Anda di halaman 1dari 16

Penggunaan smartphone

dalam upaya peningkatan


resusitasi jantung paru :
sebuah systematic review.
Nama kelompok 4 :

 Heri Supriyanto
 Indah izzatun Nafsi
 Inggrit Rachmawati
 Isni fauziyah
 Reza Bagus N
 Suci Haryati
 Sukma Ali
 Tri lestarila
 Ulfi Yuliani
Population

Penelitian ini dilakukan dengan metode systematic review.


Kami menggukan Preferred Reporting Intems for systematic
Review and Meta-Analyses (PRISMA) sebagai panduan
dalam metodologi riview (Moher et al., 2015). Database yang
digunakan untuk mengaplikasikan srategi pencarian adalah
ProQuest dan Medine. kata kunci yang diaplikasikan antara
lain “smartphone”OR”mobilephone”OR”mobileapplication”
AND “ anrdiopulmonary resuscitation” OR” CPR”. Tidak
ada batasan waktu publikasi yang diterapkan,Namun ,
pencarian dibatasi pada artikel yang berbahasa inggris dan
peer reviewed.Dari pengaplikasikan kata kunci dan
pembatasan, didapatkan sebanyak 399 artikel dari kedua
database.
Intervention
 Dalam proses seleksi artikel, kami menentukan kriteria
inklusi antara lain artikel yang menggunakan smartphone
sebagai instrumen intervensi manapun pengukuran dalam
melakukan resusitasi jantung paru, artikel dengan
metodologi kuantitatif yaitu eksperimental maupun
observasional, serta penelitian pengembangan sistem.
Kriteria eksklusi dari penelitian ini yaitu artikel dari
konfrensi, artikel literatur review, maupun artikel pendapat
ahli. Kami juga mengeksklusikan penelitian pada fungsi
dasar telepon yaitu panggilan tanpa disertai fungsi
smartphone yang lain. Peralatan telemedicine dan juga
teknologi yang tidak menggunakan smartphone dalam
aplikasinya juga merupakan kriteria eksklusi.
comparison
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa
perbandingan antara isi artikel ini dengan yang ada
dilapangan ternyata penggunaan smartphone RJP untuk
pasien henti jantung tidak didapatkan tentang
pemberian smartphone RJP hanya RS tertentu ada
sebagian yang menggunakannya sedangkan menurut
wawancara perawat RJP dilakukan saat orang henti
jantung tetapi tidak menggunakan teknik terbaru.
outcome
Smartphone telah dikembangkan dan digunakan secara
luas dalam pemberian RJP terutama oleh negara-negara
dengan sistem informasi yang telah terbangun dengan
baik. Fungsi yang dimanfaatkan dari smartphone antara
lain untuk meningkatkan kualitas RJP, pemberian RJP
oleh orang awam, dan mempercepat pemberian RJP.
Walaupun begitu, masih diperlukan penelitian yang
lebih lanjut terutama dalam memastikan kualitas gawai
serta sistem sistem komunikasi yang mendukung agar
tidak terjadi penundaan pemberian RJP.
Referensi Terakreditasi
Plata, C., Stolz, M., Warnecke, T., Steinhauser, S.,
Hinkelbein, J., Wetsch, W. A., … Spelten, O. (2019).
Using a smartphone application (PocketCPR) to
determine CPR quality in a bystander CPR scenario —
A manikin trial. Resuscitation, 137, 87–93.
Relevansi Fenomena Masalah
Henti jantung merupakan salah satu penyebab kematian
terbesar di dunia. Sebesar 85% dari penderita penyakit
kerdiovaskular meninggal karena serangan jantung dan
stroke (World Health Organization,2017). Henti
jantung yang sering kali terjadi diluar fasilitas keshatan
memerlukan tindakan pertolongan yang cepat untuk
menyelamatkan nyawa. Tindakan pertolongan yang
cepat kepada pasien henti jantung dapat meningkatkan
kemungkinan hidup pasien (Hasselqvist-Ax et al.,
22015; McNally et al., 2011).
Kemutakhiran
Pada penelitian ini tidak di cantumkan kapan dilakukan
penelitian ini.
Kelengkapan Askep
Penyedia layanan kesehatan BLS Algoritma serangan jantung pada orang
dewasa, pembaruan 2015
1. Amankan lokasi kejadian

2. Jika korban tidak menunjukkan reaksi. Teriaklah untuk mendapatkan


pertolongan terdekat. Aktfikan sistem tanggapan darurat melalui
perangkat bergerak (jika tersedia). Ambil AED dan perawatan gawat
darurat (atau minta seseorang untuk melakukannya.
3. Perhatikan apakah nafas terhenti atau tersengal dan periksa denyut (secara
bersamaan) apakah denyut benar-benar terasa dalam 10 detik?
 Jika bernapas normal, ada denyut : pantau hingga tenaga medis terlatih tiba.

 Jika bernapas tidak normal, ada denyut. Berikan napas buatan : 1 napas

buatan setiap 5-6 detik atau sekitar 10-12 napas buatan permenit
o Aktifkan sistem tanggapan darurat (jika belum dilakukan) setelah 2 menit.

o Terus berikan napas buatan : periksa denyut kurang lebih setiap 2 menit,

jika tidak ada denyut mulai CPR (lanjutkan dengan kotak CPR)
o Jika kemungkinan terjadi overdosis opioid, berikan nalokso. Sesuai

protokol, jika berlaku.


Lanjutan...

 Pada saat ini, dalam semua skenario, sistem tanggapan darurat atau
cadangan telah diaktifkan, serta AED dan peralatan gawat darurat telah
tersedia atau seseorang telah menyediakan nya.
o Jika napas terhenti atau tersengal, tidak ada denyut

 CPR (mulai siklus 30 kompresi dan 2 napas buatan. Gunakan AED segera

setelah tersedia.
 AED tersedia

Periksa ritme detak jantung. Ritme dapat dikejut?


 Ya, ritme dapat di kejut : terapkan 1 kejut. segera lanjutkan dengan CPR

kurang lebih selama 2 menit (hingga AED memperbolehkan pemeriksaan


ritme). Lanjutkan hingga tenaga ALS mengambil alih atau korban mulai
bergerak.
 Tidak, ritme tidak dapat di kejut : segera lanjutkan dengan CPR kurang

lebih selama 2 menit (hingga AED memperbolehkan pemeriksaan ritme).


Lanjutkan hingga tenaga ALS mengambil alih atau korban mulai bergerak.
Besarnya manfaat untuk mengatasi masalah
keperawatan

 Penggunaan Smartphone dalam RJP antara lain sebagai


panduan algoritma RJP, panggilan video untuk
memastikan kualitas RJP, accelorometer yang
digunakan untuk mengukur kualitas RJP, mengirim
sukarelawan untuk memberikan Resusitasi pada lokasi
penderita henti jantung, dan mendeteksi adanya
kelainan jantung yang dapat mengarah ke henti
jantung.
Keamanan untuk diterapkan pada pasien

Penolong tidak boleh :


1. Mengkompresi pada kecepatan lebih rendah dari
100/min atau lebih cepat dari 120/min
2. engkomprer kedalaman kurang dari 2 inci (5 cm) atau
lebih dari 2,4 inci (6 cm)
3. Bertumpu Diatas dada diantara kompresi yang dilakukan
4. Menghentikan kompresi lebih dari 10 detik

5. Memberikan ventilasi berlebihan ( misalnya terlalu


banyak napas buatan atau memberikan napas buatan
dengan kekuatan berlebihan)

Anda mungkin juga menyukai