Bahasa Indonesia KLP 6
Bahasa Indonesia KLP 6
Kesejajaran
Kehematan
Kelogisan
Kesepadanan
Kepararelan
Kecermatan
Ketegasan
SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang
menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki
kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya
rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu
pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur
yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati
posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan
berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi
bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu
PROPOSAL BAB III
1. Jenis penelitian
Pada suatu penelitian, biasanya menggunakan jenis penelitian tertentu yang telah
dianggap paling sesuai oleh peneliti. Sehingga untuk mengklasifikasikan suatu
penelitian akan menjadi lebih mudah. Didalam jenis penelitian ini, penulis harus
memilih dan menetapkan jenis penelitian apa yang akan digunakan. Apakah penulis
akan menggunakan jenis deskriptif kualitatif atau jenis kuantitatif.
STRUKTUR PENULISAN METODE PENELITIAN BAB III
2. Fokus penelitian
Dalam fokus penelitian, penulis harus menjelaskan apa saja yang menjadi fokus
didalam penelitian yang akan dilaksanakan. Perhatikan contoh fokus
penelitian berikut :
A. Kinerja lembaga pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan non fisik di
kelurahan Damai kecamatan Suka Maju meliputi :
1. Kualitas Kerja.
2. Inisiatif.
3. Kemampuan.
4. Komunikasi.
B. Faktor-faktor penghambat dalam meningkatkan kinerja lembaga pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan Damai kecamatan Suka Maju.
STRUKTUR PENULISAN METODE PENELITIAN BAB III
Jika buku menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Nama penulis dalam daftar pustaka dituliskan secara terbalik. Artinya, nama belakang ditulis di awal,
baru diikuti nama depannya dengan dipisahkan menggunakan tanda koma (,). Nama ditulis lengkap
tanpa menyebutkan gelar. Ketentuan ini berlaku secara internasional.
Contohnya Masri Singarimbun menjadi Singarimbun, Masri
Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan
singkatan (Ed.). misalnya Mahaso, Ode (Ed.). 1997.
PENULISAN DAFTAR
PUSTAKA
Jika majalah menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang
perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah nama pengarang,tahun terbit,judul artikel,judul
majalah,bulan terbit (kalau ada),tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),tempat terbit.
Contoh:
Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”. Dalam Prisma, Desember, IV. Jakarta.
Paranggi, Umbu Landu. 2006. “Puisi: Bagian Terpenting dari Darah Hidupku” dalam Horison Majalah
Sastra. Jakarta: PT Metro Pos.
PENULISAN DAFTAR
PUSTAKA
Jika surat kabar menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta
urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah nama pengarang,tahun
terbit,judul artikel, surat kabar,tanggal terbit, dantempat terbit.
Contoh:
Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar
Harapan, 1 September 1984. Jakarta.
PENULISAN DAFTAR
PUSTAKA
Jika antologi menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya
yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah nama pengarang,tahun terbit karangan,judul
karangan,nama penghimpun (Ed.),tahun terbit antologi,judul antologi,tempat terbit, dan nama
penerbit.
Contoh:
Kartodirjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Dokumen”. Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980.
Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Selain tata cara penulisan daftar pustaka di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan penulisan daftar pustaka, antara lain sebagai berikut:
Daftar pustakan diletakan pada halaman tersendiri setelah bab kesimpulan dalam karangan
ilmiah.
Judul "Daftar Pustaka" ditulis di tengah-tengah halaman dengan huruf awal menggunakan
huruf kapital.
Penulisan daftar pustaka disusun secara alfabetis menurut abjad nama pengarang atau
lembaga yang menerbitkan, dan tidak diberi nomor urut.
Setiap sumber diketik dengan jarak satu sepasi. Baris pertama diletakkan di tepi margin kiri
dan baris berikutnya menggunakan indensi empat ketukan.
Jarak antarsumber dua spasi.
Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur nama yang terdiri atas dua unsur atau
lebih dpisahkan dengan tanda koma (,). Adapun setelah penulisan nama kota diberi tanda
titik dua (:).
Unsur-unsur penting yang harus dimuat dalam daftar pustaka adalah
:
Nama pengarang
Tahun terbit
Judul tulisan/buku
Tempat terbit
Nama penerbit
TERIMA
KASIH