Anda di halaman 1dari 9

BAB 2 PERKALIAN DAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR

2.1. PERKALIAN TITIK atau PERKALIAN SKALAR (DOT or SCALAR


PRODUCT).
Perkalian titik atau perkalian scalar dari dua buah vector A dan
B didefinisikan sebagai prekalian dari besar A dan B dan cosinus
dari sudut di antaranya, yang dinyatakan oleh A • B (baca A titik B).
Dalam simbol
A•B = AB cos θ, 0≤0≤∏
Perhatikan bahwa A • B adalah sebuah skalar clan bukan sebuah
vektor.
Hukum-hukum yang berikut akan berlaku :
I. A • B = B • A (Hukum Komutatif untuk Perkalian titik)
2, A • (B + C) = A • B + A • C (Hukum Distributif)
3. m(A • B) = (mA) • B = A • (mB) = (A • B)m, di mana m adalah
sebuah skalar.
4. i • i = j • j = k • k = 1, i•j=j•k=k•i=0
5, Jika A = A1i+A2j+A3k dan B = B1i+B2j+B3k, maka
A • B =A1B1 + A2B2 + A3B3 ;
A • A =A2 = AI2 + A22 + A32
B • B = B2 = B 2 + B 2
+B 2.
BAB 2 PERKALIAN DAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR
6. Jika A • B = 0, A dan B bukan vektor nol, maka A dan B saling
tegak lurus.
Contoh soal :
1.Hitunglah setiap yang berikut
o
(a) i • i = i i cos 0 = (1)(1)(1) = I
o
(b) i • k= i k cos 90 = (1)(1)(0) = 0
o
(c) k • j = k j cos 90 = (1)(1)(0) = 0
(d) j . (2i - 3j + k) = 2j . i - 3j . j + j . k = 0 - 3 + 0 = -3
(e) (2i - j) . (3i + k) = 2i . (3i + k) - j . (3i + k) = 6i . i + 2i . k - 3j . i
- j.k
=6|()-()-()6
2.2. PERKALIAN SILANG atau PERKALIAN VEKTOR (CROSS or
VECTOR PRODUCT)
Perkalian silang atau perkalian vektor dari A dan B adalah sebuah
vektor C = A x B (baca A silang B), Besaran A x B didefinisikan
sebagai perkalian dari besaran A dan besaran B dan sinus dari sudut
di antaranya. Arah vektor C = A x B tegak lurus kepada bidang dari
A dan B sehingga A, B dan C membentuk sebuah
BAB 2 PERKALIAN DAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR
sistem tangan kanan. Di dalam simbol.
A x B=AB sin θ u, O≤θ ≤ ∏
di mana u ialah sebuah vektor sejajar yang menunjukkan arah dari
A x B. Jika A = B atau A ~cj3jar dcngan 8. maka sin θ~ 0 dan kita
mendefinisikan A x B = 0.
Hukum-hukum yang berikut akan berlaku :
1. A x B = - B x A (Hukum Komutatif tidak berlaku untuk Perkalian
Silang)
2. A x (B + C) = A x 8 + A x C {(Hukum Distributif)
3. m(A x B) = (mA) x B = A x (mB) = (A x B)m, di mana m
adalah sebuah skalar.
4. i x i = j x j = k x k = 0, i x j =k, j x k = i, k x i = j
5. Jika A =Ali + A2j + A3k dan B = Bli + B2j + Blk, maka
i j k
AxB= A1 A 2 A 3
B1 B 2 B 3
6. = luas sebuah paralelogram dengan sisi-sisi A dan B.
BAB 2 PERKALIAN DAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR
7. J ika A x B = 0 dan jika A dan B bukan vektor nol, maka A
sejajar dengan B.
Contoh soal :
1. Jika A = 3i – j + 2k dan B = 2i + 3j - k, carilah A x B.
Penyelesaian :
i j k -1 2 3 2 3 -1
A xB = 3 - 1 2 =i -j +k
3 -1 2 -1 2 3
2 3 -1
= -5i + 7j + 11k

2.3. PERKALIAN TRIPEL (TRIPLE PRODUCT)


Perkalian titik dan perkalian silang dari tiga vektor A, B, dan C
dapat menghasilkan hasil perkalian yang berarti yang berbentuk
(A • B)C, A • (B x C), dan A x (B x C). Hukum-hukum yang berikut
akan berlaku:
BAB 2 PERKALIAN DAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR

1. (A • B)C ≠ A(B • C) pada umumnya.


2. A • (B x C) = B • (C x A) = C • (A x B) = volume sebuah
paralelepipedum yang mempunyai A,B dan C sebagai rusuk-
rusuknya, atau sama dengan negatif dari volume ini bergantung
pada apakah A,B dan C membentuk atau tidak membentuk
sebuah sistem tangan kanan. Jika A = A1i + A2j + A3k, B = B1i +
B2j + B3k dan C = C1i + C2j + C3k, maka :
A1 A 2 A 3
A · (B x C) = B1 B2 B3
C1 C 2 C3
3. A x (B x C) ≠ (A x B) x C (Hukum Asosiatif tidak berlaku untuk
Perkalian Silang).
4. A x (B x C) = (A • C)B - (A • B)C
(A x B) x C = (A • C)B - (B • C)A
BAB 2 PERKALIAN DAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR
Perkalian A • (B x C) kadang-kadang dinamakan perkalian
tripel skalar (scalar triple product) atau pekalian kotak (box
product) dan dapat dinyatakan dengan [ABC]. Perkalian A x (B x C)
dinamakan perkalian tripel vektor (vector triple product).
Di dalam A • (B x C) kadang-kadang tanda kurung diabaikan dan
kita dapat menuliskan A • B x C. Akan tetapi, di dalam A x (B x C)
tanda kurung harus digunakan. Perhatikan bahwa A • (B x C) = (A x
B) • C. Ini seringkali dinyatakan dengan mengatakan bahwa di
dalam sebuah perkalian triple skalar rnaka titik dan silang dapat
dipertukarkan tanpa mempengaruhi hasilnya.
Contoh soal :
1. Jika A2i + j, B= 2i - 3j + k, C = 4j - 3k. carilah (A x B) x C.
i j k i j k
Penyelesaian :
(A x B) = 1 1 0 =i - j - 5k. Maka(A x B) x C = 1 - 1 - 5

2-3 1 0 4 -3

=23i+3j+4K.
BAB 2 PERKALIAN DAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR
2.4. PENDEKATAN AKSIOMATIK KEPADA ANALISIS VEKTOR
Dari pernyataan - pernyataan yang di atas terlihat bahwa sebuah
vektor r = xi + vj + zk akan tertentu bila ketiga komponennya
(x,y,z) diketahui relatif terhadap sistem koordinat. Di dalam
mengambil sebuah pendekatan aksiomatik maka dengan demikian
wajarlah bagi kita untuk membuat definisi yang berikut.
 
Deflnisi. Sebuah vektor A berdimensi 3 adalah sebuah tripel terorde
(ordered triple) dari bilangan riil (A1, A2,A3).
 
Dengan definisi ini sebagai titik tolak maka kita dapat
mendefinisikan kesamaan, penambahan vektor dan pengurangan
vektor, dan lain sebagainya.
Jadi jika A = (A1, A2, A3) dan B = (B1, B2, B3) maka kita
mendefinisikan
1. A = Bjika dan hanya jika A1 = B1, A2 = B2, A3) = B3
2. A + B = (A1 + B1, A2 + B2, A3 + B3)
BAB 2 PERKALIAN DAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR
4. 0 = (0, 0, 0)
5. mA = m = (A1, A2,A3) = (mA1, mA2, mA3).
6. A • B = A1B1 + A2B2 + A3B3
7. Panjang atau besar A  A  A  B  A1
2
 A2
2
 A2
3

Dari definisi-definisi ini kita mendapatkan sifat-sifat lain dari


vektor, seperti A + B = B + A, A + (B + C) = (A + B) + C, A • (B + C)
= A • B + A • C, dan lain sebagainya. Dengan mendefinisikan
vektor-vektor satuan
i = (l, 0 ,0), j = (0, l, 0), k = (0, 0, l)
maka kita dapat memperlihatkan bahwa A A1i A 2 j A 3k
Dengan cara yang serupa kita dapat mendefinisikan
A x B = (A2B3 - A3B2, A3B1 – A1B3, A1B2 - A2B1)
Setelah pendekatan aksiomatik ini dikembangkan maka kita dapat
menafsirkan hasil-hasil tersebut secara geometrik atau secara fisis.
Misalnya, kita dapat memperlihatkan bahwa A • B = AB cos θ, A x B
= AB sin θ, dan lain sebagainya.
BAB 2 PERKALIAN DAN FUNGSI BERNILAI VEKTOR
Di dalam pembahasan di atas kita telah meninjau vektor berdimensi
tiga. Definisi tersebut mudah diperluas kepada pemikiran sebuah
vektor yang berdimensi lebih tinggi. Misalnya, sebuah vektor
berdimenasi empat didefinisikan sebagai sebuah kuadrupel terorde
(ordered quadruple) (A1, A2, A3, A4).
 
2.5. FUNGSI VEKTOR
Jika bersesuaian dengan setiap nilai dari sebuah skalar u kita
mengasosiasikan sebuah vektor A, maka A dinamakan sebuah
fungsi dari u yang dinyatakan oleh A(u). Di dalam tiga dimensi kita
dapat menuliskan A(u) = A1(u)i + A2(u)j+ A3(u)k.
Konsep fungsi tersebut mudah dikembangkan, jadi jika kepada
setiap titik (x, y, z), berkorespondensi sebuah vektor A, maka A
adalah sebuah fungsi dari (x, y, z), yang ditunjukkan oleh A(x, y, z)
= A1(x, y, z)i + A2(x, y, z)j + A3(x, y, z)k.

Anda mungkin juga menyukai