Anda di halaman 1dari 31

SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP

Oleh :
Dr. Fauzan Misra, SE,. M.Si,. Ak
Ileh Satria, SE,. MA,. M.Si
DEFINISI ASET TETAP
Aset tetap adalah aset
berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari dua
belas bulan untuk digunakan,
atau dimaksudkan untuk
digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau
dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu aset
berwujud dapat diakui sebagai aset tetap, yaitu:
• berwujud,
• mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan,
• biaya perolehan dapat diukur secara andal,
• tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi
normal entitas,
• dan diperoleh atau dibangun dengan maksud
untuk digunakan.

Pengeluaran belanja barang yang tidak


memenuhi kriteria aset tetap di atas akan
diperlakukan sebagai persediaan/aset
lainnya. (pilih salah satu)
KLASIFIKASI ASET TETAP
 Klasifikasi aset tetap menurut PSAP No. 7
adalah sebagai berikut:
1. Tanah

2. Peralatan dan Mesin

3. Gedung dan Bangunan

4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

5. Aset Tetap Lainnya

6. Konstruksi dalam Pengerjaan


PENGAKUAN ASET TETAP

 Pengakuan aset tetap ditandai


dengan telah diterimanya atau
diserahkannya hak kepemilikan
atas aset tetap; dan atau pada saat
penguasaannya berpindah.
PENGUKURAN ASET TETAP
 Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.
Biaya perolehan merupakan jumlah kas atau
setara kas yang telah dan yang masih wajib
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah
dan yang masih wajib diberikan untuk memperoleh
suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dipergunakan.
 Apabila tidak memungkinkan menggunakan
biaya perolehan, maka digunakan nilai wajar
pada saat perolehan. Nilai wajar adalah nilai
tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar
pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi wajar.
Contoh: Pada tanggal 8 Juli 2015, dilakukan pembelian 10 unit Air
Conditioner (AC) seharga Rp3.000.000/unit. Biaya pengiriman dan
pemasangan kesepuluh unit AC tersebut adalah Rp500.000. Untuk
pengadaan AC tersebut, terdapat honorarium panitia pengadaan
sebesar Rp300.000. dan honorarium pemeriksa barang sebesar
Rp200.000.
Dari transaksi tersebut dapat diketahui bahwa biaya perolehan
kesepuluh unit AC tersebut adalah sebesar Rp31.000.000. yang
terdiri atas harga pembelian Rp30.000.000. dan biaya-biaya lainnya
sampai AC tersebut siap untuk dipergunakan sebesar Rp1.000.000.
CARA – CARA PEROLEHAN ASET
TETAP
 Perolehan aset tetap dapat terjadi karena cara:
1. pembelian (pembayaran sekaligus, pembayaran
termin, atau lump-sum),
2. pertukaran aset, donasi, swakelola, dan lain
sebagainya.

 Untuk beberapa aset tetap yang diperoleh dengan


pembelian lumpsum (gabungan), biaya perolehan dari
masing-masing aset tetapnya ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar tiap aset yang bersangkutan.
Contoh 1: Perolehan aset tetap dengan
pembayaran sekaligus
Pada tanggal 2 April 2019 Dinas Pendidikan
membeli 10 printer dengan bukti Berita Acara Serah
Terima Barang atas pembelian 10 unit printer
seharga Rp700.000/unit. Berdasarkan dokumen
tersebut fungsi akuntansi mencatat pengakuan aset
tetap dengan jurnal sebagai berikut:

Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit


Akun
2/4/201 1……. Printer 7.000.00
9 0
2……. Utang Belanja Modal
Peralatan dan Mesin 7.000.00
0
Contoh 2: Perolehan aset tetap dengan
pembayaran sekaligus (lanjutan)
Tanggal 10 April 2019, PPKD menerbitkan SP2D LS
untuk pembayaran pembelian tersebut terbit.
Berdasarkan hal tersebut dicatat pelunasan hutang
dan pengakuan belanja modal dengan jurnal:

Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit


Akun
2/4/201 1……. Utang Belanja Modal
9 Peralatan dan Mesin 7.000.00
0
0……. RK PPKD 7.000.00
0

5 Belanja Modal Pengadaan


Printer 7.000.00
0
0 Perubahan SAL 7.000.00
Contoh 3: Perolehan aset tetap dengan sistem
pembayaran termin
Pada tanggal 1 Juli 2019, SKPD membayar uang muka kerja
Rp25.000.000 untuk membangun garasi/pool. Tanggal 1 September
2019 SKPD membayar termin pertama Rp50.000.000. dengan tingkat
penyelesaian 75%. Tanggal 1 November 2019 SKPD membayar
termin kedua sebesar Rp20.000.000. sekaligus pelunasan yang
disertai dengan dokumen serah terima barang

Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit


Akun
2/4/2019 1……. Uang Muka Pengadaan
Garasi/Pool 25.000.0
00
0……. RK PPKD 25.000.00
0

5 Belanja Modal Pengadaan


Garasi/Pool 25.000.0
00
0 Perubahan SAL 7.000.000
Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit
Akun
1/9/2019 1……. Kontruksi dlm Pengerjaan 50.000.0
00
1……. Uang Muka Pengadaan 25.000.00
Garasi/Pool 0
2…….. Utang Belanja Modal 25.000.00
0

5/9/2019 3…… Utang Belanja Modal 25.000.0


00
RK PPKD 25.000.00
0
5….. Belanja Modal Pengadaan
Bangunan Gedung Garasi 25.000.0
00
0……. Perubahan SAL 25.000.00
0

1/11/201 1…. Konstruksi dlm Pengerjaan 45.000.0


Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit
Akun
5/11/201 2…… Utang Belanja Modal 45.000.0
9 00
0….. RK PPKD 45.000.00
0
5….. Belanja Modal Pengadaan
Bangunan Gedung Garasi 45.000.0
00
0……. Perubahan SAL 45.000.00
0

1…… Bangunan Garasi/Pool 95.000.0


00
1…… Konstruksi dlm 95.000.00
Pengerjaan 0
Contoh 4: Perolehan Aset Tetap
dengan Cara Swakelola
SKPD PU membangun tempat parkir
secara swakelola. Biaya tukang adalah
sebesar Rp10 juta, biaya bahan
bangunan Rp25 juta, dan biaya-biaya
penunjang seperti listrik dan sewa
peralatan Rp5 juta. • Dengan demikian
harga perolehan tempat parkir adalah
= Rp10 juta + Rp25 juta + Rp5 juta
= Rp40 juta.
Contoh 5: Perolehan Aset Tetap Secara
Gabungan
Dinas Pendidikan membeli secara gabungan sebidang tanah seluas
500 m2 beserta gedung dua tingkat yang berada di atas tanah
tersebut dengan biaya perolehan sebesar Rp3.200.000.000. Berita
Acara Serah Terima ditandatangani pada tanggal 7 September
2019. Nilai wajar (harga pasar) tanah di daerah tersebut adalah
Rp1.800.000/m2. Sementara itu gedung setipe itu memiliki nilai
wajar sebesar Rp2.700.000.000.
Berdasarkan informasi tersebut, dapat dihitung biaya perolehan
dari masing-masing aset, yaitu
Tanah : [(500 m2 x Rp. 1.800.000) /{(500 m2 x 1.800.000) +
2.700.000.000)}] x Rp 3.200.000.000
= Rp 800.000.000.

Gedung : [(2.700.000.000) /{(500 m2 x 1.800.000) +


2.700.000.000)}] x Rp 3.200.000.000
= Rp 2.400.000.000.
Perolehan Aset Tetap Secara Gabungan
(lanjutan) • Jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi pembelian gabungan tersebut adalah
sebagai berikut:

Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit


Akun
7/9/2019 1……. Tanah Untuk Bangunan
Tempat Kerja/Jasa
800.000.00
0
1……. Bangunan Gedung Kantor 2.400.000.00
0
2…….. Utang Belanja Modal 800.000.000
Tanah
2 Utang Belanja Modal
Gedung dan Bangunan 2.400.000.00
0
Perolehan Aset Tetap Secara Gabungan
(lanjutan) Pada tanggal 15 September 2019, diterbitkan SP2D
LS untuk pembayaran pembelian gedung dan tanah tersebut. Jurnal
yang dibuat untuk mencatat terbitnya SP2D LS ini adalah sebagai
berikut:
Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit
Akun
15/9/201 2……. Utang Belanja Modal Tanah 800.000.00
9 0

2……. Utang Belanja Modal


Gedung dan Bangunan 2.400.000.00
0
0…….. RK PPKD 3.200.000.00
0
(Jurnal LO/Neraca untuk mencatat pelunasan hutang)
5….. Belanja modal
Pengadaan Tanah Untuk
Bangunan Tempat 800.000.00
0
Kerja/Jasa
5….. Belanja modal
2.400.000.00
Pengadaan Bangunan 0
Gedung Kantor
Perolehan Aset Tetap dengan Pertukaran
Aset.
Pada tanggal 4 Maret 2019 Pemda menukarkan
gedung kantor dengan tanah milik Pemdes. Gedung
tersebut harga perolehannya adalah
Rp1.000.000.000 dengan akumulasi depresiasi
Rp600.000.000. Nilai wajar gedung yang diserahkan
Rp500.000.000. Nilai tanah milik Pemdes adalah
Rp500.000.000. Jurnal untuk mencatat transaksi ini
Tanggal Kode
adalah:
Nama Akun Debit Kredit
Akun
7/9/2019 1……. Tanah 500.000.00
0
1……. Akm Depresiasi 600.000.000

1…….. Gedung Kantor 1.000.000.00


0
8 Surplus Penjualan Aset
& Bangunan 100.000.000
Perolehan Aset Tetap dengan Hibah
Pada tanggal 16 September 2016 perusahaan non
pemerintah memberikan bangunan gedung yang
dimilikinya dengan nilai wajar Rp60.000.000, untuk
digunakan oleh Pemda tanpa persyaratan apapun.
Jurnal yang dilakukan oleh fungsi akuntansi di PPKD
untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai
berikut:
Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit
Akun
7/9/2016 1……. Gedung 60.000.000
4……. Pendapatan Hibah
Dari 600.000.00
Lembaga Swasta 0
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN
 Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset
tetap yang memperpanjang masa manfaat atau
yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di
masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu
produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan pada nilai tercatat aset yang
bersangkutan.
 Istilah yang lebih populer untuk menyebut
penambahan nilai aset tersebut adalah kapitalisasi.
 Penerapan kapitalisasi ditetapkan dalam kebijakan
akuntansi suatu entitas berupa kriteria dan/atau
suatu batasan jumlah biaya (capitalization
thresholds) tertentu untuk dapat digunakan dalam
penentuan apakah suatu pengeluaran harus
dikapitalisasi atau tidak.
Kapitalisasi Aset Tetap
Contoh. Pada tanggal 27 Oktober 2019, Dinas Pendidikan Kota XXX
melakukan renovasi pada gedung kantor sehingga masa manfaat
gedung tersebut bertambah dari 10 tahun menjadi 15 tahun.
Kegiatan renovasi tersebut menghabiskan biaya Rp50.000.000
dengan mekanisme pembayaran LS. • Batasan kapitalisasi dalam
kebijakan akuntansi Pemerintah Kota XXX adalah sebesar 10% dari
nilai perolehan Gedung, sedangkan nilai historis gedung yang
tercatat di neraca adalah sebesar Rp300.000.000. Dengan demikian,
kegiatan renovasi tersebut memenuhi persyaratan untuk
dikapitalisasi. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai
berikut:
Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit
Akun
27/10/201 1……. Bangunan Gedung 50.000.000
9 Kantor
0……. RK PPKD 50.000.000
5…….. Belanja modal
Pengadaan Bangunan 50.000.000
Gedung Kantor
0……. Perubahan SAL 50.000.000
PENGHENTIAN DAN PELEPASAN ASET TETAP
 Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca
ketika dilepaskan atau bila aset secara
permanen dihentikan penggunaannya dan
tidak ada lagi manfaat ekonomi masa yang
akan datang.
 Penghentian dan pelepasan aset dapat
disebabkan karena pemusnahan,
pemindahtanganan, maupun sebab lain seperti
terbakar, dicuri, dan sebagainya.
 Pencatatan transaksi penghentian dan
pelepasan aset tetap dilakukan ketika telah
terbit Surat Keputusan Kepala Daerah
tentang Penghapusan Barang Milik Daerah.
Penghentian dan Pelepasan Aset: Pemusnahan

Tanggal Kode Nama Akun Debit Kredit


Akun
Mencatat perubahan kondisi aset tetap ke kondisi rusak (dicatat oleh
SKPD)
x/xx/xxx 1……. Aset Lainnya xxx
x
1…….. Akum. Peny. Aset Tetap xxx
1……. Aset Tetap xxx

Mencatat penyerahan aset lainnya ke PPKD (dicatat di SKPD)


x/xx/xxx 0…. RK PPKD xxx
x
1….. Aset Lainnya xxx

Mencatat penerimaan aset lainnya dari SKPD (dicatat oleh PPKD)


x/xx/xxx 1…… Aset Lainnya xxx
x
0…… RK SKPD xxx

Mencatat penghapusan aset lainnya (dicatat oleh PPKD)


x/xx/xxx 1…… Defisit Penghentian Aset xxx
Penghentian dan Pelepasan Aset: Pemindatanganan

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


Mencatat penyerahan aset tetap ke PPKD (dicatat di SKPD)
x/xx/xxx 0……. RK PPKD xxx
x
1…….. Akum. Peny. Aset Tetap xxx
1……. Aset Tetap….. xxx

Mencatat penerimaan aset tetap dari SKPD (dicatat oleh PPKD)


x/xx/xxx 1…. Aset Tetap…… xxx
x
0….. RK SKPD xxx

1….. Akum. Peny. Aset Tetap xxx

Mencatat penerbitan SK Penghapuasan aset tetap (dicatat oleh PPKD)


x/xx/xxx 1…… Akum. Peny. Aset Tetap xxx
x
1….. Aset Lainnya xxx
1…… Aset Tetap xxx

Mencatat penyerahan aset lainnya kepada pihak lain (dicatat oleh


PPKD)
Penghentian dan Pelepasan Aset: Hilang

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


Mencatat perubahan kondisi aset tetap (dicatat di SKPD)
x/xx/xxx 1……. Akum. Peny. Aset Tetap xxx
x
5…….. Defisit Penghentian Aset xxx
Lainnya
1……. Aset Tetap xxx

Mencatat penerbitan SK Penghapuasan aset tetap disertai SK TGR (dicatat oleh PPKD)
x/xx/xxx 0…. Tagihan Jangka Panjang TGR xxx
x
5….. Pendapatan TGR xxx
Prosedur Akuntansi: Aset Tetap

No Transaks Pencatatan oleh SKPD Pencatatan oleh PPKD


i Akun D K Akun D K

1 Perolehan Aset Tetap xx Tidak ada Jurnal


Aset Tetap
dengan Utang Belanja xx
mekanisme Modal
LS Utang Belanja Modal xx RK SKPD xx
RK PPKD xx Kas di Kas Daerah x
x
Belanja Modal xx
Perubahan SAL xx
2 Perolehan Aset Tetap xx Tidak ada Jurnal
Aset Tetap
dengan Kas di Bendahara xx
mekanisme Penge
UP/GU/TU
Belanja Modal xx
Perubahan SAL xx
No Transaks Pencatatan oleh SKPD Pencatatan oleh PPKD
i Akun D K Akun D K

3 Kapitasilasi Aset Tetap xx Tidak ada Jurnal


Pengeluara
n setelah Kas di Bendahara xx
Perolehan Penge
Belanja Modal xx xx
Perubahan SAL xx xx

4 Pelepasan Akumulasi xx Tidak ada Jurnal


Aset Tetap
dengan
Penyusutan
Pemusnahan Defisit Penj.Aset Non Lan xx
Aset Tetap xx
5 Penyerahan
Aset Tetap ke
Akumulasi xx Aset lainnya xx
PPKD (untuk Penyusutan
dijual/dimanfaa
tkan) RK PPKD xx RK SKPD xx
Aset Tetap xx
6 Aset Tetap Tidak ada Jurnal Kas di Kas Daerah xx
yang
dihapus Aset Lainnya xx
(dihentikan Surplus
penggunaa Penjualan Aset xx
nnya) telah
terjual
Perubahan SAL xx
Hasil Penjulan Aset
Daerah yg Tdk xx
Dipisahkan

7 Reklasifikas Aset Tetap Lainnya xx Tidak ada Jurnal


i Aset Tetap
ke pos Aset Aku. Penyusutan xx
Lainnya Aset Tetap…. xx
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP)
 Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-
aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan.

Suatu aset berwujud harus diakui


sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan
jika:
1. besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi masa yang akan datang berkaitan
dengan aset tersebut akan diperoleh;
2. biaya perolehan tersebut dapat diukur
secara andal; dan
3. aset tersebut masih dalam proses
Pengukuran KDP - Swakelola

Apabila KDP dikerjakan secara swakelola, maka


nilainya adalah:
 biaya yang berhubungan langsung dengan
kegiatan konstruksi;
 biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan
pada umumnya dan dapat dialokasikan ke
konstruksi tersebut; dan
 biaya lain yang secara khusus dibebankan
sehubungan konstruksi yang bersangkutan.
Pengukuran KDP – Dikerjakan Oleh Kontraktor

Nilai konstruksi meliputi:


 termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor
sehubungan dengan tingkat penyelesaian
pekerjaan,
 kewajiban yang masih harus dibayar kepada
kontraktor berhubung dengan pekerjaan yang
telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal
pelaporan,
 pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak
ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak
konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai