Anda di halaman 1dari 16

POST SECTIO CESARIA

Imel Melati ~ Mustopa ~ Nursari


LATAR BELAKANG

Keperawatan maternitas merupakan layanan


professional yang ditujukan kepada wanita
usia subur yang meliputi masa sebelum hamil,
masa hamil, masa melahirkan, masa nifas,
masa diantara kehamilan, neonatus dan
keluarga yang berfokus kepada kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan
psikososial dengan menggunakan proses
keperawatan (Thompson, 1995:218).
SECTIO CESARIA
 Sectio cesaria adalah melahirkan janin melalui insisi
pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) ( Cunningam, 1995)
 Sectio cesaria adalah persalinan melalui sayatan pada
dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan
berat janin > 1000 gram atau umr kehamilan lebih dari
28 minggu. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999)
 Sectio Cesaria adalah pembedahan untuk melhirkan
janin dengan membuka dinding perut dan dinding
uterus. (Sarwono Prawiroharjo , 1991)

Sedangkan POST SECTIO CESARIA ialah setelah


melahirkan janin pada insisi abdomen dan dinding
uterus
KENAPA DI SECTIO
CESARIA ???
Indikasi dilakukan seksio
sesaria, tindakan seksio
sesaria dilakukan bilamana
diyakini bahwa penundaan
perslinan yang lebih lama
akan menimbulkan bahaya
yang serius bagi ibu, janin
atau keduanya. Sedangkan
INDIKASI SECTIO CESARIA
Indikasi ibu Indikasi janin
Cepalo pelvic disproportion / disproporsi kepala panggul yaitu Janin besar yaitu bila berat badan bayi
apabila bayi terlalu besar atau pintu atas panggul terlalu kecil
sehingga tidak dapat melewati jalan lahir dengan aman,
lebih dari 4000 gram, sehingga sulit
sehingga membawa dampak serius bagi ibu dan janin. melahirkanny
Plasenta previa yaitu plasenta melekat pada ujung bawah uterus Kelainan gerak, presentasi atau posisi
sehingga menutupi serviks sebagian atau seluruhnya, sehingga ideal persalinan pervaginam adalah
ketika serviks membuka selama persalinan ibu dapat kehilangan
banyak darah, hal ini sangat berbahaya bagi ibu maupun janin. dengan kepala ke bawah/ sefalikGawat
janin,
Tumor pelvis (obstruksi jalan lahir), dapat menghalangi jalan lahir
akibatnya bayi tidak dapat dikeluarkan lewat vagina. janin kelelahan dan tidak ada kemajuan
Kelainan tenaga atau kelainan his, misalnya pada ibu anemia dalam persalinan
sehingga kurang kekuatan/tenaga ibu untuk mengedan dapat
menjadi rintangan pada persalinan, sehingga persalinan Hidrocepalus dimana terjadi penimbunan
mengalami hambatan/kemacetan. cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak
Ruptura uteri imminent (mengancam) yaitu adanya ancaman sehingga kepala menjadi lebih besar serta
akan terjadi ruptur uteri bila persalinan dilakukan dengan terjadi peleberan sutura-sutura dan ubun-
persalinan spontan. ubun, kepalka terlalu besar sehingga tidak
Kegagalan persalinan: persalinan tidak maju dan tidak ada dapat berakomodasi dengan jalan lahir
pembukaan, disebabkan serviks yang kaku, seringterjadi pada
ibu primi tua atau jarak persalian yang lama(lebih dari delapan
tahun)
JENIS – JENIS OPERASI SECTIO
CESARIA
1.Seksio sesaria klasik atau korporal.
2.Seksio sesaria transperitonealis
profunda
3.Seksio sesaria ekstra peritonealis
4.Seksio sesaria histerektomy
KOMPLIKASI POST SECTIO
CESARIA
 Pada Ibu
infeksi puerperalis/nifas
Perdarah akibat atonia uteri
Trauma kandung kemih
Resiko ruptura uteri pada
kehamilan berikutnya
Endometritis
 Pada Bayi
Hipoxia
Depresi pernapsan
Sindrom gawat
pernapasan
PERAWATAN SETELAH OPERASI
Mengukur dan memeriksa tanda-tanda vital
 Observasi tanda-tanda
 Kesadaran penderita  keseimbangan cairan melalui produksi urine, dengan
 pada anestesi lumbal perhitungan :
 produksi urine normal 500-600 cc
 Kesadaran penderita baik  pernapasan 500-600 cc
oleh karenanya ibu dapat  penguapan badan 900-1000 cc
mengetahui hampir semua
proses persalinan  pemberian cairan pengganti sekitar 2000-2500 cc dengan
perhitungan 20 tetes/menit (= 1 cc/menit)
 pada anestesi umum
 infus setelah operasi sekitar 2x24 jam
 pulihnya kesadaran oleh
 Pemeriksaan
ahli telah diatur, dengan
 paru-paru (bersihan jalan napas dan ronchi basal, untuk
memberiokan o2 menjelang mengetahui adanya edema paru
akhir operasi.  bising usus, menandakan berfungsinya usus (dengan
adanya flatus)
 perdarahan local pada luka operasi
TUBEKTOMI

Tubektomi yaitu setiap tindakan pada


kedua saluran trelur wanita yang Indikasi Tubektomi
memgakibatkan orang/pasangan
yang bersangkutan tidak akan Konferensi khusus Perkumpulan untuk
mendapat keturunan lagi. sterlisasi sukarela Indonesia (1976)
Cara Tubektomi dapat dibagi menganjurkan agar tubektomi
berdaskan dilakukan pada umur antara 25-40
 Saat operasi tahun dengan jumlah anak sebagai
 Cara mencapai tuba berikut :
 Laparatomi
 Laparatomi mini umur istri antara 25-30 tahun dengan
 Laparaskopi 3 anak atau lebih
 Cara penutupan tuba umur istri antara 30-35tahun dengan
2 anak atau lebih
umur istri antara 35-40 tahun dengan
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
POST SECTIO CAESARIA
Imel Melati ~ Mustopa ~ Nursari
PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1.Identitas klien
Yang perlu dikaji riwayat kesehatan dahulu pada klien post
seksio sesarea, apakah pernah mengalami operasi
2.Identitas penanggung sebelumnya, riwayat penyakit infeksi, alergi obat-obatan,
hypertensi, penyakit system pernafasan, diabetes mellitus.
3.Status Kesehatan
Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluhan Utama
Dikaji dalam keluarga apakah keluarga mempunyai penyakit
Merupakan keluhan yang dirasakan klien keturunan seperti diabetes mellitus, hypertensi, jantung,
penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan
pada saat dikaji. Biasanya klien akan riwayat penyakit mental.
mengeluh nyeri pada daerah luka
operasi.  Riwayat Obstetri dan Ginekologi
Riwayat Kesehatan Sekarang  Riwayat menstruasi.
 Riwayat perkawinan
Merupakan pengembangan dari keluhan  Riwayat keluarga berencana
utama yang dirasakan klien. Biasanya  Riwayat obstetri
nyeri akan bertambah bila  Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
bergerak/mengubah posisi, nyeri
 Riwayat kehamilan sekarang
berkurang jika klien diam atau istirahat,
 Riwayat persalinan sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
 Sistem Reproduksi
Kaji bagaimana keadaan payudara, apakah simetris, adakah hyperpigmentasi
Keadaan Umum. pada areola, putting susu menonjol, apakah ASI sudah keluar.
Sistem Respirasi Kaji tinggi fundus uteri pada pinggir abdomen, karena pada bagian tengah
abdomen terdapat luka, kaji kontraksi uterus, perasaan mulas adalah normal
Sistem Kardiovaskuler karena proses involusi. Tinggi fundus uteri pada post partum seksio sesarea hari
kedua adalah 1-2 jari dibawah umbilicus atau pertengahan antara sympisis dan
Sistem Saraf umbilical.
Sistem Pencernaan. Kaji pengeluaran lochea, jumlahnya, warna da baunya. Biasanya lochea berwarna
merah, bau amis dan agak kental (lochea rubra). Kaji pengetahua klien tentang
Sistem Urinaria cara membersihkannya, berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.
 Sistem Integumen
Bagaimana pola berkemih Kebersihan rambut biasanya kurang, karena sejak post operasi klien belum
klien, berapa kali frekuensinya, melakukan aktivitas seperti biasa, kaji muka apakah ada hyperpigmentasi,
kaji keadaan blass apakah ada kloasma gravidarum, kaji keadaan luka operasi, balutan dan kebersihannya, luka
balutan biasanya dibuka pada hari ke tiga.
distensi, bagaimana pola BAK  Sistem Muskuloskletal
klien, kecuali terpasang
kateter, kaji warna urine, Bagaimana keadaan klien apakah lemah, adakah pergerakan klien kaku, apakah
ekstremitas simetris, apakah klien mampu melakukan pergerakan ROM, tonus otot
jumlah dan bau urine. biasanya normal, tapi kekuatan masih lemah, terutama karena klien dipuasakan
pada saat operasi. Pergerakan sendi-sendi biasanya tidak ada keterbatasan. Kaji
apakah ada diastasis rektus abdominalis.
PENGKAJIAN

Pola Aktivitas Sehari-hari ( sebelum


6. Aspek Psikososial
hamil, selama hamil dan di Rumah Sakit)
6. Pola pikir dan persepsi
1. Nutrisi
7. Persepsi diri
2. Eliminasi
8. Konsep diri
3. Pola tidur dan istirahat
9. Hubungan komunikasi
4. Personal hygiene
10.Kebiasaan seksual
5. Ketergantungan fisik
11.Sistem nilai dan kpercayaan
Apakah klien suka merokok, minum-
minuman keras, serta kaji apakah klien 12.Pemeriksaan penunjang
mengkonsumsi obat-obatan terlarang 13.Therapi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan pengaruh anesthesi,


imobilisasi, infeksi paru.
2. Resiko : syock hypovolemik berhubungan dengan perdarahan akibat
tindakan operasi seksio sesarea, kecapaian otot myometrium akibat
persalinan lama, pengaruh oksitosin.
3. Resiko tromboemboli berhubungan dengan imobilisasi,
haemokonsentrasi akibat kehilangan plasma darah dan peningkatan
bekuan darah.
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka insisi, distensi
abdomen, after pains, distensi kandung kemih.
5. Resiko infeksi : peritonitis, endometritis, cystitis, nefritis berhubungan
dengan luka yang basah, keterlambatan involusi uterus, rupture me,bran
lebih dari 6 jam sebelum seksio sesarea, terpasang dower kateter.
DX: Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan pengaruh anesthesia,
imobilisasi, infeksi paru.
Tujuan : Dalam waktu 24 jam pertama post operasi, pola nafas tidak terganggu.
Respirasi rate normal (18-24x/menit), suara paru vesikuler.

INTERVENSI RASIONAL
Tachikardi dan peningkatan respirasi menandakan
1. Kaji ulang denyut nadi and frkuensi hypoksia.
nafas setiap 4 jam sekali dan bila sudah Rales menandakan secret bertumpuk dan
satbil atau kondisi membaik setiap 8 biasanya terjadi dalam 24 jam pertama post
jam sekali. seksio sesarea. Tiadaka ada suara paru
2. Kaji ulang suara nafas tiap 4 jam sekali, menandakan ateleksitasis atau pneumonia.
Adanya retraksi otot pernafasan yang berlebih.
catat adanya rales, dispnea, nyeri
Nafas dalam dapat meningkatkan volume paru
dada, sputum mukopurulen, serta dan batuk efektif dapat mengeluarkan secret dari
retraksi interkostalis atau adakah bronchus atau jalan nafas. Menekan luka insisi
pernafasan cuping hidung. supaya tidak terjadi regangan luka.
3. Anjurkan nafas dan batuk efektif setiap Untuk meningkatkan diameter dada dan
2 sampai 4 jam sekali sambil menekan mengurangi penekanan diafragma oleh perut.
luka insisi dengan tangan atau bantal. Air hangat dapat mengencerkan secret. Setelah 6
jam reaksi atau pengaruh obat anesthesia
4. Berikan pasien posisi semi fowler (30- berkurang shingga aspirasi dapat dicegah.
45º c) stelah anesthesia hilang. Aktivitas dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
5. Berikan pasien minum air hangat dan meningkatkan pernafasan.
Sekian dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai