Anda di halaman 1dari 2

PROBLEMATIKA PEMANFAATAN IPTEKS DI INDONESIA

Ipteks dimanfaatkan oleh manusia terutama dalam memfasilitasi pemenuhan kebutuhan hidup. Kemajuan
yang dicapai manusia melalui Ipteks telah memberikan hasil positif dalam transisi. Ipteks memberi di dalam
arti peningkatan penghasilan dan kesejahteraan. Namun demikian, pemanfaatan Ipteks oleh manusia dapat
pula menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Masalah negatif
akibat peningkatan dalam hal pemanfaatannya, berlebihan dalam penggunaannya, atau tidak memiliki
manusia dalam mengendalikan kekuatan teknologi itu sendiri.

Bangsa Indonesia sudah menyadari akan pentingnya peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pembangunan. Di era sekarang ini, perhatian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tampak pada dokumen Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, khusus
pada bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Disadari oleh bangsa Indonesia tentang pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) pada hakikatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dalam rangka membangun peradaban bangsa. Sejalan dengan paradigma baru di era globalisasi, yaitu tekno-
ekonomi (paradigma techno-ekonomi), teknologi menjadi faktor yang memberikan kontribusi signifikan
dalam peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Pengembangan Iptek merupakan sumber pembentukannya
yang menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumber daya manusia (SDM), yang pada gilirannya dapat
menjadi sumber pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Selain itu, Iptek menentukan tingkat efisiensi dan
efisiensi proses transformasi sumber daya menjadi sumber daya baru yang lebih bernilai. Dengan demikian,
meningkatkan kemampuan Iptek sangat diperlukan untuk meningkatkan standar kehidupan bangsa dan
negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia di mata dunia.
Namun demikian, masalah yang berkaitan dengan bangsa Indonesia terkait dengan pemanfaatan dan
kemampuan Iptek ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut (RPJMN 2004-2009)
1. Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam kesulitan perkembangan global. Hal ini membahas
dengan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam laporan UNDP tahun 2001 penilaian tingkat teknologi
Indonesia masih pada urutan ke-60 dari 72 negara.
2. Rendahnya kontribusi Iptek nasional di sektor produksi. Hal ini bertentangan dengan peningkatan
efisiensi dan rendahnya produktivitas serta minimnya teknologi pengembangan dalam ekspor.
3. Belum optimalnya interaksi antara Iptek yang menjembatani interaksi antara kebutuhan penyedia Iptek
dengan kebutuhan pengguna. Masalah ini dapat terlihat dari belum tertatanya infrastruktur Iptek, antara lain
yang mengolah dan mengembangkan hasil Iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk
difungsikan dalam sistem produksi.

Anda mungkin juga menyukai