Anda di halaman 1dari 124

Kebijakan Akuntansi &

Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah (3)
A B
Kebijakan Akuntansi & Kebijakan
SAPD Kas dan Setara Akuntansi & SAPD
Kas Piutang

Kebijakan D
Akuntansi & E
SAPD Latihan Kas dan
Persediaan Kebijakan
Akuntansi & Setara Kas,
SAPD Investasi Piutang,
Persediaan dan
Investasi
A
Kebijakan Akuntansi & SAPD
Kas dan Setara Kas
DEFINISI KAS DAN SETARA KAS
PSAP Nomor 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan paragraf 8

Setara
Kas Kas Setara Kas adalah investasi jangka
Kas adalah uang tunai dan saldo pendek yang sangat likuid yang siap
simpanan di bank yang setiap saat dijabarkan menjadi kas serta bebas
dapat digunakan untuk membiayai dari risiko perubahan nilai yang
kegiatan pemerintah daerah yang signifikan. Setara kas pada pemerintah
sangat likuid yang siap daerah ditujukan untuk memenuhi
dijabarkan/dicairkan menjadi kas serta kebutuhan kas jangka pendek atau
bebas dari risiko perubahan nilai yang untuk tujuan lainnya. Untuk
signifikan. Kas juga meliputi seluruh memenuhi persyaratan setara kas,
Uang Yang Harus investasi jangka pendek harus segera
Dipertanggungjawabkan (UYHD) yang dapat diubah menjadi kas dalam
wajib dipertanggungjawabkan dan jumlah yang dapat diketahui tanpa ada
dilaporkan dalam neraca. Saldo risiko perubahan nilai yang signifikan.
simpanan di bank yang setiap saat Oleh karena itu, suatu investasi
dapat ditarik atau digunakan untuk disebut setara kas kalau investasi
melakukan pembayaran. dimaksud mempunyai masa jatuh
tempo kurang dari 3 (tiga) bulan dari
tanggal perolehannya.
KLASIFIKASI KAS DAN SETARA KAS
Kas yang dikuasai,
Kas yang dikuasai,
dikelola dan dibawah
dikelola dan di bawah
tanggung jawab
tanggung jawab selain
bendahara umum daerah
bendahara umum daerah
(BUD)

Saldo rekening kas daerah,


yaitu saldo rekening-rekening
pada bank yang ditentukan
oleh kepala daerah untuk
menampung penerimaan dan
pengeluaran.

Setara kas, antara lain berupa


surat utang negara
(SUN)/obligasi dan deposito
kurang dari 3 bulan, yang
dikelola oleh bendahara umum
daerah.
KLASIFIKASI
KAS DAN
SETARA KAS
PENGUKURAN KAS DAN SETARA KAS
Kas dicatat sebesar nilai nominal. Nilai
nominal artinya disajikan sebesar nilai
rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam
bentuk valuta asing, dikonversi
menjadi rupiah menggunakan kurs
tengah bank sentral pada tanggal
neraca.
PENYAJIAN KAS DAN SETARA KAS

Saldo kas dan setara kas harus


disajikan dalam Neraca dan
Laporan Arus Kas. Mutasi antar
pos-pos kas dan setara kas tidak
diinformasikan dalam laporan
keuangan karena kegiatan tersebut
merupakan bagian dari manajemen
kas dan bukan merupakan bagian
dari aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris pada
Laporan Arus Kas.
PENGUNGKAPAN KAS DAN SETARA KAS
Pengungkapan kas dan setara kas dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) sekurang-
kurangnya mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

Rincian kas dan setara kas

Kebijakan manajemen setara kas

Informasi lainnya yang dianggap penting


PIHAK-PIHAK TERKAIT KAS DAN SETARA KAS
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pejabat Pengelola Keuangan
(SKPD) Daerah (PPKD)
• Pejabat Penatausahaan • Pejabat Penatausahaan
Keuangan SKPD (PPK-SKPD) Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
• Bendahara Penerimaan SKPD • Bendahara Penerimaan PPKD
• Bendahara Pengeluaran • Bendahara Pengeluaran
SKPD PPKD
• Pengguna Anggaran (PA) • PPKD
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-
SKPD)
Dalam sistem akuntansi kas dan setara kas, PPK-SKPD melaksanakan Fungsi Akuntansi SKPD, memiliki tugas
sebagai berikut:

Mencatat transaksi/kejadian kas dan setara kas berdasarkan


bukti-bukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum

Memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian kas dan setara kas


ke dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek)

Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi


Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Bendahara Penerimaan SKPD

Dalam sistem akuntansi kas dan setara


kas, Bendahara Penerimaan SKPD
memiliki tugas menyiapkan dan
menyampaikan dokumen-dokumen
atas transaksi yang terkait dengan
proses pelaksanaan sistem akuntansi
kas dan setara kas ke PPK-SKPD.
Bendahara Pengeluaran SKPD

Dalam sistem akuntansi kas dan


setara kas, Bendahara pengeluaran
SKPD memiliki tugas menyiapkan
dan menyampaikan dokumen-
dokumen atas transaksi yang
terkait dengan proses pelaksanaan
sistem akuntansi Kas dan Setara
Kas ke PPK-SKPD.
Pengguna Anggaran (PA)
Dalam sistem akuntansi Kas dan Setara Kas, Pengguna Anggaran memiliki tugas:

Menandatangani laporan keuangan SKPD sebelum diserahkan dalam


proses penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh Fungsi
Akuntansi PPKD pada PPKD (PPK-PPKD)

Menandatangani surat pernyataan tanggung jawab Pengguna


Anggaran.
Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD
(PPK-PPKD)
Dalam sistem akuntansi kas dan setara kas, PPK-PPKD melaksanakan fungsi akuntansi PPKD,
memiliki tugas sebagai berikut:

Mencatat transaksi/kejadian kas dan setara kas berdasarkan bukti-


bukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum

Memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian kas dan setara kas ke


dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek)

Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi


Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Bendahara Penerimaan PPKD

Dalam sistem akuntansi kas dan setara


kas, Bendahara Penerimaan PPKD
memiliki tugas menyiapkan dan
menyampaikan dokumen-dokumen
atas transaksi yang terkait dengan
proses pelaksanaan sistem akuntansi
kas dan setara kas ke fungsi akuntansi
PPKD (PPK-PPKD).
Bendahara Pengeluaran PPKD
Dalam sistem akuntansi kas dan setara
kas, Bendahara Pengeluaran PPKD
memiliki tugas menyiapkan dan
menyampaikan dokumen-dokumen
atas transaksi yang terkait dengan
proses pelaksanaan sistem akuntansi
kas dan setara kas ke fungsi akuntansi
PPKD (PPK-PPKD).
PPKD
Dalam sistem akuntansi kas dan setara kas, PPKD memiliki tugas:

Menandatangani laporan keuangan PPKD sebelum diserahkan dalam


proses penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh Fungsi
Akuntansi PPKD (PPK-PPKD)

Menandatangani surat pernyataan tanggung jawab PPKD.


DOKUMEN YANG DIGUNAKAN KAS DAN
SETARA KAS

Dokumen yang digunakan dalam


sistem akuntansi kas dan setara kas
pada SKPD maupun PPKD mengikuti
dokumen terkait penerimaan kas dan
pengeluaran kas pada sistem akuntansi
akun-akun Pendapatan-LO, Beban,
Aset, Kewajiban, dan Ekuitas.
B
Kebijakan Akuntansi &
SAPD Piutang
DEFINISI
Piutang merupakan salah satu aset yang cukup Dalam Buletin Teknis SAP Nomor 02 tahun 2005
penting bagi pemerintah daerah, baik dari sudut menyatakan piutang adalah hak pemerintah untuk
pandang potensi kemanfaatannya maupun dari menerima pembayaran dari entitas lain termasuk wajib
sudut pandang akuntabilitasnya. Semua standar pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh
akuntansi menempatkan piutang sebagai aset yang pemerintah. Hal ini senada dengan berbagai teori yang
penting dan memiliki karakteristik tersendiri baik mengungkapkan bahwa piutang adalah manfaat masa
dalam pengakuan, pengukuran maupun depan yang diakui pada saat ini.
pengungkapannya.

Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang


yang kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa
Aset berupa piutang di Neraca akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas
harus terjaga agar nilainya sama lain. Nilai penyisihan piutang tak tertagih tidak bersifat akumulatif
dengan nilai bersih yang dapat tetapi diterapkan setiap akhir periode anggaran sesuai
direalisasi (net realizable value). perkembangan kualitas piutang.
Alat untuk menyesuaikan adalah
dengan melakukan penyisihan Penilaian kualitas piutang untuk penyisihan piutang tak
piutang tak tertagih. tertagih dihitung berdasarkan kualitas umur piutang,
jenis/karakteristik piutang, dan diterapkan dengan melakukan
modifikasi tertentu tergantung kondisi dari debitornya. Mekanisme
perhitungan dan penyisihan saldo piutang yang mungkin tidak
dapat ditagih, merupakan upaya untuk menilai kualitas piutang.
KLASIFIKASI PIUTANG

Dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri
Nomor 64 Tahun 2013,
Piutang antara lain
diklasifikasikan
sebagai berikut:
KLASIFIKASI

Piutang dilihat dari sisi peristiwa yang menyebabkan


timbulnya piutang dibagi atas:

A. Pungutan B. Perikatan
Piutang yang timbul dari peristiwa pungutan, Piutang yang timbul dari peristiwa perikatan,
terdiri atas: terdiri atas:
1. Piutang Pajak Daerah Pemerintah 1. Pemberian Pinjaman;
Provinsi; 2. Penjualan;
2. Piutang Pajak Daerah Pemerintah 3. Kemitraan;
Kabupaten/Kota; 4. Pemberian fasilitas.
3. Piutang Retribusi;
4. Piutang Pendapatan Asli Daerah
Lainnya.
KLASIFIKASI

