Anda di halaman 1dari 36

KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA

Pipin Sumantrie. SKp., M.Kep


Kejadian 1: 26
Berfirman Allah baiklah kita menjadikan
manusia menurut rupa dan gambar kita
Dengan demikian, usaha untuk mencapai
tujuan hidup manusia, yaitu memuliakan
Allah, merupakan inti dari kehidupan
manusia. 
PENGERTIAN

Kesehatan Jiwa
Adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Kesehatan jiwa meliputi:


a. Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
b. Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
c. Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda
Sehari - hari.
Videbeck (2001) Kesehatan jiwa adalah suatu
kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal
yang memuaskan, prilaku dan koping yang
efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan
emosional.
Faktor Komponen yang mempengaruhi
kesehatan jiwa (Johnson, 1997)
1. Memiliki Otonomi dan kemandirian: Individu dapat melihat
kedalam dirinya untuk menemukan nilai dan tujuan hidup.
Individu yang otonom dan mandiri dapat bekerjasama
dengan orang lain tampa kehilangan otonomi.
2. Memaksimalkan potensi diri: Individu memiliki orientasi pada
pertumbuhan dan aktualisasi diri. Ia tidak puas pada status
Quo dan secara kontineu berusaha tumbuh sebagai individu.
3. Menoleransi ketidakpastian hidup: Individu dapat
menghadapi tantangan hidup sehari-hari dengan harapan dan
pandangan positif walaupun tidak mengetahui apa yang
terjadi masa yang akan datang.
Lanjutan

3. Harga diri: Individu memiliki kesadaran yang realistis akan


kemampuan dan keterbatasannya.
4. Menguasai lingkungan: Individu dapat menghadapi dan
mempengaruhi lingkungan dengan cara yang kreatif,
komponen, dan sesuai kemampuan.
5. Orientasi realitas: Individu dapat membedakan duania nyata
dari dunia impian, fakta dari khayalan, dan bertindak secara
tepat.
6. Manajeman Stres: Individu dapat mentoleransi stres
kehidupan, merasa cemas atau berduka sesuai keadaan, dan
mengalami kegagalan tampa merasa hancur. Ia
menggunakan dukungan keluarga, teman untuk mengatasi
krisis yang mengakibatkan stress.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
jiwa (Seaward,1997)
1. Faktor Individu: meliputi struktur biologis, memiliki
keharmonisan hidup, vitalitas, menemukan arti hidup,
kegembiraan atau daya tahan emosional, spiritual, dan
memiliki identitas yang positif.
2. Faktor interpersonal: meliputi komunikasi yang efektif,
membantu orang lain, keintiman, dan mempertahankan
keseimbangan antara perbedaan dan kesamaan.
3. Faktor Sosial/Budaya: keinginan untuk bermasyarakat,
memiliki penghasilan yang cukup, tidak menoleransi
kekerasan, dan mendukung keragaman individu.
KRITERIA SEHAT MENTAL MENURUT YAHODA

• Sikap positif terhadap diri sendiri


• Tumbuh, berkembang dan aktualisasi
• Integrasi : Masa lalu dan sekarang
• Otonomi dalam pengambilan kupusan
• Persepsi sesuai kenyataan
• Menguasai lingkungan : mampu beradaptasi
Johnson (1997) Kesehatan jiwa adalah suatu
kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal
yang memuaskan, prilaku dan koping yang
efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan
emosional.
Menurut WHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk
ganguan jiwa, melainkan mengandung
berbagai karakteristik yg adalah perawatan
langsung, komunikasi dan management,
bersifat positif yg menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg
mencerminkan kedewasaan kepribadian yg
bersangkutan.
Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966

Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik,


intelektual emosional secara optimal dari
seseorang dan perkebangan ini selaras dgn
orang lain.
Definisi Gangguan Jiwa
Dimasa lalu gangguan jiwa dipandang sebagai
kerasukan setan, hukuman karena pelanggaran
sosial atau agama, dan pelanggaran norma sosial.
Amarican Psychiatric Assosiation (1994)
Mendefinisikan gangguan jiwa sebagai suatu
sindron atau pola psikologis atau prilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang
dan dikaitkan dengan adanya distres (mis. Nyeri)
atau disabilitas (kerusakan pada area tertentu)
KESEHATAN JIWA

Suatu kondisi mental sejahtera


yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif
Kesehatan jiwa
bukan sekedar terbebas dari
gangguan jiwa,
tetapi
sesuatu yang dibutuhkan oleh
semua orang
CIRI-CIRI SEHAT JIWA
• Bersikap positif terhadap diri sendiri
• Mampu tumbang & mencapai aktualisasi diri
• Mampu mengatasi stress/perubahan pd dirinya
• Bertanggung jawab thd keputusan & tindakan yg
diambil
• Persepsi realistik
• Menghargai perasaan & sikap orang lain
• Menyesuaikan diri dengan lingkungan
MASALAH PSIKOSOSIAL
Setiap perubahan dalam kehidupan
individu baik yang bersifat
psikologis ataupun sosial
Mempunyai pengaruh Masalah kesehatan
timbal balik Berpotensi cukup jiwa yang berdampak
besar sebagai pada lingk. sosial

faktor penyebab
terjadinya
gangguan
jiwa/kesehatan
secara nyata
Ciri-ciri Masalah Psikososial
a. Cemas, kawatir
berlebihan, takut
b. Mudah tersinggung
c. Sulit konsentrasi
d. Ragu-ragu/merasa
rendah diri
e. Kecewa
f. Pemarah dan agresif
g. Reaksi fisik: jantung
berdebar, otot
tegang,Sakit kepala
Gangguan jiwa
Suatu perubahan pada
fungsi jiwa yang
menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi
kehidupan, menimbulkan
penderitaan pada individu
dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosial.
CIRI-CIRI:

Gangguan Jiwa :
• Marah-marah tanpa
sebab
• Mengamuk
• Mengurung diri
• Tidak mengenali orang
• Bicara kacau
• Bicara/tertawa sendiri
• Tidak mampu merawat
diri
Rentang sehat – sakit jiwa

Respons Adaptif Respons Maladaftif


Sehat Jiwa Masalah Gangguan Jiwa
Psikososial
• Pikiran logis • Waham
• Pikiran kadang
• Persepsi akurat menyimpang • Halusinasi
• Emosi konsisten • Ilusi • Ketidakmampuan
• Perilaku sesuai • Reaksi emosional
• Hub. sosial • Perilaku kadang mengendalikan
memuaskan emosi
tidak sesuai
• Ketidakteraturan
• Menarik diri
• Isolasi sosial
Pelayanan kesehatan jiwa
yang holistik

Biologis
Psikologis
Sosial
Kultural
Spiritual
Pelayanan Paripurna

Pelayanan yang lengkap jenjang


pelayanannya yaitu dari pelayanan
kesehatan jiwa spesialistik, pelayanan
kesehatan jiwa integratif dan pelayanan
kesehatan jiwa yang bersumber daya
masyarakat.
PELAYANAN KOMPREHENSIF
KESEHATAN JIWA
PENCEGAHAN

PRIMER SEKUNDER TERSIER

Peningkatan Deteksi dini Peningkatan


kesehatan & adanya masalah fungsi &
pencegahan psikososial & sosialisasi serta
terjadinya gangguan Jiwa pencegahan
gangguan kekambuhan
jiwa

Mencegah ggn jiwa, Mengurangi


mempertahankan & Menurunkan kecacatan/ketdkmam
meningkatkan kes.jiwa kejadian ggn jiwa puan akibat ggn jiwa
Pencegahan Primer

Target pelayanan:
Anggota masyarakat yang belum mengalami
gangguan sesuai dengan kelompok umur yaitu
anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut.
Aktivitas:
1. Program pendidikan kesehatan, progr.stimulasi
perkembangan, prog.sosialisasi, manajemen stres,
persiapan menjadi org tua.
2. Program dukungan sosial.
3. Program pencegahan penyalahgunaan obat.
4. Program pencegahan bunuh diri.
Pencegahan Sekunder
Target pelayanan:
Anggota masyarakat yang
berisiko/memperlihatkan tanda-tanda masalah
psikososial & gangguan jiwa..
Aktivitas:
1. Menemukan kasus sedini mungkin
2. Melakukan skrining & langkah-langkah lanjut
3. Penanganan kasus bunuh diri
4. Terapi modalitas
5. Follow up dan rujukan kasus.
Pencegahan Tersier
Target pelayanan:
Anggota masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa pada tahap pemulihan

Aktivitas:
1. Program dukungan sosial dgn menggerakkan
sumber-sumber di masyarakat;
2. Program rehabilitasi dgn memberdayakan
pasien & keluarga hingga mandiri.
3. Program mencegah stigma
PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

A. Sejarah Singkat Keperawatan Jiwa di Luar Negeri.


 Awal Sejarah
Gangguan Jiwa Dosa Kejahatan
Pengobatan :
 Mengeluarkan roh jahat
 Brutal, tidak manusiawi
 Tidak dapat disembuhkan
 Abad Pertengahan
Klien tidak diurus, dikurung, dibuang, hidup dijalanan
ditampung di rumah miskin.
RSJ pertama di St. Mary Betlehem
 Abad 15 sampai 17
 RSJ penampungan klien gangguan jiwa kronik
 Kondisi meprihatinkan
 Klien dianggap bodoh disatukan (barak)
 Abad 18
 Revolusi Perancis dan Amerika
 Muncul perhatian terhadap masalah sosial
 Abad 19
 Muncul peran perawat psikiatri
 1773 Rsj di william Burg
 1817 Rsj Mc. Lean
 Tuntutan perawat yang berpendidikan
 Abad 20
 Penyelidikan tentang penyebab gangguan jiwa
mulai dilakukan secara ilmiah.
 Mulai bermunculan ahli teori psikiatri
 Mulai dikenalkan psikotropika

B. Sejarah Singkat Keperawatan Kesehatan Jiwa


di Indonesia.
 Zaman kolonial
 Klien Psikosa RS sipil / Militer
 Tidak tertampung semua
 Didirikan RS Jiwa :
 RS Jiwa Bogor 1 juli 1882
 RS Jiwa Lawang 1902
 RS Jiwa Magelang 1923
 RS Jiwa Sabang 1927
 RS Jiwa Cimahi 1955
 Dibangun jauh dari keluarga dan masyarakat
1. Klien harus keluar dari penyebab sakit
2. Menghindarkan stigma (cap negatif)
3. Dicoba meninggalkan Custodial Care (perawat yang ketat
sehingga klien seperti dipenjara)
4. RSJ dan fasilitasnya didanai pemerintah belanda.
5. Pihak swasta ada perhatian : didirikan koloni
 Dikenal 4 macam tempat perawatan :
1. Rs Jiwa
2. RS sementara
3. Rumah Perawatan
4. Koloni

 Zaman Jepang
Usaha Kesehatan jiwa tidak berkembang
 Setelah kemerdekaan
1. Oktober 1947,membentuk jawatan urusan penyakit
jiwa di bawah Dep. Kes
2. 1960 –1970
 The Comunnity Mental Health Ceters Act (1963), secara
dramatis mempengaruhi pemberian pelayanan kesehatan
jiwa.
 The Comunnity Mental Health Ceters Act (1963),
secara dramatis mempengaruhi pemberian
pelayanan kesehatan jiwa.
 Perawatan beralih dari RSJ yang besar ke
pusat-pusat kesehatan jiwa masyarakat yang
mulai banyak didirikan dan mencakup layanan :
a. Rawat darurat : pengkajian dan pemberian
perawatan yang tepat dan cepat
b. Rawat inap 24 jam
c. Hospitalisasi parsial : program perawatan
untuk individu yang memerlukan perawatan
harian.
d. Rawat jalan.
e. Konsultasi dan pendidikan.
3. 1970 – 1980
 Tahun 1975 di terbitkan PPD GJ I
 Populasi klien di RSJ berkurang RSJ Tutup
 Tunawisma menjadi masalah : kekurangan
sumber daya keluarga dan dukungan sosial
yang adekuat.
4. 1980 – 1990
Biaya perawatan kesehatan yang tinggi dan
kebutuhan pembatasan biaya menjadi fokus
nasional.
5. 1990 – sekarang
Perubahan-perubahan yang signifikan dalam
perawatan kesehatan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai