Anda di halaman 1dari 120

REVIEW FISIOLOGI SYSTEM

UROGENITAL

ABD.AZIS MANAF
NEFRON
• UNIT TERKECIL GINJAL YG MAMPU MELAKSANAKAN
FUNGSI UTAMA GINJAL .
• .NEFRON TD: KOMPONEN VASKULAR DAN KOMPONEN
TUBULAR.
• KOMPONEN VASKULAR YG DOMINAN
ADL.GLOMERULUS.
• KOMPONEN TUBULAR, BERAWAL DARI KAPSULA
BOWMAN.
• TERLETAK PADA 2 AREA : .PADA KORTIKAL DAN
JUKSTAMEDULARY.
BAGIAN-BAGIAN NEFRON
FUNGSI GINJAL.
Ginjal pempunyai 2 fungsi utama:
1. Fungsi ekskretori
- mengasilkan urin, untuk eleminasi sampah tubuh.
- mengontrol keseimbangan cairan, elektrolit dan
asam basa.
2. Fungsi metabolik
- sintesis beberapa hormon
- degradasi hormon polipeptide(spt; insulin)
Urin dihasilkan dari darah yg mengalir melalui ginjal,
terjadi dalam 2 tahap:
a. Filtrasi plasma di glomerulus
b. Reabsorpsi dan ekskresi di tubulus.
FUNGSI GINJAL
• 1.MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN AIR(H2O).
• 2.MEMPERTAHANKAN OSMOLARITAS CAIRAN TUBUH.
• 3.MENGATUR JUMLAH DAN KONSENTRASI SEBAGIAN BESAR ION
CES( TERMASUK ELEKTROLIT).
• 4.MEMPERTAHANKAN VOLUME PLASMA.
• 5.MEMBANTU MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
TUBUH.
• 6.MENGELUARKAN PRODUK2 AHIR/SISA METABOLISME TUBUH.
• 7.MENGEKSKRESIKAN BANYAK SENYAWA ASING.
• 8. FUNGSI HEMOPOESIS (MENGHASILKAN ERITROPOIETIN).
• 9. MENGHASILKAN RENIN.
• 10.MENGUBAH VIT D MENJADI BENTUK AKTIFNYA.
APARATUS JUKSTAGLOMERULAR
• FUNGSI TUBULER
SEWAKTU FILTRAT MENGALIR MELALUI TUBULUS
BAHAN YG BERGUNA BAGI TUBUH DIKEMBALIKAN
KEPLASMA MELALUI KAPILER PERITUBULUS.
• PERPINDAHAN SELEKTIF BAHAN-BAHAN DARI LUMEN TUBULUS KE
DALAM DARAH DISEBUT REABSORPSI TUBULUS.
• SEDANGKAN PERPINDAHAN BAHAN-BAHAN DARI ARTERIOL
PERITUBULER KE TUBULUS DISEBUT SEKRESI.
• BAHAN-BAHAN YG DIREABSORPSI YG MASUK DI KAPILER
PERITUBULUS AKAN KE SISTEM VENA DAN KEMUDIAN KEJANTUNG.
• DLM SEHARI DARI 180 LITER PLASMA YG DISARING(RATA-RATA 178,5
LITER DI REABSORPSI).
• SISA 1,5 LITER DLM TUBULUS MENGALIR KEPELVIS GINJAL MENJADI
URINE.
• SEBAGIAN BESAR REABSORPSI TERJADI DI TUBULUS PROKSIMALIS
REABSORPSI tubular SELEKTIF

SELEKTIF : SEL-SEL TUBULUS SELEKTIF DLM MENYERAP KEMBALI


SUBSTANSI YG TERDAPAT DLM FILTRAT GLOMERULUS MENURUT
KEBUTUHAN TUBUH.(MIS, GLUKOSA,ASAM AMINO, VITAMIN.
MEKANISME REABSORPSI.
PROSES TRANSPORTASI MELALUI SEL EPITEL KOLUMNAR
TUBULUS.
MEKANISME TRANSPORTASI DASAR DLM REABSORPSI
TUBULAR, ADA 2 TIPE ( Aktif dan Pasif) :
• 1.REABSORSI AKTIF: MERUPAKAN GERAKAN MOLEKUL
MELAWAN GRADIEN ELEKTROKIMIA. GERAKAN INI
MEMBUTUHKAN PEMBEBASAN ENERGI YG BERASAL DARI ATP.
(MELIPUTI: NATRIUM, KALSIUM, KALIUM, FOSFAT,SULFAT,
BICARBONAT,GLUKOSA,ASAM AMINO, ASAM ASCORBAT,
ASAM URAT, DAN KETON BODIES.).
• . MELALUI TRANSPORT PASIF:
• ION –ION ATAU MOLEKUL BERGERAK SECARA
PASIF MENGIKUTI GRADIEN LISTRIK, ATAU
GRADIEN KONSENTRASI.
• AIR HANYA BERGERAK SECARA OSMOTIK
KETIKA TERJADI GRADIEN KONSENTRASI ION-
ION ATAU MOLEKUL YG MELINTASI MEMBRAN
SEMIPERMEABEL.
FITRASI GLOMERULUS DAN RESORPSI TUBULUS.

>NORMAL: DGN DUA GINJAL: DIHASILKAN SEKITAR 120


mL/mnt FILTRAT GLOMERULUS.
>AMBANG (cutoff) MASSA ZAT SEKITAR 70 kDa.

**REABSORPSI PADA TUBULUS PROKSIMAL.


>STLH DIFILTRASI DI GLOMERULUS----FILTRAT (Na+, K+,
Glukosa diserap secara aktif), (AIR diserap secara osmotis)
PADA TUB PROKSIMAL.
>.SEJUMLAH ZAT DISEKRESIKAN KE DLM CAIRAN
TUBULUS OLEH KERJA ZAT PENGANGKUT (transporter) DI
SEPANJANG TUB.GINJAL (mis: anion dan kation organik:
kreatinin, histamin, obat2an & toksin).
**PADA ANSA HENLE.
• = SEKITAR 30 Ml/mnt FILTRAT ISOTONIK
DIALIRKAN KE ANSA HENLE.
• =TEMPAT terjadinya MEKANISME
COUNTERCURRENT MULTIPLIER --
MENYEBABKAN FILTRAT MENCAPAI
KONSENTRASI URINE.
• =PADA ANSA HENLE DI MEDULA GINJAL
TERJADI SEKRESI Na+ dari sel-sel di pars
asendes tebal -menyebabkan terbentuk
nya gradien konsentrasi HIPERTONIK untuk
mereabsorpsi air dari cairan tubulus melalui
sel pars desendens.
• ** DUKTUS KOLIGENTES.
> FILTRAT GLOMERULUS YG MENGALIR KE DUKTUS KOLIGENTES
SEKITAR 5-10 mL/mnt.
>PENYERAPAN AIR DISINI TEJADI SECARA LANGSUNG MELALUI
KANAL AIR YG DIKONTROL OLEH “VASOPRESIN” (ANTI DIURETIK
HORMON =ADH).
>DISINI JUGA DIBAWAH KENDALI HORMON ALDOSTERON TERJADI
RESORPSI Na+ dan PENGANGKUTAN K+ DAN H+ KEDALAM
CAIRAN TUBULUS DI BERBAGAI SEL-SEL SEPANJANG DUKTUS
KOLIGENTES.
>HANYA MENANGANI SEPERSEPULUH DARI JUMLAH FILTRAT
GLOMERULUS TOTAL.
>Merupakan TEMPAT UNTUK MENGATUR VOLUME URINE.
>TEMPAT TERCAPAINYA KESEIMBANGAN ANTARA
AIR, Na+, ASAM BASA, DAN KALIUM.

• PRAN KRUSIAL DUKTUS KOLIGENTES DLM
MENGATUR FUNGSI GINJAL BERGANTUNG
PADA 2 HAL;
• 1.BERADA DI BAWAH PENGARUH
HORMONAL (beda dgn tub.proksimal).
• 2.ADALAH BGN TERAHIR DARI TUBULUS
GINJAL YG DIALIRI SISA FILTRAT SEBANYAK
1-2 mL/mnt keluar keureter SEBAGAI
URINE.
• 2.REABSORPSI PASIF; Yaitu; GERAKAN MOLEKUL
MENGIKUTI GRADIEN ELEKTROKIMIA. TIDAK
MEMBUTUHKAN ENERGI ( meliputi klorida, ureum,air)

• JALUR REABSORPSI.
• 1. JALUR TRANSSELULER:
• 1.1.TRANSPORTASI DARI LUMEN TUBULUS KE DLM SEL
TUBULUS MELALUI PERMUKAAN APIKAL MEMBRAN
SEL.
• 1.2.TRANSPORTASI DARI SEL TUBULUS KE DLM
CAIRAN INTERSTITIAL.
• 1.3.TRANSPORTASI DARI CAIRAN INTERSTITIAL KE DLM
KAPILER.
• 2. JALUR PARASELULAR.
2.1. TRANSPORTASI DARI LUMEN TUBULUS
KEDLM CAIRAN INTERSTITIAL YG TERDAPAT
DLM RUANG INTERSELULER LATERAL
MELALUI TAUT KEDAP ANTAR SEL.
2.2.TRANSPORTASI DARI CAIRAN INTERSTIAL
KEDLM KAPILER.
TAHAP-TAHAP TRANSPOR TRANSEPITEL
LOKASI REABSORPSI

1. DARI TUBULUS KONTORTUS PROKSIMAL( EPITEL


DGN BRUSH BORDER)…...Glukosa, asam amino,
Na, K+,Ca+,HCO3, Clorida, fosfat, asam urat,dan
air. Akan mereabsorpsi ~120 L cairan dan solut
perhari. Fungsi primer nya adalah reabsorpsi
isosmotik cairan.
2. DARI ANSA HENLE…. Natrium dan klorida.
3. DARI TUBULUS KONTORTUS DISTAL….Natrium,
kalsium, bikarbonat, dan Air.
Pengaturan reabsorpsi tubular
• DIATUR OLEH 3 FAKTOR;
• 1.Keseimbangan Glomerulotubular: yt keseimbangan
antara filtrasi dan reabsorpsi solut dan air.
• Ketika GFR meningkat muatan tubular solut dan air didalam
tubulus kontortus proksimal akan meningkat. Keadaan ini
diikuti peningkatan reabsorpsi solut dan air. Yaitu
(akan terjadi akumulasi protein plasma dlm glomerulus
,tekanan onkotik meningkat dlm darah pd saat mencapai
a.eferen dan kapiler peritubular, ini akan Meningkatkan
reabsopsi Na dan air dari tubulus ke dlm darah kapiler.)
2.Faktor Hormonal.
# HORMON YG DIHASILKAN GINJAL:
1. Renin : - dihasilkan oleh aparatus juxtaglomerular
- berperan pada pembentukan Angiotensin II
- angiotensin II dapat bekerja langsung pada nefron
melalui aldosteron dan merupakan vasokonstriktor
kuat.
2. Eritropoitin:
- dihasilkan diginjal
- dapat meningkatkan pembentukan sel-sel darah
merah pada sum-sum tulang.
3. Prostaglandin:
- dihasilkan oleh ginjal
- mempunyai efek thd tonus pembuluh darah.
4.Vitamin D : hormon steroid yg dimetabolisme diginjal
menjadi bentuk aktif 1.25 dihidroxy calcitrol,
yg dapat meningkatkan absorpsi Ca dan Phosfat di usus.
# KERJA HORMON PADA GINJAL:
1) Hormon Anti Diuretik( Anti Diuretic Hormon)/ vasopresin
- Dilepaskan oleh kelenjar putuitary posterior
- Dapat meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentes
2) Aldosteron :
- adalah hormon steroid dihasilkan oleh kortex adrenal
- dapat meningkatkan reabsorpsi Na pada duktus koligentes.
3) Peptida Natri Uretik Atrial ( Atrial Natriuretic Peptide = ANP)
- dihasilkan oleh sel-sel jantung
- dapat meningkatkan sekresi Na di duktus koligentes
4) Hormon Paratiroid
- dihasilkan oleh kelenjar paratiroid
- dapat meningkatkan ekskresi Phosfat, reabsorpsi Ca dan
Produksi vitamin D.
3. Faktor saraf.
• FILTRATION BARRIER , TD:
• 1. Sel endotel pd ddg kapiler glomerulus
- ukuran pori : 70 nm
• - bermuatan negatif, oleh karena adanya
• glikoprotein terutama “Podocalyxin”
• 2. Membran basal glomerulus(MBG), juga
• bermuatan negatif.
• 3. Sel epitel Kapsula Bowman
• -SEL epitel skuamous yg di dinding MBG =
• podosit.
• - foot prosessus( 25 – 26 nm)

TINJAUAN FUNGSI GINJAL
PROSES-PROSES DASAR DI GINJAL
LAJU FILTRASI GLOMERULUS (LFG) = GLOMERULAR FILTRATION RATE (GFR)

• GFR:JUMLAH TOTAL ULTRAFILTRAT PLASMA YG


TERBENTUK SETIAP MENIT.
• DITENTUKAN OLEH;
• > TEKANAN AORTA.
• >TEKANAN ARTERI RENAL.
• >PERUBAHAN PD RESISTENSI ARTERIOLA AFEREN DAN
EFEREN(gbr)
• TERDAPAT
  2 KEKUATAN DORONG FILTRASI CAIRAN:
• 1).TEKANAN HIDROSTATIK KAPILER
GLOMERULUS(Pgc) (MENDORONG DARI DLM
DARAH).
• 2).KEKUATAN YG MENDORONG RETENSI CAIRAN
=TEKANAN OSMOTIK KAPILER
GLOMERULUS( GLOMRULAR CAPILLARY COLLOID
OSMOTIC PRESSURE(.
• >perubahan pada salah satu variabel ini
-berakibat pada GFR dan PEMBENTUKAN
URINE.
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI GFR

• >1.BARIER FILTRASI (td: sel endotel kapiler, membrana basalis glomerulus yg


tebal dan diafragma celah (slit) filtrasi.(gbr).
• >2.TEKANAN HIDROSTATIK(gbr )
• Darah masuk glomerulus lewat arteriol afferen pd tek.sekitar ~60 mmHg (atau
~25 mmHg lebih tinggi dp tek. Dlm sbgn jaringan kapiler.
• .Darah meninggalkan glomerulus lewat arteriol efferen pd tek. ~58 mmHg.
• >3.TEKANAN OSMOTIK KOLOID.
• Tekanan onkotik kapiler sebanding dengan kadar protein plasma.
• Darah masuk glomerulus dhn tek.onkotik ~25 mmHg( sama seperti tek.dlm
sirkulasi lain).
• Jadi darah akan kehilangan ~15-20% dari total volumenya saat mengalami filtrasi
lewat jar.kapiler.
• Protein plasma akan dihalangi agar tdk keluar dari pb.darah oleh barier
filtrasi….tek. Onkotik meningkat.
KEKUATAN YG MENDORONG ULTRAFILTRASI
GLOMERULUS
EFEK PERUBAHAN RESISTENSI A.AFFEREN DAN A. EFFEREN THD GFR
TEK. FILTRASI NETO = ( PERBEDAAN ANTARA GAYA YG
MENDORONG FILTRASI DAN GAYA YG MELAWAN FILTRASI

• TEK. FILTRASI NETO =


• 50-(30 + 15 ) = 10
FAKTOR-FAKTOR YG MENGATUR/
MEMPENGARUHI GFR I

• >1. ALIRAN DARAH GINJAL: NORMAL PD KE DUA GINJAL


1300 mL/mnt. Aliran darah meningkat -GFR meningkat.
• >2.UMPAN BALIK TUBULOGLOMERULAR: Bila GFR
meningkat -peningkatan kadar NaCl dlm tubulusmakula
densa -adenosin -kontriksi a.aferen - penurunan
aliran darah glomerulus -umpan balik tubuloglomerular
-penurunan GFR.(gbr)
• >.3.TEKANAN KAPILER GLOMERULUS.
• Tek.normal =60 mmHg. Bila tek.meningkat -GFR
meningkat.
• >4.TEK.OSMOTIK KOLOID; (N=25 mmHg).GFR berbanding
terbalik dengan tek. Onkotik.
II.
• >5. TEK.HIDROSTATIK DLM KAPSULA BOWMAN(n=15
mmHg).Bia tek.hidrostatik dlm kap.bowman meningkat-
GFR menurun.
• >.6. KONTRIKSI A.AFEREN -GFR menurun.
• >7.KONTRIKSI A.EFEREN -GFR meningkat.
• >8.TEK.A.SISTEMIK. -Peningkatan MAP hingga 180 mmHg
dan Penurunan MAP hingga 60 mmHg -maka tdk akan
terjadi perubahan aliran darah ginjal.(mekanisme
autoregulasi).
• >9.STIMUALSI SIMPATIK.
• >10.LUAS PERMUKAAN MEMBRAN KAPILER -Berbanding
langsung dgn luas permukaan membrana kapiler.
III
• >11.PERMEABILITAS MEMBRAN KAPILER…>
GFR berbanding langsung dgn peningkatan
/penurunan permeabilitas membran kapapiler.
• >.12. BERKURANGNYA SEL-SEL MESANGIUM
GLOMERULAR……> Bila berkurang sel
mesangium….>luas permukaan kapiler
berkurang…..>GFR menurun.
• >13.FAKTOR HORMONAL ……>Mempengaruhi
aliran darah yg lewat glomerulus.
reab
reab

sek
SISTEM RENIN ANGIOTENSIN
SISTEM RENIN ANGIOTENSIN DAN STIMULASI SEKRESI
ALDOSTERON OLEH ANGIOTENSIN II
reab
reab

sek
• MENILAI FUNSI GINJAL.

• TUJUAN : MENILAI DAN MENGUKUR EFISIENSI GFR.


• TDK DAPAT DIUKUR SECARA LANGSUNG.
• TETAPI KESEHATAN BARIER FILTRASI DPT DINILAI DGN
• BBRP PEMERIKSAAN:
• 1.KLIEREN(BERSIHAN)PLASMA
• 2.LFG
• 3.ALIRAN PLASMA RENAL.
• 4.ALIRAN DARAH RENAL.
MEKANISME PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI GANGGUAN GINJAL
AKUT(GgGA)
• Proses peradangan  mengakibatkan
berkurangnya aliran darah lokal menuju
bagian luar dari medula ginjal  terjadi
gangguan fungsi tubulus dan kelangsungan
hidup sel-sel tubulus
• Ada 3 klasifikasi gangguan ginjal akut yaitu:
prerenal, intrinsik dan postrenal
PATOFISIOLOGI GANGGUAN GINJAL AKUT PRERENAL

• Keadaan ini (azotemia prerenal) adalah respons fungsional terhadap


keadaan hipoperfusi ginjal,
• Tidak melibatkan gangguan struktural ginjal.Apabila perfusi ginjal
membaik fungsi ginjalnya akan membaik pula
• Apabila keadaan hipoperfusi di biarkan terlalu lama  meningkatkan
resiko terjadinya GgGA intrinsif dan dapat menimbulkan gagal ginjal yang
menetap,
• GgGA pre renal m’gbr’ reaksi dari fungsi ginjal yg sebelumnya normal
akibat kekurangan cairan.
• Berkurangnya perfusi ginjal dan berkurangnya volume efektif arterial 
perangsangan aktifitas sistem saraf simpatif dan juga sistem renin
angiotensin aldosteron (RAA)
• Perangsangan sistem RAA  peningkatan kadar angiotensin II 
fasokostriksi arteriol eferan glumerulus ginjal (post glomerulus)
LANJUTAN
• Angiontensin II juga berperan pada arteriol aferen glomerulus
ginjal (pre glomerulus)  efeknya akan meningkatkan hormon
hormon fasodilator prostaglandin sebagai upaya kontraregulasi
• Fasokontriksi pada post glomerulus di lakukan untuk
mempertahankan tekanan kapiler intra glomerulus dan LFG
agar tetap normal
• Peningkatan kadar angiontensin II  merangsang sistem saraf
simpatis terjadi reabsopsi air dan garam di tubulus proksimal
ginjal
• Pada keadaan reabsorpsi air dan garam di tubulus proksimal 
terjadi perangsangan sekresi dari hormon aldosteron dan
vasopresin (hormon anti deuretik) mengakibatkan
peningkatan reabsorpsi natrium , urea,dan air pada segmen
distal dari nefron.
LANJUTAN
• Sehingga Dapat di simpulkan bahwa sebagai
respon fisiologi terhadap gangguan
hipoperfusi ginjal yang ringan  untuk
mempertahankan LFG, akan terjadi retensi
urine dan natrium  urin menjadi pekat
dengan kadar natrium rendah.
PATOFISIOLOGI GgGA INTRINSIK
• Proses intrinsik di kategorikan sesuai lokasi utama
terjadinya gangguan histologik pd komponen
struktural ginjal. Secara klasik di bagi menjadi :
1. Gangguan glomelurus akut
2. Gangguan interstisial
3. Gangguan tubulus.
Perbaikan yg dilakukan thdp penyakit yg menjadi
etiologi GgGA intrinsik tdk selalu diikuti perbaikan
struktural maupun fungsi ginjal dgn segera.
PATOFISIOLOGI AKUT TUBULAR NEKROSIS
(ATN)
• Terbagi 2 yaitu :
1. Proses iskemik
2. Proses nefrotoksik
• Mekanisme oligo uria dan penurunan akut LFG pada ATN masih belum jelas
• Beberapa hipotesis antara lain :
1. Teori kebocoran kembali (back leak theory)
2. Teori obstruksi tubulus ( tubular obstuction theory)
3. Teori faskuler ( fascular theory)
3.1 fasokonstriksi arteriol afferen
3.2 fasodilatasi atreriol efferen
3.3 penurunan permeabilitas membran basal glomerulus
4. Teori sistem renin angiontensin(RA) ( renin angiontensi system theory)
5. Teori pembengkakan sel ( potensial cell theory)
TEORI KEBOCORAN KEMBALI (back-leak theory)
• Pada neksrosis akut tubular laju filtrasi glomerulus masih dalam batas
normal.
• Kerusakan (nekrosis) atau disfungsi sel-sel tubulus menyebabkan filtrat
glomerulus (yang mengandung inulin, kreatinin, air dan elektrolit) akan
mengalir kembali kedalam pembuluh darah peritubular melalui bagian sel-
sel tubulus yang telah mengalami nekrosis
• Dengan demikian, nilai pemjernihan (clearance) dari beberapa zat seperti
inulin tidak dapat menilai faal ginjal yang sebenarnya
• Hipotesis ini telah disokong data-data pengamatan dari percobaan
binatang, antar lain:
a) Zat inulin tidak konsentrasi sepanjang nefron
b) GgGA akibat zat uranil (uranyl induced ARF) menyebabkan penurunan
filtrasi glomerulus
c) Nekrosis sel-sel tubulus merupakan salah satu faktor predisposisi
kebocoran kembali dari filtrasi glomerulus
LANJUTAN
• Kelemahan teory kebocoran kembali (back-
leak)
a) Infus garam fisiologis 0,9% dapat mencegah
GgGA akibat HgCL2 walaupun telah terjadi
nekrosis sel-sel tubulus
b) Nekrosis sel-sel tubulus bukan merupakan
gambaran histopatologi utama dari gagal
ginjal akut akibat ikemik dan nefritoksin
TEORI OBSTRUKSI TUBULUS
(tubular obstruction theory)
• Obstruksi tubulus oleh sel-sel yang telah mati (debris)
dan atau sembab jaringan intertisial telah lama
diketahui dan di duga merupakan penyebab dari
penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) pada gagal
ginjal akut (GGA)
• Pengamatan dari percobaan binatang maupaun
observasi klinik pada manusia ternyata tidak selalu di
temukan nefromegali akibat sembab jaringan intertisial
maupun obstruksi lumen tubulus
• Dilatasi abnormal tubulus proksimal merupakan
gmbaran histologis utama dari gagal ginjal akut (GGA)
TEORI VASKULAR (vascular theory)
• Teori vaskular banyak menarik perhatian para
peneliti di duga memegang peranan penting
dalam mekanisme penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG)dan oliguria.
• Teori vaskular terdiri :
1. Vasokontriksi arteriol afferent (AA)
2. Vasodilatasi arteriol efferent (AE)
3. Penurunan permeabilitas membran basalis
glomerulus
1.Teori vasokonstriksi arteriol afferent (AA)

• Vasokontriksi kuat dan berat dari arteriol afferent


menyebabkan penurunan tekanan filtrasi
glomerulus dan filtrat glomerulus
• Vasokontriksi arteriol afferent dapat menyebabkan
redistribusi dari aliran darah intrarenal. Sebagian
besar darah mengalir kedalam medulla ginjal
• Redistribusi aliran darah intrarenal ini dapat
menerangkan mekanisme penurunan laju filtrasi
glomerulus
2. TEORI VASODILATASI ARTERIOL EFFERENT
(AE)
• Vasodilatasi arteriol efferent dapat menyebabkan
penurunan tekanan filtrasi dan hidrostatik glomerulus
sedangkan tonusnya tidak mengalami perubahan
• Walaupun penurunan tekanan filtrasi glomerulus di duga
akibat vasodilatasi arteriol efferent , mekanisme panurunan
aliran darah kebagian konteks ginjal superfisial
(redistribusi) masih belum jelas
• Pemelitian GGA buatan (methemoglobin induced renal
failure) gagal membuktikan adanya vasodilatasi arteriol
efferent untuk menerangkan penurunan laju filtrasi
glomerulus
3.TEORI PENURUNAN PERMEABILITAS
MEMBRAN BASAL GLOMERULUS
• Pemberian infus noreprinefrin 0,75 per kg berat badan tikus
percobaan permenit selama 2 jam kedalam arteria renalis
menyebabkan anuria menetap (persisten)
• Anuria persisten masih bertahan walaupun alkiran darah telah
normal kembali setelah mendapat infus garam fisiologis
• Penelitian ini membuktikan bahwa kenaikan tahanan (resistensi)
arteriol afferent bukan penyebab dari anuria dan penurunan laju
filtrasi glomerulus
• Perubahan struktur membran basal glomerulus ini mungkin Yang
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) dan
oliguria maupun tekanan filtrasi dan aliran darah ginjal masih
dapat di pertahankan dalam batas normal
Teori pembengkakan sel (cell swelling theory)

• Flores dkk (1972) pertama kali mengumukakan konsep pembengkakan


sel (cell swelling theory) untuk menerangkan gagal ginjal akut identik
dengan transient ischemic attack (TIA) pada otak
• Obstruksi arteria renalis selama 60-120 menit dapat menyebabkan
pembengkakan sel-sel endotel kapiler glomeruli.
• Pembengkakan sel menetap walaupun obstruksi arterial renalis telah di
lepaskan. Obstruksi (sumbatan)vaskular menyebabkan iskemia dan
hipoksia sel-sel di sertai gangguan metabolisme terutama kenaikan
konsentrasi beberapa zat yang terlarut
• Air yang terdapat dalam ruang ekstraseluler akan bergeser kedalam sel
(intraseluler) diikuti pembengkakan sel-sel endotelial. Pembengkakan
ini akan mempercepat dan memperberat obstruksi vaskular dan
akhirnya nekrosis jaringan.
TITIK TANGKAP INTERVENSI MANITOL 20%
ISKEMIA
(B) TOKSIN
Pembengkakan (C) (A)
Sel-sel
endotelial Nekrosis sel-sel tubulus
Permeabilitas
Aliran darah ginjal (D) (E) (B) hidrolit glomerulus

JGA Obstruksi Kebocoran Kembali


tubulus (leakage)

LFG

OLIGURIA

Gambar . Titik tangkap intervensi mannitol 20%


(A) Solute natriuresis,
(B) Osmolaritas,
(C) Aliran darah ginjal,
(D) Sekresi renin
(E) Tekanan intratubular
TEORI SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN: PENGENDALIAN SEKRESI RENIN T’GTG
DARI 4 FAKTOR; YAITU

1.:Granula sel-sel renin – secreting bertindak sendiri sebgai baroreseptor intrarenal

Perdarahan
(iskemik)

Hipotensi

Reaktif simpatetik

Kontriksi arterior afferant (AA)

Tekanan arterior afferent (AA)

Regangan sel-sel JG
(baroreseptor intrarenal) Sekresi RENIN

Gambar. Peranan baroreseptor intrarenal untuk regulasi renin


JG = Juxtra Glomerular
2. Makula densa
Sel-sel makula densa dapat mengendalikan sekresi renin selama keadaan iskemia
(penurunan volume cairan intra atau ekstravaskuler)

Iskemia (perdarahan)

Reabsorpsi cairan Tekanan arterior afferent (AA)


tubulus proksimal
Tekanan hidrolik kapiler glomerulus

LFG

Delivery of NaCl to
Macula densa

Sekresi RENIN
Gambar. Peranan makula densa untuk regulasi renin
3. PERANAN SARAF SIMPATETIK

Aktivitas Saraf
Simpatetik

Indirek Indirek Rangsangan


Via via indirek sel JG
Baroreseptor intra renal Makula densa (B1 – adrenergic receptor)

SEKRESI RENIN

Ganbar. Peranan saraf simpatetik untuk regulasi renin


4. PERANAN ANGIOTENSIN - II
Sekresi renin

Natriuresis HT TP Angiotensin-II

Retensi Na + VP CJ

Aldosteron

HT = hipertensi, TP = tahanan perifer, VP = volume plasma, CJ = curah jantung.


Gambar. Peranan angiotensin – II untuk regulasi renin
LANJUTAN
• Perubahan faal atau disfungsi tubulus akibat iskemia
atau nefrotoksik menyebabkan kenaikan konsentrasi
ion natrium intralumen dan sel-sel makula densa JG
(juxtaglomerulus)
• Gangguan metabolisme natrium ini merangsang
sekresi renin dan pembentukan angiontensin –II
• Angiotensin –II ini bertindak sebagai mediator untuk
vasokonstruksi arteriol afferent (AA), di ikuti
penurunan laju filtrasi glomerulus dan aliran darah
ginjal. Vasokonstriksi arteriol afferent ini
mempeberat iskemia ginjal.
LANJUTAN

GC
AA AE
PGC
Normal

PGC gagal ginjal akut

LFG

Konstriksi

AA = arteriol afferent, AE = arteriol efferent, GC = glomerular capillary,


PGC = glomerular capillary pressure

Gambar. Pengaruh angiotensin –II pada hemodinamik intrarenal


Mekanisme kerusakan sel akibat iskemi
Hipoksia / Iskemia

Pembengkakan sel ATP Kebocoran kalsium (Ca++)

Sitolitik kalsium
(Ca++)

GLOMERULUS TUBULUS
Vasokontriksi (AA) Nekrosis sel epitel
PGC Obstruksi intratubular

LFG

Gambar. Mekanisme kerusakan sel akibat iskemia


AA = arteriol afferent, PGC = tekanan intraglomerulus
(SCHRIER & CONGER, 1986)
Mekanisme patogenesis akibat lanjut iskemia dan
hipoksia
• Kerusakan sel-sel (nekrosis atau disfungsi) atau
apoptosis berhubungan dengan bbrp keadaan
patologi berikut:
1. kenaikan masukan (influx) kalsium (Ca++)
seluler akibat kerusakan membran sel
2. Penurunan keluaran (eflux) ion Ca++ seluler
akibat gangguan sintesis mitokondria
3. Gangguan peranan mitokondria yg bertindak
sebagai buffer kalsium (Ca++).
ACUTE TUBULAR NECROSIS ( ATN ).

• Penyebab utama ATN adl:


1. Proses iskemik
2. Proses nefrotoksik
Etiologi lain dari ATN adalah multifaktorial : Penyakit akut dgn
sepsis, hipotensi, atau penggunaan obat yg nefrotoksik.
Perjalanan klinik ATN diawali oleh fase oligouria yg biasanya
terjadi dlm 24 jam setelah terjadinya gangguan (injury) pd
ginjal. Keadaan ini dpt berlangsung dan berahir selama 1-2
minggu. Selanjutnya diikuti oleh ‘fase diuresis’ yg ditandai dgn
bertambahnya volume urine secara progresif dan menandakan
terjadi perbaikan fungsi ginjal
ATN-Iskemik (Ischemic Reperfusion)
• Akibat dari hipoperfusi ginjal adl : azotemia pre-
renal atau ggn iskemik.
• Bila hipoperfusi diatasi - fungsi ginjal dapat
kembali normal.
• Lokasi kerusakan yaitu pd sel-sel epitel tubulus.
• Ternyata gangguan iskemik reperfusi tidak saja
terjadi pd epitel tubulus , tapi juga terjadi pd
endotel pemb darah serta terjadi pula aktifitas dari
sel-sel inflamasi serta mediator-mediator humoral.
• Patogenesis dari ATN Iskemik terjadi dlm bbrp
tahapan:
• 1. Diawali tahap prerenal (tahap inisiasi)----
hypotensi---iskemik ginjal. Ditandai dengan kerusakan
sel-sel epitel dan endotel.
• 2. Tahap ekstensi : tidak hanya ggn iskemik saja, tapi
akibat dari adanya kerusakan endotel mikrovaskuler
dan aktivasi dari jalur-jalur inflamasi - terjadi
• 3. Tahap pemeliharaan: terjadi perbaikan fungsi ginjal.
• Mekanisme-mekanisme lain diduga menjadi
penyebab menurunnya LFG pada ATN al:
• 1. vasokontriksi yg dimediasi secara langsung
oleh kerusakan endotel dan secara tidak
langsung akibat “Tubuloglomerular feedback”
• 2. Akibat mengendapnya sel-sel epitel tubulus
yg rusak serta membrana basalis yg menjadi
gundul akan terbentuk “Cast” intralumen
tubulus sehingga menimbulkan obstruksi.
ATN Nefrotoksik
• Dapat disebabkan oleh: toksin endogen dan
eksogen.
• Hemolisis intravaskular berat dpt terjadi ATN
akibat sumbatan dari pigmen heme endogen
dari hemoglobin maupun myoglobin.
• Toksin eksogen : penggunaan antibiotik gol
aminoglikoside atau amphoterisin,
radiokontras, obat-obatan kemoterapi.
ATN yg berhub. Dgn sepsis (GgGA-sepsis)

• Sepsis menyebabkan hipoperfusi-iskemik.


• Dan disertai Pranan endotoksin yt
menimbulkan kerusakan ginjal akibat
penumpukan netrofil yg banyak
PATOFISIOLOGI GgGA Post-Renal
• GgGA terjadi akibat sumbatan adari sistem Traktus urogenital.
• Sumbatan dpt terjadi pd tingkat buli-buli dan uretra disebut
sumbatan tingkat bawah.
• Sumbatan terjadi pd tingkat ureter dan pelvis ginjal disebut
sumbatan tingkat atas.
• Penyebab sumbatan tergantung dari usia:
- anak-anak : akibat striktur ureter kongenital atau striktur katup
ureter.
- dewasa wanita : keganasan yg terjadi retroperitonial/ pd
panggul.
- dewasa laki-laki : akibat pembesaran atau keganasan prostat.
• SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai