Anda di halaman 1dari 25

INTERPERTASI DATA LABORATORIUM

Protrombin Time (PT), masa protrombin teraktivasi (Activated Partial


Thromboplastine Time / APPT), International Normalized Ratio (INR), Laju Endap
Darah (LED)

DISUSUN OLEH :
DELLA SWANINDA N 1843700147
MOCHAMAD SUPRIATNA 1843700180
NURHAYATI SIBARANI 1843700188
RESI KAROLINA 1843700161
SHELLY OKTORINA 1843700151
PENGERTIAN
 Hemostatis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan
perdarahan secara spontan. Ada beberapa system yang berperan
dalam hemostatis yaitu system vascular, trombosit dan pembekuan
darah (koagulasi). Peran system vascular dalam mencegah
pendaran meliputi proses kontraksi pembuluh darah serta aktivasi
trombosit dan pembekuan darah (setiabudy, 2009)
 koagulasi adalah suatu proses kimiawi yang protein-protein
plasmanya berinteraksi untuk mengubah molekul protein plasma
besar yang larut, yaitu fibrinogen menjadi gel stabil yang tidak
larut yang disebut fibrin (Sacher, 2004).
 Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah
dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi
beberapa faktor pembekuan darah.
TUJUAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan laboratorium pada hemostatis
yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan
waktu protrombin (Protrombin Time = PT), masa
prothrombin teraktivasi (Activated Partial
Thromboplastine Time= APTT), International
Normalized Ratio (INR), serta Laju Endap Darah
(LED).
KONSEP DASAR

• Nilai normal
• Test kualitative
• Test kuantitative
• Sensivity
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI NORMAL

1. Pasien
2. Pengumpulan spesimen/sampel
3. Makanan
4. Waktu
PT (Masa Protrombin/Prothrombin Time)

• Pemeriksaan masa protrombin atau disingkat PT


merupakan pemeriksaan skrining digunakan untuk
menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik
dan jalur bersama yaitu faktor pembekuan VII, X, V,
protrombin dan fibrinogen.
CARA PEMERIKSAAN PT

• Pemeriksaan PT dilakukan dengan memakai reagen Organon menurut metode

(one-step method) yang dianjurkan oleh Quick. PT dapat diukur secara manual

(visual), foto-optik atau elektromekanik.

• Bahan pemeriksaan PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari sampel darah

vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2% (0.109 M) dengan perbandingan

9:1. Darah sitrat harus diperiksa dalam waktu selambat-lambatnya 2 jam setelah

pengambilan. Sampel disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 2.500g.

Penyimpanan sampel plasma pada suhu 2-8°C menyebabkan teraktivasinya

prokonvertin oleh sistem kalikrein.


Cara Tahap Tunggal menurut Quick

A. Membuat plasma
 Ke dalam tabung sentrifuge yang bergaris dimasukkan 0,5 ml larutan
natriumsitrat 3,8%.

 Lakukan pungsi vena dan masukkanlah ke dalam tabung sentrifuge tadi 4,5
ml dari darah itu, campurlah baik-baik.

 Pusinglah selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm dan pusingkanlah


plasma dari sel-sel darah. Kalau plasma itu tidak dapat segera diperiksa,
simpanlah dalam lemari es; tetapi meskipun disimpan pada suhu rendah,
pemeriksaan harus dilakukan dalam waktu 2 jam setelah darah itu diambil.
B.Penetapan
 Masukkanlah tabung serologi 13 x 10 mm ke dalam air
bersuhu 37°C.
 Masukkanlah 0,1 ml plasma ke dalam tabung dan
tunggulah beberapa lama sampai plasma bersuhu 37°C pula.
 Kemudian tambahkan 0,1 ml tromboplastin dan campurlah.
 Lalu kepada campuran itu diberi 0,1 ml larutan CaCl2
0,22% (0,02 m). Jalankan stopwatch tepat pada saat larutan
calciumchlorida itu masuk. Campur baik-baik.
 Biarkan selama 10 detik, kemudian dicoba apakah sudah
ada fibrin dengan berkali-kali memancing memakai kaitan
logam dalam campuran tadi.
 Hentikan stopwatch pada saat ada fibrinnya.
PRINSIP PENGUKURAN PT
Prinsip pengukuran PT adalah menilai terbentuknya bekuan bila ke dalam

plasma yang telah diinkubasi ditambahkan campuran tromboplastin jaringan

dan ion kalsium. Reagen yang digunakan adalah kalsium tromboplastin, yaitu

tromboplastin jaringan dalam larutan CaCl2 / mengukur lamanya terbentuk

bekuan bila ke dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 37ºC, ditambahkan

reagen tromboplastin jaringan dan ion kalsium. Prinsip tes ini merupakan

rekalsifikasi plasma dengan penambahan tromboplastin. Pemeriksaan in vitro

menunjukan kegunaan dari sistim pembekuan darah jalur eksterinsik.


Kadar Normal Pemeriksaan PT

• Tes ini normal jika hasilnya : 10-15 detik (dapat bervariasi secara bermakna antar

laboratorium).

• PT penderita 12,5 detik ; PT kontrol 12,0 detik.

• PT penderita 16,0 detik ; PT kontrol 12,5 detik.

Dikatakan abnormal apabila beda dengan kontrol lebih dari 2 detik.

Catatan

• Pemeriksaan inipun bukan merupakan suatu penetapan kuantitatif dalam arti kata

sebenarnya; hasilnya ikut dipengaruhi oleh kualitas tromboplastin yang dipakai dan oleh

teknik mengerjakan percobaan. Karena itu, pemeriksaan ini harus dilakukan in duplo dan

harus juga disertai dengan kontrol plasma normal.

• Nilai normal : 10 -15 detik. Kalau kontrol lebih lama dari 16 detik percobaan batal karena

mungkin tromboplastin telah menjadi kurang aktif.


Tes PT ini abnormal / memanjang pada :

• Obstructive jaundice (menguningnya warna kulit akibat akumulasi pigmen dalam


darah).

• Penyakit-penyakit hepar yang lanjut

• Penyakit-penyakit perdarahan pada awal kelahiran

• Penyakit-penyakit congenital (kelaianan bawaan) seperti :  Defisiensi faktor VII,


Defisiensi faktor V, Defisiensi faktor II.

• Syndrome nephrotic.

• Penderita-penderita yang mendapatkan pengobatan dengan obat-obat


antikoagulan
INR (International Normallized Ratio)

• International Normalized Ratio (INR) adalah rasio normal


berstandar internasional yang direkomendasikan oleh WHO
yang sering digunakan untuk pengukuran masa protrombin
dan sebagai pedoman terapi antikoagulan.

• Deskripsi:

Menstandarkan nilai PT antar laboratorium. Digunakan


untuk memantau penggunaan warfarin
Tujuan Pemeriksaan INR

• Pemeriksaan INR berkaitan erat dengan nilai PT, pemeriksaan ini bertujuan

untuk mengetahui pengukuran masa protrombin dan sebagai pedoman

terapi antikoagulan.

• Standar INR tidak boleh digunakan jika pasien baru memulai terapi

warfarin untuk menghindari hasil yang salah pada uji.

• Pasien dalam terapi antikoagulan diharapkan nilai INR nya 2 – 3 detik, bila

terdapat resiko tinggi terbentuk bekuan, diperlukan INR sekitar 2,5 – 3,5.

• INR waktu normal : 0,8 – 1,2 detik


RUMUS MENCARI NILAI INR

• INR didapatkan dengan membagi nilai PT yang didapat dengan nilai PT normal kemudian

dipangkatkan dengan ISI di mana ISI adalah International Sensitivity Index. Jadi INR adalah

rasio PT yang mencerminkan hasil yang akan diperoleh bila tromboplastin baku WHO yang

digunakan, sedangkan ISI merupakan ukuran kepekaan sediaan tromboplastin terhadap

penurunan faktor koagulasi yang bergantung pada vitamin K. Sediaan baku yang pertama

mempunyai ISI = 1,0 (tromboplastin yang kurang peka mempunyai ISI > 1,0).

• Dengan demikian cara paling efektif untuk standardisasi pelaporan PT adalah kombinasi sistem

INR dengan pemakaian konsisten tromboplastin yang peka yang mempunyai nilai ISI sama.
APTT (Activated Partial Thromboplastine
Time)

• Tes masa protrombin teraktivasi adalah tes dalam kaitannya

dengan proses pembekuan darah dengan menggunakan reagen

yang mengaktivasi faktor pembekuan XII dengan cepat. Tes

ini merupakan bentuk modifikasi dari PT (Prothrombin Time)

yang hasilnya lebih teliti.


Cara Pemeriksaan APTT

• Penetapan Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual

(visual) atau dengan alat otomatis (koagulometer), yang menggunakan

metode fotooptik dan elektro-mekanik. Teknik manual memiliki bias

individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada

keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi

dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan. Metode

otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan

teliti. 
Prinsip Pengukuran APTT
Prinsip dari uji APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat yang mengandung semua

faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit dengan tromboplastin parsial

(fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin, asam elagik, mikronized silica atau

celite koloidal). Setelah ditambah kalsium maka akan terjadi bekuan fibrin. Waktu

koagulasi dicatat sebagai APTT.

Bahan Pengukuran APTT


Pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat

3.2% (0.109M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung plastik atau gelas yang

dilapisi silikon. Sampel dikocok selama 15 menit dengan kecepatan 2.500x. Plasma

dipisahkan dalam tabung plastik tahan 4 jam pada suhu 20oC. Jika dalam terapi heparin,

plasma masih stabil dalam 2 jam pada suhu 20oC kalau sampling dengan antikoagulan

sitrat dan 4 jam pada suhu 20oC kalau sampling dengan tabung CTAD.
ALAT KOAGULOMETER
Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Pemeriksaan
• Pembekuan sampel darah
• Sampel darah hemolisis atau berbusa
• Pengambilan sampel darah pada jalur intravena (misal pada
infus heparin).
Laju Endap Darah (LED)

Laju endap darah (LED) adalah parameter adanya inflamasi

dalam tubuh, tetapi tidak bersifat spesifik menunjukkan penyakit

tertentu. Atau Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan

mengendapnya sel darah merah pada tabung khusus pemeriksaan

dengan satuan mm/jam.


TUJUAN PEMIRIKSAAN LED

• Pemeriksaan Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah

merah di dalam plasma selama satu jam ( mm/jam LED digunakan untuk mendapat gambaran

adanya inflamasi dan/atau kerusakan jaringan, tetapi tidak spesifik penyakit tertentu

• LED serial dapat digunakan untuk pemantauan aktivitas penyakit, seperti reumatoid arthritis,

infeksi kronik, osteomielitis, penyakit kolagen, dan keganasan. 1

• Pada pasien keganasan yang sudah metastasis, LED dapat meningkat hingga >100 mm/jam. 1

• Hasil LED dapat tidak meningkat pada keganasan, penyakit jaringan ikat, dan infeksi sehingga

hasil dalam batas rujukan tidak menyingkirkan kemungkinan penyakit.

LED adalah petanda inflamasi akibat adanya penyakit dalam tubuh. Oleh karena itu, yang perlu

ditangani adalah penyakit yang mendasari terjadinya inflamasi. Sasaran pengobatan ditujukan

pada penyebab penyakitnya, dengan begitu inflamasi akan berkurang dan LED pun ikut menurun.
Kadar Normal Pemeriksaan LED
Laki-laki:

• usia <50 tahun: <15 mm/jam

• usia >50 tahun: <20 mm/jam

• usia >85 tahun: <30 mm/jam

Perempuan:

• usia <20 tahun: <20 mm/jam

• usia >50 tahun: <30 mm/jam

• usia >85 tahun: <42 mm/jam


CARA PEMERIKSAAN LED

Berlangsungnya Pemeriksaan Tes ini memerlukan sampel darah


yang diambil dari pasien. LED diperiksa dengan cara
menempatkan darah di pipet Westergren pada posisi vertikal.
Setelah satu jam, diukur laju pengendapan eritrosit dalam tabung.

Pipet Westergren pada


pemeriksaan LED
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai