Anda di halaman 1dari 66

Gizi Bayi dan Anak

Oleh: Asyifa Robiatul A.


Life Cycle Approach
Upaya peningkatan status gizi masyarakat termasuk
penurunan prevalensi balita pendek menjadi
salah satu prioritas pembangunan nasional yang
tercantum di dalam sasaran pokok Rencana
Pembangunan jangka Menengah Tahun 2015 –
2019. (InfoDatin Situasi Balita Pendek, 2016)
Ibu hamil
270 hari
Disebut sebagai
"periode emas",
"periode kritis", dan
1000 Bank Dunia (2006)
HPK menyebutnya sebagai
"window of
opportunity".
Bayi 730
hari

Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada


periode tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan
fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Penilaian Status Gizi Bayi dan Balita

Riwayat
Antropometri Makan

Biokimia
(1) Antropometri
antropometri adalah ukuran tubuh manusia.
Sedangkan antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi.
WHO merekomendasikan pengukuran antropometri pada bayi
dan balita menggunakan grafik yang dikembangkan oleh WHO
dan Center for Disease Control and Prevention (CDC). Grafik
yang digunakan adalah z-score sebagai standar deviasi rata-rata
dan persentil median
Kategori dan ambang batas status gizi anak
berdasarkan indeks
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)
Berat badan menurut Gizi Buruk <-3 SD
umur (BB/U) Anak Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD
umur 0-60 bulan Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
Panjang badan Sangat pendek <-3 SD
menurut umur (PB/U) Pendek -3 SD sampai dengan <-2 SD
atau tinggi badan Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
menurut umur(TB/U)
Anak umur 0-60 bulan Tinggi >2 SD
Berat badan menurut Sangat kurus <-3 SD
panjang badan Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
(BB/PB) atau berat Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
badan menurut tinggi
badan (BB/TB) Anak Gemuk >2 SD
umur 0-60 bulan
Definisi menurut WHO
• BB/U < -2 standard deviations (SD) of
Underweight the WHO Child Growth Standards
median

• TB/U < -2 SD of the WHO Child


Stunting Growth Standards median

• BB/TB < -2 SD of the WHO Child


Wasting Growth Standards median

• BB/TB > +2 SD of the WHO Child


Overweight Growth Standards median

Sumber: WHO 1994


Stunting
• Yaitu: Persentase anak-anak dengan tinggi
badan yang rendah dari rata-rata balita
seusianya (stunting) mencerminkan tentang
efek kumulatif kekurangan gizi dan infeksi
yang terjadi bahkan sebelum kelahiran.
• Keadaan ini dapat diartikan sebagai indikasi
kondisi lingkungan yang buruk dan menjadi
penghambat jangka panjang potensi dari
pertumbuhan anak.
Nutrition Troughout The Life Cycle
Underweight
• Persentase anak-anak yang memiliki berat
badan rendah dari usianya (underweight)
dapat mencerminkan ‘wasting' (berat badan
yang lebih rendah dari tingginya)
• Keadaan ini menunjukkan penurunan berat
badan akut, 'stunting', atau keduanya. Dengan
demikian, 'underweight' adalah indikator
komposit dan karena itu mungkin sulit untuk
diinterpretasikan.
Wasting
• Wasting pada anak merupakan gejala
kekurangan gizi akut, biasanya sebagai akibat
dari asupan makanan tidak cukup atau tingginya
insiden penyakit menular, terutama diare.
• Wasting suatu waktu dapat merusak fungsi
sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan
peningkatan keparahan dan durasi dan
kerentanan terhadap penyakit menular dan
peningkatan risiko kematian.
Perbandingan Balita Normal, Wasting,
Stunting, dan Underweight
(2) Riwayat Makan
Riwayat pemberian makan
• Kebiasaan makan, teknik pemberian makan, gangguan
makan, dan lingkungan

Nafsu makan dan asupan


• Nafsu makan harian, faktor yang mempengaruhi asupan
seperti: alergi, intoleransi trhadap bahan makanan trtentu,
gg. Mengunyah/menelan, keterampilan makan

Riwayat pola makan


• Pemberian ASI, frekuensi dan durasi pemberian ASI,
frekuensi dan jumlah MP-ASI
KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI
DAN BALITA
Makronutrient (Zat Gizi Makro)
Rekomendasi kebutuhan makronutrien pada bayi didasarkan pada
kandungan gizi ASI per 100 ml.
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
• Karbohidrat • Protein dalam ASI • 30-40% dari total
menyusun 45-65% memenuhi 5-20% kalori ASI tersusun
total kalori ASI dari total kalori atas lemak.
atau berkisar 130 ASI atau berkisar • Lemak dibutuhkan
gr/hari. 13 gr/hari. untuk mendukung
• Karbohidrat dalam • Protein perkembangan
ASI sebagian dibutuhkan utk saraf otak dan
besar berupa tumbuh kembang saraf pd organ
laktosa. • Kelebihan protein tubuh lainnya.
dpt • Jenis lemak trans
mengakibatkan tdk diperbolehkan
dehidrasi, demam, dikonsumsi terlalu
diare, dan asidosis tinggi oleh bayi >6
pd bayi prematur bulan
KARBOHIDRAT
• Fungsi karbohidrat dalam pemberian makan
bayi adalah:
– Menyuplai energi untuk pertumbuhan, fungsi tubuh
dan aktivitas
– Membentuk jaringan tubuh yang baru bersama
protein
– Building blocks untuk komponen tubuh yang esensial
– Sebagai sumber utama energi untuk beraktivitas
sedangkan protein dan lemak dibutuhkan untuk
fungsi tubuh yang esensial seperti pembentukkan
dan perbaikan jaringan.
ENERGI
Tujuan pemenuhan kebutuhan gizi pada bayi,
antara lain untuk:

Memberikan zat Pertumbuhan dan


gizi yang cukup perkembangan Melakukan
bagi kebutuhan fisik dan aktivitas fisik
hidup (untuk psikomotor
pemeliharaan
dan pemulihan
serta
peningkatan
kesehatan)
Internasional of Medicine (IOM) (2002) menggunakan
persamaan untuk menghitung total pengeluaran energi (energi
expenditure) dan menghasilkan nilai kebutuhan energi.
Persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

[89 x BB (kg) – 100] + 175 kkal


Estimasi kebutuhan energi pada bayi (0-24 bulan)
usia Jenis kelamin Energi (kkal/hari)
0 – 6 bulan Laki-laki 472 – 645
Perempuan 438 – 593
6 – 12 bulan Laki-laki 645 – 844
Perempuan 593 – 768
1 – 2 tahun Laki-laki 844 – 1050
Perempuan 768 – 997
MIKRONUTRIEN
(Zat Gizi Mikro)
Modifikasi kebutuhan
energi dibutuhkan
berdasarkan kebutuhan
individual dan grafik
pertumbuhan. Terdapat
rumus perhitungan
basal metabolic rate
(BMR) pada bayi dan
balita:
Rumus Persamaan (kkal) Keterangan
oxford BMR= 61 (BB)kg – 33,7 laki-laki usia 0 – 3 tahun
BMR=23,3 (BB)kg + 514 Laki-laki usia 3 – 10 tahun
BMR=58,9 (BB)kg – 23,1 Perempuan usia 0 – 3 tahun
BMR=20,1 (BB)kg + 507 Perempuan usia 3 – 10 tahun
Pada masa balita, kebutuhan vitamin
digunakan untuk:
Vitamin A • Pertumbuhan sel-sel epitel
• Metabolisme karbohidrat dan keseimbangan air
Vitamin B1 dalam tubuh

Vitamin B2 • Proses oksidasi dalam sel-sel

Vitamin B6 • Pembentukkan sel-sel darah merah


• Aktivator berbagai fermen perombak protein dan
Vitamin C lemak serta pembentukkan trombosit
• Memperbesar penyerapan kalsium dan fosfor dari
Vitamin D usus

Vitamin E • Mencegah perdarahan dan pembelahan sel


• Pembentukan protrombin dlm proses pembekuan
Vitamin K darah
PEMBERIAN MAKAN
Susu
ASI MP-ASI
Formula
ASI (Air Susu Ibu)
• Protein ASI berupa kasein (40%) dan whey (60%)
• Kandungan ASI terdiri dari:
– Protein whey  melindungi bayi dari infeksi
– Laktoferin  mengikat zat besi
– Imunoglobulin A (Ig A)  melindungi saluran cerna
bayi dari infeksi
– Enzim lisozim  merusak membran sel bakteri
– Bakteri baik (L. Bifidus)  yang membuat suasana
asam dalam saluran cerna bayi sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri patogen
Pedoman pemberian makan bayi usia 6-23 bulan
yang mendapat ASI
Susu Formula
• Komposisi susu formula bayi harus mengikuti aturan Codex
Alimentarius atau Badan Pengawas Obat (BPOM) dan hanya
dapat diberikan kepada bayi atas indikasi medis. (WHO
2009)
• Codex Alimentarius dan European Society for Pediatric
Gatroenterology Hepatology and Nutrition (EPSGHAN)
Committe on Nutrition membagi formula bayi dalam 3 jenis,
yaitu:
– Formula awal  harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan
zat-zat gizi esensial bagi bayi sampai umur 1 tahun
– Formula lanjutan  dpt diberikan mulai dari umur 6 bulan dan
bersama-sama dengan MP-ASI
– Formula utk tujuan medis  meliputi formula untuk bayi
prematur, alergi susu sapi, kelainan metabolisme bawaan, dan
formula khusus gg. Saluran cerna
MP-ASI
• Diberikan setelah bayi berusia 6 bulan karena ASI
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi.
• Tujuan pemberian MP-ASI:
– Memenuhi kebutuhan gizi bayi
– Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima
berbagai macam makanan dgn berbagai rasa dan
tekstur
– Mengembangkan kemampuan bayi untuk
mengunyah dan menelan
Hal yang harus diperhatikan dlm pemberian
MP-ASI:
• Memilih bahan makanan utama dengan
sumber tinggi zat besi
• Memilih beras sebagai salah satu sumber
karbohidrat karena bersifat hipoalergenik
• Telur dpt diberikan saat usia 1 tahun
• Makanan selingan dapat diberikan 2x sehari
seperti bubur kacang hijau dan biskuit
MASALAH GIZI PADA BAYI
DAN BALITA
Gizi lebih (obesitas)
• Anak yang mengalami obesitas mempunyai
kemungkinan obesitas yang lebih besar pd
masa pubertas dan dewasa kelak.
• Obesitas bersifat multifaktor: genetik, gaya
hidup tidak baik, dan pola makan kurang baik
Karies gigi
• Gigi susu berisiko mengalami gangguan karies
dini yang diakibatkan oleh konsumsi ASI, susu
formula, jus, atau minuman lain yang di
minum melalui botol.
• Pemberian makanan/minuman manis dgn
botol pd bayi lebih dari 3x/hari atau lebih dari
1 jam pada waktu makan dapat menyebabkan
karies dini
GAKY
(gg. Akibat kekurangan yodium)
• Kekurangan yodium berpengaruh pd
tingkat IQ dan tumbuh kembang anak
DEFISIENSI
VITAMIN E
• Kekurangan vitamin E terjadi pada anak yg
menderita gg. Penyerapan lemak (fibrosis kistik)
• Pemberian zat besi yang berlebihan dapat
menyebabkan defisiensi vitamin E
• Bayi prematur yang menderita kekurangan vitamin
E, pada usia 6-10 minggu bisa mengalami
kelemahan otot disertai anemia hemolitik.
• Kekurangan vitamin E menyebabkan retinopati
pada prematuritas dan akan semakin memburuk
jika bayi terkena oksigen kadar tinggi dalam
inkubator
• Anak-anak penderita malabsorpsi usus bisa
mengalami kekurangan vitamin E yang berat
• Kadar ≥ 0,5 mg/dL pada orang sehat berhubungan
dengan perlindungan terhadap hemolisis dan dipakai
sebagai indikasi kecukupan nutrisi. Kadar tokoferol ibu
meningkat selama kehamilan, tetapi kadar pada fetus
tetap rendah, hal ini menunjukkan adanya penahan
pada aliran transplasental dari vitamin ini.
• Kadar vitamin E pada neonatus saat di dalam
kandungan hanya sedikit dipengaruhi oleh asupan
vitamin E ibu melalui transfer plasental,
mengakibatkan bayi baru lahir mempunyai kadar yang
rendah.
• Bayi prematur mempunyai risiko kekurangan vitamin E
karena kapasitas absorbsi lemak yang terbatas. Air
susu ibu (ASI), terutama kolustrum mengandung
vitamin E konsentrasi tinggi.
DEFISIENSI
VITAMIN K
• Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi
vitamin K karena cadangan vitamin K dalam hati
relatif masih rendah, sedikitnya transfer vitamin K
melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada
ASI, dan saluran pencernaan bayi baru lahir yang
masih steril.
• Kekurangan vitamin K berisiko tinggi bagi bayi
sehingga mengakibatkan Vitamin K Deficiency
Bleeding (VKDB).
• Penyakit hemoragik pada BBL biasanya terjadi
pada hari ke 1-7. gejalanya berupa perdarahan
dalam kulit, lambung, dan dada. VKDB bisa timbul
lagi pada usia 1-3 bulan.
• Penyakit VKDB berhubungan dengan malabsorpsi
dan penyakit hati.
• Faktor risiko terjadinya VKDB antara lain:
– ibu mengkonsumsi obat yang mengganggu
metabolisme vitamin K selama kehamilan
seperti obat anti-kejang hidantoin (phenitoin),
antibiotik cephalosporin, serta antikoagulan
kumarin (seperti warfarin)
– rendahnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus
– gangguan fungsi hati (kolestasis)
– sindrom malabsorpsi, diare kronik, serta
kurangnya asupan vitamin K pada bayi yang
mendapat ASI eksklusif.
• Untuk pencegahan VKDB, dianjurkan untuk
memberikan suntikan vitamin K melalui otot
dalam waktu 1 jam stlh bayi lahir. Pemberian
lewat mulut tidak dianjurkan.
SKURVI INFANTIL
Skurvi Infantil
• Suatu keadaan yang disebabkan oleh
tidak adekuatnya asupan vitamin C
(asam askorbat) karena pemakaian
susu formula yang mengandung sedikit
vitamin C. Penyakit ini timbul pada usia
6-12 bulan
Gejala yang ditimbulkan:
Rewel, nafsu makan buruk, BB tidak
bertambah

Jika digerakkan, nyeri akibat perdarahan di


bawah lapisan tipis pd jaringan pembungkus
tulang.

Di usia balita perdarahan terdapat dibawah


kulit, gusi disekeliling gigi yg sedang tumbuh
berdarah

Vitamin C penting untuk pembentukan jaringan ikat, skurvi


bisa menyebabkan kelainan pada tulang rusuk dan pada
tulang panjang tungkai. Skurvi juga menyebabkan
terganggunya proses penyembuham luka
GANGGUAN
METABOLISME
MAKRONUTRIENT
Reaksi Dalam Metabolisme Bahan Bakar
Proses Metabolik Reaksi Konsekuensi

Glikogenesis Glukosa  glikogen Glukosa darah


Glikogenolisis Glukogen  glukosa Glukosa darah
Glukoneogenesis Asam amino  glukosa Glukosa darah
Sintesis protein Asam amino  protein Asam amino darah
Penguraian protein Protein  asam amino Asam amino darah
Sintesis lemak Asam lemak dan gliserol Asam lemak darah
(lipogenesis atau sintesis  trigliserida
trigliserida)
Penguraian lemak Trigliserida  asam Asam lemak darah
(lipolisis atau lemak dan gliserol
penguraian trigliserida)
Perjalanan
Makronutrient
dalam tubuh
Metabolisme
terbentuk dari
Respirasi Sel
1.

2.

3.
4.
KELAINAN METABOLISME KARBOHIDRAT

1. Galaktosemia

2. Glikogenosis

3. Intoleransi Fruktosa Herediter

4. Fruktosuria
1. Galaktosemia
Galaktosemia adalah
penyakit autosomal resesif
yang disebabkan oleh
defisiensi berat enzim
galaktosa-1-fosfat
uridiltransferase

Penyakit ini terjadi


pada 1:60.000
kelahiran
• Galaktosa berfungsi sebagai energi, harus diubah
menjadi glukosa agar dapat memasuki jalur
metabolisme lebih lanjut.
• Hal ini penting untuk bayi karena mereka
mendapatkan sebagian besar energi dari susu,
yang memiliki komposisi tinggi galaktosa.
• Setiap molekul laktosa, konstituen utama dari gula
susu, terdiri dari sebuah molekul galaktosa dan
molekul glukosa, dan galaktosa membentuk 20%
dari sumber energi dari diet bayi umumnya.
Hubungan genetika galaktosemia

• Gen untuk galaktosa-1-fosfat uridylyltransferase (Galt gen)


terletak pada lengan pendek kromosom 9, di daerah 9p13.
• Kebanyakan perubahan pada gen Galt mengubah blok
bangunan protein tunggal (asam amino) digunakan untuk
membangun galaktosa-1-fosfat uridylyltransferase.
Manifestasi Klinis

1. Pada saat neonatus diberi susu sering menunjukkan


bukti adanya gagal hati (hiperbilirubinemia, gangguan
koagulasi dan hipoglikemia)
2. Gg. Fungsi tubulus renalis (asidosis, glikosuria,
aminoasiduria)
3. katarak
• Bila manifestasi neonatus
ringan atau tidak ada,
dapat terjadi kegagalan
pertumbuhan
• Pengaruh akut utama
pada fungsi hati dan
ginjal
• Katarak berkembang
sampai tahun pertama
• Jika anak tumbuh,
cenderung mengalami
gangguan belajar.
2. Glikogenosis
• Glikogenosis (Penyakit penimbunan
glikogen) adalah sekumpulan penyakit
keturunan yang disebabkan oleh tidak
adanya 1 atau beberapa enzim yang
diperlukan untuk mengubah gula
menjadi glikogen atau mengubah
glikogen menjadi glukosa (untuk
digunakan sebagai energi).
3. Intoleransi Fruktosa Herediter
• Intoleransi Fruktosa Herediter adalah
suatu penyakit keturunan dimana tubuh
tidak dapat menggunakan fruktosa karena
tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
• Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase
(yang merupakan hasil pemecahan dari
fruktosa) tertimbun di dalam tubuh,
menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi
glukosa sebagai sumber energi.
4. Fruktosuria
• Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang
tidak berbahaya, dimana fruktosa dibuang ke
dalam air kemih.
• Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim
fruktokinase yang sifatnya diturunkan.
• 1 dari 130.000 penduduk menderita fruktosuria.
• Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi
kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan
air kemih dapat menyebabkan kekeliruan
diagnosis dengan diabetes mellitus.Tidak perlu
dilakukan pengobatan khusus.

Anda mungkin juga menyukai