PENGENDALIAN HAMA
1. STRATEGI PENGENDALIAN HAMA
• Bakteri, jamur, virus, nematoda dan protozoa dapat bertindak
sebagai agens pengendali hama tanaman.
2. BAKTERI SEBAGAI AGENSIA PENGENDALI HAMA
• Strain2 Bacillus spp. merupakan mikroba patogen komersial pertama
• B. thuringiensis (B.t.) pertama ditemukan menginfeksi larva ngengat
di Jerman (1911). Selanjutnya ditemukan berbagai strain B.t diisolasi
dari berbagai Lepidoptera
• Mode of Action
B.t adl aerob, penghasil toksin dimana saat sporulasi menghasilkan
baik spora maupun kristal protein besar (bentuknya bipiramid).
Kristal tsb adl ∂-endotoksin (sebag besar tersusun atas polipeptida).
Molekul tsb adl inert protoxin
• Ketika larva diberi campuran spora dan kristal, kristal akan larut
dalam cairan usus serangga yg basa, kmd didegradasi oleh
protease, melepaskan polipeptida toksik.
Toksin berinteraksi dengan glikoprotein dalam membran plasma dr
sel2 usus, menghancurkan regulasi pertukaran ion. Akibatnya bagi
larva : epithelium usus mengalami lisis, otot2 usus dan bagian mulut
mengalami paralisis. Kematian dapat terjadi setelah 30 menit s/d 3
hari setelah pemberian bakteri.
• Beberapa strain B.t juga dpt menghasilkan molekul toksin lain yi. β-
eksotoksin. Toksin ini termostabil (kebalikan dari ∂-endotoksin),
sangat toksik untuk berbagai species serangga (broad spectrum
toxin)
• Agensia bakteri lain :
• Bacillus sphaericus (patogen bbrp larva nyamuk Anopheles &
Culex), toksin berasosiasi dengan inklusi protein dan spora.
• Bacillus popilliae, membunuh serangga melalui infeksi (bukan
toksin). Hanya dpt dikultur secara in vivo.
• Pasteuria (= Bacillus) penetrans, mrpk parasit obligat nematoda
parasit tanaman. Spora dapat bertahan lama di lingkungan.
3. JAMUR SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAMA