KOLELITIASIS
Pembimbing: dr. Hj. Nurainah, Sp.PD
Muhammad Yusuf, S.ked
Identitas Pasien
Nama : Ny.S
TTL : Parepare, 22 April 1990
Umur : 29 tahun
Alamat : Jalan Phinisi Kelurahan Cappagalung Parepare
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Tanggal MRS : 10 September 2019
No. RM : 09-51-77
Dokter yang Merawat : dr. Hj. Nurainah, Sp.PD
Anamnesis
Keluhan Utama
• Nyeri Ulu Hati
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
OS mengeluh nyeri ulu hati ± 3 hari yang lalu, disertai rasa mual diikuti
muntah. Sakit dirasakan sepanjang arcus costa (hipokondrium dextra, dan
epigastrium.
Sakit dikatakan seperti tertusuk-tusuk. Sakit dikatakan cukup berat sehingga
saat berjalan pasien membungkuk untuk mengurangi rasa sakitnya. Sakit
dirasakan setelah pasien makan gorengan. Rasa sakit dirasakan hilang timbul.
Rasa sakit dirasakan sampai 1 hari setelah pasien rawat inap di RSUD Andi
Makkasau.
Nyeri perut kanan atas (Hipokondrium dextra) dirasakan menetap walaupun
nyeri di bagian yang lain sudah cukup berkurang.Nyeri merambat sampai ke
bahu kanan. Nyeri ini dirasakan bersamaan dengan nyeri ulu hati. Nyeri
dirasakan semakin parah saat pasien menarik nafas panjang dan saat pasien
merasa lelah. Nyeri berkurang setelah pasien istirahat.
Saat ini nyeri perut kanan atas terkadang kambuh. Panas badan dirasakan
pasien sejak 1 minggu SMRS. Panas badan panas naik perlahan-lahan namun
suhu tidak sempat diukur oleh pasien. Demam membaik setelah minum obat
paracetamol, namun kemudian naik lagi. Demam dikatakan mulai turun sejak
2 hari sebelum masuk RS.
Kencing Lancar kesan cukup. Tidak ada rasa nyeri saat kencing (-). Pancaran
kencing normal. BAB juga dikatakan normal. Riwayat sesak disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien sebelumnya belum pernah mengalami
keluahan seperti ini. Riwayat sakit maag (+).
Berat badan berlebih(+) diabetes mellitus (-),
hipertensi atau batu ginjal disangkal oleh pasien.
Riwayat penyakit Asma,, Penyakit Jantung, DM,
Hipertensi dan TB Paru di keluarga disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Keluhan yang sama pada anggota keluarga yang
lainnya disangkal. Riwayat kencing manis,
penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya pada
anggota keluarga yang lain disangkal oleh pasien.
Riwayat • Riwayat minum
Pengobata
Paracetamol
n
Kesadaran:
composmentis
• Suhu : 38oC
Tanda vital • Nadi : 80 x/menit
• RR : 20 x/menit
• TD : 120/80 mmHg
• BB : 80 kg
Status Gizi • TB : 153 cm
• IMT : Obes II
Kepala • Norrmochepal
Mata • Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Refleks Cahaya (+/+),
Pupil Isokor
Mulut • Bibir Pucat (-),Bibir Kering (-), Sianosis (-),Gusi berdarah(-) Lidah
tremor (-), Lidah kotor (-) Tonsil ( T1 / T1) Faring Hiperemis (-)
Abdomen
• Inspeksi: Datar.Distensi (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 6x/m
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), tidak teraba adanya benjolan, hepar dan lien
tidak teraba.Nyeri tekan di daerah hipokondrium dextra (+).Murphy sign (+)
• Perkusi : timpani
• Ascites : Shifting dullnes (-)
Ekstremitas Atas:
Ekstremitas Bawah:
Elektrolit
Natrium 141 136-145 mEq/L
Kalium 3,9 3,5-5.1 mEq/L
Chlorida 106 98-107 mEq/L
Laboratorium tanggal 13 September 2019
KIMIA KLINIK
GB : Mukosa menebal dan regular. Tampak echo batu multiple yang hampir memenuhi cavum GB,
Lien : Tidak Membesar, echo parenkim dalam batas normal, tidak tampak SOL
Pankreas : Bentuk dan Ukuran dalam batas normal, tidak tampak SOL. Ductus pancreaticus tidak
dilatasi
Ginjal kanan : Ukuran dan contour dalam batas normal. Echo cortex dalam batas normal. Pelviocalyceal system
Ginjal kiri : Ukuran dan contour dalam batas normal. Echo cortex dalam batas normal. Pelviocalyceal system
Kolelitiasis + Kolesistitis
Rencana Terapi
Istirahat
Infuse RL 16 tpm
Metocloperamide 10 mg/12jam/iv
Sohobion 1 amp/24jam/iv
Ketorolac 30mg/8jam/iv
UDCA 2x1
Diet rendah lemak
FOLLOW UP
S O A P
10/09/2019
- Istirahat
Nyeri Perut Kanan Suhu : 37,6˚ C Kolelitiasis
DD:kolesistitis - Diet rendah lemak
Nadi : 83 x/m
atas (+) Mual (+) - Infuse RL 16 tpm
RR : 18 x/m
Muntah (+) NUH (+) TD: 120/80
- Ketorolac 1 amp/8jam/iv
- UDCA 2x1
Lemas (+) Nyeri tekan epigastrium
- Ranitidin 50 mg/12jam/iv
(+)
- Metocloperamide 10mg/8jam/iv
Nyeri tekan kudran
- USG abdomen
kanan atas (+)
11/09 /2019
- Istirahat
Nyeri Perut Kanan Suhu : 36˚ C Kolelitiasis + Kolesistitis
- Diet rendah lemak
Nadi : 81 x/m
atas (+) Mual (+) - Infuse RL 16 tpm
RR : 18 x/m
Muntah (+) NUH (+) TD: 110/70 mmHg
- Sanmol 1gr/8jam/iv
- UDCA 2x1
Lemas (+) Nyeri tekan epigastrium
- Ranitidin 50 mg/12jam/iv
(+)
- Metocloperamide 10mg/8jam/iv
Nyeri tekan kuadran
- Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
kanan atas (-)
12/09/2019
Kolelitiasis + Kolesistitis
- Istirahat
Nyeri Perut Kanan atas (+) Suhu : 36˚ C
- Diet rendah lemak
Mual (-) Muntah (-) NUH (-) Nadi : 89 x/m
- Infuse RL 16 tpm
Lemas (+) RR : 18 x/m
- Sanmol 1gr/8jam/iv
TD: 130/90 mmHg
- UDCA 2x1
- Ranitidin 50 mg/12jam/iv
- Metocloperamide 10mg/8jam/iv
- Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
- Dexamethasone 1amp/8jam/iv
13/09 /2019 - Istirahat
Kolelitiasis + Kolesistitis
Nyeri Perut Kanan atas (-) Suhu : 36,4˚ C - Diet rendah lemak
Mual (-) Muntah (-) NUH (-) Nadi : 68 x/m - Infuse RL 16 tpm
Lemas (+) RR : 20 x/m - Sanmol 1gr/8jam/iv
TD: 120/90 mmHg - UDCA 2x1
BB= 80 kg - Ranitidin 50 mg/12jam/iv
- Metocloperamide 10mg/8jam/iv
- Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
- Dexamethasone 1amp/8jam/iv
- Konsul Bedah
17/09/2019
Kolelitiasis + Kolesistitis
- Istirahat
Nyeri Perut Kanan atas (-) Suhu : 36,6˚ C
- Diet rendah lemak
Mual (-) Muntah (-) NUH (-) Nadi : 92 x/m
- Vit B comp 2x1
Lemas (+) RR : 18 x/m
- Ranitidin 150mg 2x1
TD: 120/70 mmHg
- Domperidon 150 mg 2x1
- Cefixime 200 mg 2x1
Tinjauan Pustaka
Kolelitiasis
DEFINISI
Cholelithiasis atau batu empedu adalah istilah yang untuk penyakit adanya
batu yang ditrmukan pada kandung empedu atau di dalam duktus koledokus
atau di dalam keduanya. Sedangkan cholecistitis adalah penyakit radang pada
kandung emepedu
Faktor Resiko
4F :
Forty
Female
Fat
Fertile
Klasifikasi
Batu Batu
Kolesterol pigmen
kalsium
bilirubinat;
90 % dari kasus mengandung
<20%
kolesterol
Mengandung diklasifikasikan
>50% kedalam tipe
kolesterol “hitam” dan
monohidrat “cokelat
campuran garam
kalsium, pigmen
empedu, protein,
dan asam lemak
PATOGENESIS
Fase Supersaturasi
Kolesterol, phospolipid (lecithin) dan garam empedu adalah komponen yang tak larut dalam air. Ketiga
zat ini dalam perbandingan tertentu membentuk micelle yang mudah larut. Di dalam kandung empedu
ketiganya dikonsentrasikan menjadi lima sampai tujuh kali lipat. Pelarutan kolesterol tergantung dari rasio
kolesterol terhadap lecithin dan garam empedu, dalam keadaan normal antara 1 : 20 sampai 1 : 30. Pada
keadaan supersaturasi dimana kolesterol akan relatif tinggi rasio ini bisa mencapai 1 : 13. Pada rasio seperti
ini kolesterol akan mengendap.4
Fase Pembentukan inti batu
Inti batu yang terjadi pada fase II bisa homogen atau heterogen. Inti batu heterogen bisa berasal dari
garam empedu, calcium bilirubinat atau sel-sel yang lepas pada peradangan. Inti batu yang homogen
berasal dari kristal kolesterol sendiri yang menghadap karena perubahan rasio dengan asam empedu.1
Fase Pertumbuhan batu menjadi besar.
Untuk menjadi batu, inti batu yang sudah terbentuk harus cukup waktu untuk bisa berkembang menjadi
besar. Pada keadaan normal dimana kontraksi kandung empedu cukup kuat dan sirkulasi empedu normal,
inti batu yang sudah terbentuk akan dipompa keluar ke dalam usus halus. Bila konstruksi kandung empedu
lemah, kristal kolesterol yang terjadi akibat supersaturasi akan melekat pada inti batu tersebut. 1
MANIFESTASI KLINIS
Penderita batu kandung empedu baru memberi keluhan bila batu tersebut
bermigrasi menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus, sehingga
gambaran klinisnya bervariasi dari yang tanpa gejala (asimptomatik), ringan
sampai berat karena adanya komplikasi.
Dijumpai nyeri di daerah hipokondrium kanan, yang kadang-kadang disertai
kolik bilier yang timbul menetap/konstan. Rasa nyeri kadang-kadang
dijalarkan sampai di daerah subkapula disertai nausea, vomitus dan
dyspepsia, flatulen dan lain-lain. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
tekan hipokondrium kanan, dapat teraba pembesaran kandung empedu dan
tanda Murphy positif. Dapat juga timbul ikterus. Ikterus dijumpai pada 20 %
kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin < 4,0 mg/dl). Apabila kadar bilirubin
tinggi, perlu dipikirkan adanya batu di saluran empedu ekstra hepatic
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan laborarotorium
2. Pemeriksaan foto polos abdomen
3. Kolestistografi
4. Ultrasonografi
Penatalaksaan