oleh semua anggota kelompok, mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi sebagai standar untuk tindakan profesional mereka. Kode etik keperawatan
Suatu pernyataan atau keyakinan yang
mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan (PPNI, 2003). Kode etik bertujuan untuk memberikan alasan/dasar terhadap keputusan yang menyangkut masalah etika dengan menggunakan model-model moralitas yang konsekuen dan absolut. Menurut Code for Nurses with Interpretive Statement (ANA, 1985) dalam Potter dan perry (1997) dan juga PPNI (2003), prinsip-prinsip etik meliputi :
menghormati klien dan keluarganya. Perawat harus menghargai hak-hak klien seperti hak untuk pencegahan bahaya dan mendapatkan penjelasan secara benar. 2. otonomi
Setiap individu harus memiliki kebebasan
untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia yang mempunyai harga diri dan martabat. Sebagai manusia yang bersifat unik, maka penerapan moral yang dilakukan juga tidak ada yang sama, oleh karena itu perawat harus berhati-hati dalam melayani klien agartidak berbenturan dengan nilai yang dianut. Contoh kasus : • Klien berhak menolak tindakan invasif yang dilakukan oleh perawat. Perawat tidak boleh memaksakan kehendak untuk melakukannya atas pertimbangan bahwa klien memiliki hak otonomi dan otoritas bagi dirinya. Perawat berkewajiban untuk memberikan penjelasan yang sejelas- jelasnya bagi klien dalam berbagai rencana tindakan dari segi manfaat tindakan sehingga diharapkan klien dapat mengambil keputusan bagi dirinya setelah mempertimbangkan atas dasar kesadaran dan pemahaman. 3.3.Beneficence/kemurahan Beneficence/kemurahanhati hati
Perlakuan yang berdasarkan pada
apa yang dipercayai oleh para profesional kesehatan untuk kebaikan klien, kadang –kadang tidak melibatkan keputusan dari klien. Contoh Kasus : • Seorang klien yang mengalami kelemahan fisik secara umum tidak boleh dipaksakan untuk berjalan ke ruang pemriksaan, tetapi sebaiknya klien didorong menggunakan kursi roda. 4. Non-maleficence • Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada kliennya.
• Kerugian atau cedera dapat diartikan
sebagai kerusakan fisik seperti nyeri, kecacatan, kematian atau adanya gangguan emosi seperti perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi dan adanya penyesalan. 5. Veracity 5. Veracity
Prinsip ini berkaitan
dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran dan tidak berbohong atau menipu orang lain. Contoh Soal : • Kasus yang berhubungan dengan prinsip ini seperti klien yang menderita HIV/AIDS menanyakan tentang diagnosa penyakitnya. Perawat perlu memberitahukan apa adanya meskipun perawat tetap mempertimbangkan kondisi kesiapan mental klien untuk diberitahukan diagnosanya. 6. Konfidensialitas/kerahasiaan
Prinsip ini berkaitan dengan
penghargaan perawat untuk merahasiakan semua informasi tentang klien yang dirawatnya, dan perawat hanya akan memberikan informasi tersebut pada orang yang tepat. 7. Fidellity (kesetiaan)
Prinsip kesetiaan berkaitan
dengan kewajiban perawat untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggungjawab yang telah dibuat. Contoh Kasus : • Seorang perawat telah menyepakati bersama klien untuk mendampingi klien pada saat tindakan maka perawat harus siap untuk memenuhinya. 8. Justice (keadilan)
Prinsip keadilan berkaitan dengan
kewajiban perawat untuk dapat berlaku adil pada semua orang yaitu tidak memihak atau berat sebelah. Contoh Kasus : • Pada saat perawat dihadapkan pada pasien total care, maka perawat harus memandikan dengan prosedur yang sama tanpa membeda- bedakan klien. Tetapi ketika psien tersebut sudah mampu mandi sendiri maka perawat tidak perlu memandikannya lagi.