Anda di halaman 1dari 24

KONSEP ANATOMI FISIOLOGI

DAN ASUHAN KEPERAWATAN


SISTEM IMUNNOLOGI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

ANGGI HAPSARI PUTRI (001STYC18)


ARFAH (005STYC18)
DESAK HARTAMI MALIK (008STYC18)
HENGKY SUTOMO (023STYC18)
JINAN ESTIDA HAYATI UMAJAN (032STYC18)
APA YANG AKAN DI BAHAS
DEFINISI
DEFINISI

ANATOMI
ANATOMI FISIOLOGI
FISIOLOGI SISTEM
SISTEM IMUN
IMUN

REAKSI
REAKSI IMUNOLOGI
IMUNOLOGI

FUNGSI
FUNGSI SISTEM
SISTEM IMUN
IMUN &
& NUTRISI
NUTRISI
DALAM
DALAM SISTEM
SISTEM IMUN
IMUN

PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI SITEM
SITEM IMUN
IMUN

TERAPI
TERAPI DIET
DIET SISTEM
SISTEM IMUN
IMUN

SISTEM
SISTEM IMUNOLOGI
IMUNOLOGI Kelompok
Kelompok 1
1 20/04/2020
20/04/2020
DEFINISI
Imunologi berasal dari bahsa
latin yaitu Imunis dan Logos,
Imun yang berarti kebal dan
logos yang berarti ilmu.
Imunologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang
kekebalan tubuh. Imunitas
adalah perlindungan dari
penyakit, khususnya penyakit
infeksi. Sel-sel dan molekul-
molekul yang terlibat di dalam
perlindungan membentuk
sistem imun. Sedangkan
respon untuk menyambut agen
asing disebut respon imun.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUN

Antibody merupakan protein-


Antigen merupakan glikoprotein
protein yang dihasilkan oleh sel –
yang terdapat pada permukaan
B (limfosit B) untuk merespon
sel darah merah (Diah dkk,
adanya antigen yang masuk ke
2007).
tubuh.
Sistem komplemen
Sistem komplemen adalah
protein dalam serum
darah yang bereaksi
berjenjang sebagai enzim
untuk membantu sistem
kekebalan selular dan
sistem kekebalan humoral
untuk melindungi tubuh
dari infeksi.
Sel – sel sistem imunologi
Sel – sel imun terdiri dari sel APC (Antigen Presenting Cell)
yang bertugas mengenali antigen yang masuk lalu informasi yang
didapat oleh sel APC dikomunikasikan pada sel T (limfosit T) untuk
memusnahkan antigen yang masuk, dalam hal ini sel T dapat
memusnahkan antigen dengan cara mengerahkan banyak sel T atau
dengan bantuan sel B (limfosit B) untuk membentuk antibody yang
digunakan sebagai senjata dalam memusnahkan agen (Admin
2013).
REAKSI IMUNOLOGI
1. Deteksi dan mengenali benda asing
2. Komunikasi dengan sel lain untuk merespon
3. Rekruitmen bantuan dan koordinasi respon
4. Destruksi atau supresi penginvasi Funsi respons imun
5. Pertahanan (Defense): terhadap benda asing/mikroba
6. Homeostasis: eliminasi sel tak berguna/debris.
7. Pengawasan (Surveillance): bertugas untuk waspada
dan mengenal adanya perubahan – perubahan dan secara
cepat membuang sel-ssel yangabnormal tersebut.
SISTEM IMUN NON SPESIFIK (PERTAHANAN
FISIK, BIOKIMIA, HUMORAL, SELULER.)
Biokimia
 Lisozim (keringat, ludah, air mata,

ASI)→menghancurkan dinding sel kuman gram positif


 Laktoferin & asam neuraminik (ASI) → anti bakterial

E coli & staphylococus


 HCI, enzim proteolitik, empedu →lingkungan cegah

infeksi bakteri
 Laktoferin & transferin (dr makrofag) → ikat zat besi

 Lisozim (dr makrofag) → hancurkan kuman gram


negatif.
Humoral
1. Komplemen
a. Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit
karena:
b. Komplemen dapat menghancurkan sel membran bakteri
Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri
c. Komponen komplemen lain yang mengendap pada permukaan bakteri memudahkan
makrofag untuk mengenal dan memfagositosis (opsonisasi).

2. Inteferon
Glikoprotein yang dihasilkan sel tubuh sebagai respon terhadap infeksi virus
 Sifat antivirus
induksi sel sekitar sehinga resistensi terhadap virus
aktifitas sel NK

3. Reactive Protein (CRP)


Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen. CRP dibentuk
oleh badan pada saat infeksi. CRP merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat
(100 x atau lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut.
Pertahanan selulur

1. Fagosit
Fagosit
→ makrofag/monosit, segmen
eosinofil, neutrofil
→ memakan, mamasukan,
menghancurkan

Proses fagosit
1. Kemotaksis → gerakan sel
fagosit ke tempat infeksi
2. Menelan
3. Memakan (fagositosis) → dgn
pembentukan fagosom
4. Membunuh → lisozoM, h2o2,
mieloperoksida (→
membentuk fagolisosom)
5. Mencerna
2. Natural Killer Cell
(sel NK)

Sel NK adalah sel limfoid yang


ditemukan dalam sirkulasi dan
tidak mempunyai cirri sel limfoid
dari siitem imun spesifik, maka
karenan itu disebut sel non B non
T (sel NBNT) atau sel poplasi
ketiga.
Sel NK dapat menghancurkan sel
yang mengandung virus atau sel
neoplasma dan interveron
meempunyai pengaruh dalam
mempercepat pematangan dan
efeksitolitik sel NK.
SISTEM IMUN SPESIFIK ()ADAPTIF/DIDAPAT

Kemampuan mengenal benda asing/antigen →


spesifik menghancurkan antigen yang sudah
dikenal sebelumnya.

Cara sistem ini didapat;


1. Aktif

2. Pasif
Dasar → INGATAN/MEMORI.
Imunitas spesifik dapat terjadi sebagai
berikut:

1. Alamiah
a.pasif
Imunitas alamiah pasif ialah pemindahan antibody atau sel darah putih yang
disensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun, misalnya melalui
plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak.
b. Aktif
Imunitas alamiah katif dapat terjadi bila suatu mikoorgansme secara alamiah masuk
kedalam tubuh dan menimbulkan pembentukan antibody atau sel yang tersensitisasi.

2. Buatan
a. Pasif
Imunitas buatan pasif dilakukan dengan memberikan serum, antibody, antitoksin
misalnya pada tetanus, difteri, gangrengas, gigitan ular dan difesiensi imun atau
pemberian sel yang sudah disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar.
b. Aktif
Imunitas buatan aktif dapat ditimbulkan dengan vaksinasi melalui pemberian toksoid
tetanus, antigen mikro organism baik yang mati maupun yang hidup.
FUNGSI SISTEM IMUN DAN NUTRISI DALAM SISTEM IMUN

1. Sistem imun
Sistem Imun adalah satu sistem terpenting yang terus menerus melakukan
tugas dan kegiatan dan tidak pernah melalaikan tugas-nya adalah sistem
kekebalan tubuh. Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua
jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita.

Fungsi dari sistem imun antara lain:


1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit dengan menghancurkan dan
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur,
dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
Dan Sasaran utama yaitu bakteri patogen dan virus. Leukosit merupakan sel
imun utama (disamping sel plasma, makrofag, dan sel mast).
2.
2. Nutrisi
Nutrisi

a. Vitamin A mempunyai peranan penting f. Zat besi


di dalam pemeliharaan sel epitel.
b. Vitamin E adalah salah satu Aktifitas SOD
antioksidan yang kuat untuk
menghentikan reaksi berantai ini,
(superoksida dismutase)
karena vitamin E banyak terdapat di dan katalase bergantung
membran sel .
pada zat besi ini.
c. Vitamin C dikenal sebagai antioksidan
yang membantu menetralisir radikal Antioksidan enzimatis
bebas. bekerja dengan cara
d. Selenium adalah mineral kelumit yang
penting untuk sintesis protein dan mencegah terbentuknya
aktivitas enzim glutation peroksidase senyawa radikal bebas
(GSH-PX).
e. Zinc juga berperan dalam proliferasi
baru.
sel terutama sel mukosa. Zinc juga
mempunyai peran yang penting dalam
sintesa asam nukleat.
PATOFISIOLOGI SISTEM IMUN

Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa


membedakan antara diri sendiri dan benda asing yang
masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing
yang yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh
(antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri.
Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi
menjadi sistem imun humoral dan system imun seluler.
Sistem imun humoral terdiri atas antibody (Imunoglobulin)
dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam
lambung, pepsin, dan lain-lain). Sedangkan sistem imun
dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil
beredar di dalam tubuh kita.
TERAPI DIET PADA SYSTEM IMUNOLOGI

1. Diet paleo autoimun (AIT) 3. Diet Nabati (plant Based


AIT merupakan versi yang lebih Diet)
ekstrim dari diet paleo biasa. Dalam
diet ini, makanan-makanan yang Bukti medis menunjukkan
harus dihindari termasuk biji-bijian, bahwa diet nabati dapat
legume, susu, makanan olahan, gula
olahan, telur dan kacang-kacangan.
menguntungkan bagi orang
2. Diet anti peradangan (anti dengan penyakit autoimun.
inflammatory diet) 4. Diet Bebas Gluten
Diet ini hamper mirip dengan diet
mediterania, yang menurut para ahli Gluten adalah nama untuk
kesehatan dapat menurunkan risiko protein dalam gandum,
penyakit kronis sekaligus RYE dan Barley, dan dinilai
mengurangi gejala pada beberapa
penyakit autoimun. merusak khusus kecil.
PENGKAIAN PADA SISTEM IMUNOLOGI

Pengkajian
Nama pasien, jenis kelamin,
umur, alamat, suku bangsa,
Identitas pasien
pekerjaan, pendidikan, agama,
diagnosa medis, tanggal MRS.

Identitas Nama, pekerjaan, alamat, agama,


penanggung pendidikan, hubungan dengan
jawab. pasien.

1. Keluhan utama : Bersin-bersin, hidung


mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan
hidung gatal.
2. Riwayat penyakit dahulu : Pasien pernah
Riwayat
menderita penyakit THT.
kesehatan
3. Riwayat penyakit keluarga : Ibu
mengungkapkan bahwa dahulu pernah
mengalami hal yang sama dengan penderita.
Pemeriksaan fisik

1. Kesadaran umum : Klien lemah dan e. Leher


demam. Tidak ada pembesara kelenjar tiroid, limfe,
2. Kesadaran : Composmentis tidak ada bendungan vena jugularis, tidak
3. Cek TTV: ada kaku kuduk.
4. Pemeriksaaan Head To Toe f. Dada
 Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar,
a. Kepala
pergerakan dinding dada simetris, tidak ada
Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, retraksi otot bantu pernapasan.
tidak ada benjolan, kulit kepala bersih.  Palpasi : Tidaka ada benjolan
b. Mata mencurigakan
Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva  Perkusi : turgor kulit tidak langsung
merah, sklera merah, mata berair. kembali dalam 1 detik.
c. Hidung  Auskultasi : Hipertimpan, perut kembung.
Simetris, ada sekret (hidung buntu), tidak g. Perut
ada pernafasan cuping hidung, tidak  Inspeksi : Simetris.
polip.  Auskultasi : Peristaltik meningkat
d. Telinga 40x/menit.
Simetris, tidak ada benjolan, lubang  Palpasi : turgor kulit tidak langsung
telinga bersih, tidak ada serumen. kembali dalam 1 detik.
 Perkusi : Hipertimpan, perut kembung.
Pemeriksaan diagnostik

Elisa (Enzyme - Linked


Immunosorbent Assay)
adalah salah satu metoda
yang sensitive untuk
mendeteksi antibody,
antigen, hormon maupun
bahan toksik. Metode ini
merupakan pengembangan
dari sistem deteksi dengan
imunofloresen atau
radioaktif .

Anda mungkin juga menyukai