• Media kultur sel dapat berfungsi sebagai alternative cairan tubuh
konvensional untuk mengevaluasi bioaktivitas bahan dalam hal
kemampuannya untuk mengendapkan hidroksiapatit. • α-MEM digunakan untuk merendam perancah untuk percobaan penurunan berat badan • PCL membutuhkan waktu lebih lama untuk terdegradasi, maka PCL penurunan berat badan yang diukur dikaitkan dengan ionic dissolution pada kaca 19-93B3 • Perancah kaca PCL + 13-93B3 dibuat dengan dua variasi yaitu dengan dan tanpa hydrogel yang direndam dalam α-MEM, untuk pengujian penurunan berat badan secara konsisten • perancah kaca PCL + 13-93B3 dibuat dengan hidrogel, yaitu penurunan berat badan adalah 14% setelah 1 hari dan 16% setelah 3 hari. • Penurunan berat badan pada tiga hari pertama dari perancah bisa hampir seluruhnya dikaitkan dengan hydrogel karena penurunan beratnya melalui pembubaran kaca dipelajari menggunakan kaca PCL+13-93B3 kurang dari 1% selama waktu yang sama. • Pencetakan 3D perancah menggunakan PCL + 13-93B3 menyediakan komposit kaca terlarut porositas internal ke filamen karena kloroform penguapan. • Perancah dibuat dengan menggunakan proses FDM dan fabrikasi perancah yang diturunkan dari teknik yang memiliki filamen padat. • kaca PCL + 13-93B3 lembaran tipis komposit telah diteliti bermanfaat untuk perbaikkan jaringan saraf. • Serat kaca nano 13-93B3 ditemukan sangat bermanfaat untuk penyembuhan luka lebih cepat dan angiogenesis bahkan di luka diabetes yang tidak dapat disembuhkan • (a) permukaan perancah dicetak tanpa hydrogel setelah direndam dalam α-MEM selama 14 hari, • (b) gambar yang diperbesar menunjukkan pembentukan floret kristal seperti hidroksiapatit di permukaan. • Pori-pori pada permukaan luar perancah mulai terlihat dari hari pertama direndam. Hal ini karena hidrogel pada lapisan luar perancah melepas dari sisa perancah dalam waktu kurang dari satu hari. • Kesulitan dalam melakukan uji budaya jangka panjang pada perancah yang dibuat dengan hydrogel pluronik F127, karena hydrogel tersebut bersifat tidak stabil. • Tes budaya jangka panjang (setidaknya hingga 7 hari) dapat dilakukan dilakukan pada perancah bioprinted dengan PCL + 13-93B3 komposit kaca dan sel hidrogel Pluronic yang terdispersi. • Gambar. 7a = perancah dicetak dengan PCL + 13- 93B3 glass composite dan hidrogel. • Gambar 7b dan 7c = pori-pori perancah yang terungkap setelah hidrogel terpisah dari perancah. • Gambar 7d = pori-pori lebih banyak pada permukaan perancah. • Metode fabrikasi yang berbeda digunakan untuk membuat perancah 3D menggunakan komposit polimer-kaca untuk aplikasi rekayasa jaringan. Yaitu pengeringan beku, partikulat leaching, buih gas, electrospinning, dan mencetak 3D. • Dalam kultur sel statis, sel aktif permukaan luar perancah bisa bertindak sebagai penghalang untuk difusi nutrisi dan oksigen ke bagian dalam sehingga mengakibatkan kematian sel di bagian dalam perancah. • Media perfusi perancah menggunakan bioreaktor lebih baik daripada kultur statis, karena media perfusi memiliki keterbatasan dalam mempromosikan migrasi dan seragam sel pembentukan matriks ekstraseluler. • Dalam proses bioprinting, hidrogel sarat sel dan bahan perancah diendapkan bersama untuk mengontrol distribusi spasial sel di perancah. • Di antara 3D yang berbeda proses pencetakan, deposisi lebur dan FDM adalah yang paling umum digunakan untuk membuat komposit polimer perancah. • Partikel kaca bioaktif yang ditambahkan kedalam lelehan polimer adalah pneumatik yang diekstrusi melalui jarum suntik pada lelehan, proses deposisi dan kawat gelas polimer-bioaktif digunakan dalam proses FDM untuk membuat perancah. • Bioaktivitas perancah dipertahankan, supaya tidak seperti proses deposisi meltd dan juga proses pembuatan perancah yang jauh lebih cepat daripada proses pemasangan listrik, dengan demikian menunjukkan potensi proses sebagai bioprinting 3D teknik untuk aplikasi teknik jaringan.