Perjanjian itu menentukan yang berhak menuntut prestasi dan pihak yang berkenaan harus memenuhinya.prestasi itu berupa benda atau perbuatan atau tidak melakukan sesuatu. • Menurut Hilman Hadikusuma, yang dimaksud dengan hukum perjanjian adat adalah hukum yang meliputi uraian tentang hukum perhutangan (schuldenrecht) adapun termasuk di dalamnya meliputi soal ataupun mekanisme-mekanisme transaksi atas tanah (groundtransakties) dan transaksi-transaksi yang menyangkut tanah (transaksi waarbij ground betrokkenis). Bentuk-Bentuk Hukum Perjanjian 1. Perjanjian Kredit Pinjaman uang dengan atau tanpa bunga atau mengembalikan barang sesuai dengan nilai yang telah disepakati. Dinegeri melayu pinjamn jarang memakai bunga,apalagi dalam suatu persekutuan,kecualo diluar persekutuan sudah memakai bunga. Pinjam- meminjam barang harus dikembalikan dengan barang sejenis atau dengan uang sepadan dengan nilai barang yang dipinjam itu. 2. Perjanjian Kempitan Atau Penitipan Barang Seseorang menitipkan barang kepada pihak lain dengan janji mengembalikan dengan bentuk uang atau barang sejenis. Perjanjian ini biasa mengenai hasil bumi dan barang-barang dagangan. Syarat-syarat yang harus di penuhi: musyawarah terlebih dahulu,kepercayaan dan surat perjanjian diadakan batas waktu pengembalian barang,jika barang tidak diambi,barang itu di jual atas mufakat Dalam perjanjian di tentukan harga pengembalian barang tertentu,jika barang itu hilang harus ada penggantian atau telah dijuak diberi upah untuk jerih payahnya. Perjanjian kempitan/penitipan harus saling percaya mempercayai dengan ketentuan barang titipan harus di kembalikan. 3. Perjanjian Tebasan Perjanjian tebasan seperti ijon yang telah disebutkan terdahulu,yaitu hasil tanaman setelah berbuah,sebentar lagi akan di petik,pembeli memberikan harga kepada hasil buahan itu dan di bayar ketika sudah di petik,ada negeri yang melarang hal seperti itu. 4. Perjanjian Perburuhan Memperkerjakan orang lain yang bukan keluarha tanpa upah. Biasanya upahnya tidak uang tetapi barang berupa hasil dari yang dikerjakan itu. Bekerja dengan cara menumpang dirumah orang lain diberi makan,bekerja dirumah,dikebun atau dilarang utnuk tuan rumah. 5.Perjanjian Pemegangan Seseorang menyerahkan suatu benda kepada orang lain sebagai jaminan atas hutangnya. Pemegang barang dapat menggunakan barang tersebut sampai uang dipinjamkan atau barang jaminan ditebusi oleh yang punya barang. Jika ada bunga barang tersebut tidak boleh digunakan. 6. Perjanjian Pemeliharaan Mempunyai kedudukan istimewa dalam hukum harta kekeyaan adat,isinya berupa pemelihara menaggung nafkah pihak lain terpelihara lebih-lebih selama masa tuanya,menanggung pemakaman,pengurusan harta peninggalannya. Pemelihara mendapat imbalan sebaagian harta peninggalan si terpelihara. Bagian itu Sama dengan bagian seorang anak 7. Perjanjian Pertanggunngan Kerabat Biasanya keluarga berada biasa menaggung hutang anggota persektuan atau keluarga yang tidak mampu membayarnya. Alasan-alasan : • Menyangkut kehormatan suku • Kehormatan keluarga batih • Kelaurga luas 8.Perjanjian Serikat Perjanjian serikat ini biasanya terjadi pada masyarakat adat matrilineal, yaitu berbentuk julo-julo atau arisan pada kumpulan anggotanya, sutu suku, atau satu kemapung, perjanjian ini terjadi dalam mengerjakan tanah, membuat rumah, menikahkan anak/keluarga dekat. Perjanjian ini dikenal di Riau sebagai Batopo, Basolong, Perari, dan Julo-julo. 9. Perjanjian Bagi Hasil Ter haar menyebutkan pemilik tanaj tidak bisa mengerjakan tanahnya. Ia hanya berkeinginan menikmati hasil tanahnya. Maka ia akan melakukan perjanjian dengan pihak lain yang mampu mengerjakannya dengan mendapatkan sebagian hasilnya sebagaii upah atas jerih payahnya. Perjanjian ini terdapat di semua negeri dengan variasi-variasinya. Bentuknya memperduao atau mengerjakan ladang orang,yaitu setengah bagian,⅔ bagian,⅓ bagian,dan sebagainya. Perjanjian ini biasanya dilakukan secara lisan dan dapat di wariskan. 10. Perjanjian Ternak Ternak dipeliharakan kepada orang lain berupa bagi hasil atau nilai ternak itu dikenal dinegeri matrilinial paduo ternak: ternak batina hasil anaknya,pembesaran untuk ternak jantan,jika peliharaan mati,maka menjadi tanggung jawab pihak kedua. Bentuk-Bentuk Hukum Perjanjian di Riau
Di Negeri melayu perjanjian-perjanjian diatas sudah biasa di
lakukan,perjanjian diriau sudah berlangkung sejak lama terutama antara raja-raja melayu dengan belanda. Contohnya Kerajaan Siak dengan Belanda tahun 1848 M dimana Siak menyerahkan 12 wilayah jajahannya,yaknideliSerdanglangkat,Asahan,Panai,Bilah,Kualuh,Batub ara,Badagai,Tamiang dan seterusnya. Indragiri juga pernah melakukan perjanjian 1848M yang menetapkan bahwa penobatan sulta harus mendapatkan persetujuan belanda. Perjanjian Belanda dengan Riau sebenarnya sudah dimulai tahun 1784M, yaitu menetapkan belanda diberi hak membuat pusat keresidenan di Tanjung Pinang, diikuti pembangunan sebuah benteng di sebuah Bukit di Pulau Bintan. Selanjutnya dengan Bengkalis tahun 1873M menjadi ibu kota Resudentie Sumatra’s ooskust, dengan wilayahnya Siak, Bukit Batu Rokan Hilir, Rokan Huli, Tapung, Pekanbaru, Dumai, sedangkan daerah kampar masuk ke 50 kota, yaitu Residentie Sumatra’s Westkust. Barulah tahun 1942 masa Jepang daerah tersebut masuk ke Riau. Sumpah Adat
salah satu sumpah tertinggi adat Melayu berbunyi
"Ke atas tak berpucuk, ke bawah tak berakar, di tengah digirik kumbang". Yang artinya sumpah kutukan bagi orang yang tidak menepati janjinya tidak akan selamat dalam hidupnya.