Anda di halaman 1dari 11

BERPIKIR KRITIS

NS. MOKHAMAD NURHADI, M.Kep, MM


 Berpikir kritis merupakan cara praktis untuk
memahami masalah kesehatan dan untuk
mengambil keputusan yang tepat sehubungan
dengan permasalahan tersebut. Proses
keperawatan membutuhkan kemampuan
berpikir kritis, baik dalam pendidikan
keperawatanan maupun dalam praktek klinis.
Tujuan

 Tujuan berpikir kritis untuk mendapatkan


pemahaman, mengevaluasi dan kemudian
menyelesaikan suatu permasalahan.
 Berpikir kritis merupakan suatu keterampilan
generik yang harus dimiliki oleh para peserta
didik. Maiorana (1992)
Definisi
 Ngalim Purwanto (2007: 43) berpendapat bahwa
berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia
yang mengakibatkan penemuan terarah kepada
suatu tujuan.
 Manusia berpikir untuk menemukan
pemahaman/pengertian yang dikehendakinya.
 Santrock (2011: 357) juga mengemukakan
pendapatnya bahwa berpikir adalah memanipulasi
atau mengelola dan mentransformasi informasi
dalam memori.
 Berpikir sering dilakukan untuk membentuk
konsep, bernalar dan bepikir secara kritis,
membuat keputusan, berpikir kreatif, dan
memecahkan masalah.
 Beyer (1985) Kemampuan untuk mengidentifikasi
suatu masalah dan asumsi-asumsi yang berhubungan
dengan masalah tersebut, mengklarifikasi dan
memusatkan perhatian pada masalah, serta
menganalisis, memahami dan menggunakan
inferensi-inferensi, logika induktif dan deduktif,
mempertimbangkan validitas dan reliabilitas dari
asumsi tersebut, dan menggunakan berbagai sumber
untuk mencari data atau informasi yang diperlukan.
Kennedy et al (1991)
Ciri-ciri berpikir kritis yang ideal:
 mempunyai sifat ingin tahu, menerima informasi,
dapat memberikan alasan, bersifat terbuka, fleksibel,
melakukan evaluasi dengan jujur, jujur terhadap
kekurangan sendiri, bijaksana dalam mengambil
keputusan, selalu mempertimbangkan sesuatu,
mencari kejelasan terhadap suatu masalah, pandai
mencari informasi yang relevan, mempunyai alasan
yang kuat dalam memilih suatu kriteria, memeriksa
sesuatu terlebih dahulu dan tetap mencari hasil-hasil
yang tepat untuk suatu subjek Facione (1990)
Karakteristik dari proses berpikir kritis, yaitu:

 Menanyakan pertanyaan yang tepat Menilai


suatu pernyataan dan argumen Menyadari
kekurangan atas informasi Mempunyai rasa
ingin tahu Tertarik menemukan suatu solusi
yang baru Mampu menetapkan kriteria untuk
menganalisis suatu ide Mempunyai keinginan
untuk menguji keyakinan, asumsi dan opini
terhadap fakta Mendengarkan dengan baik
dan mampu memberikan umpan balik
 Kriteria Menyadari bahwa berpikir kritis
merupakan suatu ”lifelong process of self
assessment” Membuat keputusan setelah
semua fakta telah didapatkan dan
dipertimbangkan Mencari fakta untuk
mendukung asumsi dan keyakinan Mampu
menyesuaikan opini ketika suatu fakta baru
ditemukan Melakukan pembuktian Menguji
suatu masalah dengan cermat Mampu
menolak informasi yang tidak benar dan tidak
relevan Ferrett (1996)
Kriteria Menggunakan fakta-
fakta yang ada dengan baik
 Mengorganisir pikirannya dengan baik Mampu membedakan antara
yang valid dengan yang tidak valid Menunda pengambilan keputusan
sampai betul-betul didapatkan bukti-bukti yang cukup Memahami
perbedaan antara reasoning dengan rationalizing Berusaha untuk
mengantisipasi konsekuensi yang mungkin ditimbulkan oleh suatu
tindakan Memahami ide Mampu melihat adanya kesamaan dan analogi
yang tidak terlihat dengan nyata Dapat belajar secara mandiri dan
mempunyai perhatian untuk melakukannya
 Kriteria Mengaplikasikan suatu teknik penyelesaian masalah dari apa
yang sudah dipelajarinya Dapat membentuk struktur informal dari
masalah yang dihadapinya berdasarkan teknik formal Dapat memilah
istilah-istilah yang tidak relevan Mempunyai kebiasaan untuk
menanyakan pendapatnya sendiri dan berusaha untuk memahami
asumsi dan implikasinya Sensitif terhadap perbedaan antara validitas
dan intensitas Tanggap terhadap fakta bahwa pemahaman seseorang
bersifat terbatas Menyadari kelemahan opini sendiri, kemungkinan
adanya bias dari opini tersebut dan bahaya-bahaya yang mungkin akan
ditimbulkannya. Nickerson (1987)
Hambatan Berpikir Kritis
 Bekerja tanpa berpikir (impulsif) Ketergantungan yang tinggi
(overdependent) Menggunakan strategi goal-incompatible
Tidak komprehensif Bersifat dogmatis terhadap apa yang
telah dipercayainya Bersifat kaku (rigiditas/infleksibelitas)
Kurang percaya diri Menganggap proses berpikir kritis sebagai
hal yang membuang-buang waktu saja (anti intelektual) Raths
et al (1966)
 Manfaat Berpikir kritis merupakan inti dari proses belajar
sepanjang hayat, sehingga akan meningkatkan fleksibilitas
dan adaptabilitas dari para lulusan saat mereka masuk dalam
dunia kerja.
TERIMAKASIH SEMOGA
BERMANFAAT !

Anda mungkin juga menyukai