan mengerjakan tugas yang
dibebankan.
2. Metode Checklist
Metode Checklist atau Metode Daftar Periksa adalah metode penilaian kinerja yang terdiri dari serangkaian standar kerja yang berbentuk pernyataan
dengan pertanyaan dan  jawaban “ya” atau “tidak” yang telah disiapkan oleh departemen SDM (HR Dept). Jika karyawan yang bersangkutan
memenuhi kinerja yang disebutkan dalam pertanyaan Checklist, maka akan diberikan tanda centang (√) atau tanda kali (x) pada kolom “ya”.
Sebaliknya jika karyawan yang bersangkutan tidak memenuhi kinerja yang dimaksud, maka tanda centang (√) atau tanda kali (x) akan diberikan pada
kolom “tidak”.
3. Metode Critical Incidents
Metode Critical Incidents atau metode insiden kritis adalah metode penilaian yang memusatkan perhatiannya pada perilaku kritis atau insiden kritis
baik perilaku/insiden yang positif maupun perilaku/insiden yang negatif. Dengan metode ini, pengevaluasi atau dalam hal ini adalah seorang Manajer
harus terus menerus mencatat insiden atau perilaku bawahannya baik positif maupun negatif. Namun pada umumnya, perilaku atau insiden yang
dicatat yang dicatat adalah insiden atau perilaku yang sangat ekstrem.
4. Metode Essay
Metode Essay adalah metode penilaian yang paling sederhana diantara berbagai metode penilaian yang ada. Dalam metode Essay (metode esai) ini,
penilai menulis uraian tentang kekuatan, kelemahan, kecerdasan, kehadiran, sikap, efisiensi kerja, perilaku, karakter dan potensi bawahannya.
Format dan Pola Laporannya pun bervariasi dan berbeda-beda diantara para pengevaluasi atau para manajer yang melakukan evaluasi terhadap
bawahannya. Namun karena tidak adanya struktur yang standar, metode esai ini cenderung bervariasi sehingga kualitas penilaian juga tergantung
pada keterampilan pengevaluasi atau penulis. Metode Essay ini juga bersifat deskriptif sehingga metode ini hanya memberikan informasi kualitatif
tentang karyawan. Dengan tidak adanya data kuantitatif, evaluasi akan mengalami masalah subyektif. Meskipun demikian, Metode Esai adalah awal
yang baik dan sangat bermanfaat jika digunakan bersama dengan metode penilaian kinerja lainnya.
5. Metode Ranking
Metode Ranking adalah metode penilaian yang membandingkan satu karyawan dengan karyawan lainnya kemudian diurutkan berdasarkan
peringkatnya. Karyawan-karyawan tersebut diberikan peringkat atau ranking dari yang tertinggi hingga yang terendah atau dari yang terbaik hingga
yang terburuk. Metode Ranking ini akan sulit dilakukan apabila terdapat dua atau lebih karyawan yang memiliki kinerja yang hampir sama atau
sebanding.
Opini Mengenai Kualitas Pelayanan

Contoh kasus
• Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea Kantor Akuntan Publik
(KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member
of BDO Internasional), juga dikenakan sanksi oleh
Kementerian Keuangan karena laporan keuangan 2018
Garuda Indonesia tidak sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK).
• skandal Garuda atas pembelian pesawat-pesawat
terbang oleh manajemen maskapai dengan kode
saham GIAA ini.Dalam kasus pembelian mesin Garuda
ini, mantan direktur utama Garuda Indonesia,
Emirsyah diduga menerima suap sebesar €1,2 juta dan
US$180.000 atau senilai total Rp 20 miliar serta dalam
bentuk barang senilai US$ 2 juta yang tersebar di
Singapura dan Indonesia. Garuda Indonesia kena
denda Rp190 miliar oleh Pengadilan Australia
Transaksi penerimaan Kas
• Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan Penerimaan Kas.
Saat surat penetapan/dokumen peraturan perundang-
undangan/dokumen yang dipersamakan diterima maka belum
dilakukan jurnal pengakuan Pendapatan-LO.
• Pengakuan pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA dilakukan
pada saat diterimanya dana/kas masuk di kas daerah, Fungsi
Akuntansi PPKD menjurnal:
• Kas di Kas Daerah ..........................
• Pendapatan Transfer –LO/Lain Pendapatan yg Sah-LO...
• Perubahan SAL .............................
• Pendapatan Transfer–LRA/Lain Pendapatan yg Sah
Lanjutan
• Apabila dalam hal proses transaksi pendapatan
daerah terdapat penetapan hak pendapatan daerah
yang belum diikuti penerimaan kas daerah, maka
Pendapatan-LO harus diakui walaupun kas belum
diterima. Fungsi Akuntansi PPKD melakukan
rekonsiliasi dokumen penetapan pendapatan yang
belum dibayar untuk selanjutnya dibuat buku
memorial.
• Piutang............................................
• Pendapatan -LO …..
Dokumen
• Perpres dana alokasi umum
• Pedoman alokasi dana khusus
• Dana bagi hasil,
• Dana otonomi khusus,
• Dana penyesuaian
Pengeluaran Kas
• Pada saat kas dikeluarkan dan dibuat SPJ oleh Bendahara
Pengeluaran, maka dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
• Beban Hibah/Bansos ....................................
• Kas di Bendahara Pengeluaran

• Apabila pengeluaran dilakukan langsung dari Kas Daerah


melalui mekanisme LS maka dicatat dengan jurnal sebagai
berikut:
• Beban ........................................
• Kas di Kas Daerah
Lanjutan
Dokumen yang terkait
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur dan akuntansi Beban,
Belanja, dan Transfer pada PPKD antara lain:
• a. Surat Perjanjian Pinjaman Jangka Panjang
• b. Naskah Perjanjian Hibah Daerah dengan penerima hibah
• c. Naskah Perjanjian Bantuan Sosial dengan penerima bantuan
• d. Peraturan Kepala Daerah tentang Bantuan Keuangan kepada Partai
Politik
• e. Peraturan Kepala Daerah tentang Alokasi Bantuan Keuangan
• f. Peraturan Daerah Provinsi tentang Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Pendapatan
Lainnya ke kabupaten/kota
• g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Retribusi/ Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke desa
• h. Surat Tagihan dari pihak ketiga
• i. SP2D
Transaksi belanja pemerintah daerah
• Belanja diakui dan dicatat dengan jurnal sebagai
berikut:
• Belanja
• Perubahan SAL

• Belanja pemerintah yang belum dibayar masuk


dalam jurnal
• Beban.................
• Utang Beban.................
Lanjutan
• Dokumen yg digunakan =
• Surat tagihan peraturan kepala daerah tentang
bantuan keuangan
• Naskah perjanjian hibah daerah
• Naskah perjanjian bantuan sosial
Pembiayaan pemerintah daerah
• Perolehan Investasi
• 1) Berdasarkan SP2D LS/tanpa SP2D (manajemen kas),
Fungsi akuntansi-PPKD membukukan dalam buku jurnal :
• Investasi Jk Pendek.......................................XXX
• Kas di Kas Daerah ........................................XXX

• Jika melalui penerbitan LS, Fungsi akuntansi-PPKD


membukukan pada buku jurnal :
• Pengeluaran Pembiayaan................................XXX
• Perubahan SAL ............................
Lanjutan
• Dokumen sumber
• a. SP2D LS
• b. Nota Kredit
• c. Surat Perjanjian Penjualan/Pembelian
Investasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai