Prodi S1 PPKn Universitas Negeri Surabaya yang berasal dari Luar Daerah Surabaya) Suci Rismawati 17040254004 Viochita Nvyanda R. 17040264010 Nama Dining Hanifah C.K 17040254016 Kelompok : Dwiana Rizky A 17040254040 Yureta Restu C 17040254041 Dapat kita ketahui bahwasannya kota Surabaya banyak sekali para pendatang dari berbagai daerah lainnya, baik daerah-daerah yang ada di Jawa Timur maupun luar provinsi Jawa Timur. Para pendatang ini ada yang sudah berdomisili atau menetap (settlers) terutama mereka yang umumnya mengadu nasib dengan mencari sumber penghidupan atau bekerja, dan ada pula yang tidak menetap (sojourners), yang salah satu alasannya adalah untuk melanjutkan pendidikan di kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan ABSTRAK untuk mengetahui culture shock yang dialami mahasiswa prodi S1 PPKn Universitas Negeri Surabaya yang berasal dari daerah luar Surabaya. Penyebab internal culture shock yang dialami mahasiswa prodi S1 PPKn yang berasal dari luar Surabaya adalah individu kekurangan informasi tentang budaya kota Surabaya. Sedangkan , penyebab eksternalnya antara lain pola, jenis , rasa , porsi makanan, pergaulan , adat istiadat , pendidikan , agama , pergaulan dan Bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, apalagi di kota-kota besar seperti Surabaya, pertemuan dan interaksi dengan orang dari daerah lain yang berbeda budaya tidak dapat terhindarkan lagi. Di era globalisasi seperti saat ini,pendidikan menjadi sangatlah penting. Banyak daerah yang bisa dijadikan pilihan untuk melanjutkan pendidikan. Salah satunya adalah kota Surabaya. Memasuki dunia perguruan tinggi membuat mahasiswa semester satu di Universitas Negeri Surabaya memiliki kesempatan untuk Latar Belakang menggali gaya hidup dan nilai-nilai yang berbeda. Mahasiswa-mahasiswa ini juga dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak hal atau kebiasaan- kebiasaan baru yang mungkin tidak familiar dan tidak ditemukan di daerah asalnya sehingga Menimbulkan perasaan tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini disebut sebagai culture shock, yaitu keadaan negatif yang berhubungan dengan aksi yang dideritaoleh individu yang secara tiba-tiba harus berpindah ke suatu lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungannya selama ini . Rumusan Bagaimana Culture Shock yang terjadi pada mahasiswa baru yang berasal dari luar daerah Surabaya pada Prodi S1 PPKn Universitas Masalah Negeri Surabaya ? Untuk mengetahui bagaimana culture shock yang terjadi pada mahasiswa baru yang berasal dari luar daerah Surabaya pada Prodi Tujuan S1 PPKn Universitas Negeri Surabaya serta untuk memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai prosentase masing-masing Penulisan derajat culture shock serta komponen, aspek, dan indikator culture shock yang paling dominan. menurut (Hutapea, 2014) Culture shock adalah keadaan yang dapat menyebabkan kebingungan terhadap lingkungan dengan Kajian Teori budaya yang baru sehingga dapat memicu timbulnya emosi negative. Menurut (Samovar, 2010) Rasa frustasi, stres, rindu akan rumah, (CULTURE kecemasan berlebih, merasa kesepian dan lain sebagainya itu merupakan gejala – gejala akibat perbedaan nilai dan norma yang SHOCK) tidak bisa diterapkan di daerah perantau tersebut, hal ini yang dinamakan dengan culture shock atau gegar budaya. Kajian Teori Pada hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apa pun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia. Makhluk hidup, selain manusia, tidak (KONSEP KE mungkin dapat mengubah tatanan kehidupannya sampai IPS AN ) mengglobal. culture shock terjadi biasanya dipicu oleh salah satu atau lebih dari Hasil Dan tiga penyebab berikut ini : 1) Kehilangan cues atau tanda-tanda yang dikenalnya. Pembahasan 2) Putusnya komunikasi antar pribadi baik pada tingkat yang (Analisis disadari yang mengarahkan pada frustasi dan kecemasan. Sebab ) 3) Krisis identitas dengan pergi keluar daerahnya seseorang akan kembali mengevaluasi gambaran tentang dirinya . Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mahasiswa perantau di Kota Surabaya maka peneliti menemukan penyebab Chulture shock : Penyebab Internal : pada umumnya individu yang belum pernah melakuka pergaulan lintas budaya (bergaul dengan orang yang tidak berasal dari satu daerah dengannya) , serta kurangnya informasi tentang lingkungan , rentan mengalami gegar budaya. Hal ini disebabkan karena individu belum cukup siap mempersiapkan strategi untuk menyiapkan dirinya menjalani hari dengan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda. Penyebab Eksternal : 1. Pola , Jenis , rasa dan porsi makan 2. Bahasa 3. Adat Istiadat 4. Pendidikan 5. Agama 6. Pergaulan Dengan beradaptasi atau meyesuaikan diri dengan budaya di Surabaya, mahasiswa perantau akan dapat merasa nyaman Solusi tinggal di Surabaya dan permasalahan culture shock terselesaikan. Sikap menghargai dan menerima segala Mengatasi keanekaan/ keheterogenan budaya yang ada akan mempermudah Masalah usaha dalam beradaptasi dengan budaya yang baru. Hal ini akan memperlancar komunikasi yang terjadi diantara individu pendatang dan individu tuan rumah menjadi lebih nyaman. Culture shock, merupakan keadaan negatif yang berhubungan dengan aksi yang dideritaoleh individu yang secara tiba-tiba harus berpindah ke suatu lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungannya selama ini. Culture Shock sendiri disebabkan oleh :
Kesimpulan 1. Kehilangann cues atau tanda-tanda yang dikenalnya.
2. Putusnya komunikasi antar pribadi baik pada tingkat yang disadari yang mengarahkan pada frustasi dan kecemasan. 3. Krisis identitas dengan pergi keluar daerahnya seseorang akan kembali mengevaluasi gambaran tentang dirinya . Berdasarkan hasil penelitian , peneliti memberi saran bagi calon mahasiswa perantau untuk mengatasi culture shock dengan baik sebagai berikut : 1. Sebaiknya mencari informasi dengan baik tentang daerah rantau sebelum berangkat ke daerah rantau.
Saran 2. Tetap menjaga motivasi datang ke daerah rantau.
3. Memprsiapkan kan diri dengan baik tentang kondisi social budaya di daerah perantauan 4. Harus memiliki kepekaan budaya yang bisa memudahkan individu untuk menyesuaikan diri dengan budaya yang baru 5. Menghargai budaya yang ada di perantauan. Dokumentasi