Anda di halaman 1dari 19

Tingkat Pencegahan dalam

Keperawatan komunitas
 
1. Prevensi primer ditujukan bagi orang-orang
yang termasuk kelompok risiko tinggi, yakni
mereka yang belum menderita tetapi berpotensi
untuk menderita. Perawat komunitas harus
mengenalkan faktor-faktor yang  berpengaruh
terhadap timbulnya dan upaya yang perlu
dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor
tersebut. Sejak masa prasekolah hendaknya telah
ditanamkan pengertian tentang pentingnya latihan
jasmani teratur,   pola dan jenis makanan yang
sehat, menjaga badan agar tidak terlalu gemuk,
dan risiko merokok bagi kesehatan.
1. Pencegahan primer mencakup area penanganan
yang sangat luas, termasuk nutrisi, kebersihan,
sanitasi, imunisasi, perlindungan lingkungan, dan
pendidikan kesehatan umum. Penelitian tentang
penyebab munculnya berbagai masalah kesehatan
merupakan dasar dari upaya pencegahan primer.
Sebagai contoh, penelitian Snow tentang kolera
pada tahun 1853 telah membuka jalan untuk
penyediaan air murni bagi para penduduk kota
London, dan penelitian modern tentang kecelakaan
kendaraan ber motor telah mendorong penggunaan
sabuk pengaman dan balon udara.Pencegahan
sekunder adalah deteksi dini dan pengobatan
terhadap kondisi kesehatan yang merugikan.
 
2. Prevensi sekunder bertujuan untuk mencegah
atau menghambat timbulnya  penyulit dengan
tindakan deteksi dini dan memberikan intervensi
keperawatan sejak awal penyakit. Dalam
mengelol, sejak awal sudah harus diwaspadai dan
sedapat mungkin dicegah kemungkinan terjadinya
 penyulit menahun. Penyuluhan mengenai dan
pengelolaannya secara mandiri memegang peran
penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien.
Sistem rujukan yang baik akan sangat mendukung
pelayanan kesehatan  primer yang merupakan
ujung tombak pengelolaan .
 
3. Prevensi tersier. Apabila sudah muncul penyulit
menahun , maka perawat komunitas harus berusaha
mencegah terjadinya kecacatan/komplikasi lebih
lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin,
sebelum kecacatan tersebut menetap. Pendidikan
kesehatan bertujuan untuk melindungi upaya
rekonstitusi, yaitu: mendorong untuk patuh mengikuti
program PKP ,  pendidikan kesehatan kepada dan
keluarga untuk mencegah hipoglikemi terulang dan
melihara stabilitas klien (Allender & Spradley, 2005).
Pelaksanaan intervensi kegiatan komunitas berfokus
pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan
Mcfarlene, 1985), yaitu:

1.  Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum
sakit atau disfungsi dan diaplikasikan ke populasi
sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum dan perlindungan
khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya,
kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi
dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang
dilakukan pada saat terjadinya perubahan
derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan inervensi
yang tepat untuk menghambat proses penyakit
atau kelainan sehingga memperpendek waktu
sakit dan tingkat keparahan. Misalnya mengkaji
dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh
kembang anak usia bayi sampai balita
3.      Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang
menekankan pada pengembalian individu pada
tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai
ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan
yang menetap bertujuan untuk mengembalikan ke
fungsi semula dan menghambat proses penyakit.
Pencegahan berdasarkan pendapat Leavell dan Clark
(Prepathogenesis Phase & Pathogenesis Phase).

• 1. Prepathogenesis – (Primary Prevention / pencegahan Primer): Primary Prevention dilakukan dengan 2 cara :

• a.     Health Promotion

• Yaitu peningkatan status kesehatan masyarakat melalui ;

•     Health education

• Growth and development monitoring

•      Marriage counseling

•      Sex education

•      Pengendalian lingkungan / P 2 M

•      Askep pre natal

•      Stimulasi dan bimbingan dini

•      Perlindungan gizi

•      Penyuluhan untuk pencegahan keracunan


b. General and Specific protection
Imunisasi, personal hygiene, accidental safety,
kesehatan kerja perlindungan diri dari bahan
kimia / toxin, pengendalian sumber
pencemaran.
• 2.     Pathogenesis Phase

• a.     Secondary prevention (pencegahan Sekunder)

Yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang masih sedang sakit, dengan 2 kegiatan ;

a)     Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera /
adekuat), melalui :

Penemuan kasus secara dini, pemeriksaan umum lengkap, penanganan kasus survey
terhadap kontak, dll.

b)     Disability limitation (pembatasan kecatatan)

• Penyempurnaan & identifikasi terapi tujuan

•  Pencegahan komplikasi

• Perbaikan fasilitas kesehatan

•   Penurunan beban social penderita, dll


b.     Tertiary prevention (pencegahan tersier)

Yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat


yang setelah sembuh dari sakit serta
mengalami kecatatan antara lain :
Penkesh lanjutan, terapi kerja, perkampungan
rehabilitasi social, penyadaran masyarakat,
lembaga rehabilitasi, dll.
• Pencegahan primer mencakup area penanganan yang
sangat luas, termasuk nutrisi, kebersihan, sanitasi,
imunisasi, perlindungan lingkungan, dan pendidikan
kesehatan umum. Penelitian tentang penyebab munculnya
berbagai masalah kesehatan merupakan dasar dari upaya
pencegahan primer. Sebagai contoh, penelitian Snow
tentang kolera pada tahun 1853 telah membuka jalan
untuk penyediaan air murni bagi para penduduk kota
London, dan penelitian modern tentang kecelakaan
kendaraan ber motor telah mendorong penggunaan sabuk
pengaman dan balon udara.Pencegahan sekunder adalah
deteksi dini dan pengobatan terhadap kondisi kesehatan
yang merugikan.
• Pencegahan tersier dilakukan jika
penyakit atau kondisi tertentu telah
menyebabkan kerusakan pada individu.
Tujuan pencegahan tersier adalah
membatasi kecacatan dan merehabilitasi
atau meningkatkan kemampuan
masyarakat semaksimal mungkin.
• Pencegahan sekunder mungkin saja
berhasil mengatasi penyakit yang tidak
dapat diobati pada tahap akhir,
mencegah komplikasi dan kecacatan,
serta membatasi penyebaran penyakit
menular. Satu komponen penting dalam
pencegahan sekunder adalah skrining,
yaitu pemeriksaan terhadap penyakit
penyakit asimptomatik seperti TBC,
diabetes, dan hipertensi. (Anderson,
2006)
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E. T. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Komunitas Teori Dan Praktik. Jakarta: EGC.
Prevensi menurut Pender
1. Health promotion adalah kombinasi pendidikan
kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan,
situasi ekonomi yang mempengaruhi perilaku yang
menunjang kesehatan. Contoh kegiatan dibidang ini
mencakup:
 Kesehatan dan merokok
 Pemakaian obat-obatan beralkohol yang salah
 Nutrisi
 Physicall fitness & exercise
 Kontrol terhadap stres & perilaku marah
2. Health protection adalah perlindungan pada
lingkungan pada lingkungan misalnya pabrik,
industri dll, yang melindungi masyarakat dari
bahaya. Contoh kegiatan dibidang ini
mencakup:
 Kontrol terhadap bahan-bahan beracun
 Kesehatan dan keselamatan kerja
 Pencegahan kecelakaan
 Flourdation dan dental health
3. Preventif health adalah pelayanan yang
dilakukan petugas kesehatan kepada
masyarakat. Contoh kegiatan dibidang ini
mencakup:
 Kontrol tekanan darah
 Keluarga berencana
 KIA
 Imunisasi
 Mencegah penularan penyakit
Daftar Pustaka
Anderson, E. T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori Dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Dermawan, D. (2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Maryani, D. S. (2014). Ilmu Keperawatan Komunitas. Bandung: CV Yrama
Widya.
Mubarak, W. I. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
Stanhope, M. (2001). Buku Saku Keperawatan Komunitas. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Sumijatun. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan Komunitas . Yogyakarta: Nuha
Medika.

Anda mungkin juga menyukai