Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN KEUANGAN

PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN

1. Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ)


2. Saat Pemesanan Kembali dan Persediaan Pengaman
3. Pengendalian Sistem Persediaan
Pada perusahaan perdagangangan pada dasarnya
hanya terdapat satu golongan persediaan saja yang
mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu
persediaan barang dagangan. Sedangkan dalam
perusahaan manufaktur terdapat 3 golongan
persediaan barang, yaitu:
1) Persediaan bahan mentah
2) Persediaan barang setengah jadi
3) Persediaan barang jadi
1) Tingkat persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh
tingkat produksi, pasokan dari pemasok, dan
efisiensi dalam produksi.
2) Persediaan barang setengah jadi dipengaruhi oleh
panjangnya periode produksi.
3) Persediaan barang jadi dapat dipengaruhi oleh
kebijakan penjualan perusahaan.
Terdapat 3 jenis biaya yang berkaitan dengan
penentuan persediaan optimal yang harus
dipertimbangkan, yaitu:

1) Biaya pengelolaan (Carrying Cost)


2) Biaya pemesanan (Ordering Cost)
3) Biaya persediaan pengaman (Safety Stock)
1) Biaya pengelolaan (Carrying Cost)
Biaya ini berkaitan dengan pemilikan persediaan,
yang antara lain biaya modal yang tertanam dalam
persediaan, biaya penyimpanan (pergudangan),
asuransi, pajak, dan keusangan.
Biaya pengelolaan umumnya naik secara proporsional
dengan rata-rata jumlah persediaan yang dikelola.
2) Biaya pemesanan (Ordering Cost)
 Biaya pemesanan adalah semua biaya yang
dikeluarkan untuk memesan barang.
 Biaya pemesanan juga mencakup biaya menerima
dan memeriksa bahan serta biaya pembayaran
faktur.
3) Biaya persediaan pengaman (Safety Stock)

 Persediaan pengaman adalah persediaan yang


disimpan perusahaan dalam usaha mencegah
kemungkinan kehabisan barang untuk dijual.
1. Model Kuantitas Pesanan
Ekonomis (EOQ)

Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic


Order Quantity) mengasumsikan bahwa
permintaan barang di masa yang akan datang
dapat diketahui dengan relatif pasti dan konstan
dari waktu ke waktu.
Jumlah pesanan per tahun = S/Q
S=Penjualan
Q = Kuantitas Pesanan
Rata-rata persediaan = Q/2
Total biaya pengelolaan = CQ/2
C = biaya pengelolaan (carrying cost) per unit
Total biaya pemesanan = SO/Q
O = biaya pemesanan (ordering cost) per pesanan
Total biaya persediaan adalah:
Total biaya = CQ/2 + SO/Q
Jumlah pesanan yang optimal terjadi ketika:
Marginal reduction in order cost = Marginal carrying cost
SO/Q² = C/2
Q = √2SO/C
Q = kuantitas pesanan yang ekonomis (economic order
quantity)
S = Penjualan (sales)
O = biaya per pesanan (cost per order)
C = biaya pengelolaan per unit (carrying cost per book)
Contoh:
PT Indah sedang menentukan kuantitas pesanan yang
ekonomis berdasarkan data-data berikut:
Permintaan produk per tahun = 5.600 unit
Biaya untuk setiap pesanan = Rp 10.500
Biaya pengelolaan 10% dari harga pembelian
Harga pembelian per unit = Rp 60.000
Pertanyaan:
a. Jika PT Indah melakukan jumlah pesanan sebesar 40
unit, 56 unit, 70 unit, 140 unit, 200 unit, 700 unit,
1.400 unit dan 2.800 unit, berapakah frekuensi
pemesanan, persediaan rata-rata, biaya pengelolaan,
biaya pemesanan, dan total biaya?
b. Berapakah EOQ?
Jawab:
Jumlah pesanan = 40 unit
Frekuensi pesanan = 5.600 unit/40 unit = 140 kali
Persediaan rata-rata = 40 unit/2 = 20 unit
Biaya pengelolaan = 10% x 20 x Rp 60.000 = Rp 120.000
Biaya pesanan = 140 x Rp 10.500 = Rp 1.470.000
Total biaya = Rp 120.000 + Rp 1.470.000 = Rp 1.590.000
Jumlah 40 56 70 140
pesanan
(unit)
Frekuensi 140 100 80 40
pemesanan
(kali)
Persediaan 20 28 35 70
rata-rata
(unit)
Biaya 120.000,00 168.000,00 210.000,00 420.000,00
pengelolaan
(Rp)
Biaya 1.470.000,00 1.050.000,00 840.000,00 420.000,00
Pemesanan
(Rp)
Total biaya 1.590.000,00 1.218.000,00 1.050.000,00 840.000,00
(Rp)
Jumlah 200 700 1.400 2800
pesanan
(unit)
Frekuensi 28 8 4 2
pemesanan
(kali)
Persediaan 100 350 700 1400
rata-rata
(unit)
Biaya 600.000,00 2.100.000,00 4.200.000,00 8.400.000,00
pengelolaan
(Rp)
Biaya 294.000,00 84.000,00 42.000,00 21.000,00
Pemesanan
(Rp)
Total biaya 894.000,00 2.184.000,00 4.242.000,00 8.421.000,00
(Rp)
EOQ = √2SO/C = √2 (5.600)(10.500)/(10%)(60.000)
= √19.600 = 140
Pengaruh Inflasi pada EOQ

Dalam masa inflasi bentuk formal EOQ harus sering


dikoreksi. Inflasi menyebabkan naiknya biaya-biaya,
harga-harga barang yang dibeli juga dapat mendadak
naik dan kenaikan ini terjadi berulang-ulang,
menyebabkan nilai-nilai yang digunakan dalam
persamaan EOQ tidak bisa bersifat konstan untuk suatu
jangka waktu yang panjang dan kuantitas pesanan
optimal juga tidak akan tetap.
Beberapa perusahaan membutuhkan fleksibilitas yang
lebih besar dalam penentuan waktu pesanan, begitu juga
kemungkinan adanya perusahaan yang menimbun
persediaan. Penimbunan barang dilakukan umumnya
untuk mengambil keuntungan membeli barang sebelum
terjadi kenaikan harga secara besar-besaran di samping
berjaga-jaga terhadap menghilangnya barang dari pasar.
2. Saat Pemesanan Kembali dan
Persediaan Pengaman
 Model dasar EOQ menganggap bahwa penjualan bisa
diramalkan, pemakaian sepanjang tahun tetap, dan
persediaan bisa segera diperoleh.
 Apabila pemakaian setiap persediaan tidak pasti, maka
perusahaan perlu mempertahankan persediaan
pengaman (safety stock) agar ketidakpastian atau
keterlambatan datangnya pesanan dan pemakaian bahan
tidak mengganggu operasi perusahaan.
 Biaya penyimpanan persediaan pengaman yang makin
mahal harus dipertimbangkan terhadap biaya-biaya yang
terjadi karena habisnya persediaan.
Contoh:
PT Unggul telah mempunyai informasi mengenai
hubungan antara pembelian persediaan dengan
biaya gudang sebagai berikut:
Pesanan harus dilakukan dalam kelipatan 100 unit
Kebutuhan setahun adalah 200.000 unit
Harga beli per unit Rp 2.000,00
Biaya penyimpanan sebesar 10% dari harga beli
Biaya untuk setiap kali pesan sebesar Rp 50.000,00
Persediaan pengaman ditetapkan 10.000 unit
Diperlukan satu minggu untuk pengiriman
Satu tahun diasumsikan 50 minggu
Pertanyaan:
a. Berapakah kuantitas pesanan yang paling ekonomis?
b. Berapa kali pesanan harus dilakukan agar segalanya
optimum?
c. Pada jumlah persediaan berapa pesanan kembali
harus dilakukan?
Jawab:
a. EOQ = ?
EOQ = √2SO/C = √2(200.000)(50.000)/(10%)(2000) =
10.000
b. Jumlah pesanan optimal = 200.000/10.000 = 20 kali
c. Saat pemesanan kembali:
Tingkat penggunaan per minggu = 200.000/50 =
4.000
Pemesanan dilakukan setiap = 360 hari/20 = 18 hari
Karena lama pemesanan = 18 hari lebih lama
daripada waktu pengiriman = 7 hari, maka tidak ada
pesanan yang dalam perjalanan pada saat pemesanan
kembali.
Saat pemesanan kembali = Persediaan pengaman +
(jumlah minggu pengiriman x tingkat penggunaan
per minggu) = 10.000 + (1 x 4.000) = 14.000.
3. Pengendalian Sistem Persediaan

Analisis EOQ dan persediaan pengaman memang


dapat dipergunakan untuk menentukan tingkat
persediaan yang tepat selama asumsi yang
mendasarinya terpenuhi. Namun demikian masih
diperlukan sistem pengendalian persediaan.
Sistem pengendalian persediaan dapat
diterapkan mulai dari yang paling sederhana
sampai yang paling kompleks, diantaranya
adalah:
a. Sistem Komputerisasi: Perkembangan teknologi
komputer telah mengubah sistem pengendalian
persediaan. Komputerisasi memungkinkan
pencatatan persediaan, pengurangan, dan
pengolahan data persediaan dilakukan dengan
sangat cepat.
b. Sistem Just in Time: metode ini mensyaratkan
bahwa jika mungkin persediaan hanya ada pada saat
diperlukan dan pada waktu yang tepat saja.
c. Sistem Pengendalian ABC:
Metoda ABC pada prinsipnya memperhatikan faktor
harga atau nilai persediaan, frekuensi pemakaian,
risiko kehabisan barang, dan tenggang waktu (lead
time).
 Barang-barang yang nilai, frekuensi pemakaian, dan
risiko kehabisan tinggi dikelompokkan ke dalam
kelompok A.
 Barang-barang yang relatif kurang penting
dikelompokkan menjadi kelompok B.
 Sisanya dikelompokkan menjadi kelompok C, yang
mungkin saja secara kuantitas besar, tetapi nilainya
kecil dibandingkan kelompok A.
 Melalui metoda ini, titik berat perhatian manajemen
adalah kelompok A .
Soal:
PT Binbin telah menentukan hubungan antara
pembelian persediaan dengan biaya gudang dengan
hasil sebagai berikut:
Pesanan harus dilakukan dalam kelipatan 100 unit
Kebutuhan setahun sebesar 500.000 unit.
Diasumsikan 1 tahun adalah 50 minggu.
Harga beli per unit adalah Rp 10.000
Biaya penyimpanan sebesar 20% dari harga beli
Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 50.000
Persediaan pengaman ditetapkan sebesar 10.000 unit
Diperlukan waktu 1 minggu untuk pengiriman
Pertanyaan:
a. Berapakah kuantitas pesanan yang ekonomis?
b. Berapa kali jumlah pesanan yang optimal?
c. Kapan saat pemesanan kembali?
d. Bila kebutuhan per tahun naik menjadi 720.000
unit, berapakah persentase kenaikan EOQ?
e. Bila harga beli per unit naik menjadi Rp 15.000,00,
berapakah persentase penurunan EOQ?
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai