Anda di halaman 1dari 18

DIABETES

MELLITUS
NAMA KELOMPOK
I KETUT ASTIKA FEBRI WIRANTAWAN
(172200060)

KADEK DWI MAHENDRA (172200061)

ANAK AGUNG GEDE JAYA DARMIKA


(172200063)

I GUSTI PUTU DIKA WAHYU ARSANA


(172200064)

NILUH MUPU PUSPITA DEWI


(172200066)

NI KOMANG AYU SUASTINI


(172200075)
KASUS
Nama Pasien Ny. KR

Pasien MRS tanggal 14/12/19 dengan Umur 63 Tahun


keluhan lemas dan nafas tersengal sengal, 14 Desember 2019 Jam
panas sejak 2 hari lalu, membaik kemudian MRS 03.40
kumat lagi (diatasi dengan minum
Ruangan Bangsal XX
paracetamol) sesak sejak 2 hari lalu,
membaik dan kumat lagi (diatasi dengam Berat Badan/Tinggi
Badan 95 kg/163 cm
minum paracetamol. pasien mual tetapi tidak
muntah. Pasien diketahui pernah minum DM ±15 tahun HT ± 20
Riwayat Penyakit tahun
jamu-jamuan saat tidak fit. Pasien
mengatakan beberapa hari sebelumnya Tinggi / Berat
Badan NA
sempat terjatuh di halaman rumah, dan ada
luka di bagian kaki. Saat dilihat bagian kaki Riwayat Alergi Tidak Ada Riwayat Alergi
Obat Obat
pasien agak kemerahan, dan panas.
Pasien diketahui memiliki riwayat Riwayat Penyakit
Keluarga NA (not available)
penyakit terdahulu berupa DM dan
hipertensi. Pasien dirumah biasa Riwayat Sosial NA (not available)
menggunakan insulin Novorapi 3x 16 IU, dan
Lantus 22 IU. Amlodipin 10mg 1x sehari. Di CKD , DM nefropati, HT,
Diagnosis MRS Febris
Rumah Sakit pasien mendapatkan terapi
 
Tabel Pengobatan
Terapi
No Obat Indikasi Dosis Dosis Literatur
1. Novorapid  Terapi DM 3 x 16 IU 0,5-1 U / kg setiap hari dalam
kombinasi dg insulin kerja menengah
atau panjang. Infus IV 0,05-1 U / mL
(Mims)
2. Lantus Terapi DM 22 IU 10 unit atau 0.2 unit/kg BB /hari
(micromedex)
3.  Amlodipin Hipertensi 10 mg x 1 1 x 5 mg dosis max 10 mg
hari (micromedex)
4.  Lasix Inj  Hipertensi 1 amp sehari 20–50 mg suntikan IV per
& 2 amp hari (Mims)
sehari
5.  Ranitisin  2 x sehari 1 2 x 150 mg atau 300mg/hari
tab (Mims)
6.  Ondansentron Mual 2 x sehari 4 mg IV lambat diberikan
inj  sebagai dosis tunggal (Mims)
7. Omeprazole inj 2 x sehari  20-40 mg x sehari (Mims)
 
Tabel Pengobatan
Terapi

No Obat Indikasi Dosis Dosis Literatur


10.  Amoxicillin inj Antibiotik - 500 mg 3 x sehari (micromedex)
12.  Cefoperazone Antibiotik  IV / IM 2-4 g / hari dalam 2
inj dosis terbagi, hingga 12 g /
hari untuk infeksi berat
(Mims)
13.  Amiosin inj  Antibiotik 3 x sehari 1 gr Awalnya 10 mg / kg / hari,
diikuti 7,5 mg / kg 12 jam
(Mims)
14.  Trafusi PRC Anemia
15. Asam folat Suplemen 3-4 tablet asam folat
(medscape)
16.  Paracetamol Antipiretik 3 x sehari 1  3-4 x sehari 500 mg (Mims)
tab
17.  NS/RL Infus
18.  Actrapid Diabetes 12 IU 2 x 1 0.3-1 IU/kg per hari (Mims)
FIR (Further
Information
Required )
FIR Alasan Jawaban
Apakah jenis infeksi, Untuk menentukan pilihan Pasien mengalami luka dibagian
serta penyebab terapi pengobatan kaki dan saat pemeriksaan
infeksi yang dialami dipegang panas kemerahan dan
pasien? ada bau tidak enak.
jamu apakah yang Untuk mengetahui adanya Pasien sering meminum jamu
diminum oleh interaksi atau riwayat penghilang rasa nyeri,
pasien ? terapi pasien
Bagaimana gaya Untuk mengetahui faktor Gaya hidup pasien, tergolong
hidup pasien? penginduksi penyakit pasien yang tidak dapat
pasien mengontrol pola makannya,
Apakah ada keluarga Untuk mengetahui adanya faktor Riwayat DM dari Ayah pasien.
yg terkena DM penyakit turunan

sebelumnya?
FIR (Further
Information
Required )
FIR Alasan Jawaban
Berapakah nilai Untuk menentukan  HbA1C pasien 11
HBA1c pada pasien ? pilihan terapi pengobatan
Bagaimana kondisi
Untuk mengetahui pasien terakhir meninggal dan
pasien saat ini ?
Apakah ada adanya perkembangan tidak mengalami perbaikan
pengurangan gejala ?
dari terapi yang telah
diberikan
SOAP
SUBJECTIVE (symptom)

Keluhan lemas dan nafas tersengal sengal, panas sejak 2 hari


lalu, membaik kemudian kumat lagi (diatasi dengan minum
paracetamol) sesak sejak 2 hari lalu, membaik dan kumat lagi
(diatasi dengam minum paracetamol. pasien mual tetapi tidak
muntah. Pasien mengatakan beberapa hari sebelumnya sempat
terjatuh di halaman rumah, dan ada luka di bagian kaki. Saat dilihat
bagian kaki pasien agak kemerahan, dan panas. Pasien memiliki
riwayat penyakit terdahulu berupa DM dan hipertensi.
OBJECTIVE (signs)

Dari mulai MRS tanda-tanda vital


pasien seperti tekanan darah hingga
tanggal 21 masih dalam batas normal,
namun adanya peningkatan pada
tanggal 22 hingga tanggal 25.
Hasil lab menunjukkan kadar WBC
pasien diatas nilai normal, hal ini
menandakan adanya peningkatan
leukosit yang biasanya disebabkan
karena adanya infeksi, kadar HCT dan
Hb pasien dibawah nilai normal yang
menandakan kekurangan darah merah
atau anemia. Kadar AU pasien
melampaui batas normal serta kadar
glukosa darah pasien masih diatas nilai
normal,  kadar BUN, Ureum serta Cr
ASSESMENT

PROBLEM MEDIS TERAPI DRP

Kombinasi Terapi Insulin yaitu: 


M1.2 Efek Obat Tidak Optimal 
DM Nefropati
- Lantus 2 kali sehari 20 13.2 Mengubah Dosis Obat 
dengan CKD Alasan : 
unit  • Berdasarkan guideline Dipiro et al., 2016 pasien dengan
stage 4
- Actrapid 12 iu 3x1 kadar HbA1C 11% untuk tatalaksana terapi yang
dianjurkan adalah insulin kombinasi obat untuk
menurunkan kadar gula darah. Pada Kasus pasien hanya
diberikan terapi kombinasi insulin namun tidak
memberikan hasil yang optimal dilihat pada hasil
labolatorium kadar glukosa. 
• Pertimbangkan untuk memulai terapi kombinasi insulin
injeksi saat glukosa darah lebih dari atau sama dengan
300 mg/dL (16.7 mmol/L) atau A1C adalah lebih dari atau
sama dengan 10% (86 mmol/mol) atau jika pasien
memiliki gejala hiperglikemia. Seperti pasien toksisitas
glukosa sembuh, rejimen mungkin berpotensi bila
disederhanakan (ADA, 2017).
• Perlu dilakukan peningkatan atau titrasi dosis dari insulin
basal dan bolus, peningkatan atau titrasi dosis dapatn
dilakukan dengan minimal titrasi 2 unit tiap harinya.
Sehingga didapatkan efek penurunan kadar gula darah
ASSESMENT

PROBLEM MEDIS TERAPI DRP


- Captopril 25mg 2 kali sehari 1 M1.2 Efek Obat Tidak Optimal 
Hipertensi
tablet (Distop Setelah P3.1 Dosis Obat Terlalu Rendah 
penggunaan selam 1 minggu) Alasan : 
- Candesartan 1 kali sehari • Menurut JNC7, goal terapi untuk pasien hipertensi dengan
8mg (Dilanjutkan minggu penyakit penyerta diabetes dan CKD adalah
berikutnya). <130/80mmHG  (Aldredge, et.all, 2013). Lini pertama
- Lasix Injeksi 1 kali sehari 2 untuk terapi hipertensi dengan diabetes maupun CKD
ampul Intravena adalah dengan menggunakan ARB (Angiotensin Receptor
Blocker) atau ACE-I (Angiotensin Converting Enzym
inhibitor), kemudian jika diperlukan untuk mencapai
tekanan darah sesuai goal terapi, maka dapat
ditambahkan CCB (Calsium Channel Blocker) atau
Diuretik Thiazide (Dipiro et.all, 2016).
• Candesartan untuk pasien ini, dosis yang digunakan
terlalu rendah, sehingga efek obat kurang optimal (M1.2
P1.3). Menurut literature, dosis yang digunakan untuk
candesartan adalah 16mg per hari, dan dapat
ditingkatkan menjadi 32 mg dibagi menjadi dua dosis.
• Berdasarkan litelatur Dipiro., 2016 menyatakan bahwa
dalam penanganan Hipertensi dengan DM nefropati
Diuretik sering diperlukan karena keadaan volume yang
diperluas dan direkomendasikan terapi lini kedua. 
ASSESMENT
PROBLEM TERAPI DRP
MEDIS
ISK  Belum M1.4 Ada Indikasi yang tidak diterapi 
P1.5 Ada Indikasi tetapi Obat Tidak Diresepkan 
diberikan suatu Alasan :
Terapi  • Berdasarkan hasil uji labolatorium  leukosit pada urin pasien tinggi,
mengambarkan bahwa pasien mengalami infeksi pada saluran kandung
kemih. pasien mengeluhkan nyeri pada daerah perut yang belum
teratasi. Perlu diberikan suatu terapi antibiotic untuk menangani ISK
yang dialami oleh pasien.  
• Guideline Gupta et al., 2011 menyatakan bahwa fist line terapi dalam
menangani ISK adalah Nitrofurantoin monohydrate / macrocrystals (100
mg dua kali setiap hari selama 5 hari) adalah pilihan yang tepat untuk
terapim resistensi dan kecenderungan minimal untuk kerusakan
jaminan (didefinisikan di atas) dan kemanjuran sebanding dengan 3 hari
trimetoprim-sulfametoksazol. 

Infeksi Cefoperasone M1.2 Efek Obat Tidak Optimal 


I3.6 Obat Baru Mulai Diberikan 
Diabetik  injeksi Amiosin Alasan :
3 kali sehari 1 • Riwayat pemberian antibiotik penggunaan cefoperazone dengan
amiosin (mengandung ampisilin) selama lebih 3 hari, namun pasien
gram injeksi  tidak mengalami perbaikan. Sehingga perlu dilakukan perubahan terapi
antibiotic untuk menangani infeksi  pada pasien. 
• Menurut Tingkat Permasalahan untuk penanganan infeksi moderat
(pasien dirawat dirumah sakit) dapat diberikan terapi antibiotic seperti
ASSESMENT

PROBLEM MEDIS TERAPI DRP

Febris Pemberian Tidak ditemukan suatu DRP 


Alasan : 
atau paracetamol  • Febris atau demam adalah gejala terhadap suatu penyakit.
Demam  Pada pasien ini demam disebabkan oleh infeksi foot
gangrene akibat diabetes millitus.
• Dalam kasus ini pemberian paracetamol tablet sudah sesuai
dengan kondisi pasien tersebut. Pada pasien ini sudah tepat
penggunaan paracetamol tablet jika perlu saja. 
Hiperurise • Belum • M1.4 Ada Indikasi yang tidak diterapi 
mia diberikan • P1.5 Ada Indikasi tetapi Obat Tidak Diresepkan
terapi Alasan :
• Data laboratorium nilai UA dari pasien lebih dari 7 sehingga 
perludiberikan terapi tambahan untuk mengobati hiperurise
mia. Menurut Larocque
2009  pengobatan dengan allopurinol
yang merupakan urate lowering agent
golongan xanthine oxidase inhibitor merupakan terapi piliha
n pertama yang diperlukan pada terapi jangka panjang hiper
urisemia 
PLAN (Including
Primary Care
Implications)
PLAN
PROBLEM DRP
MEDIS
• M1.2 Efek Obat Tidak Lantus 1 kali sehari 20unit dititrasi tiap hari naik 2 unit
DM nefropati
Optimal  dan Actrapid 3 kali sehari 12 unit di titrasi 2 unit setiap
CDK  • 13.2 Mengubah Dosis hari. Hingga didapatkan penurunan kadar gula darah.
Obat  Dilakukan monitoring 3 bulan pertama. 
Terapi sebelumnya  Monitoring : 
• Lantus 1 kali sehari Effectivitas : penurunan kadar gula dalam darah hingga
20unit  mencapai batas optimum 140mg/dl 
• Actrapid 3 kali sehari Efek Samping : Hipoglikemia (penurunan kadar gula). 
12 unit 

