Anda di halaman 1dari 32

VII.

PENYAKIT TANAMAN KARENA


BAKTERI
A. Biologi dan Identifikasi
B. Pengelolaan Penyakit Terpadu
C. Contoh Penyakit Bakteri
A. Biologi dan Identifikasi
A.1. Ciri Bakteri Patogen
 Bakteri adalah org sederhana, bersel
tunggal, dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop perbesaran 1000x
 Bbrp berbentuk seperti benang
 Bakteri penyebab penyakit tanaman
berbentuk batang, pendek, berflagela yg
bergerak melalui film air.
 Berdinding sel mengelilingi sitoplasma
dan tidak berinti.
 Tidak berklorofil dan memperoleh nutrisi
dari sumber eksternal.
A.2. Daur hidup

 Perbanyakan dengan simple fission.


 Pada kondisi yang menguntungkan
pertumbuhannya sangat luar biasa,
berpotensi meningkat berjuta-juta dalam
waktu 24 jam.
 Bakteri parasit pada tanaman, umumnya
tidak membentuk spora tetapi mereka dapat
tetap hidup untuk jangka waktu yang lama
bahkan dalam kondisi kering. Sifat ini
memungkinkan bakteri tetap hidup selama
bertahun-tahun di tanaman, dalam benih
yang disimpan dan produk tanaman lainnya
dan dalam tanah.
A.3. Klasifikasi

 Bakteri dikelompokkan dengan bermacam-macam ciri meliputi


ciri koloni, pigmen, reaksi pewarnaan dan morfologi. Mis: bentuk
sel, motilitas, flagella dan kisaran uji kimia (Fahy and Persley
1983, Agrios 2005).
 Bakteri penyebab penyakit tanaman meliputi: Agrobacterium,
Erwinia, Ralstonia, Pseudomonas, Xanthomonas, Clavibacter,
Streptomyces, Xylella.
 Phytoplasmas are classified with bacteria but in this book are
studied with virus diseases because of similarities in symptoms,
methods of spread, etc.
 Some organisms with mycelium-like forms, eg Streptomyces
scabies (common scab of potatoes), are classified with bacteria
rather than with fungi.
A.4. Identifikasi
A.4.1 Gejala yang ditunjukkan oleh tanaman inang
 Organisme penyakit lain, lingkungan ekstrim, dan toksisitas kimia
dapat menyebabkan gejala yang sama. Bacterial leaf spots sulit
dibedakan dengan fungal leaf spots, bacterial wilts dengan fungal
wilts, senescence, other agents.
 Infeksi bakteri sekunder dapat berhubungan dengan kondisi tsb di
atas.
 Bacterial ooze dapat digunakan untuk mengidentifikasi bakteri
patogen, tetapi tdk dapat digunakan untuk identifikasi spesies
bakteri.
A.4.2 Deteksi dan Identifikasi bakteri patogen tanaman oleh ahli
 Microscopy, morfologi mempunyai nilai untuk identifikasi bakteri
 Kultur bakteri murni diperoleh dengan isolasi pada medium selektif. Uji
patogenisitas perlu dilakukan.
 Uji biokimia dan teknik molecular, spesies dan subspecies akan teridentifikasi.
Beberapa kit pengujian tersedia yaitu:
- ELISA: relative murah, menghasilkan data secara cepat dan spesifik (perubahan
warna mjd indikator positif), tetapi tidak sesensitif metode lain. Uji ELISA sdh
tersedia untuk bakteri X. campestris pv.pelargonii.
- Teknik lain termasuk pengecatan Gram, substansi yang digunakan bakteri untuk
makanan, komposisi asam lemak dari sel. Serologi test menghasilkan perubahan
warna dapat digunakan secara cepat dan akurat untuk identifikasi bakteri.
 Uji DNA (mis:dengan PCR) dapat untuk membedakan bakteri satu dengan lainnya
dengan membandingkan segmen DNA
 Beberapa bakteri pada inang tertentu mempunyai pengujian spesifik
A.5. Gejala
 Beberapa bakteri menghasilkan lebih dari 1 gejala misalnya crown gall juga dapat menyebabkan dieback,
galls and wilting
 Gejala karena bakteri kadang membingungkan dengan gejala oleh jamur dan penyakit non-parasitic dan
penyebab yang lain
Kerusakan langsung
LEAVES: Blights, eg bacterial blight (cotton, pea, stock, walnut, etc)
Defoliation, eg bacterial canker (stone fruit)
Galls, eg bacterial gall of oleander
Leaf spots, eg bacterial leaf spots (begonia, hibiscus), bacterial canker
(stone fruit), bacterial blight (mulberry)
BUDS: Blights, eg bacterial canker of stone fruit
FLOWERS:
FRUIT: Sunken black areas, eg bacterial blight (walnut)
Rots, eg bacterial soft rot (stored fruit and vegetables)
STEMS: Cankers, eg bacterial canker (stone fruit)
TRUNKS: Dieback, eg bacterial canker (stone fruit), bacterial blight (walnut)
Gumming, eg bacterial canker (stone fruit)
Rots, eg bacterial leaf and stem rot (pelargonium)
Wilts, eg bacterial wilt (tomatoes, internal staining of vascular tissue)
CROWNS: Galls, eg crown gall
TUBERS: Rots, eg soft rots
ROOTS: Scabs, eg leaf spot/corm scab (gladiolus), common scab (potato)
Kerusakan tidak langsung
 Secondary bacterial infections may be associated with injury caused by other
disease organisms, environmental effects, injuries and toxicities.
 Nematode-bacterial disease complexes may occur
Contoh gejala penyakit
Blight. A disease which produces a general and rapid killing of leaves, flowers and stems; may be caused by
bacteria, eg bacterial blight of peas. Also caused by insects, fungal diseases, and many non- parasitic
problems, eg frost.
Canker. A dead or discoloured area/spot on a stem, branch, or twig of a plant, eg bacterial cancer of stone fruit.
Also caused by fungal diseases.
Defoliation. Leaves fall off prematurely, eg bacterial canker of stone fruit. Also caused by many fungal diseases,
twospotted mites, senescence.
Dieback. Progressive death of shoots, branches, and roots generally starting at the tip, eg bacterial canker of
stone fruit. Also caused by fungi, eg Phytophthora, borers, drought, etc.
Gall. Bacteria stimulate plant cell to multiply and enlarge abnormally causing lumps to appear on plant parts, eg
crown gall. Also caused by nitrogen-fixing bacteria, fungal diseases eg gall rust on wattles, insects, eg gall
wasps
Gumming/gummosis. Production of gum by or in plant tissue eg bacterial cancer of stone fruit (gummosis).
Also caused by fungal diseases eg shot hole, injury eg apricots
Leaf spot. A self-limiting lesion on a leaf,eg bacterial leaf spot of mulberry Also caused by fungi and ather agens)
Scab. A roughened A roughened cracked diseased area on the surface of plant tissues, eg bacterial scab of
gladiolus (below). Also caused by fungal diseases, eg apple scab, non-parasitic problems, eg oedema
Soft rot. The material holding plant cells together is destroyed by the disease organism so that plant cells collapse
causing tubers and bulbs to rot. May have an unpleasant smell, eg bacterial soft rot of potatoes. May also be
caused by some fungal diseases.
Wilts. Disease organisms multiply in and block water-conducting cells causing wilting of plant parts above the
blockage, eg bacterial wilt of tomato; bacterial cells spread quickly and may end up in fruits and seeds. If
these are used to produce a new crop, the bacteria will quickly produce diseased seedlings which will
probably die. Also caused by fungal diseases, eg Fusarium wilt of tomatoes
Contoh gejala penyakit karena bakteri

Common name Scientific name Host range

Crown gall Agrobacterium spp. Fruit, rose

Bacterial cancer Clavibacter michiganense Tomato, capsicum, neightshade

Bacterial soft rot Erwinia carotovora Carrot, potato, iris

Bacterial wilt (moko, Ralstonia solanacearum Asteraceae, solanaceae, fabaceae (legume),


bugtok, blood disease) Musaceae

Leaf spot, streak Pseudomonas andropogonis Carnation, clover


Bacterial leaf and corm scab of Mulberry leaves. Left: Bacterial leaf spots (bacterial blight) of
gladiolus mulberry (Pseudomonas syringae subsp. mori) with small,
Bacterial gall of oleander black, angular spots. Photo”CIT, Canberra (P.W.Unger).
Right: Fungal leaf spots of mulberry with larger round spots
with dark margins and light-centres.
Photo”NSW Dept. of Industry and Investment.

Busuk hitam: X. campestris


pv. campestris
A.6. Nutrisi dan parasitisme
 Bbrp bakteri parasit pd tanaman (epifit pada permukaan), pada sisa-sisa
tanaman atau tanah sebagai saprofit
 Pada kondisi yg menguntungkan, bakteri tersebut mjd parasit
 Sebagian besar patogen tanaman adalah saprofit fakultatif dan dapat tumbuh
pada medium buatan atau nutrient medium
A. 7. Bagaimana bakteri menginfeksi
tanaman?
 Bakteri tidak dapat melakukan penetrasi
secara fisik menembus barrier tanaman
 Beberapa bakteri ada pada permukaan
tanaman, menginfeksi tanaman melalui
lubang alami (stomata, lentisel, hidatoda,
luka baru baik karena pemangkasan, hujan
es, insekta pada saat feeding)
 Bakteri penyebab leaf spot secara random
ada di permukaan tanaman dan masuk
melalui stomata
 Luka pada permukaan tanaman dapat untuk
masuk bakteri
A.8. Distribusi Bakteri dalam Tanaman
 Bakteri secara bersama menghancurkan materi tanaman (plant cells
together), sel tanaman menjadi koleps, menyebabkan area sunken
(cekung) pada batang, umbi, ubi mis: soft rot of potato
 Sebagian besar bakteri pada permukaan jaringan tanaman, mis: gall
bacteria
 Bakteri masuk ke dalam pembuluh penghantar air dan makanan:
- cepat tersebar ke buah dan biji, bila ini digunakan untuk menghasilkan
tanaman baru maka bakteri akan cepat menghasilkan penyakit pada
bibit dan bahkan mati;
- bakteri multiplikasi di dalam dan memblokir air dan menyebabkan
kelayuan
A.9. Siklus Penyakit
 Bbrp bakteri parasite pada tanaman berkembang pada bagian tanaman
sebagai parasit, dalam on tanah, atau pada sisa-sisa tanaman dalam tanah
sebagai saprofit.
Hanya pada tanaman inang
 Penyakit menghasilkan populasi bakteri dalam inang, jika bakteri mencapai
tanah melalui daun yang gugur, mk populasinya cepat menurun, dan tidak
berperan dalam penyebaran penyakit. Misalnya blight, canker. Bakteri
berkembang dari tanaman inang rentan ke tanaman rentan yang lain.
Tanaman inang, sisa tanaman, dan tanah
 Penyakit meningkatkan populasi bakteri dalam tanaman. Jika bakteri
mencapai tanah, masih dapat tinggal dalam beberapa tahun, populasi hanya
menurun dalam beberapa tahun. Tanaman rentan dalam tanah yang
terkontaminasi dapat terinfeksi, mis: crown gall.
Tanaman inang, sisa tanaman, terutama tanah
 Penyakit-penyakit ini menghasilkan sebagian besar populasi dengan tumbuh
pada bahan nabati di tanah. Mereka hanya menyerang tanaman secara
kebetulan. Tanaman tidak penting untuk keberadaannya, mis: bacterial soft
rot pada tanaman kentang.

A.10. Cara Bertahan


 Inang (permukaan, organ atau sisa tanaman tanpa menyebabkan infeksi)
 Tanah (bertahan dalam tanah atau sisa tanaman, biji atau serangga)
 Biji (seedborne, bakteri ada di dalam atau berasosiasi dengan biji. Tanaman
yang tumbuh dari biji yang terinfeksi menghasilkan tanaman yang terinfeksi
misalnya bacterial blight, halo blight
A.11. Penyebaran

 Air, percikan air.


- Falgela memungkinkan bakteri bergerak dengan jarak sangat pendek.
- Hujan dan air irigasi dapat mencuci bakteri dari satu bagian tanaman ke
tanaman dan dari tanah ke permukaan bawah daun tanaman.
- Angin dapat membantu penyebaran hujan dan air irigasi.
- Air drainasi atau bbrp air mengalir, dalam atau pada tanah dapat mencuci
bakteri menuruni bukit ke tanaman rentan.
- Pemangkasan atau aktivitas lain dalam dalam tanaman dapat membantu
penyebaran.
 Angin. Penyebaran bakteri yang terbawa angin dapat terjadi pada
pemindahan tanaman tomat dan Lombok di lapangan.
 Biji.
- Bbrp penyakit bakteri adalah seedborn, Mis: bacterial wilt of tomato.
Bakteri dapat disebarkan oleh bbrp agensia yang membantu penyebaran
biji. Jika digunakan untuk menghasilkan tanaman baru, bakteri akan cepat
menghasilkan perkecambahan berpenyakit yang memungkinkan tanaman
mati.
- Bahan perbanyakan tanaman. Penyakit bakteri dapat ditransfer ke
tanaman baru pada atau di tunas, stek, dan bahan perbanyakan vegetatif
serupa. Mis: bacterial canker of stone fruit disebarkan pada tunas
terinfeksi.
 Bahan perbanyakan tanaman
 Serangga
 Aktivitas manusia dan binatang
A.12. Faktor Pendukung
Faktor yang menguntungkan perkembangan penyakit bakteri yaitu
 Cuaca
- Different bacterial diseases require different conditions for host plant
infection and disease development, eg bacterial canker infection of stone
fruit is favoured by cool, wet and windy weather.
 Kondisi tanah
- Soil temperatures, moisture and alkalinity may affect the development of
soilborne bacterial diseases.
- High soil moisture and temperatures favour bacterial wilt of tomato and
capsicum.
- Poor drainage may favour some bacterial diseases.
- Planting susceptible crops in soil containing infected plant residues.
 VENTILATION
Crowded, shady plantings increase disease levels due to poor air circulation around
plants.
 Kerusakan tanaman
- Injury to plants by hail, wind-driven rain, irrigation, pruning or pesticide
applications will favour infection. Avoid pruning trees during wet weather.
- It is recommended that stone fruit trees be pruned during spring or autumn
to allow pruning cuts to heal rapidly and so lessen the chance of infection by
bacterial canker.
 Nutrisi inang. Host nutrition will also affect the development of disease, eg
bacteria may more easily infect and cause damage to succulent shoots.
 Penanaman tanaman secara terus menerus. Bacterial diseases build up in
soils if susceptible corps are grown continually.
ENVIRONMENT
Does it favour the crop or crown gall?

Crown g a l l
SUSCEPTIBLE BACTERIAL DISEASE
HOST PLANT PRESENT
B. Pengelolaan Penyakit Terpadu
B. 1. Tahap-tahap Pengelolaan Penyakit Terpadu
1. Merencanakan dg baik penggunaan IDM yang sesuai dg kondisi. Menyimpan
catatan tanaman. Mis: sumber bahan tanam, tanggal penanaman, suhu,
irigasi, pupuk dan pestisida.
2. Tanaman/daerah. Program IDM sesuai untuk bbrp penyakit bakteri pada
bbrp tanaman di daerah-daerah utama.
3. Identifikasi. Identifikasi penyakit harus dikonfirmasi, dikomunikasikan
dengan layanan diagnostic (jika perlu). Daur hidup dan kondisi yang
menguntungkan penyakit harus diketahui dengan baik.
4. Monitoring. Dalam monitoring yang harus diketahui yaitu kapan,
dimana, apa, dan bagaimana memonitor. Deteksi awal bersama dengan
menentukan langkah pengendalian, dapat menghentikan penyebaran
penyakit. Monitoring dapat juga menunjukkan efektivitas pengendalian
lebih awal.
5. Ambang batas/Threshold. Berapa banyak kerusakan dapat diterima?
Apakah ambang batas telah ditetapkan? Ada bbrp ambang batas 0 untuk
bbrp penyakit pada program eradikasi, misalnya kanker jeruk.
6. Pengendalian. Pengendalian meliputi roguing, penyemprotan dll.
dilakukan pada waktu yang tepat.
7. Evaluasi. Meninjau/mereview program yang telah dilakukan untuk
melihat apakah pekerjaan yang dilakukan baik. Rekomendasi perbaikan
jika diperlukan, misalnya menggunakan benih yang diuji penyakitnya.
B. 2. Metode Pengendalian

1. Legislasi
Undang-undang yang relefan, misalnya karantina.

2. Bercocok tanam
 Rotasi tanaman jika penyakit mempunyai kisaran inang terbatas, mis:
bacterial blight of bean.
 Ruang tanaman yang memungkinkan sirkulasi udara baik untuk mengurangi
penyakit.
 Jangan membasahi daun yang tidak perlu. Air dengan percikan sesedikit
mungkin.
 Praktik budidaya yang sesuai, mis: pemupukan dan penyiraman untuk
menghindari pertumbuhan berlebih.
 Memastikan persemaian berdrainasi baik.
 Menghindari tanaman dari angin untuk mengurangi kerusakan tanaman.
 Monitor lingkungan sekitar tanaman untuk mengurangi tekanan penyakit.
3. Sanitasi
 Sanitasi mengurangi inoculum di lapangan dan rumah kaca.
 Roguing tanaman terinfeksi dan membuang sissa tanaman sakit sebelum
penyakit menyebar ke tanaman lainnya.
 Pemangkasan dan penghancurannbagian tanaman sakit segera setelah
teramati. Mis: bacterial gall of oleander.
 Alat pemotong disterilkan sebelum digunakan untuk memotong tanaman.
Mis: bacterial canker of stone fruit.
 Disinfeksi meja yang digunakan untuk wadah.
 Bersihkan sisa-sisa kotoran dari mesin sebelum disinfeksi.
 Sanitasi tanah atau media, air dan tanah.
 Jangan menangani tanaman sakit sebelum menangani tanaman atau benih
sehat. Menghindari pergerakan mesin dan pekerja dari tanaman terinfeksi
ke tanaman bebas penyakit terutama saat tanaman basah.
4. Pengendalian hayati
 Bakteri tanah.
– Crown gall dikendalikan dengan ‘bio-pesticide’, Agrobacterium sp.
(Nogall). Bakteri tumbuh pada tanaman rentan, stek atau biji, kemudian
antagonis menyerang bakteri crown gall.
– Bakteri menguntungkan diperlakukan dalam tanah dan perlakuan biji.
 Bacteriophages adalah virus yang menyerang bakteri. Mis: bacterial leaf
and stem rot of pelargonium (Xanthomonas campestris pv. pelargonii).

5. Varietas tahan dan toleran


 Pengendalian dengan menggunakan kultivar tahan penyakit atau toleran
yang sesuai dengan kondisi setempat jika tersedia. Mis: Varietas Walnut
tahan terhadap bacterial blight (X.campestris pv.juglandis).
6. Karantina Tumbuhan
 Beberapa penyakit bakteri eksotik masuk Australia telah dieradikasi. Mis:
ryegrass bacterial wilt (Xanthomonas translucent pv. graminis) dari Victoria
dan citrus canker (Ralstonia solanacearum) dari Qld. Ada penyakit bakteri
yang tidak ada di Australia. Mis:
– Bacterial wilt (Ralstonia solanacearum race 1) of Eucalyptus.
– Moko disease (R. solanacearum race 2 biovar 1) pada pisang.
– Fire blight (Erwinia amylovora) pada apel dan pear.
– Sumatra disease (Pseudomonas syzygii) of
 Karantina antar Negara dan wilayah. Bbrp penyakit bakteri hanya terjadi di
beberapa wilayah. Mis: halo blight pada kacang-kacangan.
 Karantina local. Bbrp penyakit bakteri madap masuk ke pembibitan dan
kebun dengan cara membeli tanaman terinfeksi. Mis: bacterial diseases of
carnation, bacterial gall of oleander.
7. Bahan tanaman yg diuji penyakitnya
 Biji. Bbrp penyakit bakteri adalah seedborne.
– Sel-sel bakteri yang masuk dalam air dan tanaman menyebar dg cepat
ke buah dan biji.
– Biji kacang-kacangan bersertifikat dijamin bebas dari halo blight dan
penyakit spesifik tertentu. Benih bersertifikat bbrp tanaman tdk
menjamin 100% bebas dari penyakit.
– jangan menyimpan benih dari tanaman terinfekasi, kecuali jika
diperlakukan dengan air panas.
 Perbanyakan vegetatif. Jangan diperbanyak dari tanaman yang terinfeksi.
 Hanya bahan tanaman yg diuji penyakitnya di persemaian bebas penyakit,
atau dalam tanah yang tidak mengandung sisa tanaman sakit.
8. Metode mekanik dan fisik
 Benih yang diperlakukan dengan air panas atau uap dapat digunakan untuk
mematikan bagian dalam bakteri. Perlakuan air panas dapat menembus
benih untuk mengendalikan infeksi bakteri.
 Pasteurisasi tanah (60oC selama 30 menit) mematikan bakteri penyebab
penyakit di tanah.
 Iradiasi menghancurkan mikroorganisme. Mis: bakteri, jamur, dan serangga.
 Sinar UV mematikan bakteri dan jamur pada kulit berbagai jenis buah, juga
meningkatkan kualitas buah dan memperpanjang usia simpan hingga 80
hari.
9. Bakterisida
 Penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan penyakit bakteri belum
berhasil.
 Antibiotik sistemik seperti streptomycin are available, but ketahanana dapat
berkembang.
 Pestisida biologi seperti Agrobacterium sp. (Nogall) digunakan untuk
mengendalikan crown gall
 Perlakuan tanah sebelum tanam dengan fumigan atau pasteurisasi hanya
menguntungkan untuk jumlah kecil tanah yang terinfestasi.
C. Contoh Penyakit Bakteri
1. Penyakit Crown gall disebabkan oleh Agrobacterium spp.
2. Bacterial canker of stone fruit disebabkan oleh Pseudomonas syringae pv.
syringae atau P. syringae pv. morsprunorum
3. Penyakit layu bakteri pada tanaman kentang, tomat, terung, cabai
disebabkan oleh Ralstonia solanacearum
4. Penyakit Bacterial leaf spots disebabkan oleh Pseudomonas dan
Xanthomonas

Anda mungkin juga menyukai