Anda di halaman 1dari 42

HALUSINASI

PENGERTIAN HALUSINASI

Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu


obyek tanpa adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi
sensori ini meliputi seluruh pancaindra. Halusinasi merupakan
salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau
penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada. Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal
orientasi realitas. Salah satu manifestasi yang muncul adalah
halusinasi yang membuat pasien tidak dapat menjalankan
pemenuhan dalam kehidupan sehari-hari.
KLASIFIKASI HALUSINASI

Halusinasi pendengaran (auditorik)


Halusinasi penglihatan
Halusinasi penghidu (offactory)
Halusinasi peraba
Halusinasi pengecap
Halusinasi cenestetik
Halusinasi kinestetik
DIMENSI HALUSINASI

Masalah halusinasi berlandaskan atas hakikat keberadaadn


seorang individu sebagai makhluk yyang dibangun atas
dasar unsur-unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga
halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi (stuart dan laraia,
2005) :
Dimensi fisik
Dimensi emosional
Dimensi intelektual
Dimensi sosial
Dimensi spiritual
RENTANG RESPON HALUSINASI
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB HALUSINASI
Faktor Predisposisi :
Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal yang dapat meningkatkan stres
dan ansietas yang dapat berakhir dengan gangguan persepsi. Pasien mungkin menekan perasaannya
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
 Faktor sosial budaya
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang merasa disingkirkan atau kesepian,
selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi.
 Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran yang bertentangan
dapat menimbulkan ansietas berat terakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan, sehingga
terjadi halusinasi.
Faktor biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi realitas, serta dapat
ditemukan atropik otak, pembesaran ventikal, perubahan besar, serta bentuk sel kortikal dan limbik.
 Faktor genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan pada pasien skizofrenia.
Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami
skizofrenia, serta akan lebih tinggi jika kedua orang tua skizofrenia.
Faktor Presipitasi
Stresor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari kelompok dapat
menimbulkan halusinasi.
 Faktor biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin, serta zat
halusigenik diduga berkaitan dengan gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi.
Faktor psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkembangnya gangguan orientasi
realitas.Pasien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang tidak
menyenangkan.
Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas
berkaitan dengan perubahan proses pikir, afektif persepsi, motorik, dan sosial.
 
TANDA DAN GEJALA HALUSINASI

Beberapa tanda dan gejala perilaku halusinasi adalah


tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakan
bibir tanpa suara, berbiacara sendiri, pergerakan mata
cepat, diam, asyik dengan pengalaman sensori, kehilangan
kemampuan membedakan halusinasi dan realitas rentang
perhatian yang menyempit hanya dalam beberapa detik
atau menit, kesukaran berhubungan dengan orang lain,
tidak mampu merawat diri.
POHON MASALAH
TINJAUAN KASUS
 
PENGKAJIAN

Identitas klien
Nama : Tn. Kanisius Jaru
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : khatolik
Pendidikan: S1 pendidikan
Pekerjaan : PNS
Status perkawinan : belum kawin
Alamat : lait,kakor
Diagnosa Medic :
RM No : -

Identitas penanggung jawab


Nama : Tn.Yohanes jehurut
Alasan masuk

Klien mengatakan ia sering mendengarkan suara – suara


yang selalu mengancam nya akan mati jika tidak dilakukan
hal-hal jahat yang diperintahkan suara tersebut. suara itu
terdengar seperti suara nenek tuayang memintanya untuk
pergi kesuatu tempat, merusak barang dirumanya dan
juga pernah sekali disuruh untuk membakar rumah
kakaknya. hal-hal tersebut dilakukan klien diluar
kesadaranya ,oleh karena itu, klien diantar oleh
keluarganya untuk tinggal dan dirawat diklinik renceng
mose, karena klien tidak dapat mengendalikan diri dari
suara-suara yang selalu menancamnya.
Factor predisposisi

Pernah mengalami gangguan Jiwa dimasa lalu


Klien mengatakan sebelumnya ia pernah masuk di klinik renceng
mose pada tanggal 6 Juni 2017 dengan tanda dan gejala yang sama
klien di rawat di klinik selama 6 bulan. 
Pengobatan sebelumnya : tidak berhasil
Klien mengatakan setelah di rawat di klinik rencengmose, keadaan
klien mulai membaik, lalu kemudian memburuk lagi karena klien tidak
minum obat di rumah.
Trauma
Klien tidak pernah mengalami trauma seperti aniaya fisik, kekerasan
dalam keluarga dan sebagainnya.ia juga tidak pernah terlibat dalam
masalah-masalah kriminal.
Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
Hubungan keluarga: ibu dari klien
Gejala : jalan dan bicara sendiri
Riwayat pengobatan: klien mengatakan ibunya tidak di rawat di
rumah sakit atau pun klinik. Keluarga hanya membiarkan jika
dia berjalan atau bicar sendiri.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak mempunyai pengalaman yang tidak
menyenangkan
Pemeriksaan Fisik

TTV : TD : 110/80 mmHg


N : 88x/menit
S : 36,5 oC
RR : 18x/menit
Ukur : TB : 168 cm
 BB : 70 kg
 
 
Keluhan fisik :
klien mengatakan tidak ada keluhan fisik dan tidak ada kelainan
fisik
Konsep diri

Citra tubuh :
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak di sukai. Ia nyaman
dengan postur tubuhnya, klien tidak memiliki cacat tubuh
Identitas diri :
Klien menyadari dia seorang pria yang belum menikah diusianya yang ke
46
Peran diri
Klien menyadari perannya sebagai seorang guru PNS. Ia juga mengatakan
biasa mengikuti kegiatan koor kelompok di lingkungannya dan bisa
mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu dan sebagainya.
Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segara pulang ketemu ibunya
dan saudaranya yang lain
Harga diri
Klien mengatakan ia tidak merasa malu dengan keadaannya. Dia merasa
bersukur karena masih di beri kesempatan untuk memperbaiki keadaannya di
klinik
Hubungan sosial :

Orang yang berarti


Klien mengatakan orang yang paling berarti di hidupnya
adalah kedua orang tuanya dan klien sangat dekat kakak
perampuannya.
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan sering mengikuti kegiatan koor di
kelompok masyarakat
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien menyadari dirinya yang kurang percaya diri jika
sedang berkumpul bersama orang lain.
Spiritual

Nilai dan keyakinan


Klien mengatakan bahwa dirinya menganut agama katolik
dan biasanya mengikuti ibadah di gereja. Dia juga selalu
berdoa pada pagi hari dan menjelang malam tiba.
Kegiatan ibadah
Klien mengatakan biasanya klien mengikuti misa di gereja
tiap hari minggu
Status mental
Penampilan
Klien menggunakan pakaian yang sesuai,tampak rapi, pakaian diganti 2 hari
sekali , dan mandi 2x sehari
Pembicaraan
Klien kadang berbicara tegas dan jelas maksud dari pembicaraan pasien
dapat di maknai,klien bicara dengan logis.
Aktifitas motorik
Klien berperilaku tampak normal ,klien tidak terlihat gelisah ataupun tremor.
Alam perasaan
Klien selalu merasa ingin kumpul bersama keluarganyadi kampung,tapi Ia
menyadari keadaanya masih belum pulih.
Afek
Klien merespon pembicaraan dengan baik,tidak kaku,dan dapat menjawab
pertanyaan dengan sesuai.
LANJUTAN,,,
Interaksi selama wawancara
Klien selalu kooperatif dan komunikatif saat wawancara.
Persepsi :
( halusinas pendengaran)
Klien mengatakan ada suara-suara yang mengancamnya untuk berjalan tanpa arah dan
melakukan perbuatan yang tidak baik seperti merusak barang dan membakar rumah.
Isi pikir
Klien dapat mengingat hal-hal tertentu dan menceritakan dengan sangat detail.klien
tidak pernah berpikir tentang hal-hal lain.Selalu suara-suara ancaman yang selalu
membuatnyatidak nyaman.
Proses pikir
Proses pikir klien baik, alur penjelasan klien dapat dipahami.
Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik, klien tidak kebingungan saat menjawab, klien selalu focus
dan mendengar dengan baik.
LANJUTAN,,
Memori
Memori klien baik, ia dapat mengingat dengan baik kejadian yang
pernah dialami.
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Baik, klien mampu berkonsentrasi dengan baik, mampu berhitung
sederhana secara berurutan.
Kemampuan penilaian
Klien mampu menilai orang lain dengan baik.
Daya tilik diri (insight)
Klien mampu menilai dirinya, ia mengetahui dirinya yang kurang
percaya diri yang menyebabkan dirinya lebih sering menyendiri dan
lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga.
Kebutuhan persiapan pulang

Makan :
BAB/BAK :
Mandi
Berpakaian atau berhias
Penggunaan obat : ya
Kesimpulan : klien membutuhkan pendampingan keluarga agar obat dapat dikonsumsi terus dan klien tidak
putus obat.
Pemeliharaan kesehatan
Peawatan lanjutan : ya
Perawatan pendukung:
Kesimpulan: klien memerlukan perawatan lanjutan seperti upaya mengontrol suara yang biasa di dengar dengan
cara-cara yang telah diajarkan dan juga klien masih memerlukan obat.
Aktivitas dirumah
Mempersiapkan makanan: ya
Menjaga kerapihan rumah: ya
Mencuci pakaian: ya
Pengaturan keuangan: ya
Kesimpulan: dengan melakukan pekerjaan rumah dapat membantu klien mengontrol suara-suara yang bisa di
dengar.
Aktivitas diluar rumah
Bekerja: tidak
Transportasi: tidak
Lain-lain: tidak
Kesimpulan: klien belum bisa beradaptasi dengan lingkungan jika
terjadi halusinasi. Ia belum bisa mengontrolnya jika berada di depan
banyak orang.
9. istirahat atau tidur
 Tidur siang lama: 13.00 sampai dengan 15.00
 Tidur malam lama: 20.00 sampai dengan 05.00
 Kegiatan sebelum tidur: klien harus dibiasakan untuk melakukan
aktivitas yang terjadwal.
Mekanisme koping

Adaptif
 klien dapat mengatasi stres dengan berjalan-jalan atau
menghabiskan waktu di luar rumah.
 Klien tidak mudah larut dalam masalah yang dihadapinya.
Masalah psikososial dan lingkungan
masalah dengan dukungan kelompok
Klien tidak memiliki masalah dalam dukungan kelompok. Ia mendapat bentuk dukungan dari keluarga
dengan dirawat di klinik renceng mose.
masalah dengan lingkungan
Klien tidak memiliki masalah dengan lingkungan tempat ia tinggal. Ia selalu mengikuti kegiatan latihan
koor di kelompoknya.
 masalah dengan pendidikan
Tidak ada masalah, klien mampu menjelaskan studi s1 pendidikan
masalah dengan perumahan
Tidak ada masalah, klien tinggal bersama kakanya di rumah yang dibangun menggunakan uang
sendiri.
masalah dengan pekerjaan
Klien adalah seorang guru di SMP di daerahnya, namun semenjak sakit ia tidak dapat bekerja kembali.
 masalah dengan ekonomi.
Keadaan ekonomi klien baik, ia memiliki penghasilan sendiri dari gaji PNS. Ia dan keluarganya juga
memiliki kios kecil dari daerahnya.
masalah dengan pelayanan kesehatan.
 
kurang pengetahuan tentang:

obat-obatan: ya

kesimpulan: klien pernah putus obat yang menyebabkan ia


kembali dirawat di klinik. Oleh karena itu, klien perlu
mengetahui pentingnya meminum obat.
 
Terapi medis:

Haloperidel 2x 1 mg
Trihexpirilydine 2x 2 mg
Clorpromazine 1x 100 mg.
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
STRATEGI PELAKSANAAN

Sp1
Orientasi
Selamat pagi pak kanisius, perkenalkan nama saya irna. saya adalah mahasiswa
keperawatan unika santu Paulus ruteng yang sedang menjalankan masa praktik
disini selama kurang lebih seminggu. Hari ini saya akan mulai bertugas disini
dari pagi ini hingga jam 2 siang nanti. Bapak kanisius lebih senang dipanggil
siapa?
Bagaimana perasaan bapak pada pagi hari ini ?
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang dialami bapak agar
saya dapat mengetahui keadaan bapak?
Mau berapa lama kita berbincang-bincang pak ?
Dimana bapak ingin kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja?
 
Kerja
Apakah bapak sering mendengar seseorang berbicara kepada bapak
tetapi tidak ada wujudnya?
Apa yang sering dia bicarakan pak?
Apakah bapak sering mendengar hanya sewaktu-waktu?
Kapan paling sering bapak mendengarnya?
Berapa kali sehari bapak mendengarnya? Pada saat apa, apakah
pada saat bapak sendiri?
Apakah yang bapak rasakan saat mendengar sesuatu yang tidak
ada wujudnya?
Apa yang bapak lakukan pada saat bapak mulai mendengar sesuatu
yang tidak ada wujudnya ? apakah dengan cara itu bisa
menghilangkan apa yang bapak dengar dan lihat? Bagaimana kalau
kita belajar cara untuk mencegah apa yang bapak lihat dan dengar
itu muncul?
LANJUTAN,,
Baik pak kani setelah mendengar cerita bapak tadi, saya akan
menjelaskan kepada bapak bagaimana cara untuk mengendalikan
suara-suara yang sering bapak dengar. ada 4 cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul.pertama, dengan menghardik suara
tersebut, kedua: dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain,
ketiga; melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan, keempat;
minum obat dengan teratur.
bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu, yaitu dengan menghardik,
caranya adalah suara-suara itu muncul, bapak katakan, saya tidak
mau dengar,... saya tidak mau dengar, pergi, kamu tidak nyata.
Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba
bapak peragakan ulang... nah begitu,,, bagus, coba lagi,, ya bagus.
TERMINASI

bagaimana perasaannya setelah memperagakan latihan


tadi?
Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara
tersebut. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihannya? Bagaimana kalau seperti
hari ini?
Baiklah sampai bertemu kembali besok pak, terimakasih
SP2

Orientasi
 selamat pagi pak kani, bagaimana perasaannya hari ini?
Apakah suara-suaranya masih muncul?
Apakah sudah dipakaia cara yang telah kita latih? bagus,,,
sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain, kita akan latihan selama 20 menit. Mau dimana?
disini saja?
Kerja
cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi adalah
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak
mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman
untuk diajak mengobrol, minta teman untuk berbicara,
misalnya “teman, makan siang hari ini enak sekali,menu
apa yang paling kamu sukai?” atau tanyakan hal-hal yang
dapat menarik perhatian lawan bicara untuk bercakap-
cakap dengan bapak.
Bagaimana pak bisa dipahami?
Coba bapak lakukan kembali… bagus sekali pak. Lakukan
hal tersebut jika suara tersebut muncul kembali.
Terminasi
bagaimana perasaannya setelah latihan ini?
jadi sudah ada berapa cara yang kita pelajari untuk
mencegah suara-suara itu?
bagus cobalah kedua cara ini kalau mendengar suara-
suara itu lagi. Besok pagi saya akan kesini lagi.
Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga, yaitu
melakukan aktivias terjadwal. Mau jam berapa?bagaimana
kalau jam 10 pagi?mau dimana? Disini lagi? Baiklah,
selamat pagi...”
Sp3
Orientasi
selamat pagi pak kani bagaimana perasaannya hari ini?
apakah suara-suaranya masih muncul?
 Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih?
sesuai janji kita , hari ini kita akan belajar cara yang ketiga
untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal..
mau dimana kita bicara/ baik, kita duduk di sini saja pak?
Berapa lama kita bicara?Bagaimana kalau 15 menit?
Baiklah”
Kerja
apa saja yang biasa pak kani lakukan tiap hari? Boleh
diceritakan?
Baiklah, kegiatannya cukup banyak pak, bagus sekali.
mari kita latih 2 kegiatan hari ini, kegiatan ini dapat
dilakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai
malam ada kegiatan
Terminasi
bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap
cara yang ketiga unruk mencegah suara-suara? Bagus
sekali, coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara. Bagus sekali,, mari kita masukan
dalam jadwal kegiatan harian. Coba lakukan sesuai jadwal.
bagaimana kalau menjelang makan siang nati, kita
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat.
 Mau jam berapa?bagaimana kalau jam 12?
Di depan ruang makan saja pak, sampai jumpa..
 
Sp4

Orientasi
selamat siang pak kani, bagaimana perasaannya siang ini?
apakah suara-suaranya masih muncul?
apakah sudah digunakan 3 cara yang telah kita latih?
 apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan?
Apakah pagi tadi sudah minum obat? Baik, hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang minum.
Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan
siang.
Kerja
adakah bedanya setelah minum obat secara teratur?
Apakah suara-suara berkurang atau hilang?
Minum obat sangat penting agar suara suara yang didengar
dan menggganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa
macam obat ada fungsinya masing-masing gunanya untuk
menghilangkan suara-suara, ada yang untuk membuat
bapak merasa rileks dan untuk menenangkan pikiran.
Semua obat ini diminum 3 kali sehari. Setiap pukul 7 pagi, 1
siang, dan 7 malam. Kalau suara-suara sudah hilang
obatnya tidak boleh dihentikan. Nanti konsultasikan dengan
dokter, sebab kalau putus obat maka suara-suara tersebut
akan muncul lagi..
Terminasi
bagaimana perasaannya setelah kita bercakap-cakap
mengenai obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk
mencegah suara-suara? Coba sebutkan..bagus..
harus rutin minum obatnya pak, oke
besok kita ketemu lagi untuk berbincang-bincang tentan
cara- caya yang saya ajarkan ya pak.
Mau pukul berapa?Bagaimana kalau pukul 8 pagi? Sampai
jumpa, terimakasih untuk waktunya pak, selamat
menikmati makan siang.

Anda mungkin juga menyukai