Hipertensi  M1.2 Efek Obat Tidak Penggunaan Candesartan 8 mg 2 kali sehari sesudah
Optimal  makan 16 mg per hari dapat ditingkatkan hingga 32 mg
P3.1 Dosis Obat Terlalu per hari. 
Rendah  Monitoring 
Terapi sebelumnya  Effectivitas : Terjadinya penuruann tekanan darah hingga
PLAN (Including
Primary Care
Implications)
PLAN
PROBLEM DRP
MEDIS
• M1.2 Efek Obat Tidak Pemberian Cefoperazone tetap dihentikan sedangkan
Infeksi 
Optimal  pemberian amiosin tetap dilanjutkan dan direkomendasikan
• 3.6 Obat Baru Mulai penambahan antibiotic metronidazole 500mg 3 kali sehari
Diberikan  secara intravena 
Terapi sebelumnya  Dan dilakuakn pemantauan penggunaan antibiotic selama 6
• Cefoperazone injeksi  minggu, kemudian dilakukan evaluasi dalam penyembuhan
• Amiosin injeksi 3 kali luka akibat infeksi yang terjadi. 
sehari 1 gram  Monitoring 
Effectivitas : Penyembuhan luka pada infeksi diabetic yang
terjadi. Pengurangan gejala seperti panas atau luka mengering
dan ukuran luka mengecil. 
Efek Samping : 
sakit kepala, batuj, hidung tersumbat. 
ISK (infeksi M1.4 Ada Indikasi yang Nitrofurantoin monohydrate/ macrocrystals (100 mg dua kalim
saluran Kencing) tidak diterapi  setiap hari selama 5 hari). 
P1.5 Ada Indikasi tetapi
Obat Tidak Diresepkan 
PLAN (Including
Primary Care
Implications)
PLAN
PROBLEM DRP
MEDIS
• M1.4
Hiperurisem Untuk mengatasi hiperurisemia dari pasien dapat diberikan
Ada Indikasi yang t
ia idak diterapi  golongan xanthine oksidase seperti allopurinol. Memulai ULT
• P1.5
dengan dosis rendah bertujuan untuk mengurangi risiko  dan AHS
Ada Indikasi tetapi
 Obat Tidak Direse atau reaksi alergi lainnya.  Dosis harian kemudian harus dititrasi
pkan 
oleh 50 hingga 100 mg setiap 2 - 5 minggu sesuai kebutuhan untuk
• Belum Diberikan
 terapi  mencapai target SUA. (Ana dan Tuhina, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2010. Diagnosis and Classification of Diabetes     Mellitus.
Diabetes Care. 2010 
American Diabetes Association. 2017. Classification and Diagnosis of Diabetes:    Standards
of Medical Care in Diabetes—2018. American Diabetes      Association Diabetes Care 2018 
Ana Beatriz Vargas-Santos and Tuhina Neogi, 2017. Management of Gout and
Hyperuricemia in CKD. Universidade do Estado do Rio de Janeiro. Brazil. 70(3): 422–439.
doi:10.1053/j.ajkd.2017.01.055. 
Baynest, H.W., 2015. Classification, Pathophysiology, Diagnosis and         Management of
Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab 6:541. Ethopia :        University of Gondar 
Muchid, A., et al.. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus.   Jakarta :
Departemen Kesehatan RI 
PERKENI, 2015, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia,
PERKENI, Jakarta. 

Anda mungkin juga menyukai