Anda di halaman 1dari 11

MASALAH KORUPSI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 14

NURUL SYAHIRAH 1911141004


ALEYTHA ILAHNUGRAH K. 1911142007
A. PENGERTIAN KORUPSI
Kata “korupsi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
berarti penyelewengan atau penggelapan (uang negara
atau perusahaan) dan sebagainya untuk keuntungan
pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu
mengandung unsur “penyelewengan” atau dis-honest
(ketidakjujuran). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelewengan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme disebutkan
bahwa korupsi adalah tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang pidana korupsi.
B. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KORUPSI

Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan


koreksi dan memberikan sanksi pada umumnya bersikap acuh
tak acuh. Namun, yang paling menyedihkan adalah sikap rakyat
menjadi apatis dengan semakin meluasnya praktik-praktik
korupsi oleh beberapa oknum pejabat lokal, maupun nasional.
kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi
dengan korupsi dan demonstrasi. Mereka memberikan saran
kepada pemerintah untuk bertindak tegas kepada para koruptor.
Mereka tidak puas terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif
para pejabat. Oleh karena itu, mereka ingin berpartisipasi dalam
usaha rekonstruksi terhadap masyarakat dan sistem
pemerintahan secara menyeluruh.
C. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
• penegakan hukum tidak konsisten,sifatnya sementara selalu
berubah setiap bergantinya pemerintahan.
• Penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang.
• Langkanya lingkungan yang anti korupsi, sistem dan pedoman
anti korupsi hanya sebatas formalitas.
• Budaya memberi imbalan jasa.
• Konsekuensinya bila ditangkap lebih rendah daripada
keuntungan korupsi.
• Budaya permisif/serba membolehkan. Tidak peduli orang
lain,asal kepentingan diri sendiri terlindungi.
• Gagalnya pendidikan agama dan etika.
D. FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA
Fenomena umum yang biasanya terjadi di Negara Berkembang
contohnya Indonesia ialah :
1. Proses modernisasi belum ditunjang oleh kemampuan sumber
daya manusia pada lembaga-lembaga politik yang ada.
2. Institusi politik yang ada masih lemah disebabkan oleh
mudahnya “oknum” lembaga tersebut dipengaruhi oleh
kekuatan bisnis atau ekonomi dan sosial.
3. Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik,
namun sebenarnya banyak diantara mereka yang tidak mampu.
4. Mereka hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan
pribadinya dengan dalih “kepentingan rakyat”.
Sebagai akibatnya, terjadilah runtutan peristiwa sebagai
berikut :
1. Partai politik sering Inkonsisten
2. Muncul pemimpin yang mengedepankan kepentingan
pribadi daripada kepentingan umum
3. Sebagai oknum pemimpin politik, partisipan dan
kelompoknya berlomba-lomba mencari keuntungan
materi dengan mengabaikan kebutuhan rakyat
4. Terjadi erosi loyalitas kepada negara karna menonjolkan
pemupukan harta dan kekuasaan
5. Lembaga-lembaga politik digunakan sebagai dwi aliansi,
yaitu sebagai sektor di bidang politik dan ekonomi-bisnis
E. PERANAN KPK DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI
partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat di
butuhkan dalam mengawali upaya-upaya
pemerintah melalui KPK dan aparat hukum lainnya.
KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang
Nomor 30 tahun 2002 tentang komisi
pemberantasan tindak pidana korupsi untuk
mengatasi, menanggulangi, dan pemberantasan
korupsi, merupakan komisi independen yang
diharapkan mampu menjadi “martil” bagi para
pelaku tindak KKN.
Adapun agenda KPK sebagai berikut :
1. Membangun kultur yang mendukung
pemberantasan korupsi
2. Mendorong pemerintah melakukan reformasi public
sector dengan mewujudkan good governance
3. Membangun kepercayaan masyarakat
4. Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap
pelaku korupsi besar
5. Memacu aparat hukum lain untuk memberantas
korupsi
F. CARA PEMBERANTASAN KORPSI
1. Upaya pencegahan
a. Penanaman semangat nasional
b. Melakukan penerimaan pengawai
secara jujur dan terbuka
c. Himbauan kepada masyarakat
2. Upaya penindakan
3. Upaya edukasi
Cara lain penanggulan korupsi adalah dengan menegakkan hukum itu
sendiri.Adapun UU yang mengaturnya yaitu:

1. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999


Tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas korupsi,kolusi
dan nepotisme.

2.Rumusan RUU KUHP


Tindakan pidana korupsi dalam RUU KHUP ini diatur dalam Bab
XXXI,pasa 681 sampai dengan 690.Tindak pidana korupsi dalam rencana
KHUP dibagi dalam dua jenis tindak pidana yaitu,suap dan
penyalahgunaan wewenang yang merugika keuangan negara.Secara
garis besar,rencana KHUP dalam perumusan pasal-pasalnya mengambil
pokok-pokok rumusan tindak pidana dalam undang-undang korupsi
( Undang-undang nomor 31 tahun 1999 dan undang- undang nomor 20
tahun 2001).

Anda mungkin juga menyukai