Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN KEDARURATAN
TRAUMA THORAKS

DEWI HARTINAH, S.Kep., Ns., M.Si.Med


TRAUMA THORAKS

Kedaruratan medik
Mengancam kehidupan

Tindakan cepat, tepat, cermat


Penyebab
Kecelakaan lalulintas
Tertindih beban berat
Jatuh, dll

Trauma tajam
Trauma tumpul
Iatrogenik
Bahaya trauma thoraks

Internal bleeding
Robeknya organ penting
( paru, jantung,dll )
Hal-hal yang harus diwaspadai

 Trauma thoraks  Klien tdk sadar


 berbahaya
 Luka kecil dpt menyembunyikan
komplikasi
 Pneumothoraks dpt berjam - jam
baru timbul tanda gejala 
observasi teliti, terus-menerus
Kelainan akibat trauma thoraks
 Tension pneumothoraks
 Hematothoraks
 Tamponade cordis
 Plail chest
 Sucking Waund
 Enfisima subkutan dan
mediastimum
 Kontusio Pulmonum
Tension Pneumothoraks
 Udara dlm rongga thoraks, semakin lama
meningkat  tekanan cavum pleura
meninggi  tertekannya vena cava inferior.
 Venus return menurun  Cardiac out put
menurun  Syok
 Sesak napas, hipersonor, vesikuler
menurun, Hipotensi, takhicardi, JVP
meningkat
 Tindakan : dekompresi dgn IV cateter, jarum
Suntik atau WSD
Hematothoraks
 Terkumpulnya darah dlm rongga
thoraks
 Sesak napas, tanda Pre syok – syok 
curiga hematothoraks masif
 Normo/hipotensi; JVP menurun/kolaps
 Perkusi : redup, Auskultasi : vesikuler
menurun
 Pemeriksaan : Thorkas fotto
 Tindakan : Resusitasi cairan, Drain
thoraks
Tamponade Cordis
 Terkumpulnya darah / cairan di rongga
pericardium
 Akibat dari trauma tajam / tumpul
 Pericardium robek  perdarahan intra
pleura  contraksi jantung terganggu.
 Sesak napas, presyok –syok
 Trias Beek : Hipotensi, JVP meningkat,
suara jantung sayup-sayup ( jauh )
 Pemeriksaan : Ecco; Ro/ Thoraks
 Tindakan : Aspirasi darah dari pericardium;
thorakotomi.
Plail Chest
 Terlepasnya sebagian dinding thoraks
dari satu kesatuan shg menimbulkan
gerakan paradoksal
 Penyebab : fraktur costa 3 atau lebih
berurutan
 Sesak napas, nyeri waktu
bernapas,sianosis
 Periksa analisa gas darah, Ro/ Thoraks
 Oksigenasi ; ventilator
Sucking Wound /
Open pneumothoraks
 Terjadi defeks dinding thoraks  ada
hubungan antara dinding thoraks
dengan udara luar ventilati tak efektif
 Sesak napas, sianosis
 Dari luka/defeks terdengar udara keluar
masuk.
 Tindakan :penutupan defeks ( kassa,
plastik ); drain thorkas
Emfisema subkutan &
mediastimum
 Trauma trakheobronkhial, osefagus,
paru  emfisema
 Udara sampai mediastimum melalui
pinggiran bronkus atau pembuluh darah
 Bila kebocoran besar sampai ke sub
kutan, di leher, muka, thoraks, inguinal
dan ekstremitas
 Tanda / gejala :sesak napas, tampak
gemuk, palpasi crepitasi
 Tindakan : atasi penyebab; insisi
Kontusio pulmonum
 Akibat trauma tumpul dan trauma berat
 Harus waspada adanya kontosio
pulmonum
 Dapat terjadi perdarahan alveoli &
interstitial
 Keluhan : sesak napas, batuk darah
 Tanda : vesiluler menurun
 Penunjang : Fotto thoraks, Ct Scan
 Tindakan : Restriksi cairan, ventilator
MANAJEMEN TRAUMA
THORAKS

A. Prinsip ABC
 Airway control : Suction, Chin Lift,Jaw

Thrust, Oro & nasofaringeal tube, jalan


napas definitif
 Breathing support: Ambu bag, Mouth to

mouth, face mask, Juction rees, ventilator,


nasal prong monitoring saturasi dan AGD
 Circulation : RKP, cairan& obat, monitoring
Lanjutan

B.Hentikan perdarahan
C.Pencabutan benda yg tertancap
 harus memperhatikan persiapan dan
dampak yang akan terjadi.
D.Kondisi stabil Closed chest
drainage ; Thoracotomy.
E.Manajemen nyeri
Burrington`s prioritis in the
treatmen of chest injures:
 Establish patent airway
 Occlude suching wound
 Stop bleeding
 Expand Lung
 Stabilised shest Wall
 Drain pleural space
 Restore Circulation
 Evaluate ventilation ( blood gased )
Pemeriksaan penunjang

 Radiologi : foto thoraks, Ct Scan,


 Laboratorium : Darah rutin, BGA
 EKG, Eccocardiografi
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
 Identifikasi dan tindakan segera thd

kondisi yg mengancam.
 Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan fisik

 Riwayat trauma
Bersihan jalan napas tidak efektif
 Kaji bersihan jalan napas, bunyi, suara
napas tambahan
 Pertahankan kepatenan jalan napas dgn
mengatur posisi
 Lakukan pengisapan lendir
 Pasang orofaringeal / nasofaringeal
 Pasang jalan napas definitif
 Kolaborasi medis : cairan &
bronkhodilator
Pola napas tidak efektif
 Kaji pola napas: spontan, hipo / hiper
ventilasi, cheyne stokes
 Kaji kedalaman, irama, frekuensi dll
 Identifikasi suara napas: adakah
hipoventilasi areal paru tertentu.
 Evaluasi aktifitas otot pernapasan
 Latihan napas dalam
 BGA & koreksi thd ketidakseimbangan
 Oksigenasi : Nasal / mask / ventilator
Gangguan pertukaran gas
 Kaji thd disfungsi kardiopulmonal
 Jaga kebersihan trakheobronkhial
 Latih napas dalam, batuk efektif, posisi
 Pertahankan jalan napas
 Pantau gas darah
 Oksigenasi
 Kolaborasi : Thoraksentesis, WSD,
Bronchoskopy
Tidak adequatnya curah jantung
 Periksa eksternal bleeding
 Tutup luka menghentikan perdarahan
 Kaji adanya internal bleeding: Tensi
turun,nadi kecil cepat, kulit dingin,
pengisian kapiler lambat, gelisah,
disorientasi, bingung, dll
 Laborat : BGA, Hb
 Kolaborasi : terapi cairan dan darah
Risiko infeksi
 Observasi tanda infeksi
 Jaga kebersihan luka
 Pengelolaan luka ( aseptik &
antisepstik)
 Pertahankan nutrisi
 Kolaborasi medis : antibiotika
Kerusakan mobilitas fisik

 Kaji kemampuan klien dlm


menyesuaikan thd kondisi
 Kaji tingkat kemampuan fisik/fungsional
 Bantu dalam mobilitas fisik
 Bantu / penuhi kebutuhan ADL
 Berika support thd upaya yg dilakukan
 Libatkan keluarga dlm memberikan
dukungan

Anda mungkin juga menyukai