C. Transfer antar Pemerintahan


Piutang yang timbul dari peristiwa transfer antar
pemerintahan, terdiri atas: D. Tuntutan Ganti Kerugian
1. Piutang Dana Bagi Hasil; Daerah
2. Piutang Dana Alokasi Umum; Piutang yang timbul dari peristiwa
3. Piutang Dana Alokasi Khusus; tuntutan ganti kerugian daerah,
4. Piutang Dana Otonomi Khusus; terdiri atas:
5. Piutang Transfer Lainnya; 1. Piutang yang timbul akibat
6. Piutang Bagi Hasil Dari Provinsi; Tuntutan Ganti Kerugian
7. Piutang Transfer Antar Daerah; Daerah terhadap Pegawai
8. Piutang Kelebihan Transfer. Negeri Bukan Bendahara;
2. Piutang yang timbul akibat
Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah terhadap Bendahara.
Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan hak tagih, yaitu
peristiwa yang timbul dari pemberian pinjaman, penjualan,
PENGAKUAN kemitraan, dan pemberian fasilitas/jasa, diakui sebagai
piutang dan dicatat sebagai aset di neraca, apabila
memenuhi kriteria:
1. harus didukung dengan naskah perjanjian yang
menyatakan hak dan kewajiban secara jelas;
2. jumlah piutang dapat diukur;
3. telah diterbitkan surat penagihan dan telah
dilaksanakan penagihan; dan
4. belum dilunasi sampai dengan akhir periode
Piutang diakui saat timbul klaim/hak pelaporan.
untuk menagih uang atau manfaat
ekonomi lainnya kepada entitas lain.
Piutang dapat diakui ketika: Peristiwa yang menimbulkan hak tagih berkaitan
1. diterbitkan surat dengan TP/TGR, harus didukung dengan bukti SK
ketetapan/dokumen yang sah; atau Pembebanan/SKP2K/SKTJM/Dokumen yang
2. telah diterbitkan surat penagihan dipersamakan, yang menunjukkan bahwa
dan telah dilaksanakan penagihan; penyelesaian atas TP/TGR dilakukan dengan cara
atau damai (di luar pengadilan). Apabila penyelesaian
3. belum dilunasi sampai dengan TP/TGR tersebut dilaksanakan melalui jalur
akhir periode pelaporan. pengadilan, pengakuan piutang baru dilakukan
setelah ada surat ketetapan yang telah diterbitkan
oleh instansi yang berwenang.
PENGUKURAN Pengukuran atas peristiwa-peristiwa yang menimbulkan
piutang yang berasal dari perikatan, adalah sebagai
berikut:
Pengukuran piutang pendapatan adalah 1. Pemberian pinjaman
sebagai berikut: Piutang pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah
1. disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi yang dikeluarkan dari kas daerah dan/atau apabila
sampai dengan tanggal pelaporan dari berupa barang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar
setiap tagihan yang ditetapkan pada tanggal pelaporan atas barang/jasa tersebut.
berdasarkan surat ketetapan kurang bayar 2. Penjualan
yang diterbitkan; atau Piutang dari penjualan diakui sebesar nilai sesuai
2. disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi naskah perjanjian penjualan yang terutang (belum
sampai dengan tanggal pelaporan dari dibayar) pada akhir periode pelaporan.
setiap tagihan yang telah ditetapkan 3. Kemitraan
terutang oleh Pengadilan Pajak untuk Piutang yang timbul diakui berdasarkan ketentuan-
Wajib Pajak (WP) yang mengajukan ketentuan yang dipersyaratkan dalam naskah
banding; atau perjanjian kemitraan.
3. disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi 4. Pemberian fasilitas/jasa
sampai dengan tanggal pelaporan dari Piutang yang timbul diakui berdasarkan fasilitas atau
setiap tagihan yang masih proses banding jasa yang telah diberikan oleh pemerintah pada akhir
atas keberatan dan belum ditetapkan oleh periode pelaporan, dikurangi dengan pembayaran
majelis tuntutan ganti rugi. atau uang muka yang telah diterima.
Pengukuran Berikutnya
(Subsequent Measurement)
PENGUKURAN Terhadap Pengakuan Awal Piutang
disajikan berdasarkan nilai nominal
tagihan yang belum dilunasi tersebut
Pengukuran piutang transfer adalah dikurangi penyisihan kerugian piutang
Pengukuran piutang ganti
sebagai berikut: tidak tertagih. Apabila terjadi kondisi
rugi dilakukan sebagai
1. Dana Bagi Hasil disajikan yang memungkinkan penghapusan
berikut:
sebesar nilai yang belum piutang maka masing-masing jenis
1. Disajikan sebagai aset
diterima sampai dengan piutang disajikan setelah dikurangi
lancar sebesar nilai
tanggal pelaporan dari setiap piutang yang dihapuskan.
yang jatuh tempo dalam
tagihan yang ditetapkan
tahun berjalan dan yang
berdasarkan ketentuan transfer
akan ditagih dalam 12
yang berlaku;
(dua belas) bulan ke
2. Dana Alokasi Umum sebesar Pemberhentian Pengakuan
depan berdasarkan
jumlah yang belum diterima, Pemberhentian pengakuan
surat ketentuan
dalam hal terdapat kekurangan
penyelesaian yang telah piutang selain pelunasan juga
transfer DAU dari Pemerintah
ditetapkan; dikenal dengan dua cara yaitu:
Pusat ke kabupaten;
2. Disajikan sebagai aset penghapustagihan (write-off)
3. Dana Alokasi Khusus, disajikan
lainnya terhadap nilai dan penghapusbukuan (write
sebesar klaim yang telah
yang akan dilunasi di down).
diverifikasi dan disetujui oleh
atas 12 bulan
Pemerintah Pusat.
berikutnya.
PENILAIAN
Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan. Nilai
bersih yang dapat direalisasikan adalah selisih antara nilai nominal piutang
dengan penyisihan piutang. Penggolongan kualitas piutang merupakan
salah satu dasar untuk menentukan besaran tarif penyisihan piutang.
Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh
tempo/umur piutang dan perkembangan upaya penagihan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi piutang
pada tanggal pelaporan. Dasar yang digunakan untuk menghitung
penyisihan piutang adalah kualitas piutang. Kualitas piutang
dikelompokkan menjadi 4 (empat) dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kualitas Kualitas Kualitas


Kualitas
Piutang Lancar Piutang Kurang Piutang
Piutang Macet
Lancar Diragukan
PENYAJIAN Piutang disajikan sebagai bagian dari Aset
Lancar. Berikut adalah contoh penyajian
piutang dalam Neraca Pemerintah Daerah.
PENGUNGKAPAN

Piutang disajikan dan diungkapkan secara memadai.


Informasi mengenai akun piutang diungkapkan secara
cukup dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Informasi
Penghapusbukuan piutang harus
dimaksud dapat berupa:
diungkapkan secara cukup dalam Catatan
1. kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
atas Laporan Keuangan agar lebih
penilaian, pengakuan dan pengukuran piutang;
informatif. Informasi yang perlu
2. rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk
diungkapkan misalnya jenis piutang,
mengetahui tingkat kolektibilitasnya;
nama debitur, nilai piutang, nomor dan
3. penjelasan atas penyelesaian piutang;
tanggal keputusan penghapusan piutang,
4. jaminan atau sita jaminan jika ada. Khusus untuk
dasar pertimbangan penghapusbukuan
tuntutan ganti rugi/tuntutan perbendaharaan juga
dan penjelasan lainnya yang dianggap
harus diungkapkan piutang yang masih dalam
perlu.
proses penyelesaian, baik melalui cara damai
maupun pengadilan.
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG DI SKPD
Pihak-pihak Terkait
A. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-
SKPD)
Dalam sistem akuntansi piutang, PPK-SKPD
melaksanakan fungsi akuntansi SKPD, memiliki
tugas sebagai berikut:
1. mencatat transaksi/kejadian piutang berdasarkan
bukti-bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku
Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca.
2. melakukan posting jurnal-jurnal
transaksi/kejadian pendapatan LO dan B. Bendahara Penerimaan SKPD
pendapatan LRA kedalam Buku Besar masing- 1. mencatat dan membukukan
masing rekening. semua penerimaan ke dalam
3. 3) menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari buku kas penerimaan SKPD.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan 2. membuat SPJ atas pendapatan.
Operasional (LO), Neraca dan Catatan atas
Laporan keuangan.
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG DI PPKD

DOKUMEN YANG
DIGUNAKAN
C
Kebijakan Akuntansi &
SAPD Persediaan
DEFINISI
PERSEDIAAN
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk
barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah daerah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual
dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
KLASIFIKASI PERSEDIAAN

a. Barang atau perlengkapan


(supplies) yang digunakan b. Bahan atau c. Barang dalam d. Barang yang disimpan

dalam rangka kegiatan perlengkapan proses produksi untuk dijual atau

operasional pemerintah (supplies) yang akan yang dimaksudkan diserahkan kepada

daerah, misalnya barang digunakan dalam untuk dijual atau masyarakat dalam

pakai habis seperti alat proses produksi, diserahkan kepada rangka kegiatan

tulis kantor, barang tak misalnya bahan baku masyarakat, pemerintahan,

habis pakai seperti pembuatan alat-alat misalnya adalah alat- misalnya adalah

komponen peralatan dan pertanian, bahan alat pertanian hewan dan bibit

pipa, dan barang bekas baku pembuatan setengah jadi, benih tanaman, untuk dijual

pakai seperti komponen benih. yang belum cukup atau diserahkan

bekas. umur. kepada masyarakat.


PENGAKUAN
2. Pengakuan Beban Persediaan
1. Pengakuan Persediaan

Terdapat dua pendekatan pengakuan beban persediaan, yaitu

Persediaan diakui (a) pada pendekatan aset dan pendekatan beban.

saat potensi manfaat Dalam pendekatan aset, pengakuan beban persediaan diakui ketika
ekonomi masa depan persediaan telah dipakai atau dikonsumsi. Pendekatan aset digunakan
diperoleh pemerintah untuk persediaan-persediaan yang maksud penggunaannya untuk
daerah dan mempunyai selama satu periode akuntansi, atau untuk maksud berjaga-jaga.
nilai atau biaya yang dapat Contohnya antara lain adalah persediaan obat di rumah sakit,
diukur dengan andal, (b) persediaan di sekretariat SKPD.
pada saat diterima atau
Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan akan langsung
hak kepemilikannya
dicatat sebagai beban persediaan. Pendekatan beban digunakan untuk
dan/atau
persediaan-persediaan yang maksud penggunaannya untuk waktu
kepenguasaannya
yang segera/tidak dimaksudkan untuk sepanjang satu periode.
berpindah.
Contohnya adalah persediaan untuk suatu kegiatan.
3. Selisih Persediaan

Sering kali terjadi selisih persediaan antara catatan persediaan


menurut bendahara barang/pengurus barang atau catatan
persediaan menurut fungsi akuntansi dengan hasil stock opname.
Selisih persediaan dapat disebabkan karena persediaan hilang,
usang, kadaluarsa, atau rusak.

Jika selisih persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang


normal, maka selisih persediaan ini diperlakukan sebagai beban.

Jika selisih persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang


abnormal, maka selisih persediaan ini diperlakukan sebagai kerugian
daerah.
PENGUKURAN

Persediaan disajikan sebesar:

1. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi harga
pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi
biaya perolehan.
2. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Harga pokok produksi
persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak
langsung yang dialokasikan secara sistematis.
3. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Harga/nilai wajar persediaan meliputi
nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan
transaksi wajar (arm length transaction).
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN

1. Metode Perpetual 2. Metode Periodik

Dalam metode perpetual, fungsi akuntansi Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak
langsung mengkinikan nilai persediaan ketika
selalu mengkinikan nilai persediaan setiap
terjadi pemakaian. Jumlah persediaan akhir
ada persediaan yang masuk maupun diketahui dengan melakukan perhitungan fisik
keluar. Metode ini digunakan untuk jenis (stock opname) pada akhir periode. Pada akhir
periode inilah dibuat jurnal penyesuaian untuk
persediaan yang berkaitan dengan
mengkinikan nilai persediaan. Metode ini dapat
operasional utama di SKPD dan digunakan untuk persediaan yang sifatnya
membutuhkan pengendalian yang kuat. sebagai pendukung kegiatan SKPD.
PENYAJIAN
PENGUNGKAPAN

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah mengungkapkan:

1. kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;

2. penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang


digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat; dan
3. jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.
PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT:

Bendahara Barang atau Pengurus Barang

Bendahara Pengeluaran

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD


DOKUMEN YANG DIGUNAKAN

Bukti Belanja Persediaan (bila pembayaran menggunakan UP)

Berita Acara Serah Terima Barang (bila pembayaran dengan mekanisme LS)

Berita Acara Pemeriksaan Persediaan (dokumen sumber hasil stock opname sebagai
dasar jurnal penyesuaian)

SP2D LS (bila pembayaran dengan mekanisme LS)


D
Kebijakan Akuntansi & SAPD
Investasi
definisi

Investasi merupakan aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti Investasi
merupakan aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan
royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan bunga, dividen dan royalti, atau
manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Investasi merupakan instrumen pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Investasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan
surplus anggaran yang dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan surplus anggaran
untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan dana yang belum untuk
memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk
investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.
KLASIFIKASI INVESTASI

A. Investasi Jangka Pendek


B. Investasi jangka panjang
merupakan investasi yang
merupakan investasi yang
memiliki karakteristik dapat
pencairannya berjangka waktu
segera
panjang yaitu lebih dari 12 bulan.
diperjualbelikan/dicairkan
Investasi jangka panjang dibagi
dalam waktu kurang 3 sampai
menurut sifatnya, yaitu: lebih dari
12 bulan. biasanya digunakan
12 bulan. Investasi jangka panjang
untuk tujuan manajemen kas
dibagi menurut sifatnya, yaitu:
dimana pemerintah daerah
a) Investasi Jangka Panjang Non
dapat menjual investasi
Permanen
tersebut jika muncul
b) Investasi Jangka Investasi
kebutuhan akan kas. Investasi
Jangka Panjang Permanen
ini biasanya beresiko rendah.
PENGAKUAN

Investasi diakui saat terdapat pengeluaran kas atau aset lainnya yang dapat
memenuhis Investasi diakui saat terdapat pengeluaran kas atau aset lainnya
yang dapat memenuhis salah atu dari salah atu dari kriteria berikut: kriteria
berikut:
1) memungkinkan pemerintah daerah memperoleh manfaat ekonomik dan
manfaat sosial atau jasa potensial di masa depan.
2) nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable).
PENGUKURAN INVESTASI

1) Pengukuran investasi jangka 2) Pengukuran investasi jangka panjang: 3) Pengukuran investasi 4) Pengukuran investasi
pendek: Pengukuran investasi a) Investasi permanen dicatat sebesar biaya yang diperoleh dari yang harga perolehannya
jangka pendek: perolehannya meliputii harga transaksi investasi pertukaran aset dalam valuta asing harus
a) Investasi dalam bentuk surat itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam pemerintah, dinilai sebesar dinyatakan dalam rupiah
berharga rangka perolehan investasi tersebut. biaya perolehan, atau nilai dengan menggunakan
i.. Apabila terdapat nilai biaya b) Investasi nonpermanen: wajar investasi tersebut jika nilai tukar (kurs tengah
perolehannya, maka dicatat i. investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki harga perolehannya tidak bank sentral) yang
sebesar biaya perolehan yang di berkelanjutan, nilai perolehannya dinilai sebesar ada. berlaku pada tanggal
dalamnya mencakup harga nilai berkelanjutan, transaksi
investasi, komisi, jasa bank, dan ii. investasi dalam bentuk dana talangan untuk
biaya lainnya penyehatan perbankan yang akan segera
ii.. Apabila tidak terdapat biaya dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat
perolehannya, maka dicatat direalisasikan.
sebesar nilai wajar atau atau iii. penanaman modal di proyek-proyek
harga pasarnya pembangunan pemerintah (seperti Proyek PIR)
b) Investasi dalam bentuk non dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk
saham dicatat sebesar nilai biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan
nominalnya biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka
penyelesaian proyek perencanaan dan biaya lain
yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian
proyek sampai proyek ters sampai proyek
tersebut diserahkan ke pih ebut diserahkan ke
pihak ketiga.
METODE PENILAIAN INVESTASI

a.. Metode biaya b. Metode ekuitas c. Metode nilai bersih


Investasi pemerintah daerah yang yang dapat direalisasikan
Investasi pemerintah dinilai menggunakan metode ekuitas
akan dicatat sebesar biaya
daerah yang dinilai perolehan investasi awal dan Investasi pemerintah
menggunakan metode ditambah atau dikurangi bagian laba daerah yang dinilai
atau rugi sebesar persentasi
biaya akan dicatat kepemilikan pemerintah daerah
dengan menggunakan
sebesar biaya perolehan. setelah tanggal perolehan. Bagian metode nilai bersih yang
Hasil dari investasi laba yang diterima pemerintah dapat direalisasikan akan
daerah, tidak termasuk dividen yang
tersebut diakui sebesar diterima dalam bentuk saham, akan dicatat sebesar nilai
bagian hasil yang diterima mengurangi nilai investasi realisasi yang akan
pemerintah dan tidak dilaporkan
dan tidak mempengaruhi sebagai pendapatan. Penyesuaian
diperoleh di akhir masa
besarnya investasi pada terhadap nilai investasi juga investasi. Metode Ini
badan usaha/badan diperlukan untuk mengubah porsi digunakan terutama untuk
kepemilikan investasi pemerintah,
hukum yang terkait. misalnya adanya perubahan yang kepemilikan yang akan
timbul akibat pengaruh valuta asing dilepas/dijual dalam
serta revaluasi aset tetap.
jangka waktu dekat.
E
Latihan Kas dan Setara Kas,
Piutang, Persediaan dan
Investasi
Kas dan Setara Kas
Ilustrasi 1 – Kas dan Setara Kas Bertambah:
DPPKAD Samawa Rea menerima pembayaran pajak hotel sebesar
Rp100.000.000,00 tanggal 30 Juni 2015 dari Hotel Tambora Baleku,
dengan bukti setor bank nomor 04/20/VI/15. Berdasarkan bukti setor
tersebut oleh fungsi akuntansi PPKD dicatat pengakuan pendapatan-LO
dan pendapatan-LRA dengan jurnal:
Ilustrasi 2 – Kas dan Setara Kas Bertambah:
Pada tanggal 22 Desember 2015, Bendahara Penerimaan pada Dinas
Peternakan Pemerintah Samawa Rea menerima pendapatan retribusi
pelayanan pemeriksaan hewan sebelum dipotong sebesar Rp500.000,00,
dengan nomor bukti STS 02/22/XII/15. Berdasarkan bukti transaksi
tersebut dicatat oleh PPK-SKPD dengan jurnal:
Ilustrasi 3 – Kas dan Setara Kas Berkurang:
DPPKAD Samawa Rea membayar beban bunga pinjaman kepada
pemerintah pusat sebesar Rp200.000.000 tertanggal 3 Maret 2015,
dengan bukti berupa SP2D-LS Nomor LS/007/03/15. Berdasarkan
bukti setor tersebut oleh fungsi akuntansi PPKD dicatat pengakuan
beban bunga dan belanja bunga dengan jurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013
Ilustrasi 4 – Kas dan Setara Kas Berkurang:
Bendahara Pengeluaran pada Dinas Peternakan Pemerintah Samawa
Rea membayar pembelian ATK melalui PPTK kegiatan Sosialisasi
Akuntansi Akrual sebesar Rp9.000.000 dan telah di-SPJ-kan dengan
nomor pengesahan SPJ 007/SPJ/XI/15 tertanggal 9 Nopember 2015.
Berdasarkan bukti transaksi/kejadian tersebut dicatat oleh PPK-SKPD
dengan jurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Piutang
Piutang Retribusi

SKPD Mattirobulu mengeluarkan SKR Daerah atas Retribusi Tempat Pelelangan


sebesar Rp500.000,00 dan wajib retribusi belum melakukan pembayaran atas
SKR Daerah yang dikeluarkan maka berdasarkan hal tersebut dicatat jurnal:
Kemudian diterima pembayaran dari wajib retribusi atas SKR Daerah dan
Bendahara Penerimaan SKPD telah menerima pembayaran dari wajib retribusi
maka PPK SKPD akan mencatat dalam jurnal:
Jika Pembayaran oleh wajib retribusi dilakukan dengan menyetorkan langsung ke Kas
daerah, Bendahara Penerimaan SKPD menerima nota kredit dari bank, maka PPK SKPD
akan mencatat didalam jurnal:
Penyisihan Piutang SKPD
Berdasarkan data piutang retribusi yang dikelola SKPD Mattirobulu dimana didapatkan
saldo piutang retribusi sebesar Rp170.000.000,00. Dari saldo piutang retribusi PPK SKPD
menetapkan kualitas piutang retribusi. Adapun kualitas piutang retribusi terdiri dari:
a. lancar;
b. kurang Lancar;
c. ragu-ragu;d. macet.
Piutang Pajak

Pada Tanggal 20 Oktober 2015 PPKD Mattirobulu mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak
Daerah atas Pajak Hotel sebesar Rp400.000,00 dan wajib pajak belum melakukan
pembayaran maka berdasarkan hal itu fungsi akuntansi PPKD melakukan pencatatan
dengan jurnal sebagai berikut:
Piutang Transfer Pemerintahan Pusat

Pada tanggal 02 Januari 2015 PPKD Mattirobulu menerima dokumen berupa PMK dan
Pepres dimana didalam PMK/Pepress dicantumkan hak daerah atas Dana transfer dengan
nilai sebesar Rp2.000.000,00. Dan Dana Transfer tersebut belum diterima dari Pemerintah
pusat. Berdasarkan hal itu Fungsi akuntansi PPKD Mattirobulu melakukan pencatatan
dengan jurnal sebagai berikut:
Pada tanggal 3 Februari 2015 Bendahara penerimaan menerima nota kredit dari bank
dimana ada pemindahan bukuan ke rekening kas daerah sebesar Rp2.000.000,00. atas
pelunasan PMK/Pepres. Berdasarkan itu fungsi akuntansi PPKD melakukan pencatatan
dengan jurnal sebagai berikut:
Piutang Pemerintahan Daerah Lainnya

Pada tanggal 20 Oktober 2015 Pemerintah Daerah menerima Surat Keputusan Kepala
Daerah /dokumen yang dipersamakan tentang bagi Hasil Pajak dimana dalam dokumen
tersebut mencantumkan yang menjadi hak Berdasarkan hal itu fungsi akuntansi akan
melakukan pencatatan dengan jurnal sebagai berikut: Pemerintah Daerah sebesar
Rp10.000.000,00.
Pada tanggal 20 November 2015 diterima nota kredit dari bank dimana ada pemindahan bukuan ke
rekening kas daerah sebesar Rp10.000.000,00 untuk pelunasan/pencairan atas Surat Keputusan
kepala daerah/dokumen yang dipersamakan tentang bagi Hasil Pajak. Berdasarkan hal itu fungsi
akuntansi akan melakukan jurnal sebagai berikut:
Penyisihan Piutang PPKD Berdasarkan data piutang pajak yang dikelola PPKD dimana
didapatkan saldo piutang pajak sebesar Rp175.000.000,00. Dari saldo piutang pajak PPKD
menetapkan kualitas piutang pajak. Adapun kualitas piutang pajak terdiri dari:
a. Lancar;
b. Kurang Lancar;
c. Ragu-ragu;
d. Macet.
Persediaan
1. Pengakuan Persediaan

Pada tanggal 1 Pebruari 2015, SKPD Kota Jaya membeli persediaan berupa 5 rim
kertas HVS dan 10 pak spidol. Harga kertas HVS adalah Rp50.000,00/rim dan harga
spidol adalah Rp100.000,00/pak. Selama Bulan Pebruari 2015 digunakan sebanyak 2
rim kertas HVS dan 3 pak spidol. Berdasarkan bukti belanja tersebut, fungsi akuntansi
akan menjurnal:
2. Pengakuan Beban Persediaan

A. Ilustrasi pengakuan beban persediaan dengan pendekatan aset

Pada tanggal 1 Pebruari 2015, SKPD ABC membeli persediaan sebanyak 5 rim
kertas HVS dan 10 pak spidol untuk Sekretariat. Harga kertas HVS adalah Rp
50.000,00/rim dan harga spidol adalah Rp100.000,00/pak. Pada tanggal 15 Pebruari
2015, SKPD ABC menggunakan persediaan sebanyak 5 rim kertas HVS dan 10 pak
spidol. Jurnal yang akan dibuat oleh fungsi akuntansi adalah sebagai berikut:
B. Ilustrasi pengakuan beban persediaan dengan pendekatan beban

Pada tanggal 1 Pebruari 2015, SKPD Kota Jaya membeli persediaan berupa 5 rim
kertas HVS dan 10 pak spidol untuk Kegiatan Pelatihan Akuntansi Akrual. Harga kertas
50.000,00/rim dan harga spidol adalah Rp 100.000,00/pak. Berdasarkan bukti belanja
tersebut, fungsi akuntansi akan menjurnal:
3. Sistem Pencatatan Persediaan

A. Sistem Pencatatan Perpetual


Pada tanggal 1 Desember 2015, Dinas Kesehatan Kota Jaya membeli obat-obatan
senilai Rp30.000.000,00. Pada tanggal 18 Desember 2015, terjadi pemakaian obat-
obatan senilai Rp10.000.000,00. Pada tanggal 31 Desember 2015, dilakukan stock
opname obat-obatan dan diketahui bahwa obat-obatan yang tersisa di gudang adalah
senilai Rp20.000.000,00. Dinas Kesehatan Kota Jaya menggunakan metode perpetual
untuk mencatat persediaan obat-obatan yang dimilikinya.
Pengakuan Selisih Persediaan

Melanjutkan ilustrasi di atas, hasil stock opname menunjukkan bahwa sisa obat-
obatan adalah Rp19.000.000,00. Hal ini berarti terjadi selisih Rp1.000.000,00 dari
jumlah yang seharusnya. Maka selisih ini akan diakui sebagai beban jika
dipertimbangkan sebagai sesuatu yang normal. Jika selisih ini dianggap tidak
normal maka selisih ini akan diakui sebagai kerugian daerah.
B. Sistem Pencatatan Periodik
Jika Dinas Kesehatan Kota Jaya menggunakan metode periodik untuk mencatat persediaan
obat-obatan yang dimilikinya, maka pencatatannya adalah sebagai berikut:
4. Pengukuran Persediaan

A. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian


Biaya perolehan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada
perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi
biaya perolehan.
B. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan
persediaan yang diproduksi; dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara
sistematis. Biaya langsung dan tidak langsung dalam konteks ini berbeda dengan
belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam APBD.
C. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan
Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset penyelesaian kewajiban antar pihak
yang memahami berkeinginan melakukan transaksi wajar (arm length transaction).
5. Penilaian
6. Penyajian dan Pengungkapan

Ilustrasi Penyajian
Persediaan disajikan
sebagai bagian dari Aset
Lancar. Berikut ini adalah
contoh penyajian
persediaan dalam Neraca
Pemerintah Daerah.
Ilustrasi Pengungkapan
Disamping penyajian diatas hal-hal yang dipandang perlu untuk diungkapkan
dalam laporan keuangan sehubungan dengan persediaan meliputi:
Investasi
1. INVESTASI JANGKA PENDEK:

a. Perolehan Investasi
Pada tanggal 1 April 2015, Pemerintah Kota Samawa Rea
menempatkan dananya sebesar Rp100.000.000,00 pada
deposito
berjangka 6 bulan di Bank Pembangunan Daerah dengan
tingkat
bunga 24% per tahun.
b. Hasil Investasi
Tiap tanggal 1 mulai dari bulan Mei, Pemerintah kota Samawa Rea
akan menerima bunga deposito dari Bank Pembangunan Daerah.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
c. Pelepasan Investasi
Pada tanggal 1 Oktober 2015, Pemerintah Kota Samawa Rea
mencairkan seluruh depositonya pada Bank Pembangunan Daerah
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
2. INVESTASI JANGKA PANJANG METODE BIAYA

a. Perolehan Investasi
Dengan mengacu pada perda investasi, pada tanggal 2
Februari
2015, Pemerintah Kota Samawa Rea melakukan penyertaan
modal
kepada PT. Masuk Angin sebesar Rp300.000.000,00 dengan
dokumen pencairan berupa SP2D-LS. Atas penyertaan modal
yang
dilakukan ini, Pemerintah Kota Samawa Rea memiliki
kepemilikan
sebesar 10% pada PT. Masuk Angin.
b. Hasil Investasi
Pada tanggal 5 Juni 2015, PT. Masuk Angin mengumumkan
perolehan laba tahun 2015 sebesar Rp100.000.000,00. Selain itu,
diumumkan juga bahwa 20% dari laba tersebut akan dibagikan
sebagai dividen tunai. Pembagian dividen dilakukan pada tanggal 9
Juni 2015.
c. Pelepasan Investasi

Pada tanggal 5 Oktober 2021, Pemeritah Kota Samawa Rea


memutuskan untuk menjual seluruh kepemilikannya saham di PT.
Masuk Angin yang senilai Rp370.000.000,00.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
3. INVESTASI JANGKA PANJANG METODE EKUITAS
a. Perolehan Investasi
Pada tanggal 28 Februari 2015, Pemerintah Kota Samawa Rea
menerbitkan peraturan daerah tentang penanaman modal atas
penyertaan modal yang dilakukan pada BUMD Samawa Rea senilai
Rp500.000.000,00. SP2D-LS diterbitkan oleh PPKD/BUD untuk
penanaman modal ini pada tanggal 17 Maret 2015. Atas penyertaan
modal yang dilakukan ini, Pemerintah Kota Samawa Rea memiliki
porsi kepemilikan sebesar 100% pada BUMD Samawa Rea.
b. Hasil Investasi
Pada tanggal 28 April 2015, BUMD Samawa Rea mengumumkan
perolehan laba tahun 2015 sebesar Rp200.000.000,00. Selain itu,
diumumkan juga bahwa 20% dari laba tersebut akan dibagikan
sebagai dividen tunai. Pembagian dividen dilakukan pada tanggal 7

Mei 2015.
c. Pelepasan Investasi
Pada tanggal 3 Juli 2018, Pemeritah Kota Samawa Rea
memutuskan untuk menjual seluruh kepemilikannya saham di
BUMD Samawa Rea. Harga penjualan seluruh saham senilai
Rp700.000.000,00. (asumsi periode 28 April 2015 s.d. 3 Juli 2018,
BUMD Samawa Rea tidak untung dan tidak rugi).
4. INVESTASI JANGKA PANJANG METODE NILAI BERSIH YANG DAPAT
DIREALISASIKAN:

a. Perolehan Investasi
Pada tanggal 1 Juli 2015, Pemerintah Kota Samawa Rea melakukan
pembentukan dana bergulir senilai Rp250.000.000,00.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
b. Hasil Investasi
Pada tanggal 1 Oktober 2015, diterima hasil dari pengelolaan dana
bergulir sebesar Rp3.000.000,00.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
c. Pelepasan Investasi
Pada tanggal 30 Desember 2019, Pemeritah Kota Samawa Rea
menarik semua dana bergulir tersebut. Pada tanggal tersebut, dana
bergulir yang dapat ditarik sebesar Rp.270.000.000,00.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai