Anda di halaman 1dari 17

D.

Tindakan keluarga jika ada anggota


keluarga terpapar/ positifKarantina Rumah
Karantina Rumah

Karantina rumah adalah upaya pembatasan penghuni dalam


suatu rumah beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit
dan/atau terkontaminasi untuk mencegah penyebaran
penyakit atau kontaminasi. Masyarakat lain di luar rumah
tersebut harus menghindari berinteraksi langsung dengan
penghuni rumah atau tidak boleh menggunakan/ bersentuhan
dengan barang yang belum didisinfeksi. Apabila masyarakat
menjalani karantina rumah maka harus berkomunikasi per
telpon dengan keluarga di luar rumah tersebut secara periodik,
dan meminta dukungan apabila memerukan bantuan.
Karantina rumah dilakukan melalui isolasi diri.
Isolasi Diri

• Tinggal di rumah dan tidak boleh berinteraksi


dengan masyarakat
• Menggunakan kamar terpisah dari anggota
keluarga lain
• Jika memungkinkan jaga jarak setidaknya 1 meter
dari anggota keluarga lain
• Menggunakan masker selama isolasi diri
• Melakukan pengukuran suhu harian dan observasi
gejala klinis
• Hindari pemakaian bersama peralatan makan,
peralatan mandi dan linen/sprei.
• Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
• Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah
sinar matahari setiap pagi
• Jaga kebersihan dengan cairan disinfektan
• Hubungi segera fasyankes jika mengalami
perburukan gejala untuk perawatan lebih lanjut
Berikut rekomendasi prosedur pencegahan dan
pengendalian infeksi untuk isolasi di rumah:
• Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki
ventilasi yang baik (memiliki jendela terbuka, atau pintu terbuka)
• Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yang sama.
Pastikan ruangan bersama (seperti dapur, kamar mandi) memiliki
ventilasi yang baik.
• Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang
berbeda, dan jika tidak memungkinkan maka jaga jarak minimal 1
meter dari pasien (tidur di tempat tidur berbeda)
• Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idelanya satu orang
yang benar-benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain
atau gangguan kekebalan. Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan
sampai pasien benar-benar sehat dan tidak bergejala.
• Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap
ada kontak dengan pasien atau lingkungan pasien.
• Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun,
handuk kertas sekali pakai direkomendasikan.
• Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker
bedah (masker datar) diberikan kepada pasien
untuk dipakai sesering mungkin.
• Orang yang memberikan perawatan sebaiknya
menggunakan masker bedah terutama jika berada
dalam satu ruangan dengan pasien
• Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh
terutama cairan mulut atau pernapasan (dahak,
ingus dll) dan tinja.
• Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang telah
terpakai.
• Sediakan sprei dan alat makan khusus untuk pasien
(cuci dengan sabun dan air setelah dipakai dan dapat
digunakan kembali)
• Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet
dan kamar mandi secara teratur.
• Bersihkan pakaian pasien, sprei, handuk dll
menggunakan sabun cuci rumah tangga dan air atau
menggunakan mesin cuci dengan suhu air 60-900C
dengan detergen dan keringkan
• Sarung tangan dan apron plastic sebaiknya digunakan
saat membersihkan permukaan pasien, baju, atau
bahan-bahan lain yang terkena cairan tubuh pasien
• Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain
selama perawatan harus dibuang di tempat sampah
di dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup
rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius
• Hindari kontak dengan barang-barang
terkontaminasi lainya seperti sikat gigi, alat makan-
minum, handuk, pakaian dan sprei).
• Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan
kesehatan rumah, maka selalu perhatikan APD dan
ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit
melalui droplet.
Penanganan diri jika Sudah dinyatakan
sembuh
Pasien yang telah dinyatakan sembuh dari infeksi
SARS-COV2 harus melakukan self isolated atau
mengisolasi diri setibanya di rumah.
Syarat Pemulangan Pasien COVID-19

• Pasien yang dirawat dengan diagnosa infeksi COVID-


19 dapat dipulangkan apabila hasil pemeriksaan
PCR negatif 2 kali berturut-turut dalam selang
waktu 2 hari. Apabila tidak tersedia pemeriksaan
PCR maka pemulangan pasien COVID-19 didasari
oleh:
– Klinis perbaikan tanpa oksigen dan radiologis perbaikan,
dan
– Perbaikan klinis dengan saturasi oksigen lebih 95%
melakukan kontrol ke rumah sakit sesuai yang
ditentukan. Jika sudah tidak ada keluhan tidak
akan dites lagi. Karena sebelumnya sudah 2 kali
dites dan hasilnya negatif. Semua pasien yang
lepas perawatan itu masih kontrol ke
rumahsakit.
Pasien yang sembuh juga harus menjaga pola
hidupnya agar imunitasnya tidak menurun yaitu
dengan cara ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, di antaranya asupan makanan dengan
makan makanan yang sehat dan sempurna. dan
istirahat yang cukup, serta menerapkan gerakan hidup
sehat. Tak hanya kondisi fisik, kondisi pikiran juga
harus positif.
F. Keterbukan Pasien dan Keluarga
Keterbukaan merupakan bagian dari
keterbukaan informasi dari tenaga kesehatan
kepada pasien. Hal ini justru untuk menjaga
keselamatan dan kebaikan pasien, dan juga
menjaga kenyamanan tenaga kesehatan
orang tanpa gejala maupun tidak,
keterbukaan seseorang memiliki riwayat
perjalanan dari zona merah dan kontak erat
dengan pasien positif sangat penting. Sehingga
dapat dilakukan penanganan secara cepat untuk
menghindari penularan kepada orang lain.
Meskipun untuk memastikan butuh
pemeriksaan melalui rapid test ataupun PCR.
Keluarga pasien juga harus terbuka terkait
segala informasi pasien agar nantinya tidak ada
kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Pasien
dan keluarga pasien harus jujur dan terbuka
tentang riwayat perjalanan pasien dan riwayat
kontak atau pertemuan pasien dengan orang
lain, ini dimaksudkan agar apabila memang
terpapar akan dilakukan tindakan lebih lanjut
dan dapat mencegah penularannya.

Anda mungkin juga menyukai