Anda di halaman 1dari 104

SISTEM REPRODUKSI WANITA

Sistem reproduksi wanita terdiri dari beberapa


organ yaitu:
 2 buah ovarium,
 Tuba Uterina
 Uterus (dan placenta)
 vagina
 Genitalia externa
 Kelenjar mamma (payudara) .
 Ovarium berbentuk bulat lonjong dan
terdapat didalam rongga perut.
 Permukaannya ditutup oleh epitel selapis

kubis yang disebut germinal epitelium dan


dibawahnya terdapat jaringan ikat padat yang
disebut Tunika Albuginea.
 Bila dilihat dengan mikroskop akan tampak 2

bagian ovarium yaitu bagian cortex dan


medula.
 I. CORTEX OVARIUM :
 Bagian cortex ini terdiri dari jaringan ikat

padat dan sabut-sabut retikuler serta sel-sel


yang berbentuk sekoci (spindle shaped) yang
merupakan tunika albuginea dan ditutup oleh
germinal epitelium.
 Pada keadaan dewasa dalam bagian cortex

inilah akan terbentuk folikel-folikel ovarium,


corpus luteum dan corpus albicans.
II. MEDULA OVARIUM :
 Terdiri dari jaringan ikat kendor fibro –

elastik dan mengandung banyak pembuluh


darah, pembuluh limfe, saraf dan otot polos.
FOLIKEL OVARIAL:
 Folikel ovarial terdiri dari immature – ovum

(oosit I) yang dikelilingi oleh sel epitel yang


disebut sel folikuler.
Tergantung tingkat perkembangannya maka bentuk
folikel ovarial terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :
1. Folikel Primordial : (primitif)
Folikel ini hanya terdapat pada masa prenatal dan terdiri
dari oosit I yang dikelilingi satu lapis sel folikel pipih.

2. Folikel Primer : (primary folikel)


Folikel ini terdapat pada bayi (setelah lahir) dan terdiri
dari oosit I yang juga hanya dikelilingi oleh sel folikel
selapis pipih. Jadi folikel ini sama strukturnya dengan
folikel primordial, hanya saja terdapatnya pada bayi
bukan janin.
3. Growing Folikel :
 Folikel ini terdapat setelah pubertas atas pengaruh Follicle

Stimulating Hormon (F.S.H).


 Perubahan-perubahan yang terjadi adalah :

a. Oosit I membesar yang kemudian bersama dengan sel


folikel yang mengelilinginya, akan membentuk suatu
membran yang bersifat refraktil yang disebut Zona Pellucida
yang merupakan suatu bahan muko-protein.
b. Sel folikular berubah menjadi selapis kubis, kemudian
menjadi selapis silindris dan akhirnya menjadi berlapis kubis.
 Pertumbuhan sel folikel tidak simetris, dimana pada salah

satu sisi berkembang lebih cepat, sehingga akhirnya oosit


menjadi excentris.
 Selanjutnya pada sisi dimana sel folikel berkembang
lebih pesat, kemudian timbul ruangan-ruangan kecil
yang berisi cairan (liquor) folikuli dan ruangan ini
disebut Call-Exner bodies
c. Terbentuk lapisan Theca-Folliculi yang berasal dari
jaringan ikat stroma ovarium.
 Theca folliculi ini terpisah dengan lapisan sel folikel

oleh suatu membran yang transparant yang disebut


Glassy-membrane.
 Lapisan theca foliculi terdiri dari 2 lapis yaitu :

- Theca interna (inner vascular layer)


 Lapisan ini terdiri dari sel-sel stroma yang membesar,

mengandung banyak
 kapiler dan membentuk hormon estrogen.

- Theca externa (outer fibrous layer)


 Terdiri dari sabut kolagen yang tersusun padat.
4. Folikel de Graaff :
 Pada folikel ini Call –Exner bodies bergabung

menjadi satu ruangan besar yang disebut


Anthrum-Folliculi yang juga berisi liquor
folliculi.
 Selanjutnya sel-sel folikel yang mengelilingi

oosit, mengadakan spesifikasi menjadi 3


macam sel (bentukan) :
a. Corona Radiata :
 Bentukan ini terdiri dari satu lapis sel folikel yang

langsung mengelilingi oosit dan melekat langsung


pada zona pellucida.
b. Cumulus Oophorus :
 Bentukan ini terdiri dari kumpulan sel folikel diluar

corona radiata yang kemudian membentuk penonjolan


kedalam anthrum folikuli.
c. Membrana Granulosa :
 Struktur ini terdiri dari suatu lapisan yang tersusun

dari sel sel folikel dan membentuk dinding anthrum


follikuli
 OOGENESIS :
 Oogonium didalam ovarium fetal (janin), akan

mengalami mitosis menjadi oosit I yang


masih diploid.
 Kemudian sebelum saat ovulasi, oosiot I

mengalami peristiwa meiotik pertama


sehingga terbentuklah oosit II yang bersifat
haploid dan polar – body I.
 Dalam bentuk oosit II inilah ovum akan
dikeluarkan pada saat ovulasi.
 Bila terjadi pembuahan (fertilisasi), maka

oosit II akan mengalami meiosis II sehingga


terbentuk ovum mature yang juga bersifat
haploid dan polar – body II. Tetapi bila tidak
ada fertilisasi, maka oosit II akan mengalami
degenerasi (atretik).
 Sebelum peristiwa ovulasi, terjadilah
preovulatory – swelling, dimana folikel de
Graaff akan terus membesar karena
bertambahnya liquor folikuli.
 Akibat desakan liquor tersebut, akhirnya

terjadilah ruptur atau pecahnya daerah


stigma, sehingga oosit II akan terdorong
keluar dan masuk kedalam rongga peritoneal.
Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai
peritiwa ovulasi
 CORPUS LUTEUM :
 Setelah ovulasi, sisa folikel de Graaff yang

terdiri dari dinding antrum, akan melipat


(kolaps) menjadi struktur kelenjar yang
disebut corpus luteum.
 Terbentuknya corpus luteum ini karena

pengaruh dari Lutheinizing Hormon (L.H


 dalam corpus luteum ini akan terdiri dari 2
macam sel yaitu :
1. Granulosa Lutein Sel :
 Sel ini berasal dari sel-sel yang semula

menyusun membrana granulosa.


 Terletak pada bagian tengah corpus luteum

dan terdiri dari sel-sel yang besar,


pucat, dan mengandung lipids droplets serta
pigmen lipofuchsin.
 Sel-sel ini menghasilkan hormon progesteron.
 2. Theca Lutein Sel :
 Sel-sel ini berasal dari sel theca interna,

letaknya pada bagian tepi corpus luteum dan


terdiri dari sel-sel yang kecil dengan inti
gelap.
 Selanjutnya bila terjadi fertilisasi, corpus luteum
akan terus membesar sampai hampir memenuhi
ovarium dan disebut Corpus Luteum Graviditatis.
 Hal ini akan berlangsung terus sampai placenta

telah terbentuk dengan sempurna, yaitu pada


kehamilan 5 bulan.
 Apabila placenta telah sempurna dan sudah bisa

memenuhi kebutuhan hormon progesteron,


barulah kemudian corpus luteum ini akan
mengalami degenerasi menjadi corpus albicans.
 HORMON OVARIAL :
 1. Estrogen :
 Hormon ini dihasilkan oleh Theca interna dan

fungsinya adalah untuk pertumbuhan serta


perkembangan saluran reproduksi wanita dan
kelenjar payudara.
 2. Progesteron :
 Hormon ini dibentuk oleh Granulosa Lutein

sel, sedangkan fungsinya adalah untuk


merangsang sekresi kelenjar uterine.
 TUBA UTERINAE FALLOPII ( OVIDUCT ) :
 Struktur ini merupakan suatu saluran yang

akan menyalurkan oosit yang telah masuk


kedalam ruang peritoneal pada saat ovulasi,
untuk mencapai cavum uteri.
 Ada 4 bagian (segmen) tuba yaitu :
1. Infundibulum
2. Ampulla
3. Isthmus
4. Bagian intra mural
 HISTOLOGI DINDING TUBA :
 Dinding tuba terdiri dari 3 lapis :

a. Mucosa :
 epitel selapis silindrik ada yang tidak bersilia

dan ada yang bersilia


 Lamina propria
b. Lapisan muskularis :
 Lapisan ini terdiri dari 2 lapis otot polos :

- Lapisan bagian dalam, terdiri dari otot polos


yang arahnya melingkar .
- Lapisan bagian luar, terdiri dari otot polos yang
arahnya longitudinal, dan lapisan ini tersebar (tidak
lengkap) .
 Fungsi lapisan ini membantu gerakan ovum

kearah uterus.
 Tebalnya lapisan ini tidak sama, kearah uterus

semakin tebal.
c. Lapisan serosa :
 Terdiri dari jaringan ikat kendor dan

permukaannya dilapisi oleh mesothel.


 Lapisan yang paling dalam mengandung

berkas otot yang arahnya longitudinal.


 UTERUS:

 Uterus terdiri dari 5 bagian dimana dari bagian


tersebut ada beberapa yang mempunyai struktur
mikroskopis yang sama.
 Kelima bagian tersebut adalah : Corpus Uteri,
Cervix Uteri, Fundus Uteri yang merupakan
bagian atas corpus, Isthmus yang merupakan
daerah sempit peralihan corpus menjadi cervix,
Portio vaginalis yang merupakan penonjolan
cervix kedalam vagina.
 1. CORPUS UTERI :
 Struktur mikroskopis corpus uteri sama dengan fundus uteri
dan isthmus yaitu terdiri dari 3 lapis :
 a. Serosa : (perimetrium)
 Merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari jaringan ikat
tipis serta ditutup oleh lapisan mesothel. Tetapi bagian corpus
yang terdapat dibawah vesica urinaria tidak mempunyai lapisan
serosa.

 b. Myometrium : (lapisan muskularis)


 Lapisan ini terdiri dari lapisan otot polos yang mempunyai sifat
istimewa dimana pada saat kehamilan otot ini akan bertambah
dengan cara mitosis maupun dengan cara hipertrophi.
 c. Endometrium :
Endometrium terdiri dari beberapa lapis yaitu :
- EPITEL :
Terdiri dari epitel selapis silindrik dengan beberapa kelompok
sel yang bersilia.
Kemudian dari epitel permukaan ini akan timbul lekukan yang
masuk kedalam lamina propria membentuk kelenjar uterin.
Kelenjar ini terdapat sepanjang lamina propria yang kemudian
mengadakan percabangan pada lapisan basal.
- LAMINA PROPRIA :
Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat dengan sel stellate shaped.
Lapisan ini yang tepat dibawah epitel terdiri dari anyaman
sabut-sabut retikuler dan membentuk lamina basalis.
Arteria endometrium :
 Arteria didalam endometrium ada 2 macam

yaitu yang terdapat dalam lapisan basal


berupa arteri yang lurus, sedangkan yang
terdapat pada lapisan permukaan berjalan
spiral, sehingga disebut coiled arteri atau
spiral arteri.
1.Fase proliferatif (folikuler = estrogenik =
reparatif) :
 Fase ini dimulai dari saat berakhirnya

menstruasi (3-5 hari setelah hari I).


 Fase ini terjadinya bersamaan dengan

pertumbuhan folikel dalam ovarium, mulai


dari folikel primer sampai menjadi folikel de
Graaff, sehingga bersamaan pula dengan
terbentuknya (sekresi) hormon estrogen
STRUKTUR HISTOLOGI:
a. Terjadi pembentukan sel permukaan dengan
cara mitosis dari sel kelenjar yang tersisa pada
lapisan basal dan stroma endometrium.
b. Pembentukan lamina propria yang juga ikut
terkelupas pada saat menstruasi.
c. Terjadi proliferasi kelenjar sehingga kelenjar
menjadi tersusun rapat dan padat.
d. Pada akhir fase, lumen kelenjar melebar, timbul
coiled arteri yang pada permukaan hanya berupa
kapiler dan venul.
2.Fase progestational (sekretorik = luteal =
progravid) :
Fase ini bersamaan dengan pembentukan dan
aktifitas corpus luteum serta sekresi
Progesteron oleh corpus luteum
STRUKTUR HISTOLOGI :
a. Terjadi hipertrofi sel kelenjar dan
penambahan cairan antar sel (edema), sehingga
endometrium menjadi tebal.
b. Bentuk kelenjar seperti gergaji dengan lumen
yang lebar, dan mengeluarkan sekret terus
menerus. Dengan bentuk seperti gergaji
tersebut, diharapkan permukaan kelenjar lebih
luas, sehingga sekret yang dibentuk juga lebih
banyak.
c. Coiled arteri semakin banyak dan mendekati
permukaan.
d. Pada akhir fase, sel stroma membesar
dengan sitoplasma yang mengandung glikogen
dan sel ini disebut sel decidua.
Pada fase ini endometrium menjadi sangat tebal
sehingga bisa dibedakan menjadi 2 lapisan
yang sangat jelas :
- Lapisan Fungsional :
Disebut lapisan fungsional karena lapisan inilah
yang akan dikeluarkan (terkelupas) pada saat
menstruasi atau partus (melahirkan).
Lapisan ini pun masih terbagi lagi menjadi 2 lapis
yaitu :
a. Lapisan kompakta :
Merupakan lapisan yang dekat permukaan,
meliputi daerah yang sempit dengan kelenjar
yang berbentuk lurus-lurus (bagian leher / neck).
b. Lapisan Spongiosa:
Terdapat dibawah lapisan kompakta dan
merupakan lapisan yang tebal dengan kelenjar
yang berliku-liku dan sangat edematous.
- Lapisan Basal :
Merupakan lapisan yang paling dalam yang tipis
dan melekat erat dengan
myometrium. Disini terdapat ujung-ujung
buntu kelenjar dan lapisan ini hanya sedikit
sekali terlibat dalam perubahan siklik.
Lapisan ini tidak menghilang (terkelupas) pada
saat menstruasi atau partus
STRUKTUR HISTOLOGI :
a. Karena tejadi penyempitan pada coiled arteri,
maka lapisan fungsional tampak pucat dan
berkerut.
b. Tampak infiltrasi sel lekosit pada lapisan
stroma.
STRUKTUR HISTOLOGI :
a. Lapisan fungsional mengalami nekrosis dan
terkelupas.
b. Beberapa jam kemudian coiled arteri relaxasi
sehingga dinding arteri di permukaan pecah.
Akibatnya darah akan tersembur keluar
bersama sekret kelenjar dan jaringan nekrotik.
c. Darah keluar dari vena-vena jaringan yang
terkelupas.
Jadi external menstrual discharge terdiri dari :
1. darah arteri.
2. sel epitel dan stroma.
3. sekret kelenjar.
4.Fase menstrual :
Pada fase ini terjadilah external-menstrual
discharge yang berlangsung selama
3-5 hari, dengan masa interval 28 hari.
UTERUS oleh hormon PADA KEHAMILAN :
Pada kehamilan terjadi hipertrofi myometrium
sehingga uterus membesar.
Pembesaran uterus ini dipengaruhi estrogen
dan progesteron.
UTERUS PADA MENOPAUSE :
Pada menopause, uterus menjadi atrofi dan
mengecil yang berakibat sebagai berikut :
- Jumlah pembuluh darah berkurang.
- Epitel permukaan menjadi silindris rendah atau
bahkan menjadi kubis.
Keadaan ini disebabkan karena pembentukan
hormon estrogen dan progesteron dalam ovarium
menurun.
Pada menopause lanjut, folikel primer bahkan
menghilang.
CERVIX UTERI:
 Cervix merupakan segmen uterus yang

terbawah.
 Mempunyai dinding 3 lapis yakni :
 1. Mukosa :
 Lapisan ini mempunyai lipatan-lipatan yang

bercabang.
 Secara hitologis, lapisan ini terdiri dari 2 lapis
a. EPITEL :
Epitelnya selapis silindrik tinggi yang tersusun
dari sel-sel mukous dan beberapa sel yang
bersilia.
Dari epitel ini timbul kelenjar-kelenjar yang
bercabang dan masuk ke dalam lamina propria,
menjadi kelenjar cervix.
Cabang kelenjar kadang mengalami pembuntuan,
sehingga berubah menjadi suatu bentuk kista
besar, disebut Folikel atau Ovula Naboth.
b. LAMINA PROPRIA :
Terdiri dari jaringan ikat dan tidak mempunyai
coiled arteri, sehingga cervix tidak pernah
terlibat atau mengalami menstruasi.
2. Myometrium :
Lapisan ini terdiri dari otot polos yang tidak
teratur, dimana lapisan luar yang arahnya
longitudinal sangat tipis dan melanjutkan ke
dalam vagina.
3. Adventitia :
Terdiri dari jaringan ikat fibro – elastik.
PORTIO VAGINALIS:
Merupakan bagian cervix uteri yang menonjol
kedalam vagina.
Mempunyai epitel berlapis pipih tanpa tanduk.
Perubahan epitel yang mendadak dari epitel
cervix yang selapis silindris menjadi berlapis
pipih tanpa tanduk, terjadi pada daerah
orificium externum cervicis.
Bagian ini tidak mengalami perubahan siklik.
Plasenta
Permukaan bentukan ini diliputi oleh suatu
dinding yang terdiri dari satu lapis sel
trophoblast, dan pada salah satu kutubnya
mempunyai suatu penebalan (mass) yang
disebut inner cell mass, yang nantinya akan
menjadi embryo (janin).
REAKSI ENDOMETRIUM PADA KEHAMILAN :
Dengan terjadinya implantasi, maka
endometrium akan segera berubah menjadi
jaringan decidua yang berisi sel-sel decidua
Ciri-ciri sel decidua :
Selnya besar dan pucat dengan sitoplasma
yang mengandung banyak glikogen.
BAGIAN-BAGIAN DARI PLACENTA :
Secara mikroskopis bisa dibedakan 2 macam
gambaran placenta :
1. Placenta Pars Foetalis :
Merupakan bagian placenta yang berasal dari
jaringan janin, sehingga terdiri dari jaringan
ikat embryonal
Bagian ini terdiri dari 2 bentukan, yaitu :
a. CHORIONIC PLATE :
Bagian ini merupakan bagian yang kuat dari
chorion dan merupakan pangkal tempat
keluarnya villi chorealis.
b. VILLI CHOREALIS :
Struktur ini berpangkal dari chorionic plate dan
berakhir serta tertanam pada basal plate
(decidua basalis).
STRUKTUR HISTOLOGI VILLI CHOREALIS

1. Bagian tengah (pusat) :


Terdiri dari jaringan ikat embryonal yang
tersusun kendor, mengandung kapiler dan
pembuluh darah janin (foetal) dan sel
HOFFBAUER yang bersifat sebagai sel makrofag
2. Bagian tepi :
Bagian tepi atau permukaan villi chorealis terdiri
dari 2 lapis sel trophoblast :
a. SEL CYTOTROPHOBLAST :
Merupakan lapisan sel trophoblast yang bagian
dalam, tetapi sel ini hanya bertahan sampai
kehamilan minggu ke X.
Lapisan sel ini disebut juga LAPISAN LANGHANS.
Terdiri dari sel yang pucat, dengan sitoplasma yang
mengandung vacuola dan glikogen dengan batas sel
yang sangat jelas.
b. SEL SYNTITIOTROPHOBLAST :
Merupakan sel trophoblast bagian luar, tampak
sebagai lapisan yang gelap karena terdiri dari
suatu massa sitoplasma dengan inti banyak,
kecil-kecil dan gelap tanpa batas sel.
Lapisan ini mempunyai ketebalan yang
bervariasi, dan pada beberapa tempat
bergerombol sebagai kumpulan inti yang
disenut SYNTITIAL KNOT.
2. Placenta Pars Maternalis :
Bagian ini berasal dari jaringan endometrium
ibu dan terdiri dari JARINGAN DECIDUA
STRUKTUR HISTOLOGI :
Terdiri dari :
a. DECIDUA BASALIS ( BASAL PLATE ) :
Merupakan lapisan yang terdiri dari sel yang
besar yang disebut sel decidua , bentuknya
bulat dengan sitoplasma yang mengandung
butir-butir halus dan glikogen.Lapisan ini
merupakan tempat melekatnya ANCHORING
VILLUS .
b. SEPTUM PLACENTA :
Bentukan ini merupakan tonjolan basal plate,
akibat pengikisan basal plate yang tidak
sempurna pada saat pertumbuhan villi.
Bentukan ini menonjol kedalam intervillous
space, dan bila terpotong melintang, pada
sediaan tampak sebagai pulau-pulau yang
berisi sel decidua.
1. Sel syntitiotrophoblast
2. Sel cytotrophoblast
3. Lamina basalis sel
Trophoblast .
4. Jar.ikat janin .
5. Lamina basalis endotel
pemb.drh.janin .
6.Endotel pembuluh drh
Janin .
HORMON-HORMON PLACENTA
Hormon yang dibentuk oleh placenta adalah :
1. Estrogen
2. Progesteron
3. Human Chorionic Gona dotropin (H.C.G)
yang dihasilkan oleh cytotrophoblast
4. Human Placental Lactogen (H.P.L), dihasilkan
oleh syntitiotrophoblast
FUNGSI PLACENTA :
1. Respirasi:
2. Nutrisi :
3. Excresi :
4. Proteksi :
5. Storage :
6. Membentuk hormon
Dinding vagina terdiri dari 3 lapis :
1. MUKOSA :
Lapisan ini mempunyai lipatan-lipatan
transversal yang disebut RUGAE.
Rugae ini akan semakin mendatar sesuai jumlah
persalinan per vaginam yang dialami oleh
seorang wanita.
VAGINA:
Vagina merupakan suatu tabung fibro muskuler
yang pada permukaannya dilapisi oleh
membrane mukosa
Dinding vagina terdiri dari 3 lapis :
1. MUKOSA :
Lapisan ini mempunyai lipatan-lipatan
transversal yang disebut RUGAE.
Rugae ini akan semakin mendatar sesuai jumlah
persalinan per vaginam yang dialami oleh
seorang wanita.
Lapisan ini terdiri dari otot polos yang bisa
dibedakan menjadi 2 lapis :
a. Bagian dalam :
Lapisan ini terdiri dari otot polos yang tipis dan
tersusun melingkar (sirkuler).
b. Bagian luar :
Terdiri dari otot polos yang cukup tebal dan
tersusun longitudinal.
Otot ini yang menuju ke atas akan melanjutkan
diri atau bergabung dengan myometrium cervix.
Lapisan muskularis pada INTROITUS VAGINAE
(lubang vagina), terdiri dari 2 macam otot :
- Musculus Bulbo Spongiosus yang merupakan
sphincter otot bergaris.
- Sphincter Cunni yang terdiri dari otot polos.
3. ADVENTITIA :
Lapisan ini terdiri dari lapisan tipis jaringan ikat
yang di dalamnya mengandung ganglion
otonom dan terdapat banyak vena.
G E N I T A L I A E X T E R N A (Vulva)
Pada genetalia externa terdapat beberapa struktur,
yaitu :
1. CLITORIS
Struktur ini homolog dengan penis, tetapi karena
pengaruh chromosome yang berbeda, maka kemudian
pertumbuhannya menjadi rudimeter dan tidak lengkap.
Walaupun demikian, clitoris ini juga mempunyai 2
corpora cavernosa yang bersifat erektil dan pada
ujungnya berakhir dengan GLANS CLITORIDIS yang
juga pertumbuhannya rudimeter.
Permukaannya diliputi oleh epitel berlapis pipih
tanpa tanduk, sedangkan lamina proprianya
membentuk propria papil yang mengandung
banyak pembuluh darah dan ujung saraf
sensorik khusus, yaitu CORPUSCLE MEISSNER
dan CORPUSCLE VATER PACCINI.
2. LABIA MINORA :
Labia minora merupakan lipatan mukosa yang
membentuk dinding lateral vestibulum vaginae.
Diliputi oleh epitel berlapis pipih tanpa tanduk
yang mengandung banyak pigmen pada bagian
basalnya.
Sedangkan lapisan proprianya terdiri dari
jaringan ikat padat dengan banyak pembuluh
darah serta mempunyai KELENJAR SEBACEA
yang tidak berhubungan dengan folikel rambut,
karena labium minor tidak mampunyai folikel
rambut.
3. LABIA MAJORA :
Labia majora merupakan lipatan kulit yang menutup
labia minora dari luarnya.
Bagian ini mempunyai 2 macam epitel :
- Permukaan dalam :
Merupakan permukaan yang menghadap labia
minora, tampak licin dan epitelnya berlapis pipih
tanpa tanduk.
- Permukaan luar :
Permukaan ini berambut dengan epitel berlapis
pipih bertanduk seperti kulit berambut
Sedangkan lamina proprianya (dermis) juga
berbeda antara permukaan dalam dan luar
walaupun dalamnya sama mengandung banyak
jaringan lemak dan beberapa sabur otot polos.
Permukaan dalamnya tidak mempunyai folikel
rambut, kelenjar sebacea, dan kelenjar keringat
4. KELENJAR-KELENJAR :
a. KELENJAR VESTIBULAR MINOR :
Merupakan kelenjar mucous kecil-kecil yang
terdapat dalam vestibulum vaginae terutama
sekitar urethrae externum dan dekat clitoris
b. KELENJAR VESTIBULAR MAJOR : (Glandula
Bartholin)
Kelenjar ini terdapat di dalam dinding lateral
vestibulum vaginae.
Merupakan kelenjar tubulo – alveolar yang
menghasilkan mucus pelumas, dan saluran
keluarnya bermuara di dekat hymen (selaput
dara).
KELENJAR MAMMAE (Glandulae mammariae)
Kelenjar mammae merupakan modifikasi dari
kelenjar keringat, sehingga letaknya juga di
dalam lapisan subcutant.
KELENJAR MAMMAE (Glandulae mammariae)
Kelenjar mammae merupakan modifikasi dari
kelenjar keringat, sehingga letaknya juga di
dalam lapisan subcutant.
LOBUS KELENJAR MAMMAE :
Masing-masing lobus kelenjar mammae
mempunyai saluran keluar sendiri, sehingga akan
terdapat 15-20 saluran keluar yang bermuara pada
apex papilla mammae.
Lobus-lobus ini terbagi menjadi lobuli yang
masing-masing dipisahkan oleh JARINGAN
INTERLOBULARIS yang juga terdiri dari jaringan
ikat padat dan jaringan lemak.
Sedangkan JARINGAN INTRALOBULER terdiri dari
jaringan ikat kendor.
SISTEM SALURAN KELENJAR MAMMAE
Air susu yang telah diproduksi oleh alveoli
kelenjar akan dikeluarkan melalui beberapa
saluran keluar. Saluran paling awal adalah ductus
intralobularis yang mempunyai epitel selapis
kubis. Selanjutnya melalui ductus interlobularis
yang mempunyai epitel selapis silindris, air susu
akan masuk ke dalam ductus lactiferous yang
mempunyai 3 macam epitel : berderet silindris,
berlapis kubis atau berlapis silindris.
Kemudian sebelum air susu tadi dikeluarkan,
akan ditimbun terlebih dahulu di dalam SINUS
LACTIFERUS yang merupakan pelebaran ducctus
lactiferous di dekat papilla mammae. Sinus ini
terdiri dari epitel berlapis pipih tanpa tanduk,
dan merupakan tempat penampungan ASI
sebelum dihisap oleh bayi.
STRUKTUR HISTOLOGI PARENCHYME MAMMAE
Parenchyma mammae bisa dibedakan menjadi :
1. Kelenjar mammae non aktif (resting) :
Kelenjar mammae fase ini hanya terdiri dari
saluran-saluran, yaitu DUCTULI
INTRALOBULARIS. Belum terbentuk alveoli pada
saat ini, sehingga struktur yang dominan
adalah jaringan ikat padat dan jaringan lemak
yang sangat tebal, sedangkan ductuli tersebar
berjauhan.
2. Kelenjar mammae aktif :
Pada fase ini struktur histologi kelenjar
mammae bisa dibedakan menjadi 2 macam,
terutama pada awal kehamilan :
a. KELENJAR MAMMAE GRAVID :
Pada awal kehamilan (pertengahan I), terjadi
proliferasi ductus intralobularis yang kemudian
membentuk kuncup-kuncup (buds).
Selanjutnya kuncup ini membesar menjadi
alveoli, sehingga lobuli kelenjar membesar dan
jaringan intra serta interlobular menipis.
Sedangkan pada kehamilan lanjut (pertengahan
II), alveoli semakin membesar dan pada akhir
kehamilan akan membentuk colostrum,
sehingga gambaran kelenjar mammae pada
kehamilan lanjut sulit dibedakan dengan
gambaran kelenjar mammae laktasi
b. KELENJAR MAMMAE LAKTASI :
Pada saat ini terjadi sekresi aktif dari ASI sehingga
banyak alveoli yang melebar menjadi SACCULI
yang epitelnya menjadi selapis kubis, atau pipih .
Tetapi sebagian alveoli masih tetap dalam
keadaan istirahat dimana epitelnya masih tetap
selapis silindris.
Ductus intralobularis pada fase ini sulit dikenali
karena epitelnya menyerupai epitel sebagian
besar alveoli.
PAPILLA MAMMAE :
Pada permukaan papilla mammae akan tampak
lubang-lubang (porus) yang merupakan muara
dari ductuli lactiferi dari masing-masing lobus
(15-20 porus).
Epitelnya berlapis pipih bertanduk dan sangat
banyak mengandung pigmen
Mempunyai dermal papil yang tinggi-tinggi
yang di dalamnya mengandung banyak
pembuluh darah, sabut saraf afferent serta otot
polos.
Apabila otot polos ini berkontraksi, maka
papilla mammae mengeras dan terangkat
sehingga lebih mudah untuk menyusui.
AREOLA MAMMAE :
Areola mammae merupakan kulit yang terdapat
disekitar papilla mamae, dimana pigmentasinya
juga menyerupai papilla mamme. Epitelnya
berlapis pipih bertanduk dan di dalalm lapisan
dermisnya terdapat struktur sebagai berikut :
Kelenjar Montgomery yang bersifat apokrin dan
bercabang, kelenjar keringat, kelenjar lemak
serta folikel rambut

Anda mungkin juga menyukai