Anda di halaman 1dari 23

Infeksi Nosokomial dan Program

Pengendalian Infeksi
Nama :
• Ely Hermawati K.
• Ria Nur Puspa Sari
• Saffira Amalia Al Ghaisani
• Siska Indriyani
• Wiwid Fahira Amalia
Infeksi : Adanya suatu
organisme pada
jaringan atau cairan
tubuh yang disertai
suatu gejala klinis Infeksi nosokomial :
baik lokal maupun Infeksi yang muncul
sistemik selama seseorang
dirawat di rumah sakit
dan mulai
Nosokomial : menunjukkan gejala
berasal dari kata selama orang tersebut
‘Nosocomium’ dirawat atau setelah
yang artinya dirawat.
rumah sakit
Penyebab
Infeksi
Nosokomial
• Infeksi sendiri (self infection) yaitu: infeksi nosokomial berasal dari
penderita sendiri (flora endogen) yang berpindah ke tempat atau
bagian tubuh lain, seperti kuman Escherichia coli dan staphylococcus
aureus, kuman tersebut dapat berpindah melalui benda yang
dipakai, seperti linen atau gesekan tangan sendiri.
• Infeksi silang (cross infection) yaitu: infeksi nosokomial terjadi akibat
penularan dari penderita atau orang lain di instalasi kesehatan.
• Infeksi lingkungan (environmental infection) yaitu infeksi yang
disebabkan kuman yang didapat dari bahan atau benda di lingkungan
instalasi kesehatan.
Faktor Penyebab Infeksi Nosokomial

• Faktor internal : usia, penggunaan obat,


penyakit penyerta, malnutrisi, kolonisasi flora
normal tubuh, personal hygiene yang rendah,
perilaku personal dll
• Faktor Eksternal : lingkungan yang
buruk/kotor, instrument yang tidak
steril/disposble, tindakan invasif, kesehatan
petugas, kelalaian petugas dll).
Faktor yang
memengaruhi
perkembangan
infeksi
nosokomial

Kontak langsung Respon dan


maupun tidak
langsung dengan toleransi
agen infeksi pasien

Resistensi Faktor
antibiotika alat

Agen
infeksi
Berbagai macam infeksi nosokomial yang dapat dialami :
• Infeksi saluran kemih ( UTI)
• Phlebitis
• Bronchopnemnonia
• Decubitus
• Dehiscensi luka operasi
• Influenza
• Selulitis
• Sepsis
Kriteria Infeksi Nosokomial
Menurut Depkes RI, 2003 :

• Waktu mulai dirawat tidak didapat tanda-tanda klinik infeksi dan tidak
sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut.
• Infeksi terjadi sekurang-kurangnya 3x24 jam (72 jam) sejak pasien mulai
dirawat.
• Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan yang lebih lama dari
waktu inkubasi infeksi tersebut.
• Infeksi terjadi pada neonatus yang diperoleh dari ibunya pada saat
persalinan atau selama dirawat di instalasi kesehatan.
• Bila dirawat di instalasi kesehatan sudah ada tanda-tanda infeksi dan
terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di instalasi
kesehatan yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah
dilaporkan sebagai infeksi nosokomial.
Jenis-jenis Infeksi Nosokomial
• Bakteriemia
Bakteriemia adalah keadaan pasien dengan menunjukkan demam tinggi
setelah 3x24 jam dirawat di instalasi kesehatan dengan suhu mencapai
38,5oC. Dikatakan bakteriemia nosokomial apabila terjadi tindakan invasif
di instalasi kesehatan seperti pemasangan infus, lumbal fungsi dan
kateterisasi.
 
• Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih terjadi setelah dilakukan tindakan keteterisasi buli-
buli dan tindakan invasif pada system reproduksi.
 
• Infeksi luka operasi
Infeksi luka operasi dikatakan infeks nosokomial bila keadaan pra bedah
dan selama pembedahan terjadi infeksi pada luka operasi.
Jenis-jenis Infeksi Nosokomial
• Infeksi hepatitis akut
Timbul setelah 2  minggu dirawat inap atau atau 6 bulan setelah
keluar dari instalasi kesehatan. Dengan tanda-tanda klinik yang khas
yaitu kenaikan SGOT, SGPT dan billirubin.
 
• Infeksi saluran cerna
Infeksi saluran cerna yang terjadi diruang rawat inap dengan tanda
dan gejala seperti mencret dengan atau tanpa muntah, nyeri perut,
dan disertai demam.
 
• Infeksi saluran napas bagian bawah
Infeksi ini terjadi setelah 3x24 jam sejak mulai dirawat gejala demam
38,8oC, lekositosis, batuk dengan dahak dan ditemukan ronki basah.
Pencegahan Infeksi
Nosokomial di
Laboratorium
• Mencuci tangan untuk menghindari infeksi silang.
• Menggunakan alat pelindung diri untuk
menghindari kontak dengan darah atau cairan
tubuh lain.
• Manajemen alat tajam secara benar untuk
menghindari resiko penularan penyakit melalui
benda-benda tajam yang tercemar oleh produk
darah pasien.
• Melakukan dekontaminasi, pencucian dan
sterilisasi instrumen dengan prinsip yang benar.
• Menjaga sanitasi lingkungan secara benar.
• Asepsis
Asepsis adalah penghinderaan atau pencegahan
penularan dengan cara meniadakan
mikroorganisme yang secara potensial berbahaya.
• Melakukan pengawasan infeksi
• Melakukan pengawasan penderita atau pasien
Pengawasan infeksi penderita di mulai ketika masuk
instalasi kesehatan dengan menyertakan kartu data
infeksi di dalam catatan medis penderita.
• Pengawasan pekerja instalasi kesehatan
Pemeriksaan fisik harus merupakan persyaratan
bagi  semua petugas instalasi kesehatan,dan
catatan imunisasi harus diperiksa.
• Pengawasan Lingkungan Instalasi kesehatan
Bila perawat pengendalian infeksi menemukan satu
atau lebih kasus infeksi baru, maka mungkin
diperlukan banyak biakan dari penderita, petugas
dan lingkungan untuk menemukan sumber
patogen dan lalu meniadakanya
Pengendalian Infeksi
1. Kebersihan
Dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela,
tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang
telah dipakai berkali-kali harus dibersihkan
secara rutin.

2. Memperbaiki pertahanan tubuh


3. Ruangan Isolasi

Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat


dicegah dengan membuat suatu pemisahan
pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan
terutama untuk penyakit yang penularannya
melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan
SARS, yang mengakibatkan kontaminasi berat.
Penularan yang melibatkan virus, contohnya
DHF dan HIV.
• Pencegahan Infeksi nosokomial yaitu dengan:
1. Membatasi transmisi organisme dari atau antar
pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan
sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi
dan disinfektan.
2. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.
3. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika
yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi.
4. Membatasi resiko infeksi endogen dengan
meminimalkan prosedur invasi
5. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan
mengontrol penyebarannya.
Selain itu Pencegahan Infeksi nosokomial juga dengan menggunakan
Standar kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain :

1. Cuci Tangan
• Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan
bahan terkontaminasi.
• Segera setelah melepas sarung tangan.
• Di antara sentuhan dengan pasien.
2. Sarung Tangan
• Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan
yang terkontaminasi.
• Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.
3. Masker, Kaca Mata, Masker Muka
• Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata,
hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan tubuh.
4. Peralatan Perawatan Pasien
Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk
mencegah kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir
dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
awatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan
perlengkapan dalam ruang perawatan pasien
5. instrumen Tajam
• Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
• Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
• Hindari membengkokkan, mematahkan atau
memanipulasi jarum bekas dengan tangan
• Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak
tembus tusukan
6. Resusitasi Pasien
• Usahakan gunakan kantong resusitasi atau
alat ventilasi yang lain untuk menghindari
kontak langsung mulut dalam resusitasi
mulut ke mulut
7. Penempatan Pasien
• Tempatkan pasien yang mengontaminasi
lingkungan dalam ruang pribadi / isolasi
TERIMA KASIH
Pertanyaan dan Jawaban
1. Kelompok 1 : faktor internal salah satunya faktor usia,yang lebih rentan terkena infeksi usia
muda atau usia tua?
Jawab : Keduanya rentan karena saat usia muda imun masih dalam proses
pembentukkan sehingga belum sempurna, sedangkan saat usia tua tubuh mulai
mengalami penurunan.

2. Kelompok 2 : sebutkan cara cara penularan infeksi nosokomial!


Jawab : dapat melalui udara, kontak engan alat bedah, pemasangan infus, pemasangan
kateter, kontak dengan alat-alat yang ada di rumah sakit, kontak dengan pasien lain, klontak
dengan petugas kesehatan, dll

3. Kelompok 3 :mengapa kemih bisa mengalami infeksi nosokomial?


jawaban : infeksi nosokomial dapat terjadi pada kemih pasien, yang disebabkan kurang
dijaganya kebersihan pasien tsb, yang akhirnya menyebabkan virus, kuman atau bakteri
menyerang kembali ke tubuh korban. Lalu bisa juga disebabkan oleh pemasangan kateter
intravaskuler yang terlalu lama, yang menyebabkan munculnya staphylococus aureus dan
bahkan dapat menyebabkan infeksi darah pada tingkat kolonisasi tertentu.
Pertanyaan dan Jawaban
4. Kelompok 5 : mikroba yang menyebabkan infeksi pada luka
operasi?
Jawab : Kuman yang menyebabkan infeksi nosokomial
seperti kuman Escherichia coli dan staphylococcus aureus
5. Kelompok 6 :contoh penyebaran infeksi nosokomial secara tidak
langsung?
Jawab : penyebaran secara tidak langsung melalui udara,
seperti bersin dan batuk. Melalui alat-alat laboratorium,
seperti spuite, dan alat bedah. Melalui makanan yang telah
terkontaminasi infeksi nosokomial yang dicerna oleh
tubuh pasien , dan air yang digunakan.
Pertanyaan dan Jawaban
6. kelompok 7 : jalur penyebaran apa yang sering menimbulkan
infeksi nosokomial?
Jawab : kontak langsung maupun tidak langsung
menyebabkan infeksi nosokomial, namun jalur penyebaran yang
sering terjadi untuk infeksi nosokomial yaitu kontak secara tidak
langsung, biasanya yang terjadi adalah orang yang terinfeksi
menyetuh barang dan meninggalkan kuman, kemudian
disentuh oleh pasien pertama dan disentuh oleh orang lain
sehingga orang tersebut terkontaminasi dan terinfeksi
nosokomial.
Pertanyaan dan Jawaban
7. Kelompok 8 : Jelaskan rute infeksi nosokomial yang timbul dari dalam
tubuh?
Jawab : Rute penyebaran Infeksi nosokomial dari dalam tubuh yaitu, pada saat
seorang yang ada di rumah sakit menggunakan infuse dapat terjadi infeksi pemasangan
infuse. Saat pemasangan infuse di tangan pasien menggunakan jarum, mngkin jarum
tersebut tidak steril sehingga itu mengakibatkan awal terjadinya infeksi.
Rute nya :
• Cairan infus masuk ke jaringan sekitar insersi kanula
• Kemudian mengalami Penyumbatan.
• Yang mengakibatkan pasien mengalami pembengkakan, kemerahan dan nyeri sepanjang
vena
• Terdapat pembengkakan di sepanjang pembuluh vena yang menghambat aliran infuse
bila sudah dapat dibiakkan mikroorganisme dari bagian kanula yang ada dalam
pembuluh darah
•  kuman menyebar hematogen dari kanul, akibatnya mikroorganisme masuk kedalam
tubuh

Anda mungkin juga menyukai