General Anesthesia Agustus 2019
General Anesthesia Agustus 2019
R1 PPDS ANESTESIOLOGI
DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS
ANESTHESIA SURAKARTA
RT/DR/BU/GA/PS/LA/HG/LS/Z
Q
Berasal dari Bahasa
Yunani
• an - esthesia yang berarti
“hilangnya rasa atau hilangnya
sensasi”
Anestesia Umum
• Keadaan tidak sadar tanpa
nyeri (dengan reflek otonomik
minimal) yang reversible
akibat pemberian obat-obatan
KOMPONEN DALAM
ANESTESIA UMUM
• Hipnosis
Trias • Analgesia
Anestesi • Relaksasi
a
• pemberian gabungan dosis kecil agen
anestesi akan dapat mencapai seluruh
Balanced target komponen anestesi dengan
Anesthes meminimalisasi efek toksisitas masing2
ia agen.
• Stadium Analgesi / Disorientasi
• mulai dari diberikan anestesi sampai hilangnya kesadaran
1
• Stadium Delirium
• Mulai dari hilangnya kesadaran hingga onset napas
otomatis. Reflek bulu mata (-) reflek fisiologis (+), batuk/
2 muntah,
• Stadium Operasi
STADIUM • Plana I (nafas teratur sampai berhenti gerakan bola mata)
ANESTESI 3
• Plana II (berhentinya gerak bola mata sampai permulaan paralisa
otot interkostal)
• Plana III (permulaan hingga paralisis seluruh otot interkostal)
• Plana IV (paralisis seluruh otot interkostal – paralisis diafragma).
Pre Durant
Post
e
aneste aneste
si aneste
si
si
KUNJUNGAN PRE ANESTESI
Pemeriksa
Pemeriksa
anamnesa an
an fisik
penunjang
• A : Alergi • B1 • Sesuaika
• M : medicine • B2 n dengan
• P : past illness • B3 komorbid
dari
• L : last meal • B4 Anamnes
• E : event • B5 a dan PF
• B6
Premedikasi 7A
1. Amnesia (anterograde)
2. Antisialogogue
3. Antasida
4. Anti emetik
5. Analgetik
6. Anxiolitik
7. additional
KLASIFIKASI STATUS FISIK
PERENCANAAN ANESTESI
Ringkasan tentang anamnesis pasien , dan dan
hasil-hasil pemeriksaan fisik sehubungan dengan
penatalaksanaan anastesi.
Perencanaan teknik anestesi yang akan digunakan
Perencanaan penanganan nyeri post operasi
Tindakan post operatif khusus jika terdapat
indikasi (misalnya perawatan di ICU).
Klasifikasi status fisik dan penilaian singkat.
Jika ada indikasi buat permintaan evaluasi medik
lebih lanjut.
B. PERIODE INTRA OPERATIF
I. Persiapan Anestesia
Peralatan Anestesi Umum
1. STATICS:
Scope: stetoskop & laringoskop-
Tubes: pipa trakea, <5 thn tanpa balon & >5 thndgn balon-
Airway: Guedel, orotracheal airway,nasotracheal airway.
Tape: plester u/ fiksasi
Introducer: stilet u/ memandu pipa trakea
Connector: penyambung pipa & peralatan anestesi
Suction: penyedot lendir, ludah, dsb.
3. Obat-obat Anestesi
2. Mesin Anestesi
3. Obat-Obat Anestesi
MANAJEMEN
AIRWAY
1. Airway assesment
o Buka mulut
o Upper lip bite test
o Mallampati
o Thyromental distance
o Lingkar leher (difficult intubation pd lingkar leher >
27cm)
INTUBASI TRAKEA
Alat – alat yg digunakan :
1. Laringoskop
yaitu alat untuk melihat laring. Terdiri dari
bagian pegangan atau batang (handle) dan
bilah (blade).
a. Tipe Magill (bilah lurus)
b. Tipe Macintosh (bilah bengkok)
c. Laringoskop serat optik digunakan untuk kasus
intubasi yg sulit dilakukan dengan laringoskop biasa.
2. Pipa khusus ( pipa endotrakea )
Ada bermacam – macam jenis yg disesuaikan menurut
kebutuhannya yaitu :
a. Dengan atau tanpa balon (cuff).
b. Jenis nasal atau oral.
c. Terbuat dari bahan karet, PVC (plastik)
atau diperkuat dengan kawat spiral.
CARA INTUBASI
1. Alat – alat sudah lengkap.
2. Sedia oksigen dan tabung oksigen siap pakai.
3. Setelah pasien tidur induksi obat pelemas otot.
4. Fasikulasi berkurang ventilasi buatan.
5. Laringoskop dipegang tangan kiri, tangan kanan
melakukan tripple airway manauvre.
6. Lampu laringoskop nyala masukkan bilah kedalam
mulut dari sudut mulut sebelah kanan.
7. Dimasukkan sedikit demi sedikit sambil menggeser
lidah sebelah kiri.
EXTUBASI
Mengangkat keluar
pipa ET
Dilakukan :
- Sadar penuh
- Anestesi dalam.
Monitoring
hemodinamik
TOTAL INTRA VENA ANESTESI ( TIVA)