Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN
MENINGITIS

NAMA : ZALSHA ADELIA EKA PRATIWI


KELAS : 3- A
NIM : P27820417037
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Meningitis adalah radang pada
meningen (membran yang
mengelilingi otak dan medula spinalis)
dan disebabkan oleh virus, bakteri
atau organ-organ jamur(Smeltzer,
2001). Meningitis adalah radang dari
selaput otak (arachnoid dan piamater).
Bakteri dan virus merupakan
penyebab utama dari meningitis.
ETIOLOGI

1. Bakteri : Mycobacterium 4. Faktor maternal : ruptur


tuberculosa, Diplococcus membran fetal, infeksi
pneumoniae (pneumokok), maternal pada minggu
Neisseria meningitis terakhir kehamilan
(meningokok), Streptococus
haemolyticuss, 5. Faktor imunologi :
Staphylococcus aureus. defisiensi mekanisme
imun, defisiensi
2. Penyebab lainnya lues, imunoglobulin.
Virus, Toxoplasma gondhii
dan Ricketsia 6. Kelainan sistem saraf
pusat, pembedahan atau
3. Faktor predisposisi : jenis
injury yang berhubungan
kelamin lakilaki lebih sering
dengan sistem persarafan.
dibandingkan dengan
wanita
KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan
perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang
disertai cairan otak yang jernih.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang
meliputi otak dan medula spinalis.Adalah radang selaput otak
araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.
Patofisiologi

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari


orofaring dan diikuti dengan septikemia, yang
menyebar ke meningen otak dan medula spinalis
bagian atas.
Radang juga menyebar ke dinding membran
ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan
dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang
terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah,
daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral
dan peningkatan TIK.
MANIFESTASI KLINIS
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik,
tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen
4. Kejang
5. Adanya ruam
Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal
2. Glukosa serum
3. LDH serum
4. Sel darah putih
5. Elektrolit darah
6. ESR/LED
7. Kultur daraAh/ hidung/ tenggorokan/
urin
8. MRI/ CT Scan
9. Rontgen dada/kepala/ sinus
KOMPLIKASI
1. Hidrosefalus obstruktif
2. Meningococal Septicemia ( mengingocemia )
3. indrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
 
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
 Biodata klien
 Riwayat kesehatan yang lalu
 Riwayat kesehatan sekarang
Diagnosa keperawatan
Intervensi keperawatan
TEORI ASKEP MENINGITIS

A. PENGKAJIAN
1. Biodata klien=> nama, jenis kelamin, usia, alamat, dan penanggungjawab

2. Keluhan Utama
Menurut Robert priharjo (1996 ; 9), untuk mengutamakan masalah atau  keluhan secara
lengkap.

3. Riwayat Penyakit

4. Pemeriksaan Fisik

5. Data bio-psiko-sosial
Asuhan Keperawatan Kegawat
Daruratan Pada Sdr. A dengan
diagnose Miningitis
A. PENGKAJIAN
 Identitas
 Keluhan Utama
 Riwayat Penyakit
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Pola Aktifitas Sehari Hari
 Pemeriksaan Laboratorium
 Terapi
Identitas Klien

 Identitas klien
 Nama : Sdr. A
 Umur : 23 Tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pendidikan : Sarjana
 Pekerjaan : Pegawai Swasta
 Agama: Kristen
 Alamat: Buduran
 Tgl / Jam masuk : 18 April 2020, Jam : 22.30 WIB
 Tgl / Jam Pengkajian: 19 April 2020, Jam: 08.00 WIB
 Diagnosa Medis : Meningitis
Keluhan Utama
 Penurunan tingkat kesadaran

Riwayat Penyakit
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Penyakit Keluarga
Genogram
Pola Aktifitas Sehari-
hari
a. Kebutuhan Nutrisi
b. Eliminasi
c. Istirahat
d. Aktifitas Fisik
e. Personal Higiene
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Laboratorium
 Hasil pemeriksaan Rontgen Thorak tanggal 22
April 2020
Cor : CTR tidak valid dinilai
Pulmo : tampak perselubungan dengan air
bronchogram (+) di paracardial kanan, corakan
bronkovaskuler normal
Sinus costophrenicus kanan kiri tajam
Hemidiapraghma kanan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
Kesimpulan : Pneumonia
Terapi
 Terapi Farmakologi Nama Obat
Cairan Parenteral
Rute Dosis

RL IV 60 cc/jam
Asering IV 60 cc/ jam
Kabiven IV 60 cc/ jam
Terapi injeksi
Mannitol IV 100 cc/8 jam
Metronidazol IV 500 mg/8 jam
Ciprofloxacin IV 200 mg/12 jam
Ceftazidim IV 1 gr/12 jam
Omeprazole IV 40 mg/24 jam
Kalnex IV 500 mg/8 jam
Metylprednisolon IV 62.5 mg/8 jam
Citicolin IV 250 mg/8 jam
Cymeven IV 250 mg/12 jam
Bisolvon IV 1 ap/8 jam
Terapi oral
Sucralfat Oral 3x1
Sistenol Oral 4x1
Imunoz Oral 1x1
Ambroxol Oral 3x1
Gloucon Oral 3x½
No. Data Fokus Problem Etiologi

1. DS : - Perubahan Inflamasi jaringan


perfusi serebral
DO : jaringan
serebral Simple Pathway :
- Keadaan Umum: Lemah,
- tingkat kesadaran Sopor Reaksi peradangan
Coma dengan total GCS: 4 jaringan serebral
(E1V1M2),
- terdapat kaku kuduk, reflek Trombus daerah korteks
laseque > 60°, reflek Infeksi/septikimia
brudzinski I-II positif. jaringan otak
- Tanda vital :
TD : 135/84 mmHg, Perubahan fisiologis
HR : 120 x/menit, intrakranial

ANALISA
RR: 25 x/mnt,
Peningkatan
T: 38,5°C,
permeabilitas darah
SPO2 : 100%
serebral
Gambaran EKG sinus

DATA
takikardi Perubahan perfusi
jaringan serebral

2. DS : - Risiko Ketidakadekuatan
infeksi pertahanan sekunder
DO : (infeksi meningokokus)
- Lekosit : 12.1
Simple Pathway :
- Tanda vital :
TD : 135/84 mmHg, Bakteri masuk ke
HR : 120 x/menit, meningen
RR: 25 x/mnt,
T: 38,5°C Infeksi/septikimia
jaringan serebral

Peningkatan komponen
darah di serebral

Bakteri masuk ke aliran


balik vena ke jantung

Penurunan daya tahan


tubuh
Diagnosa Keperawatan Prioritas
 Perubahan perfusi jaringan serebral b.d
inflamasi jaringan serebral
 Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan
sekunder (infeksi meningokokus
 Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik
umum
Intervensi
No. NOC NIC
Dx

1. Setelah dilakukan tindakan Monitor tanda-tanda peningkatan


keperawatan selama 3x24 jam intrakranial selama perjalanan penyakit
perfusi jaringan serebral (bradikardi/takikardi, TD meningkat,
meningkat dengan kriteria hasil penurunan kesadaran, napas aritmik,
: refleks pupil menurun)

- Tingkat kesadaran R/ Mendeteksi tanda-tanda syok, sebagai


meningkat, nilai GCS intervensi pencegahan dini.
meningkat
- Menunjukkan tidak Monitor tanda-tanda vital dan neurologis
adanya tanda setiap jam
peningkatan TIK
R/ perubahan-perubahan ini dapat
- Tanda vital dalam batas
mengindikasikan perubahan intrakranial
normal
N : 60-100 x/menit Tinggikan sedikit kepala dengan hati-hati,
RR : 16-24 x/menit cegah gerakan tiba-tiba sesuai indikasi,
T : 36.5-37.5°C dan hindari fleksi leher.
- Menunjukkan
konsentrasi dan R/ Membantu mengurangi tekanan
orientasi intrakranial
- Pupil seimbang dan
reaktif Pantau masukan dan haluaran. Catat
- Bebas dari aktivitas karakteristik urin, turgor kulit, dan
kejang keadaan membran mukosa.
R/ Hipertermi meningkatkan IWL
sehingga meningkatkan risiko dehidrasi.
Terutama jika tingkat kesadaran menurun.

Anjurkan keluarga untuk berbicara dengan


pasien

R/ mendengarkan suara yang


menyenangkan dari orang
terdekat/keluarga menimbulkan pengaruh
relaksasi pada beberapa pasien dan
memungkinkan untuk menurunkan TIK

Kolaborasi pemerikasaan gas darah Arteri


R/ terjadinya asidosis dapat menghambat
masuknya oksigen dan meningkatkan
iskemia serebral
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 - Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
jam klien tidak mengalami infeksi dengan kriteria
hasil : R/ timbulnya tanda klinis infeksi merupakan indikasi perkembangan
dari meningokosemia akut atau terjadi penyebaran patogen secara
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi hematogen/sepsis

- Menunjukkan kemampuan untuk mencegah - Monitor adanya disritmia dan demam yang terus menerus
timbulnya infeksi
R/ infeksi sekunder seperti miokarditis/perikarditis dapat berkembang
- Jumlah leukosit dalam batas normal dan memerlukan intervensi lanjut

(4.5-11.0 ribu/ul) - Berikan tindakan isolasi sebagai tindakan pencegahan

R/ menurunkan risiko penyebaran terhadap orang lain

- Berikan informasi kepada keluarga untuk melakukan hand hygiene


sebelum dan setelah kontak dengan pasien

R/ meningkatkan pengetahuan keluarga dan mencegah terjadinya


infeksi pada klien.

- Kolaborasi pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi.

R/ antibiotik yang dipilih bergantung pada tipe infeksi dan sensitivitas


individu.
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam - Kaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri
kebutuhan ADL klien terpenuhi dengan kriteria hasil:
R/ membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan
- Klien bersih dan terbebas dari bau ADLs secara individual

- Menyatakan kenyamanan setelah dilakukan perawatan - Berikan bantuan dalam perawatan ADLs sesuai kebutuhan
ADLs
R/ Memberikan kenyamanan kepada pasien
- Dapat melakukan ADLs dengan bantuan
- Identifikasai kebiasaan defekasi sebelumnya. Tingkatkan asupan cairan dan
nutrisi tinggi serat

R/ membantu mencegah konstipasi

- Pertahankan komunikasi terapeutik sebelum melakukan perawatan ADLs


terhadap klien

R/ menimbulkan pengaruh relaksasi pada beberapa pasien koma dan


memungkinkan untuk menurunkan TIK.

- Ajarkan keluarga tentang cara pemberian makan melalui NGT dan


menganjurkan untuk megubah posisi klien setiap 2 jam

R/ meningkatkan pengetahuan keluarga dan mencegah terjadinya dekubitus.


Tanggal No. Implementasi Respon TTD
/jam dx

19-4- 1.2 - Memberikan terapi S:- Zals


2020 sesuai program : O: ha
Mannitol 50 cc - Obat masuk melalui
08.00 Metronidazol 500 mg IV
Ciprofloxacim 200 mg - Tidak ada alergi
Ceftazidim 1 gr - Tidak ada odema
Omeprazole 40 mg - Tidak ada plebitis
Kalnex 500 mg
Metylprednisolon 62.5 mg
Citicolin 250 mg
Cymeven 250 mg

Implem 09.00 3
Bisolvon 1 ap
Memberikan perawatan
total care kepada pasien :
- Memandikan -
S:
O:
-

Klien tampak bersih


Zals
ha

entasi
pasien - Tidak ada bau badan
- Melakukan oral - Klien sudah BAB
hygiene - BAK : 1300 cc

09.30 3 Memberikan sonde TKTP S:- Zals


melalui NGT O: ha
- Sonde masuk 350 cc
- Mukosa bibir kering

12.00 1.2 Memonitor TTV dan status S:- Zals


respirasi O: ha
- Tanda vital :
TD : 115/64 mmHg,
HR : 117 x/menit,
RR: 22 x/mnt,
T: 38,5°C
- Klien terpasang ET
dan ventilator
mekanik dengan
mode SIMV-PC,
FIO2: 50%, RR
setting ventilator: 12,
Pressure Inspiration:
15, Volume tidal:
265, RR: 22 x/mnt.
13.00 1,2 Meninggikan kepala 15° S : - Zals
dan menilai status O : ha
kesadaran - Kesadaran sopor
coma
- GCS : 4 E1M2V1
- Ukuran Pupil : 4 mm
13.30 1 Memonitor balance cairan S : - Zals
O: ha
- Input :
Infus : 1440 cc
Sonde : 600 cc
Obat : + 500 cc
- Output :
Urin : 1800 cc
IWL 24 jam : 15 x
BB
15 x 60 = 900
Balance : 2540-2700
= -160 cc
20-04- 1.2 - Memberikan terapi S : - Zals
2020 sesuai program : O: ha
Mannitol 50 cc - Obat masuk melalui
08.00 Metronidazol 500 mg IV
Ciprofloxacim 200 mg - Tidak ada alergi
Ceftazidim 1 gr - Tidak ada odema
Omeprazole 40 mg - Tidak ada plebitis
Kalnex 500 mg
Metylprednisolon 62.5 mg
Citicolin 250 mg
Cymeven 250 mg
Bisolvon 1 ap
09.00 3 Memberikan perawatan S : - Zals
total care kepada pasien : O: ha
- Memandikan - Klien tampak bersih
pasien - Tidak ada bau badan
- Melakukan oral - Klien sudah BAB
hygiene - BAK : 1300 cc

09.30 3 Memberikan sonde TKTP S : - Zals


melalui NGT O: ha
- Sonde masuk 400 cc
- Mukosa bibir kering
10.00 1.2 Memonitor TTV dan status S:- Zalsha
respirasi O:
- Tanda vital :

TD : 100/62 mmHg,

HR : 125 x/menit,

RR: 20 x/mnt,

T: 38,8°C

- Klien terpasang ET dan


ventilator mekanik
dengan mode SIMV-PC,
FIO2: 50%, RR setting
ventilator: 12, Pressure
Inspiration: 15, Volume
tidal: 410, RR: 20 x/mnt.

12.30 2 Memberikan kompres S:- Zalsha


hangat pada aksila, leher, O:
dan lipatan paha - Suhu : 38,8
- Akral teraba panas
- Ekstremitas teraba dingin
- Kulit tampak kemerahan
- Klien tidak menggigil

13.00 2 Meninggikan kepala 15° S : - Zalsha


dan menilai status
kesadaran O:
- Kesadaran sopor coma
- GCS : 4 E1M2V1
- Ukuran Pupil : 4 mm
13.30 2 Memonitor balance cairan S:- Zals
O: ha
- Input :
Infus : 1440 cc
Sonde : 600 cc
Obat : + 500 cc
- Output :
Urin : 1700 cc
IWL 24 jam : 15 x
BB
15 x 60 = 900
Balance : 2540-2600
= -60 cc

21-04-20 3 Memberikan sonde TKTP S:- Zals


melalui NGT O: ha
21.00 - Sonde masuk 400 cc
- Mukosa bibir kering
22.00 1.2 Memonitor TTV dan status S : - Zals
respirasi O: ha
- Tanda vital :
TD : 92/52 mmHg,
HR : 130 x/menit,
RR: 18 x/mnt,
T: 38.3°C
- Klien terpasang ET
dan ventilator
mekanik dengan
mode SIMV-PC,
FIO2: 50%, RR
setting ventilator: 12,
Pressure Inspiration:
15, Volume tidal:
250, RR: 18 x/mnt.
24.00 1,2 - Memberikan terapi S : - Zals
sesuai program : O: ha
Mannitol 50 cc - Obat masuk melalui
Metronidazol 500 mg IV
Kalnex 500 mg - Tidak ada alergi
Metylprednisolon 62.5 mg - Tidak ada odema
02.00 1,2 Memonitor TTV dan status S : - Zals
respirasi O: ha
- Tanda vital :
TD : 97/56 mmHg,
HR : 121 x/menit,
RR: 20 x/mnt,
T: 38,3°C
- Klien terpasang ET
dan ventilator
mekanik dengan
mode SIMV-PC,
FIO2: 50%, RR
setting ventilator: 12,
Pressure Inspiration:
15, Volume tidal:
325, RR: 20 x/mnt.
05.00 1,2 Meninggikan kepala 15° S : - Zals
dan menilai status O : ha
kesadaran - Kesadaran sopor
coma
- GCS : 4 E1M2V1
- Ukuran Pupil : 4 mm
05.30 1 Memonitor balance cairan S : - Zals
O: ha
- Input :
Infus : 1440 cc
Sonde : 600 cc
Obat : + 500 cc
- Output :
Urin : 1700 cc
IWL 24 jam : 15 x
BB
15 x 60 = 900
Balance : 2540-2600
= -60 cc
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai