Anda di halaman 1dari 25

ANASTESI LOKAL

Oleh
Drg.Anses Warman. MMKes
Anastesi lokal
Anastesi lokal adalah
tindakan menghilangkan rasa sakit untuk
sementara pada satu bagian tubuh dengan
cara mengaplikasikan bahan topikal atau
suntikan tanpa menghilangkan kesadaran
Macam Anastesi Lokal
I.Anastesi Topikal  ( superfacialis)
• Menghilangkan rasa sakit di bagian permukaan saja
karena yang dikenai hanya ujung-ujung serabut
syaraf.

Sediaan Anastesi topikal Gigi :


1. Semprotan (spray form)
Mengandung agen anestesi lokal tertentu dapat
digunakan untuk tujuan ini karena aksinya berjalan
cukup cepat. Bahan aktif yang terkandung dalam
larutan adalah lignokain hidroklorida 10% dalam
basis air yang dikeluarkan dalam jumlah kecil
kontainer aerosol.
Bila anestesi dilakukan dengan menggunakan semprotan, larutan
umumnya dapat didistribusikan dengan lebih mudah dan efeknya
akan lebih luas daripada yang kita inginkan. Waktu timbulnya
anastesi adalah 1 menit dan durasinya adalah 10 menit.

2. Etil klorida,
Disemprotkan pada kulit atau mukosa akan menguap dengan cepat

sehingga dapat menimbulkan anastesi melalui efek pendinginan.

Manfaat klinis hanya bila semprotan diarahkan pada daerah terbatas


04/28/20
dengan kapas atau cotton bud sampai timbul uap es.
2. Salep / Gel
Mengandung lignokain hidroklorida 5% juga dapat digunakan untuk
tujuan yang sama, namun diperlukan waktu 3-4 menit untuk
memberikan efek anastesi. Beberapa industri farmasi bahkan
menyertakan enzim hialuronidase dalam produknya dengan harapan
dapat membantu penetrasi agen anastesi lokal dalam jaringan.
Amethocaine dan benzocaine umumnya ditambahkan dalam preparat
ini.

04/28/20
Cara melakukan anastesi topikal adalah :

1.Membran mukosa dikeringkan untuk mencegah larutnya


bahan anastesi topikal.

2. Bahan anastesi topikal dioleskan melebihi area yang akan


disuntik ± 15 detik (tergantung petunjuk pabrik) kurang dari
waktu tersebut, obat tidak efektif.

3. Anastesi topikal harus dipertahankan pada membran mukosa


minimal 2 menit, agar obat bekerja efektif.

Salah satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian anastesi


topikal adalah kegagalan operator untuk memberikan waktu
yang cukup bagi bahan anastesi topikal untuk menghasilkan
efek yang maksimum
04/28/20
.

II. Anastesi Infiltrasi


Anestesi infiltrasi adalah anestesi yang
bertujuan untuk menimbulkan anestesi
ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar
jaringan yang akan dianestesi sehingga
mengakibatkan hilangnya rasa dikulit dan
jaringan yang terletak lebih dalam misalnya
daerah kecil dikulit atau gusi (pencabutan
gigi).
Alat Anastesi Infiltrasi
Alat dan bahan yang digunakan untuk anestesi infiltrasi pada
gigi sulung saat pencabutan antara lain :

1 Syringe
Adalah peralatan anestesi lokal yang paling sering
digunakan pada praktek gigi. Terdiri dari kotak logam dan
plugger yang disatukan melalui mekanisme hinge spring.
2 Cartridge
Biasanya terbuat dari kaca bebas alkali dan pirogen
untuk mengindari pecah dan kontaminasi dari larutan.
Sebagaian besar cartridge mengandung 2,2 ml atau 1,8 ml
larutan anestesi lokal.
Cartridge dengan kedua ukuran tersebut dapat
dipasang pada syringe standart namun umumnya larutan
anestesi sebesar 1,8 ml sudah cukup untuk prosedur
perawatan gigi rutin.
3.Spuit disposible
04/28/20
Alat anestesi lokal untuk satu kali pakai
4 Jarum
Pemilihan jarum harus disesuaikan dengan kedalaman
anastesi yang akan dilakukan. Jarum suntik pada kedokteran
gigi tersedia dalam 3 ukuran (sesuai standar American Dental
Association = ADA) ; panjang (32 mm), pendek (20 mm, dan
superpendek (10 mm)

BAHAN ANASTESI INFILTRASI


1.Lidocain
Lidokain dapat menimbulkan anestesi lebih cepat dari pada procain
dan dapat tersebar dengan cepat diseluruh jaringan, menghasilkan anestesi
yang lebih dalam dengan durasi yang cukup lama. Obat ini biasanya digunakan
dalam kombinasi dengan adrenalin (1:80.000 atau 1: 100.000). Pengunaan
lidocain kontraindikasi pada penderita penyakit hati yang parah

04/28/20
2. Mepivacain
3. Prilocain

Prosedur Anastesi Infiltrasi


1 Daerah bukal/labial/RA/RB
Masuknya jarum ke dalam mukosa ± 2 – 3 mm, ujung jarum
berada pada apeks dari gigi yang dicabut. Sebelum
mendeponir anastetikum, lakukan aspirasi untuk melihat apakah
pembuluh darah tertusuk. Bila sewaktu dilakukan aspirasi dan
terlihat darah masuk ke dalam karpul,tarik karpul. Buang darah
yang berada di karpul dan lakukan penyuntikan pada lokasi lain
yang berdekatan. Masukkan obat dengan perlahan dan tidak boleh
mendadak sebanyak ± 0,60
ml (1/3 karpul).

04/28/20
2 Daerah palatal/lingual.
Masukkan jarum sampai menyentuh tulang.
Masukkan obat perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak
± 0,2 – 0,3 cc. Akan terlihat mukosa daerah tersebut
putih/pucat.

3 Daerah Interdental
Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan
obatnya sebanyak ± 0,2 – 0,3 cc. Akan terlihat mukosa
daerah tersebut memucat.

04/28/20
04/28/20
Berdasarkan tepat insersi jarum,
teknik injeksi anestesi lokal dapat
dibedakan menjadi:
1. Submucosal injection
Jarum diinsersikan dan cairan anestesi dideponir ke
dalam jaringan di bawah mukosa sehingga larutan
anestesi mengadakan difusi pada tempat tersebut.

2. Paraperiosteal injection
Jarum diinsersikan sampai mendekati atau menyentuh
periosteum, dan setelah diinjeksikan larutan anestesi
mengadakan difusi menembus periosteum dan porositas
tulangalveolar.

3. Intraosseous injectionInjeksi
dilakukan ke dalam struktur tulang, setelah terlebih
dahulu dibuat suatu jalan masuk dengan bantuan bur
• 4.Interseptal injection
.
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik
intraosseous, dimana jarum disuntikkan ke dalam
tulang alveolar bagian interseptal diantara kedua gigi
yang akan dianestesi. Teknik ini biasanya dilakukan
untuk mempermudah pelaksanaan injeksi intraosseous
 
• 5.Intraperiodontal injection
Jarum diinjeksikan langsung pada periodontal
membran dari akar gigi yang bersangkutan.

6.Pappilary Injection
Teknik ini sebenarnya termasuk teknik submukosa
yang dilakukan pada papila interdental yang melekat
dengan periosteum. Teknik ini diindikasikan terutama
pada gingivectomy, yang memerlukan baik efek
anestesi maupun efek hemostatis dari obat anestesi.
.

III. Anastesi Blok


•   Field block, merupakan metode anestesi lokal
yang dilakukan dengan memasukkan cairan
didaerah cabang saraf terminal yang besar
sehingga area yang teranestesi memblokir semua
saraf afferent pada daerah tersebut.
• Digunakan untuk pencabutan gigi molar tetap.
Keuntungan anastesi lokal

• Pemberianya tidak merepotkan


• Alat-alat ang di butuhkan tidak banyak
• Pasien dapat lansung pulang setelah perawatan
• Pasien masih dapat mendengarkan perintah-
perintah dari dokter
• Secara umum tidak akan mempengaruhi keadaan
umum kondisi penderita
• Pemberian tidak merepotkan
• Harus dapat dengan cepat mengadakan
daerah yang bebas dari rasa sakit
• Harus isotonic
• Mempunyai sifat vasokontriksi yang
menyempitkan pembuluh darah sehingga
mengurangi pendarahan
• Tidak meransang jaringan
• Harus steril
• Reaksi kimia dengan syaraf jaringan harus
reversible
Syarat Anastetik Lokal yang Ideal
1. Potensi dan reabilitasnya.
Persyaratan pertama untuk substansi ideal adalah bila
substansi dipergunakan secara tepat dan dalam dosis  yang
tepat, substansi ini akan memberikan efek anestesi lokal
yang efektif dan konsisten.
2. Aksi reversible.
Aksi setiap obat yang digunakan untuk mendapat anestesi
lokal harus sudah hilang seluruhnya dalam rentang waktu
tertentu.
3. Keamanan
Semua agen anestesi lokal harus mempunyai rentang batas
keamanan yang luas dari efek samping yang berbahaya
yang umumnya disebut  sebagai ‘toksisitas’.
.
 4. Kurang mengiritasi
Tidak menimbulkan luka atau iritasi pada jaringan karena
suntikan agen anestesi lokal. Karena alas an ini, larutan
anestesi lokal harus isotonic dan mempunyai pH yang sesuai
dengan pH jaringan.
5. Kecepatan timbulnya efek
Idealnya, suntikan agen tersebut harus diikuti segera
dengan timbulnya efek anastesi lokal.
6. Durasi efek
Lamanya waktu pemulihan dari sensasi harus sama dengan
lamanya waktu yang diperlukan untuk prosedur
perawatan gigi.
7. Sterilitasi
Karena agen anestesi lokal akan dimasukkan kedalam
jaringan, agen harus dapat disterilkan tanpa menimbulkan
perubahan struktur atau sifat.
Kontra Indikasi Anastesi Lokal

• Pada daerah-daerah masuk nya jarum suntik terinflamasi


• Pada keadaan yang mengenai periodontal membran
misalnya pada perisementitis, dimana tidak
memungkinkan pemberian anastesi local yang sempurna.
• Anak-anak dibawah umur yang tidak mengerti dan
mengetahui sebab-sebab nya
• Pada penderita lemah syaraf dan pada pasien yang
penakut
• Pasien dengan riwayat hepatitis karena keadaan
umumnya lemah
• Pasien dengan cardiovascular disease, hipertensi dapat
dilakukan apabila sudah diberikan premedikasi.
  
Indikasi
• Gigi yang sudah karies dan tidak dapat diselamatkan
dengan perawatan apapun.
• Pulpitis atau gigi dengan pulpa non-vital yang harus dicabut
jika perawatan endodontic tidak dapat dilakukan.
• Periodontitis apical. Gigi posterior non-vital dengan penyakit
periapikal sering harus dilakukan pencabutan.
• Penyakit periodontal. Sebagai panduan, kehilangan
setengah dari kedalaman tulang alveolar yang normal atau
ekstensi poket kebifurkasi akar gigi bagian posterior atau
mobilitas yang jelas berarti pencabutan gigi tidak bias
dihindari lagi.
• Gigi pecah atau patah. Dimana garis pecah setengah
mahkota dari akar.
• Rahang pecah. Jika garis gigi pecah mungkin harus
dilakukan pencabutan untuk mencegah infeksi tulang.
Efek Samping Anestesi
• Nyeri di sekitar tempat suntikan.
• Nyeri punggung bagian bawah dalam kasus anestesi
spinal.
• Penurunan tekanan darah.
• Kerusakan saraf.
• Karena overdosis anestesi, pernapasan pasien dan
sistem peredaran darah bisa saja mengalami masalah.
• Mati rasa pada mulut.
• Efek terhadap SSP antara lain ngantuk, kepala terasa
ringan, gangguan visual dan pendengaran, dan
kecemasan. Pada kadar yang lebih tinggi, akan timbul
pula nistagmus dan menggigil. Akhirnya kejang tonik
klonik yang terus menerus diikuti oleh depresi SSP
dan kematian yang terjadi untuk semua anestesi local
termasuk kokain. 
Faktor-Faktor Yang Diperhatikan
Dalam Melakukan Anastesi
• Area yang dianestesi
• Durasi
• Kedalaman
• Adanya infeksi
• Kondisi pasien
• Umur pasien
• hemostatistika
TERIMAH KASIH
BY
DRG.ANSES WARMAN, MMKes

04/28/20

Anda mungkin juga menyukai