0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan11 halaman
Berpikir kritis adalah cara untuk memahami masalah kesehatan dan mengambil keputusan yang tepat. Tujuannya adalah mendapatkan pemahaman dan menyelesaikan masalah. Berpikir kritis melibatkan identifikasi masalah, evaluasi asumsi, dan penggunaan logika untuk menganalisis masalah. Keterampilan ini penting untuk pendidikan keperawatan dan praktik klinis.
Berpikir kritis adalah cara untuk memahami masalah kesehatan dan mengambil keputusan yang tepat. Tujuannya adalah mendapatkan pemahaman dan menyelesaikan masalah. Berpikir kritis melibatkan identifikasi masalah, evaluasi asumsi, dan penggunaan logika untuk menganalisis masalah. Keterampilan ini penting untuk pendidikan keperawatan dan praktik klinis.
Berpikir kritis adalah cara untuk memahami masalah kesehatan dan mengambil keputusan yang tepat. Tujuannya adalah mendapatkan pemahaman dan menyelesaikan masalah. Berpikir kritis melibatkan identifikasi masalah, evaluasi asumsi, dan penggunaan logika untuk menganalisis masalah. Keterampilan ini penting untuk pendidikan keperawatan dan praktik klinis.
Berpikir kritis merupakan cara praktis untuk memahami masalah kesehatan dan untuk mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan permasalahan tersebut. Proses keperawatan membutuhkan kemampuan berpikir kritis, baik dalam pendidikan keperawatanan maupun dalam praktek klinis. Tujuan
Tujuan berpikir kritis untuk mendapatkan
pemahaman, mengevaluasi dan kemudian menyelesaikan suatu permasalahan. Berpikir kritis merupakan suatu keterampilan generik yang harus dimiliki oleh para peserta didik. Maiorana (1992) Definisi Ngalim Purwanto (2007: 43) berpendapat bahwa berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang dikehendakinya. Santrock (2011: 357) juga mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Berpikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan bepikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Beyer (1985) Kemampuan untuk mengidentifikasi suatu masalah dan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan masalah tersebut, mengklarifikasi dan memusatkan perhatian pada masalah, serta menganalisis, memahami dan menggunakan inferensi-inferensi, logika induktif dan deduktif, mempertimbangkan validitas dan reliabilitas dari asumsi tersebut, dan menggunakan berbagai sumber untuk mencari data atau informasi yang diperlukan. Kennedy et al (1991) Ciri-ciri berpikir kritis yang ideal: mempunyai sifat ingin tahu, menerima informasi, dapat memberikan alasan, bersifat terbuka, fleksibel, melakukan evaluasi dengan jujur, jujur terhadap kekurangan sendiri, bijaksana dalam mengambil keputusan, selalu mempertimbangkan sesuatu, mencari kejelasan terhadap suatu masalah, pandai mencari informasi yang relevan, mempunyai alasan yang kuat dalam memilih suatu kriteria, memeriksa sesuatu terlebih dahulu dan tetap mencari hasil-hasil yang tepat untuk suatu subjek Facione (1990) Karakteristik dari proses berpikir kritis, yaitu:
Menanyakan pertanyaan yang tepat Menilai
suatu pernyataan dan argumen Menyadari kekurangan atas informasi Mempunyai rasa ingin tahu Tertarik menemukan suatu solusi yang baru Mampu menetapkan kriteria untuk menganalisis suatu ide Mempunyai keinginan untuk menguji keyakinan, asumsi dan opini terhadap fakta Mendengarkan dengan baik dan mampu memberikan umpan balik Kriteria Menyadari bahwa berpikir kritis merupakan suatu ”lifelong process of self assessment” Membuat keputusan setelah semua fakta telah didapatkan dan dipertimbangkan Mencari fakta untuk mendukung asumsi dan keyakinan Mampu menyesuaikan opini ketika suatu fakta baru ditemukan Melakukan pembuktian Menguji suatu masalah dengan cermat Mampu menolak informasi yang tidak benar dan tidak relevan Ferrett (1996) Kriteria Menggunakan fakta- fakta yang ada dengan baik Mengorganisir pikirannya dengan baik Mampu membedakan antara yang valid dengan yang tidak valid Menunda pengambilan keputusan sampai betul-betul didapatkan bukti-bukti yang cukup Memahami perbedaan antara reasoning dengan rationalizing Berusaha untuk mengantisipasi konsekuensi yang mungkin ditimbulkan oleh suatu tindakan Memahami ide Mampu melihat adanya kesamaan dan analogi yang tidak terlihat dengan nyata Dapat belajar secara mandiri dan mempunyai perhatian untuk melakukannya Kriteria Mengaplikasikan suatu teknik penyelesaian masalah dari apa yang sudah dipelajarinya Dapat membentuk struktur informal dari masalah yang dihadapinya berdasarkan teknik formal Dapat memilah istilah-istilah yang tidak relevan Mempunyai kebiasaan untuk menanyakan pendapatnya sendiri dan berusaha untuk memahami asumsi dan implikasinya Sensitif terhadap perbedaan antara validitas dan intensitas Tanggap terhadap fakta bahwa pemahaman seseorang bersifat terbatas Menyadari kelemahan opini sendiri, kemungkinan adanya bias dari opini tersebut dan bahaya-bahaya yang mungkin akan ditimbulkannya. Nickerson (1987) Hambatan Berpikir Kritis Bekerja tanpa berpikir (impulsif) Ketergantungan yang tinggi (overdependent) Menggunakan strategi goal-incompatible Tidak komprehensif Bersifat dogmatis terhadap apa yang telah dipercayainya Bersifat kaku (rigiditas/infleksibelitas) Kurang percaya diri Menganggap proses berpikir kritis sebagai hal yang membuang-buang waktu saja (anti intelektual) Raths et al (1966) Manfaat Berpikir kritis merupakan inti dari proses belajar sepanjang hayat, sehingga akan meningkatkan fleksibilitas dan adaptabilitas dari para lulusan saat mereka masuk dalam dunia kerja. TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT !
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti