Anda di halaman 1dari 11

Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN

5.1. Koordinat Lengkung Ortogonal


Persamaan-persamaan transformasi
x = f(u1, u2, u3), y = g (u1, u2, u3), z = h(u1, u2, u3) (dengan
menganggap bahwa f,g,h, kontinu, mempunyai turunan parsial
yang kontinu dan mempunyai invers bernilai tunggal)
menghasilkan sebuah korespondensi satu-satu di antara titik-
titik di dalam sebuah sistem koordinat siku-siku xyz dan sebuah
system koordinat siku-siku u1, u2, u3. Di dalam notasi vektor maka
transformasi di atas dapat dituliskan sebagai
r = xi + yj + zk = f(u1, u2, u3)i + g(u1, u2, u3)j + h(u1, u2, u3)k
Sebuah titik P di dalam Gambar 5- I kemudian dapat
didefinisikan bukan hanya oleh koordinat siku-siku (x,y,z) tetapi
juga oleh koordinat (u1, u2, u3). Kita menamakan (u1, u2, u3)
koordinat lengkung dari titik tersebut.
Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN

d
r

r
v
s
Gambar 5- I
Jika u2 dan u3 tetap, maka sewaktu u1 berubah, r akan
menggambarkan sebuah kurva yang dinamakan kurva koordinat
u1. Demikian juga kita mendefinisikan kurva-kurva koordinat u2
dan u3 melalui P.   
r r r
dr  du1  du2  du3
Sehingga kita memperoleh u1 u2 u3

Vektor ∂r/∂u1 menyinggung kurva koordinat u, di P. Jika e1 adalah


sebuah vektor satuan di P di dalam arah ini, maka kita dapat
menuliskan ∂r/∂u1 = h1el di mana h1 = ‌|∂r/∂u1|. Demikian juga
kita dapat menuliskan ∂r/∂u2 = h2e2 dan ∂r/∂u3 = h3e3, di mana h2
= |∂r/∂u2| dan h3 = |∂r/∂u3|. Maka kemudian dapat dituliskan
Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN
dr = h1du1e1 + h2du2e2 + h3du3e3
besaran h1, h2, h3 kadang-kadang dinamakan factor skala (scale
factor).
Jika e1, e2, e3 Saling tegak lurus di sembarang titik P, maka
elemen panjang busur ds diberikan oleh
ds 2  dr  dr  h12 du12  h22 du22  h32 du32

dan akan bersesuaian dengan kuadrat dari panjangnya diagonal


dari paralelopipedum yang di atas.
Juga, di dalam kasus koordinat orthogonal maka volume
paralelepipedum tersebut diberikan oleh
dV  (h1du1e1 )  (h2 du2 e2 ) x (h3du3e3 )  h1h2 h3 du1du2 du3

yang dapat dituliskan sebagai


r r r  ( x, y, z )
dv   x du1du2 du3  du1du2 du3
u1 u2 u3  (u1 , u2 , u3 )
Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN
Dimana  ( x, y , z ) / (u1 , u2 , u3 ) adalah jacobian dari transformasi
tersebut.
Bila Jacobain tesebut sama dengan nol maka tidak ada
paralelepedium dan akan menerangkan secara geometric akan
pentingnya sebuah jacobain yang sama dengan nol seperti yang
dibahas di dalam pokok bahasan sebelumnya.
 
5.2. GRADIEN, DIVERGENSI, CURL dan LAPLACIAN di dalam
KOORDINAT LENGKUNG ORTOGONAL.
Jika Ф adalah sebuah fungsi skala dan A = A1e1 + A2e2
+ A3e3 adalah sebuah fungsi vektor dari koordinat lengkung
ortogonal u1, u2, u3, maka kita dapatkan hasil-hasil sebagai
berikut :
1  1  1 
  grad  e1  e2  e3
1. h1 u1 h2 u2 h3 u3
1     
2.   A  divA   (h2 h3 A1 )  (h3 h1 A2 )  (h3 h1 A3 )
h1h2 h3  u1 u2 u3 
Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN

h1e1 h2 e 2 h3 e 3
2 2 2
3. xA  curlA 
1 r r r
h1h2 h3 u1 u 2 u3
h1A1 h2 A 2 h3 A 3

4.  Φ  Laplacian dari Φ 
2

1    h2 h3     h3 h1     h2 h3  
        
h1h2 h3  u1  h1 u2  u2  h2 u2  u3  h3 u3 
Hasil-hasil ini akan direduksi menjadi pernyataan yang biasa di
dalam koordinat siku-siku jika kita menggantikan ( u1, u2, u3 )
dengan (x, y, z), di dalam kasus mana e1, e2, dan e3 digantikan
  
oleh I, j, dan k dan h1 h2 h3 1`

5.3. KOORDINAT LENGKUNG LURUS


1. Koordinat Silinder (p, Ø, z), Lihat Gambar 5-2
Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN
z

y
y
x
Gambar 5-2
Persamaan-persamaan transformasi:
x = p cos Ø, Y = p sin Ø, z=z
di mana p ≥ 0, 0 ≤ Ø < 2Π, - ∞< z < ∞
Faktor skala : h1 = 1, h2 =p, h3 = 1
Elemen panjang busur : ds2 = dp 2+ p2dØ2 + dz2
 ( x, y, z )
Jacobian: 
(  , , z )
Elemen voluma: dV = p dp dØ dz
Laplacian:
1   U  1  2
U  2
U 1 U 1  2
U  2
U
 2U      2    
      z 2 z 2  z  2 z 2 z 2
Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN
Perhatikan bahwa hasil-hasil yang bersangkutan dapat diperoleh
untuk koordinat polar di dalam bidang dengan mengabaikan
ketergantungan pada z. Di dalam kasus seperti itu misalnya, ds2
= dp2+ p2dØ2, sedangkan elemen volume digantikan oleh elemen
luas dA = p dpdθ .
 
2. Koordinat Bola (r, 0, ,Ø), Lihat Gambar 5-3.
z

y
y
x
Gambar 5-3
Persamaan-persamaan tranformasi :
x = r sin θ cos Ø, Y = r sin θ cos Ø, z = r cos θ

di mana r ≥ 0, 0 ≤θ < Π, 0 ≤ Ø < 2Π.


Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN
Faktor skala: hI = 1, h2 = r, h3 = r sin θ
Elemen panjang busur: ds2 = dr2 +r2dθ2 + r2 sin2 θdØ2
 ( x, y, z ) 2
Jacobian :  (r , ,  ) r sin

Elemen volume : dV = r2 sin θ dr dθ dØ

Laplacian :
1   2 U  1  U 1  2U
 
 
2
U r  2  sin  2
r r  r  r sin 
2
 r sin  2

Soal aneka ragam :


I. Sebuah partikel bergerak sepanjang sebuah kurva ruang r =
r(t), di mana t ialah waktu yang diukur dari suatu waktu
permulaan, Jika v = |dr/dt| = ds/st adalah besamya
kecepatan partikel (s adalah panjang busur sepanjang kurva
ruang yang diukur dari kedudukan permulaan), buktikan
bahwa percepatan a dari partikel tersebut diberikan oleh
Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN
dv v2
a T N
dt 
dimana T dan N adalah vector singgung satuan dan vekor
normal satuan kepad kurva ruang tersebut dan
-1/2
d
2
1
 d x   d y   d z  
2 2 2 2 2 2

p          
3   2  1
ds 2  ds   ds   ds  
Penyelesaian :
Kecepatan partikel tersehat diberikan oleh v = vT. Maka
percepatan diberikan oleh
dv d dv dT dv dT ds dv dT
a  ( vT)  T  v  Tv  T  v2
dt dt dt dt dt dt dt dt ds
Karena besarnya T sama dengan satu satuan. maka kita
memperoleh T · T = 1. Dengan mendiferensialkannya terhadap s,
maka diperoleh
dT dT dT dT
T    T  0, 2T   0, atau T  0,
ds ds ds ds
Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN
di mana didapatkan bahwa dT/ds tegak lurus kepada T. Dengan
menyatakan vector satuan di dalam arah dT/ds dengan N, dan
yang dinamakan normal utama (principal normal) kepada kurva
ruang tersebut, maka diperoleh
dT
 kN
ds
dengan k adalah besarnya dT/ds. Karena T = dr/ds, maka
diperoleh dT/ds = d2r/ds2. Sehingga
2 1/2
d r  d x   d z  
2 2
2 2
d y
2 2
k 2
  2    2    2  
ds  ds   ds   ds  

Dengan mendefinisikan ρ = 1/k, maka menjadi dT/ds = N/ρ.


Jadi diperoleh
dv v2
a  T  N  0,
dt 
Bab 5 TAFSIRAN VEKTOR DARI JACOBIAN
Komponen dvldt dan v2/p di dalam arah T dan N dinamakan
komponen tangensial dan komponen normal dan percepatan,
dan komponen normal dari percepatan dan komponen tersebut
kadang-kadang dinamakan perceptaan centripetal. . Kuantitas p
dan K berturut-turut dinamakan jari-jari kelengkungan (radius
of curvature) dan kelengkungan (curvature) dari kurva ruang
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai