Anda di halaman 1dari 31

Laporan

kasus

INTUSSUSEPSI
DENGAN LEADING POINT POLIP
PADA ANAK USIA KURANG DARI 2 TAHUN

Dr Budi Darsono

Pembimbing
Dr Sindu Saksono, SpB,SpBA
PENDAHULUAN
Intussusepsi merupakan masalah yang biasa dihadapi sehari-hari oleh dokter bedah
umum, namun dalam kasus ini didapatkan polip yang menjadi leading point, intususepsi
dengan leading point persentasinya sekitar 1,5%-12%, kasus ini terjadi pada semua usia umur
dengan insiden puncak pada bayi usia 5 – 9 bulan, serta menurun diatas usia 2 tahun hanya
10-25%. Leading point yang paling umum adalah diverticulum meckel, polip dan duplikasi1 ,3.
Masuknya segmen usus bagian proksimal ke segmen usus bagian distal1,2. Hal ini
merupakan penyebab obstruksi yang paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak1.
Fakta-fakta dan angka-angka yang dikutip dari pengalaman intussusepsi
yang diambil dari The Hospital for Sick Children (HSC) Toronto, di mana
lebih dari 40 kejadian telah dilaporkan dan dipublikasikan sejak tahun 1952.
Selama 53 tahun (1915-1968) ada lebih dari 1000 kejadian intususepsi ( 25
kasus per tahun) dan sejak tahun 1968 terdapat 1300 kejadian (35 kasus
per tahun) yang telah didiagnosis dan diobati 2.

Rasio kejadian pada laki-laki lebih banyak dari perempuan yaitu rasio
2:1 atau 3:1. Intussusepsi telah ditemukan pada semua usia anak, 75%
terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan, di Toronto dan lebih dari 40%
terjadi antara 3-9 bulan.2
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
N ama : By. Dwi Amanda, perempuan, 4 bulan
MRS : 3 – september – 2013
 
II. ANAMNESIS
KU : Perut kembung
Alloanamnesis : ± 1 hari SMRS perut penderita tampak kembung, muntah (+),
BAB (+) darah lendir (+), riwayat menangis tiba-tiba (+)
BB: 5,5 kg
 
III. STATUS GENERALIS
Sens : hipoaktif
N : 142 x/menit
RR : 62 x/menit
Temp : 37,4 ºC
IV. STATUS LOKALIS
Regio Abdomen
I : cembung
P: lemas, massa (-)
P: timpani
A: BU (+) menigkat

NGT : hijau
RT : HS: darah lendir (+)
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hb : 14,8 g/dl ( 12-16 g/dl)

Ht : 37 vol % ( 37-43 vol%)

Leuko : 9.900 (5000-10000/mm3)

Tr ombo : 212.000 ( 200000-50000/mm3)


VI. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto polos abdomen 2 posisi
Distensi usus (+), herring bone (+), air fluid level (+),
free air (-)
VII. DIAGNOSIS
Suspek intussusepsi

VIII. PENATALAKSANAAN
Resusitasi cairan
NGT, kateter uretra
AB
Laparotomi
INTRA OPERATIF

Di dalam cavum abdomen didapatkan intususepsi ileoileal

Dilakukan milking procedure  berhasil

Didapatkan patologi leading point berupa polip intra lumen


pada jarak 200 cm dari lig traitz

Diputuskan reseksi usus dan dilanjutkan anastomosis end to


end menggunakan PGA (R) 4.0 secara continuous

Cavum abdomen dicuci dengan NaCl 0,9% sampai bersih


INTRA OPERATIF
DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Intussusepsi merupakan masalah yang biasa dihadapi sehari-hari oleh


dokter bedah umum, namun dalam kasus ini didapatkan polip yang menjadi
leading point, intususepsi dengan leading point persentasinya sekitar 1,5%-
12%, kasus ini terjadi pada semua usia umur dengan insiden puncak pada
bayi usia 5 – 9 bulan, serta menurun diatas usia 2 tahun hanya 10-25%.

Masuknya segmen usus bagian proksimal ke segmen usus bagian distal 1,2.
Hal ini merupakan penyebab obstruksi yang paling sering terjadi pada bayi
dan anak-anak1.
INTUSSUSEPSI

Gambar 1. Intususepsi (dikutip dari King L, Wilkes G, Konop R, et al. Pediatrics, Intussusception.

Intususepsi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata, yakni
intus yang berarti di dalam dan suscipere yang berarti menerima. Bagian distal
yang menerima usus yang masuk disebut intussuscipiens, sedangkan bagian
proksimal dari usus yang masuk disebut intussuceptum.1,2
SEJARAH
Intususepsi diuraikan pertama kali oleh Barbatte tahun 1674.
Wilson menjadi orang yang pertama melakukan pembedahan
dengan sukses pada tahun 1831. Pada tahun 1876
Hirschsprung pertama kali melaporkan teknik reduksi tekanan
hidrostatis. Reseksi pertama yang berhasil dilakukan pada anak
telah dilakukan di Australia sebelum tahun 1908. Sampai
akhirnya pada tahun 1910 telah dapat dilakukan reduksi
hidrostatik dengan panduan fluoroskopik. Walaupun demikian
sebanyak 10% pasien dengan intususepsi, kondisi usus dapat
kembali normal.1,2
EPIDEMIOLOGI
Rasio kejadian pada laki-laki lebih banyak dari perempuan
yaitu rasio 2:1 atau 3:1. Intussusepsi telah ditemukan pada
semua usia anak, 75% terjadi dalam 2 tahun pertama
kehidupan, di Toronto dan lebih dari 40% terjadi antara 3-9
bulan.2

Leading point dari intussusepsi ini menurun seiring dengan


bertambahnya usia terutama setelah usia 2 tahun sekitar
1,5%-12% kasus. Leading point yang paling umum adalah
diverticulum meckel, polip dan duplikasi1 .
KATEGORI
Berdasarkan patogenesis, intususepsi dibedakan dalam 4 tipe :
General, spesifik, anatomi dan tipe lain. 2

Gambar 3. Algoritma intususepsi berdasarkan patogenesis


MANIFESTASI KLINIS

Presentasi klasik dari intususepsi adalah pada anak anak dengan


kram nyeri perut, di ikuti dengan BAB darah lendir dan teraba massa
pada pemeriksaan fisik, meskipun tiga gejala ini terlihat pada kurang
dari seperempat dari anak anak. Nyeri perut datang secara tiba tiba
pada anak anak yang sebelumnya nyaman.

Anak mungkin saja mengeraskan dan menarik kaki naik ke perut.


Hiperekstensi, menggeliat kesakitan, dan menarik napas dalam yang
mungkin di ikuti dengan muntah. Serangan ini sering berhenti tiba tiba
dan mulainya juga tiba tiba.
ALGORITMA KLINIS DAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign anak biasanya normal diawal terjadinya kasus ini. Selama periode
nyeri, anak mungkin terlihat nyaman dan pemeriksaan fisik akan tidak menemui
tanda tanda. Berdasarkan manifestasi klinik yang tidak berbahaya, ini akan
membawa kita ke kesalahan diagnosis kepada konstipasi atau gastroenteritis.

episode kram biasanya terjadi setiap 15 hingga 30 menit. Ketika nyeri terjadi,
anak akan sulit untuk di periksa. Kemungkinan ada peristaltik yang meningkat,
dan massa mungkin teraba di manapun di daerah perut, massa akan mungkin
teraba jika pasen dalam keadaan tenang antara dua serangan kolik, Kuadran
kanan bawah perut mungkin terlihat datar atau kosong (dance sign) sebagai
massa intususepsi yang tertarik keatas.
Massa sering berbentuk kurva karena tergabung dengan
pembuluh darah dan mesenteric di satu sisi. Pada
pemeriksaan rektal, didapati tonus sfingter melemah, mungkin
invaginasi dapat terba berupa massa seperti portio, darah
bercampur mukus atau darah dapat di temukan. . 1
Prolaps dari intususepsi melewati anus disebut de grave sign,

khususnya apabila intususepsi mengalami iskemia. Intususepsi

ileocolica atau colocolica dapat berkembang ke rectosigmoid dan

melewati anus.

jika proses memburuk, obstruktif dan iskemia usus telah terjadi,

dehidrasi, demam, takikardia, dan hipotensi dapat berkembang

cepat sebagai akibat perforasi usus dan bakteremia.


DIAGNOSIS

Studi Laboratorium

  Meskipun tidak ada penelitian laboratorium speciific bahwa


bantuan dengan diagnosis tertentu intussusception, sebagai
proses berlangsung kelainan elektrolit ada yang dikaitkan
karena dehidrasi, anemia, dan / atau leukositosis. 1
ULTRASONOGRAPI

Sebuah gambar sonografi transversal usus terdiri dari bola


cincin echogenicity rendah dan tinggi yang mewakili dinding
usus dan lemak mesenteric dalam intususeptum tersebut.
Temuan ini karakteristik telah disebut sebagai target atau lesi
donat. tanda pseudokidney terlihat pada bagian alongitudinal
dan muncul sebagai dilapiskan lapisan hypoechoic dan
hyperechoic. Pola ini mirip dengan sandwich dan mewakili
dinding edematous tersebut dari intususeptum tersebut dalam
intussuscipiens
CT DAN MRI
Gambaran karakteristik yang ditemukan adalah “target sign” atau
“doughnut sign” (usus yang masuk ke dalam lingkaran usus ).
Intususepsi transien usus halus yang ditemukan pada CT atau MRI
biasanya tidak berarti secara klinis. Intususepsi “insidental” ini
melibatkan segmen kecil dari usus tanpa titik awal patologis. Pencitraan
berulang biasanya memperlihatkan adanya resolusi pada intususepsi.

Pengobatan secara radiografik atau pembedahan harus berdasarkan


penemuan klinis pada pasien yang mempunyai keluhan. Laparoskopi
merupakan tindakan terbaik untuk mengevaluasi pasien-pasien
intususepsi jika intervensi secara bedah diperlukan1
PENATALAKSANAAN NON OPERATIF

Reduksi Hidrostatik

Kateter besar dan diberi pelumas dimasukkan ke dalam rektum,


dan difiksasi dengan diplester ke pantat. Balon kateter dihindari
oleh sebagian besar radiologis karena risiko terjadinya perforasi
dan berpotensi terjadinya obstruksi closed-loop. Terdapat “rule of
three” pada prosedur ini yaitu (1) reduksi hidrostatik dijaga pada
ketinggian 3 kaki di atas pasien (2) tidak lebih 3 kali percobaan
(3) setiap percobaan tidak lebih dari 3 menit
PENATALAKSANAAN NON OPERATIF
Reduksi Pneumatik

Reduksi pneumatik mencapai popularitasnya pada akhir tahun


1980an, yang berperan terhadap meningkatnya kesuksesan
reduksi. 1

Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbaikan


kerberhasilan reduksi pada percobaan kedua setelah menunggu
antara 30 menit hingga 24 jam. Bagaimanapun, risiko
meningkatnya reduksi harus dipertimbangkan terhadap risiko
emergensi dan anestesia.
PENATALAKSANAAN OPERATIF
 Pendekatan Terbuka

Pembedahan diindikasikan jika reduksi nonoperativ tidak


berhasil atau tidak komplit, dijumpai tanda-tanda peritonitis,
ada titik patologi yang pasti, atau secara radiologis ada tanda-
tanda pneumoperitoneum. Persiapan preoperasi meliputi
pemberian antibiotik spektrum luas, resusitasi cairan intravena
dan pemasangan selang nasogastrik untuk dekompresi. 1

Ketika tepi utama intususepsi telah diidentifikasi, secara
hati-hati dilakukan manipulasi dan dikembalikan ke posisi
normalnya di ileum terminal. Gaya yang berlebihan atau gaya
tarikan harus dihindari untuk mencegah injury atau perforasi
usus dan kontaminasi. Ketidakmampuan untuk mereduksi
intususepsi secara manual, penemuan usus yang iskemik atau
identifikasi lesi patologi membutuhkan reseksi surgikal dan
anastomosis usus atau diversi, tergantung pada kondisi usus
dan anak. 1
KESIMPULAN
Kami melaporkan kasus intussuepsi dengan leading point
polip pada anak usia kurang dari 2 tahun, seorang bayi perempuan
umur 4 bulan yang menjalani operasi laparotomi dengan reseksi
anastomosis end to end dimana didapat kan polip intra lumen
pada ileus 200cm dari . ligamentum treitz Indikasi laparotomi pada
penderita ini adalah obstruksi dan indikasi reseksi anastomosis
karena di dapatkan polip .
Pasca operasi pencerita dirawat di Rumah Sakit selama 10
hari.
Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
1). Murphy J.P. George Whitfield Holcomb III, J. Patrick Murphy,
associate editor,5th Ed 2010/ Gastric perforation in : Ashcraft’s
pediatric surgery p, chapter 39 page 516-524
2). Grosfeld J.L, O’Neil J.A, Fonkalsrud E.W, Coran A.G, associate
editor 6th Ed 2006/ Gastric perforation in : Pedriatric surgery, p
396, chapter 83 page 1325-1354.
3). Dr. Moh. Aji P,SpBA, Bedah saluran cerna anak, April 2011,
Intususepsi, Chapter VI, page 57-65.

Anda mungkin juga menyukai