Anda di halaman 1dari 9

Pengendalian Harga

Pendahuluan
 Pengendalian harga obat dibentuk oleh dua kepentingan yg saling
berinteraksi : kepentingan produsen dlm mempertahankan & memaksimalkan
keuntungan dan kepentingan masyarakat utk meningkatkan derajat kesehatan.

Pentingnya pengendalian obat didasarkan pd kenyataan bahwa obat adalah


kebutuhan dasar masyarakat.

Setiap kenaikan harga obat berpengaruh terhadap daya beli yg rendah.

Di Indonesia, peran pemerinath dalam pengendalian harga dapat dilihat dari
penetapan harga obat generik.
 Apa sebenarnya masalah utama yang dihadapi suatu negara berkenaan dg
indutri farmasinya.

 Apa sebenarnya yang dikhawatirkan berkenaan dg pengaturan & pengendalian


harga.

 Bagaimana bentuk intervensi yang dilakukan pemerintah dan apa dampak


positif dan negatifnya.
Masalah utama industri farmasi di
negara berkembang
1. Tingginya angka kesakitan dan angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit menular.
2. Kapasitas kelembagaan pemerintah tidak memadai dlm mengatur aktivitas
industri farmasi.
3. Penggunaan sumber daya farmasi yang tidak efisien.
4. Penemuan obat baru membutuhkan biaya yang sangat besar, waktu yang
sangat lama, proses perizinan yang sangat Panjang serta pemasaran yang
sangat kompleks.
5. Potensi pasar yang lemah di negara berkembang merupakan faktor uaam
yang menyebabkan industry farmasi multinasional enggan berinvenstasi dlm
riset & pengembangan obat baru.
Metode pengaturan dan pengendalian
harga obat di berbagai negara
1. Reference pricing : metode pengaturan harga dg menetapkan harga obat utk
kelompok terapi yg sama sebagai harga referensi.
Harga referensi menjadi patokan dlm reimbursement biaya obat maupun utk
harga jual obat yg diproduksi perusahaan farmasi.

2. International reference pricing : penetapan harga obat utk kelas terapi


tertentu & menjadikannya sbg harga referensi.
Jika perusahaan farmasi ingin obatnya masuk dalam program
reimbursement asuransi, maka harga obat utk kelas terapi tsb harus berada
dlm range harga referensi yg ditetapkan pemerintah.
3. Volume limitation : beberapa pemerintah negara OECD menerapkan pembatasan
volume obat baru yg dijual perusahaan farmasi.

Pemerintah dan perusahaan farmasi membuat kesepakatan yg dinamakan


“Price-Volume Agreement”.

Perusahaan farmasi hanya diizinkan utk menjual obat baru yg diproduksinya dlm
batas tertentu yg telah disepakati dg pemerintah.

Jika volumenya melebihi kesepakatan, maka perusahaan farmasi harus


memberikan kompensasi dalam bentuk pengurangan harga, atau kelebihan produk yg
ada di pasar harus ditarik.
4. Profit control : salah satu cara yg dilakukan pemerintah negara OECD dalam
kebijakan harga obatnya.

Perusahaan farmasi diizinkan menjual produknya dengan margin


keuntungan tertentu.

Margin keuntungan utk setiap produk ditetapkan berdasarkan negosiasi &


kesepakatan antara perusahaan farmasi & pemerintah.
Pengendalian harga di apotek
1. Sampling obat : mengambil beberapa sampel obat yg dijual pd beberapa
apotek

Survey harga di beberapa apotek kompetitor

HJA hasil survey di apotek kompetitor dibandingkan dengan HJA (HJA ˂ HJA
apotek lain atau HJA ˃ HJA apotek lain)
2. Evaluasi dg melihat data
- HNA + PPN
- Discount
- Margin
3. Penyesuaian

Anda mungkin juga menyukai