Anda di halaman 1dari 36

ALGA

B AY U H E R D I A L H U D A 1 9 0 7 0 4 7 0 0 1
JUMAIDIL KHAIRAD 19070417010
RANDA SANDIRA RESKI 1907047012
Definisi :

• Ganggang atau alga adalah organisme yang secara morfologis


sederhana, yang mengandung klorofil dengan ukuran yang
berkisar dari mikroskopis dan uniseluler (bersel tunggal) sampai
sangat besar dan multiseluler.
• Alga mempunyai tubuh yang relatif tidak mengalami diferensiasi
dan tidak ada akar atau daun sejati. Dan biasanya autotrofik,
berasal mereka “makanan”, atau mendapat energi, dari
lingkungan mereka dalam bentuk sinar matahari.
• Suatu alga yang populer dianggap tanaman karena mereka
berfotosintesis dan bentuk yang lebih besar. Seperti rumput
laut, tidak bergerak, tapi ganggang secara ilmiah
diklasifikasikan dalam kerajaan yang sama sekali berbeda.
• Dan ganggang milik Protista, bukan hewan, tumbuhan atau
kerajaan jamur dan memiliki karakteristik umum yang berbeda. 
Pengelompokan :

• Pigmen pengektasi cahaya untuk fotosintesis


(klorofil, karoten, karotenoid)
• Cadangan polisakarida
• Organisasi selular
• Morfologi
• Ekologi
Klasifikasi :
Klasifikasi Makroalga
:

1. Chlorophyta (alga hijau)


2. Phaeophyta (alga coklat)
3. Rhodophyta (alga merah)
CHLOROPHYTA ATAU ALGA HIJAU
• Chlorophyta adalah alga yang memiliki warna
kloroplas hijau dan pigmen yang dominan
dalam alga adalah klorofil a dengan klorofil b.
• Alga hijau memiliki banyak manfaat bagi
manusia seperti menurunkan berat badan,
upaya pencegahan kanker, upaya menjaga
kesehatan jantung, menurunkan kadar
kolesterol dan menghindarkan stres.
• Alga hijau dapat melakukan pembakaran
lemak dengan cepat, tak heran banyak orang
yang menggunakan untuk menurunkan berat
badan.
CHRYSOPHYTA ATAU ALGA
KEEMASAN
• Chlorophyta adalah alga dengan warna keemasan yang
dihasilkan dari pigmen yaitu xantofil dengan karoten dalam
jumlah yang dominan dan alga keemasan menjadi salah satu
jenis alga yang populer di Indonesia.
• Alga keemasan sering dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan seperti bahan dasar pembuatan kaca dan sering
digunakan sebagai penyaring, karena tekstur alga keemasan
berpori. 
PHAEOPHYTA ATAU ALGA
COKELAT
• Phaeophyta adalah salah satu alga yang memiliki jumlah sel
banyak dan alga cokelat bisa dilihat dengan kasat mata.
• Talus pada alga cokelat memiliki pelekat yang menempel pada
tubuhnya dan bagian tubuh lain alga cokelat mengapung diatas
air.
• Alga cokelat memiliki banyak manfaat seperti untuk pembuatan
es cream, untuk membuat salep, untuk membuat pil, untuk
membuat pasta gigi dan untuk membuat makanan rumput laut. 
 RHODOPHYTA ATAU ALGA
MERAH
• Rhodophyta adalah satu-satunya filum yang tidak
memiliki tahapan flagella dalam siklus hidupnya
dan alga merah memiliki pigmen fotosintetik yang
berupa fikobilin.
• Alga merah adalah salah satu alga yang
bermanfaat untuk pembuatan obat pencuci rambut
atau sampoo dan pengguna sampoo di Indonesia
sangatlah banyak. Sampoo yang terbuat dari alga
merah memiliki tekstur yang tidak lengket dan
sangat aman bagi permukaan kulit kepala. 
EUGLENOPHYTA
• Euglenophyta adalah salah satu alga yang bisa hidup di air tawar ataupun
laut dan alga ini memiliki kemampuan untuk fotosintesis, hal ini membuat
euglenophyta dianggap menyerupai tumbuhan.
• Alga ini memiliki ciri utama yaitu gerak menyerupai hewan dan
euglenophyta terlihat memiliki bintik mata. Alga ini memiliki sel tunggal dan
memiliki susunan sel yang eukariota. Sel dalam alga jenis ini dibungkus oleh
partikel berprotein dan letaknya berada di plasmalema. Partikel pada alga ini
sangatlah lentur dan akan seringkali terjadi perubahan bentuk sel.
• Euglenophyta memiliki banyak manfaat dan salah satunya sebagai
campuran dalam pembuatan semen.
 PYRROPHYTA ATAU ALGA API
• Dalam berbagai jenis metode penelitian, alga ini
memiliki pergerakan yang ditopang oleh 2 flagela
sekaligus dan kebanyakan alga api hidup di laut.
• Alga api memiliki satu sel dan memiliki pigmen
dengan klorofil a serta c. Alga ini termasuk dalam
alga yang aktif bergerak dan percepatan tumbuh
di laut sangat dipengaruhi berbagai faktor.
• Alga api memiliki cadangan makanan yang berupa
amilum yang terdapat didalam sitoplasma dan
dinding sel alga api mengandung selulosa
BACILLARIOPHYTA/DIATOM

• Bacillariophyta adalah salah satu alga yang tersebar


diseluruh perairan Indonesia dan bisa juga hidup di
tanah-tanah yang lembap. Jumlah alga ini sangatlah
berlimpah, jadi sangatlah mudah untuk ditemukan
dan menjadi komponen penting di perairan laut.
Morfologi :

• Makroalga : alga yang mempunyai bentuk dan ukuran tubuh makroskopik


• Mikroalga : alga yang mempunyai bentuk dan ukuran tubuh mikroskopik
• Tubuhnya terdiri dari banyak sel
• Struktur tubuhnya berupa tallus yaitu struktur yang belum dapat dibedakan
dengan jelas akar, batang, dan daun
• Di dalam sel tubuhnya terdapat pigmen cahaya penyerap yang berupa
kloroplas atau kromatofor
• Bersifat autotrof yang dapat menghasilkan zat organik dan oksigen melalui
proses fotosintesis
• Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual
• Dapat juga bergerak/tidak bergerak
• Termasuk Soliter/berkoloni
• Mempunyai dinding sel/tidak
• Memiliki pirenoid
Penyebaran :

• Saat ini terdapat sekitar 782 jenis rumput laut yang


hidup di perairan Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari
196 algae hijau, 134 algae coklat, dan 452 algae
merah.
• Anggadiredja J (1988-1992), melakukan studi
etnobotani dan etnofar-makologi algamakro laut di
beberapa daerah; Pulau-pulau di Propinsi Riau, pantai
sekitar Propinsi Lampung, dan beberapa lokasi di
pantai selatan pulau jawa, pulau madura dan
sekitarnya; pulau bali, pulau-pulau di Propinsi NTB,
NTT, di daerah pantai Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, dan beberapa pulau di Propinsi Maluku.
POTENSI PASAR :
1. INDUSTRI besar/IRT penghasil limbah
2. Ibu-ibu, wanita remaja
3. Industri, Mesin, Kendaraan Bermotor
4. Orang dewasa yang menderita penyakit tidak menular
sesuai riskesdas
5. Restoran, Rumah Tangga
6. Industri kue dan bakery shop
7. Penderita obesitas
8. Toko Bangunan
9. Mahasiswa Farmasi, peneliti
10.Toko buku, pelajar, mahasiswa
PRODUK YANG DAPAT
DIKEMBANGKAN :

1. TEH PELANGSING
2. PEWARNA TEKSTIL
3. KOSMETIK
4. CAT
5. KERTAS
6. BIOREMEDIASI : Inovasi dari Jepang yang menawarkan pengolahan POME menjadi algae
(ganggang). Adalah Profesor Makoto Watanabe, ahli algae Universitas Tsukuba, yang
menawarkan teknologi pengolahan limbah cair sawit menjadi algae. 
7. BIOFUEL : ganggang hijau, memiliki kandungan minyak atau lemak yang tinggi, dimana
kandungan minyaknya dapat diproses sebagai bahan bakar (biofuel)
8. OBAT PTM : Dapat membantu mengobati penyakit tidak menular seperti obesitas,
kanker, corona virus, sesuai Riskesdas 2018 dalam sediaan kapsul.
9. MINYAK
10.PIGMEN & ANTIOKSIDAN ALAMI : Potensi rumput laut yang sangat luas mendorong
dilakukannya penelitian mengenai manfaatnya sebagai sumber pigmen dan antioksidan
alami yang dapat diaplikasikan pada produk pangan. (Merdekawati dan Susanto 2009)
11.PANGAN FUNGSIONAL: green food, dapat berfungsi sebagai pangan fungsional atau
suplemen yang kaya akan nutrisi dan serat alami, untuk obesitas, dapat dibuat biscuit,
atau fitbar
PEMANFAATAN SESUAI RISKESDAS
PENYAKIT TIDAK MENULAR, RISKESDAS 2018
1. Asma
2. Kanker
3. Stroke
4. Ginjal
5. Sendi
6. DM
7. Jantung
8. Hipertensi
9. obesitas
KANDUNGAN ZAT AKTIF

Alga diketahui kaya akan nutrisi esensial, seperti enzim, asam


nukleat, asam amino, mineral, vitamin A, B, C, D, E dan K. (Endang, E.,
2007).

Alga juga dikenal sebagai obat tradisional untuk batuk, asma,


bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik, bahkan
dipercaya dapat meningkatkan daya seksual. Kandungan iodiumnya
diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok (Endang, E., 2007).

Serat pada alga laut juga membantu memperlancar proses


metabolisme lemak sehingga akan mengurangi resiko obesitas,
menurunkan kolesterol darah dan gula darah. Alga laut juga membantu
pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar
dan gangguan pencernaan lainnya (Anonymous., 2009).
UJI FARMAKOLOGI : ANTIDIABETES
Alga coklat (Sargassum sp.). Alga coklat mengandung sejumlah besar polisakarida dan senyawa bioaktif polifenol.
Polisakarida tersebut antara lain alginat dari rumput laut coklatPolifenol rumput laut dikenal sebagai florotanin, memiliki
sifat yang khas dibandingkan dengan polifenol yang ada dalam tumbuhan darat. (Agung giri, 2018) Ekstraksi polifenol
dari alga coklat Sargassum sp. diekstrak menggunakan metode maserasi. Pelarut ekstraksi yang digunakan yaitu
metanol karena mempunyai kemampuan yang paling baik mengekstrak polifenol. Hal ini telah dibuktikan oleh
penelitian Renrohan mengekstrak polifenol alga Sargassum polycistum menggunakan pelarut metanol
Uji Efektivitas Antidiabetes :
Hewan uji dibagi 4 kelompok, terdiri dari 3 ekor mencit yang diadaptasikan dan dipuasakan selama 8-10 jam namun
tetap diberi minum ad libitum sebelum perlakuan. Ukur kadar glukosa darah mencit sebelum diabetes. Selanjutnya
mencit diinduksi aloksan dengan dosis 3mg/kg BB diinjeksikan secara intraperitonial. Kemudian setiap kelompok
mendapat perlakuan setiap hari selama 28 hari yaitu, kelompok I (Na.CMC 1%), kelompok II (Glibenklamid 0,026
mg/20gr BB), kelompok III (ekstrak polifenol 5mg/20grBB), kelompok IV(ekstrak polisakarida 5mg/20grBB). Pengukuran
kadar glukosa darah dimulai dari mencit telah dinyatakan diabetes yaitu dengan kadar gula darah >175mg/dl, hari ke
3; 7; 14; 21; 28.
Hasil :
Dari penelitian yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak polifenol dan polisakarida pada alga
coklat (Sargassum sp.) mempunyai potensi sebagai antidiabetes. Ekstrak Polifenol dapat menghambat kematian sel β
pankreas sehingga insulin dapat dihasilkan lebih banyak. Karena mekanisme senyawa polifenol memiliki sifat
antioksidan yang dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal
bebas aloksan dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas aloksan yang dapat
menimbulkan stress oksidatif. Menurut Sandapare(11) polisakarida juga memiliki kemampuan untuk menghambat
kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas karena polisakarida ini mengandung banyak gugus hidroksil dan
ikatan rangkap terkonjugasi serta gugus ester sulfat.
Ekstrak terbaik yang dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan adalah
ekstrak polifenol 5mg/20grBB dengan persentase efektivitas 58,12% lebih tinggi dari kontrol positif dan
ekstrak polisakarida.
ANTIOKSIDAN :
berbagai spesies ganggang hijau yang ada di Indonesia. Perbedaan habitat diperkirakan meyebabkan perbedaan
aktivitas antioksidan pada spesies ganggang hijau. Spirogyra sp. merupakan contoh spesies yang hidup di
perairan tawar, sedangkan Ulva lactuca di perairan laut. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan
ekstrak etanol Spirogyra sp. dan Ulva lactuca dengan metode DPPH untuk melihat apakah ada perbedaan
aktivitas antioksidan dari kedua jenis ganggang hijau tersebut.
METODE :
Penyiapan Bahan Utama. Ganggang hijau Spirogyra sp. dan Ulva lactuca dimasukkan dalam wadah berisi air dan
didiamkan selama 12 jam fase penyinaran dan 5 jam fase penggelapan. Ganggang hijau ditiriskan selama 24 jam
di tempat yang terlindung dari sinar matahari dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50 oC.
Ganggang hijau yang telah kering dibuat serbuk. Serbuk yang diperoleh selanjutnya diayak sehingga diperoleh
ukuran serbuk yang seragam. Serbuk ganggang hijau ditetapkan susut pengeringannya dengan alat halogen
moisturizer analyzer. Serbuk dimaserasi dengan etanol hingga diperoleh ekstrak kental, selanjutnya dilakukan
penetapan kadar air dan kadar abu ekstrak dengan metode gravimetri.
Pengujian Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas secara Kuantitatif dengan Metode DPPH(7).
Penentuan Operating Time (Waktu Operasional).
Penentuan Panjang Gelombang pada Serapan Maksimum serapan diamati pada panjang gelombang 450-650 nm.
Hasil :
Kemampuan larutan ekstrak ganggang hijau Spirogyra sp. dan Ulva lactuca dalam menangkap radikal bebas DPPH
dilihat dari berkurangnya intensitas warna ungu dari larutan DPPH Pengurangan intensitas warna tersebut
disebabkan oleh bereaksinya molekul radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil dengan satu atom hidrogen yang
dilepaskan oleh sampel sehingga terbentuk senyawa 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning stabil.
Senyawa fenol yang terdapat dalam sampel kehilangan atom H akan menjadi radikal bebas baru yang stabil dan
tidak reaktif karena adanya efek resonansi inti aromatik. (Nina, 2015)
ANTIBAKTERI :
Menurut penelitian, Euchema cottonii memiliki kandungan kimia karagenan dan senyawa
fenol, terutama flavanoid (Suptijah, P., 2003). Karagenan merupakan senyawa polisakarida
yang dihasilkan beberapa jenis alga merah yang memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi,
antipiretik, antikoagulan dan aktivitas biologis lainnya. Selain karaginan yang merupakan
senyawa metabolit primer alga laut tersebut diperkirakan senyawa metabolit sekundernya
yang dapat menghasilkan aktivitas antibakteri (Shanmugan, M. dan K.H Mody., 2000).
Metode :
Alga merah Euchema cottonii yang telah diolah ditimbang sebanyak 300 gr kemudian
dimasukkan dalam bejana maserasi. Mikroba uji berupa Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans,
Staphylococcus epidermidis, dan candida albicans, Ekstrak etanol ditimbang 10 mg lalu
dilarutkan dengan DMSO sebanyak 0,2 ml. Setelah larut ekstrak ditambahkan medium GNA
9,8 ml sehingga diperoleh konsentrasi 1 mg/ml. Campuran tersebut dituang kedalam cawan
petri lalu dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Semua mikroba yang telah disuspensikan,
masing-masing diambil dengan menggunakan ose dan digores di atas medium yang
memadat. Lalu diinkunbasi pada suhu 370 C selama 24 jam untuk bakteri dan pada suhu
kamar selama 72 jam untuk jamur. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada ekstrak larut
n-heksan dan ekstrak tidak larut n-heksan. Kemudian diamati ekstrak yang memberikan
aktivitas penghambatan terhadap mikroba uji, yang ditandai dengan tidak adanya atau
sedikitnya pertumbuhan mikroba uji.
Hasil :
Senyawa yang memberikan aktivitas antimikroba adalah senyawa
flavanoid dan fenol. Mekanisme kerja flavonoid sebagai
antibakteri yaitu dengan menghambat fungsi membran sel dan
metabolisme energi bakteri. Fenol merupakan suatu alkohol yang bersifat
asam sehingga memiliki kemampuan mendenaturasi protein dan
merusak membran sel bakteri (Dwyana, 2013).
ANTI KANKER
Salah satu sumber senyawa bioaktif yang juga berasal dari alga merah adalah Gelidium yang memiliki
komponen senyawa bioaktif berupa alkaloid, saponin, phytosterol, phenolic compounds, dan flavonoid
(Elsie dan Dhanarajan, 2010), selain itu juga memiliki Polyphenol (Alghazeer et. al., 2016). Menurut Zakaria
et. al., (2011) senyawa flavonoid, tannin, saponin, dan triterpenoid telah dilaporkan memiliki aktivitas
antikanker.
Metode :
Preparasi dan perlakuan sampel dilakukan menggunakan GC-MS. Simplisia kering di maserasi dengan
etanol 96% dan di evaporator.
Uji Sitoksisitas Sel Kanker Caco-2 secara in Vitro Tahapan pengujian aktivitas antikanker secara in vitro
antara lain adalah: 1) penyiapan sel kanker, 2) panen sel, 3) uji sitotoksitas, 4) perhitungan sel, dan 5)
observasi mikroskop. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam Laminar Air Flow dengan menggunakan
teknik aseptis. Sterilitas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena kontaminasi kultur
akan mengganggu pertumbuhan sel yang dapat mengakibatkan kematian sel. Sel kanker yang digunakan
pada penelitian ini adalah sel kolon (Caco-2). Pada penelitian ini, pertama dilakukan penambahan sampel
ekstrak Gelidium sp dengan 4 konsentrasi yang berbeda dengan tiga kali replikasi yaitu 200, 150, 100 dan
50 µg/mL dan kontrol dengan menggunakan media DMEM. Kemudian dilakukan inkubasi selama 72 jam di
inkubator CO2 dan penambahan pewarna trypan blue untuk menentukan viabilitas sel. Perhitungan uji
sitotoksisitas untuk melihat viability dengan menggunakan rumus (Prasedya et. al., 2016.
dibuat persamaan regresi linear dengan menggunakan software Kaleidagraph. Dari persamaan regresi
tersebut maka nilai konsentrasi efektif ekstrak Gelidium sp dapat dihitung.
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat diketahui sel yang
mati berbentuk bulat, mengapung dan tersebar.
Sel hidup berbentuk lonjong seperti jarum yang
saling berdempet dengan sel lainnya yang ada
DMEM disekitarnya dan menempel pada dasar wadah
kultur. Pada konsentrasi 50 µg/mL tidak terlihat
adanya pengaruh pemberian ekstrak terhadap
pertumbuhan sel Caco-2 karena memiliki
kesamaan dengan kontrol. Pada konsentrasi 150
µg/mL memiliki jumlah sel mati lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah sel yang mati pada
konsentrasi 100 µg/mL. Konsentrasi 200 µg/mL
kondisi sel Caco-2 tidak dapat membelah dan
hanya mengambang di permukaan media dengan
bentuk bulat dan terdapat beberapa sel yang
mengalami kerusakan. Adanya proses
pengahambatan pertumbuhan sel disebabkan oleh
beberapa cara diantaranya secara apoptosis dan
nekrosis.
Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas
antiproliferasi ektrak alga merah Gelidium sp
terhadap pertumbuhan sel kanker Caco-2 dengan
Menurut Zakaria et al (2011) bahwa beberapa
senyawa yang diduga mampu menghambat
pertumbuhan sel adalah dari kelompok flavonoid,
tannin, saponin dan triterpenoid. Mekanisme kerja
dari dari kelompok senyawa flavonoid adalah
dengan memodulasi penahanan siklus sel pada
fase G1 menuju fase S. Adapun mekanisme kerja
saponin dan triterpenoid dengan cara merusak
permeabilitas membran mitokondria pada sel atau
menyebabkan sel mengalami nekrosis dan
kematian. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Alghazeer et al.,
(2016) yang melakukan uji antiproliferasi beberapa
ekstrak alga pada sel Caco-2 secara in vitro
diantaranya Gelidium latifolium. Pada konsentrasi
200 µg/mL memiliki kemampuan menghambat
sebesar 85% dan persentasi populasi sel tertinggi
terjadi pada fase G0 dan terendah pada fase Sub G
(Alghazeer et al., 2016). Namun pada penilitian ini,
pada konsentrasi 200 µg/mL sel Caco-2 sudah
tidak dapat lagi hidup dan berkembang melainkan
hanya mengambang dipermukaan dan tidak dapat
UJI TOKSISITAS
Uji toksisitas extrak menggunakan larva udang dengan
metode BSLT. A. Salina yang digunakan berumur 48 jam,
karena organnya sudah lengkap. Konsentrasi yang
digunakan 5 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm
dan 200 ppm dan 2 kontrol yaitu kontrol pelarut (masing-
masing pelarut) dan kontrol DMSO (sebagai surfaktan)
Kemudian sepotong roti untuk pakan larva dan diamati
selama 24 jam.
ANTI
CORONA

Coronavirus adalah virus yang diselimuti, dengan protein di


permukaannya yang bertugas masuknya virus ke sel target. Lektin adalah
kandidat anti-koronavirus yang sifatnya yang sangat glikosilasi
protein.Penelitian ini menguji efek antivirus dari griffithsin (GRFT), lektin
yang diisolasi dari alga merah Griffithsia sp. terhadap infeksi MERS-CoV.
Hasil menunjukkan bahwa griffithsin adalah penghambat infeksi MERS-CoV.
Griffithsin juga menghambat masuk
ke dalam sel inang dari partikel yang dibuat semu dengan protein lonjakan
MERS-CoV, dengan mekanisme menghambat fungsi protein selama masuk.
Protein memiliki fungsi ganda saat masuk, mereka memediasi pengikatan
ke permukaan sel inang dan juga fusi dari selubung virus dengan membran
sel inang. Eksperimen menunjukkan bahwa griffithsin menghambat infeksi
MERS-CoV pada tahap pengikatan. Di Kesimpulannya, penelitian ini
mengidentifikasi griffithsin sebagai inhibitor kuat infeksi MERS-CoV pada
langkah awal.
HEK-293T (ATCC), Huh-7 (Nakabayashi et al., 1982), MRC-5 (ATCC),
dan Vero-81 (ATCC) sel ditanam pada 37oC 5% CO2 diDMEM (Corning)
ditambah dengan 10% serum janin sapi (ThermoFisher), 10 mM HEPES
(Corning), 100 IU / mL penisilin dan 100 mg / mL streptomisin (Corning).
MERS-CoV strain EMC / 2012 disumbangkan dengan murah hati oleh
Ralph Baric (Bukit Kapel UNC) dan Bart Haagmans (Universitas Utrecht).
Virus ini diperbanyak dalam sel Vero-81, dengan titrasi virus dilakukan
dengan menggunakan uji TCID50. Semua percobaan melibatkan
autentik MERS-CoV dilakukan di fasilitas level 3 biosafety.

Kesimpulannya, griffithsin memiliki kadar yang rendah


sitotoksisitas, kemungkinan berinteraksi dengan protein coronavirus
apa pun karena sifatnya yang sangat glikosilasi dan mampu
menghambat fungsi protein coronavirus. Griffithsin dapat
dipertimbangkan sebagai kandidat obat untuk dikembangkan untuk
perawatan dan / atau pencegahan coronavirus.
berbagai produk yang mengandung ganggang sebagai salah satu komposisinya.
Berikut adalah diantaranya:

Peremajaan kulit
Pelembab Pengencang &
Pembersi
penghilang
PRODUK ALGA

Anda mungkin juga menyukai