Anda di halaman 1dari 39

MANAGEMENT FEB PROGDI

AKUNTANSI

CONTROL SYSTEM

CH : 3. Action, Personnel and Cultural Control

CH : 4. Control System Tightness

Oleh :

elvin s m
a’arif, se
.m.si
CH : 3.
Action, Personnel
and
Cultural Control
Action Control /
Pengendalian Tindakan
Pengendalian tindakan merupakan bentuk
pengendalian yang paling langsung berusaha
mempengaruhi perilaku karyawan dengan cara
memastikan karyawan bertindak sesuai yang
diinginkan organisasi.
Bentuk Dasar
Pengendalian
Tindakan
1. PEMBATASAN PERILAKU

2. REVIEW PRATINDAKAN

3. AKUNTABILITAS TINDAKAN

4. REDUNDANSI
1. Pembatasan perilaku :
Adalah bentuk negatif dari pengendalian tindakan.

Organisasi melakukan pembatasan bagi karya- wan


untuk melakukan hal yang tidak seharus- nya.
Pembatasan ini dapat berupa administratif maupun
fisik.

Contoh
Contoh ::
Pembatasan
Pembatasan fisik
fisik :: penggunaan
penggunaan kunci,
kunci, password
password dan
dan pembatasan
pembatasan
akses.
akses.
Pembatasan
Pembatasan administrative
administrative :: pembatasan
pembatasan kewenangan
kewenangan pengam-
pengam- bilan
bilan
keputusan
keputusan tertentu
tertentu dan
dan pembagian
pembagian tugas
tugas (segregation
(segregation of
of duties).
duties).
2. Review pratindakan :
Ini dilakukan saat proses perencana- an
dan penganggaran.
Sebelum disetujui, melalui proses :
• Apakah perencanaan dan
penganggaran disetujui / tidak.
• Apakah perencanaan dan
penganggaran perlu dimodi-fikasi
• Atau perencanaan dan peng-
anggaran perlu dirubah
3. Akuntabilitas tindakan :

Implementasi akuntabilitas tindakan memerlukan :

1. Medefinisikan tindakan yang dapat diterima / tidak


2. Mengkomunikasikan kepada karyawan
3. Mengamati dan melacak apa yang terjadi
4. Memberi penghargaan atas tindakan yang baik dan
memberi hukuman atas tindakan yang salah.

Akuntabilitas tindakan biasanya diimplementasikan dengan negative


reinforcement, yaitu tindakan lebih sering dihubungkan dengan
hukuman daripada reward.
4. Redundansi :
Dilakukan dengan menugaskan lebih
banyak karyawan/mesin untuk me- ngerjakan
tugas melebihi yang di-butuhkan, atau
paling tidak menye- diakan karyawan
cadangan dengan tujuan meningkatkan
kemungkinan tugas dikerjakan secara
memuaskan.
Redudansi, biasa terjadi di pekerjaan bidang
fasilitas komputerisasi, fungsi keamanan dan
operasi penting lainnya. Redudansi jarang
dipakai karena relative mahal
Pengendalian Tindakan
&
Masalah Pengendalian
Masalah pengendalian 
Jenis
Kurangnya Keterbatasan
pengendalian Masalah motivasi 
pengarahan  individu
tindakan 
Pembatasan

perilaku 
Review
X  X  X 
pratindakan 
Akuntabilitas
X  X  X 
tindakan 
Redundansi  X  X 
Pencegahan vs Deteksi

Pengendalian tindakan dapat diklasifikasikan berdasar


tujuannya :

 Sebagai pencegahan.
Apabila efektif, merupakan bentuk pengendalian yang
sangat kuat dan efesiensi biaya terjadi.

 Sebagai deteksi perilaku yang tidak diinginkan.


Pengendalian ini diaplikasikan setelah kejadian dan
pengendalian ini akan efektif jika deteksinya tepat waktu.
PENCEGAHAN DAN DETEKSI
Tujuan 
Jenis pengendalian
Pencegahan  Deteksi 
tindakan 
Kunci pada aset
Pembatasan perilaku  berharga & Pemisahan - 
tugas & wewenang
Persetujuan biaya
Review pratindakan 
Review anggaran  - 
Spesifikasi kebijakan Internal audit berorientasi
Akuntabilitas tindakan  dihubungkan ke reward pada kepatuhan
and punishment Peer Review 
Menugaskan beberapa
Redundansi  orang pada 1 tugas - 
penting 
KONDISI YANG
MENENTUKAN HASIL
MAKSIMAL TINDAKAN
1. Organisasi tahu hasil yang diinginkan
2. Kemampuan mempengaruhi hasil
(hasil dapat dikendalikan dengan
meningkatkan kinerja karyawan)
3. Kemampuan mengukur hasil yang
dapat dikendalikan secara efektif
KONDISI YANG
MENENTUKAN
EFEKTIVITAS
TINDAKAN
1.Organisasi dapat menentukan tindakan
yang di inginkan atau tidak.

2.Organisasi dapat memastikan bahwa


tindakan yang (tidak) diinginkan itu
(tidak) terjadi.
1. Organisasi dapat menentukan
tindakan yang diinginkan atau tidak

Tindakan yang diinginkan dapat diperoleh dengan


dua cara dasar :

a) Analisis pola tindakan/hasil pada situasi tertentu


untuk mempelajari tindakan apa yang meng-
hasilkan hasil yang terbaik.
b) Mendapat informasi dari orang lain mengenai
tindakan mana yang diinginkan, terutama untuk
keputusan strategis.
(misal : menggunakan konsultan)
2. Organisasi dapat memastikan
bahwa tindakan yang (tidak)
diinginkan itu (tidak) terjadi

a. Efektivitas pembatasan perilaku dan review


pratindakan tergantung pada keandalan alat-
alat atau prosedur administratif yang dipasang
oleh perusahaan untuk memastikan tindakan
yang (tidak) diinginkan itu (tidak) terjadi

b. Efektifitas akuntabilitas tindakan memerlukan


action tracking / pelacakan tindakan yang tepat.
Untuk mengetahui action tracking sudah tepat ada
beberapa kriteria :

1.Precision :
jumlah kesalahan pada indikator yang digunakan
untuk memberitahu tindakan apa yang telah terjadi.
2.Objectivity :
laporan atas tindakan yang telah terjadi bebas dari
bias.
3. Timeliness :
action tracking dilakukan tepat waktu sehingga
intervensi dapat dilakukan sebelum hal yang tidak
diinginkan terjadi.
4. Understandibility :
tindakan yang diperhatikan atas individu dapat
dipahami.
Personnel Control /
Pengendalian Personel

Pengendalian personel berusaha


untuk membangun
kecenderungan karyawan untuk
mengendalikan/memotivasi
dirinya sendiri.
Tujuan pengendalian
personel :
1. Memastikan karyawan mengetahui apa yang
diinginkan organisasi
2. Memastikan tiap karyawan dapat bekerja dengan baik,
dan memiliki kemampuan (pengalaman, pengetahuan)
dan sumberdaya(informasi, waktu) yang cukup untuk
melaksanakan pekerjaan mereka dengan baik.
3. Meningkatkan kemungkinan tiap karyawan
melaksanakan pengawasan pada dirinya sendri (self
monitoring)
Pengendalian personel dapat
diimplementasikan melalui :

1. Seleksi dan penempatan.


preditor of success : pendidikan, pengalaman, kesuksesan di
masa lampau dan kepribadian serta kemampuan sosial
seringkali juga termasuk mengecek referensi kryawan baru
2. Pelatihan.
menyediakan informasi yang berguna mengenai tindakan atau
hasil apa yang diekpektasikan dan bagaimana tugas harus
dikerjakan.
3. Desain pekerjaan dan menyediakan sumber daya yang
diperlukan.
desain pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi karyawan
yang telah direkrut. Sumberdaya kepada jenis pekerjaan
tertentu harus tersedia, contohnya informasi, peralatan,
persediaan, dukungan staff, bentukan pembuatan keputusan,
atau kebebasan dari interupsi.
Pengendalian
Budaya
Pengendalian budaya dirancang untuk
mendukung adanya pemantauan bersama;
bentuk yang kuat dari tekanan kelompok
terhadap individu yang melenceng dari nilai
dan norma kelompok. Pengendalian budaya
akan sangat efektif bila anggota kelompok
memiliki ikatan emosial yang kuat.
Pengendalian
Budaya terdiri dari
1. Kode etik :
Kode di desain untuk membantu karywan dalam
memahami mengenai perilaku apa yang diharapkan.
Kode ini meliputi pesan mengenai dedikasi terhadap
kualitas, kepuasan pelanggan, perlakuan adil pada
karyawan dan pelanggan, keamanan karyawan,
inovasi dan yang terpenting kode etik harus punya
semangat kesediaan untuk berubah
Kode etik harus didukung oleh kepimpinan yang kuat
dan tone from the top yang tepat
Pengendalian
Budaya terdiri dari
2. Imbalan kelompok :
yaitu memberi imbalan atas pencapaian kelompok
/ divisi. Imbalan kelompok dapat menciptakan
teamwork, pelatihan terhadap pegawai baru oleh
senior, dan adanya tekanan dari rekan kerja kepada
individu untuk bekerja keras demi kepentingan
kelompok.
Pengendalian
Budaya terdiri dari
3. Pendekatan lain :
A. Mutasi intraorganisasi/rotasi karyawan
membantu menyebarkan budaya denga meningkatkan sosialisasi
antar pegawai , memberi mereka pemahaman atas maslah yang
ditemui bagian lain dalam organisasi, dan menghambat terciptanya
tujuan dan pandangan yang tidak sesuai. Rotasi karyawan juga
dapat mencega karyawan menjadi terlalu familiar dengan entitas,
aktivitas, rekan kerja dan/atau transaksi sebagai mitigasi risiko
fraud.
B. Pengaturan fisik kantor
contohnya penataan kantor, arsitektur dan dekorasi interior serta
pengaturan sosial seperti dresscode dan kosakata, dapat
membantu membentuk budaya dalam organisasi.
C. Tone at the top (manajemen puncak menjadi panutan)
manajer menjadi panutan dalam membentuk budaya yang
diinginkan
Pengendalian personel dan budaya
dan masalah pengendalian
Masalah pengendalian 
Kurangnya
Jenis pengendalian  Masalah motivasi  Keterbatasan individu 
pengarahan 
Personel control 
Seleksi dan
X  X  X 
penempatan 
Pelatihan  X  X 
Rancangan pekerjaan
dan menyediakan SD X 
yang diperlukan
Cultural Control
Kode etik  X  X 
Imbalan kelompok  X  X  X 
Mutasi
X  X 
intraorganisasi/rotasi 
Pengaturan fisik  X 
Tone at the top  X 
Efektivitas pengendalian
personel dan budaya

Pengendalian personel /budaya memiliki


beberapa kelebihan dibandingkan pengen-dalian
hasil dan tindakan.
Pengendalian ini dapat digunakan di hampir
semua kondisi sampai batas tertentu; biayanya
seringkali lebih rendah dibandingkan pengen-
dalian lain yang lebih menonjol dan menimbul-kan
efek samping yang biasanya lebih sedikit.

"it pays to be nice to employees“


“sebaiknya bersikap baik kepada karyawan”
CH : 4.
Control System Tightness
KETATNYA SISTEM
PENGENDALIAN

Untuk mencapai pengendalian hasil yang ketat


bergantung pada karakteristik berikut :

1. Definisi atas hasil yang diharapkan

2. Pengukuran kinerja

3. Insentif
1. Definisi atas hasil yang diharapkan
agar pengendalian manajemen dinilai ketat maka
haruslah :
1. Kesesuaian(conggruence)
dimensi hasil harus sesuai dengan "tujuan sebenarnya" dari
organisasi.
2. Spesifikasi
Target kinerja harus spesifik
3. Komunikasi dan internalisasi
target kinerja harus dikomunikasikan secara efektif dan diinternalisasi
oleh mereka yang diberi tanggung jawab berdasarkan prestasinya
4. Kelengkapan
berarti area hasil yang didefinisikan SPM melibatkan semua area
dimana organisasi diharapkan berkinerja baik dan dimana karyawan
yang terlibat dapat berpengaruh.
2. Pengukuran kinerja
Pengendalian hasil bergantung pada pengukuran
kinerja yang precise/tepat, objektif, tepat
waktu/timely dan dapat dipahami.

3. Insentif
Pengendalian hasil akan lebih ketat bila reward(atau
punishment) terhadap karyawan secara langsung
dihubungkan dengan pencapaian (atau tidak
tercapainya) hasil yang diinginkan. Hubungan
langsung/direct link berarti pencapaian hasil secara
otomatis diterjemahkan secara eksplisit dan jelas
menjadi imbalan. 
Ketatnya Pengendalian Tindakan

Sistem pengendalian
tindakan dianggap ketat jika
besar kemungkinan karyawan
untuk terus menerus terlibat
dalam semua tindakan yang
penting untuk keberhasilan
operasi dan tidak akan
terlibat tindakan yang
merugikan
Ketatnya Pengendalian Tindakan

Meliputi ….

1.PEMBATASAN PERILAKU

2.REVIEW PRATINDAKAN

3.AKUNTABILITAS
TINDAKAN
1. Pembatasan perilaku
Pembatasan perilaku baik fisik mapupun administrasi dapat
menciptakan pengendalian yang ketat dalam beberapa
bidang suatu organisasi.
Pembatas fisik akan semakin mahal biayanya jika ingin
semakin ketat (menggunakan alat-alat semakin canggih).
Pembatasan administratif melalui pembatasan otoritas
keputusan kepada tingkatan personel yang lebih tinggi
akan menimbulkan pengendalian lebih ketat bila :

1) dapat diasumsikan personel tingkatan lebih tinggi


membuat keputusan yang lebih andal
2) dapat dijamin bahwa orang yang memiliki otoritas
untuk melakukan tindakan tertentu tidak melanggar
batasan yang ditentukan. Pemisahan tugas juga dapat
menciptakan pengendalian yang lebih ketat.
2. Review pratindakan

Review pratindakan dapat


membuat SPM lebih ketat jika
review sering dilakukan, detail
dan dilaksanakan oleh pengkaji
yang rajin dan berpengetahuan
luas.
3. Akuntabilitas tindakan
Jumlah pengendalian yang ditimbul-
kan dari pengendalian akuntabilitas
tindakan tergantung pada :

A. Definisi tindakan

B. Pelacakan tindakan

C. Penguatan tindakan
A. Definisi tindakan
Untuk mencapai pengen-
dalian yang ketat, definisi
tindakan harus sesuai,
spesifik, dikomunikasikan
dengan baik dan lengkap.
B. Pelacakan tindakan
Pengendalian akuntabilitas tindakan dapat
dibuat lebih ketat dengan meningkatkan
efektivitas sistem pelacakan tindakan.
Karyawan yang yakin bahwa tindakannya
diperhatikan akan lebih kuat dipengaruhi
oleh pengendalian akuntabilitas tindakan.

Contoh bentuk sistem pelacakan tindakan :


Supervisi langsung secara terus menerus dan audit laporan
tindakan yang detail.
C. Penguatan tindakan
Pengendalian dapat dibuat lebih ketat
dengan membuat imbalan atau hukuman
menjadi lebih signifikan terhadaop
karyawan yang terlibat.
Hukuman merupakan hal umum dalam
penetapan pengendalian tindakan karena
hukuman sering melibatkan pelanggaran
karyawan terhadap peraturan/prosedur.
Ketatnya Pengendalian
Personel/Kultural
Untuk lebih ketatnya pengendalian personel/kultural perlu
kepastian dan stabilitas pengetahuan yang menghubung-kan
karakteristik personel/kultural dengan tindakan yang
diinginkan.
Dalam organisasi sosial dan volunter, pengendalian personel
biasanya menyediakan pengendalian yang signifikan, karena
kebanyakan volunter puas hanya dengan mela-kukan
pekerjaan yang baik sehingga mudah dalam me-motivasi
mereka.
Pengendalian personel/kultural juga dapat ada di bisnis
beorientasi laba, biasanya ada dalam perusahaan yang
dijalankan keluarga karena adanya rasa saling melengkapi
atau kesesuaian antara keinginan organisasi dng individu.
I MA FEB PROGDI
AKUNTANSI

E R
T

KA
S IH

Anda mungkin juga menyukai