Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INSOMNIA
DISUSUN OLEH:
MARSELLA LULU AULIA
1102015126
PEMBIMBING:
DR . METTA DESVINI P. SIREGAR , S P. K J
Tidur Insomnia
STRESS INDONESIA
11,7 %
FISIOLOGI TIDUR
NREM 25%
INSOMNIA
• Keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai
atau mempertahankan tidur atau tidur non-
DSM-IV restoratif yang berlangsung setidaknya satu
bulan dan menyebabkan gangguan signifikan
atau gangguan dalam fungsi individu.
The
International • kesulitan memulai atau mempertahankan
tidur yang terjadi minimal 3 malam-1minggu
Classification selama minimal satu bulan.
of Diseases
The
International • kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap
Classification malam, disertai rasa tidak nyaman setelah
episode tidur tersebut.
of Sleep
Disorders
KLASIFIKASI
kecemasan dan
depresi
obat-obatan
penyebab
kafein, nikotin,
alkohol
kondisi
medisperubahan
lingkungan atau
jadwal kerja
‘Belajar'
insomnia
gangguan
mental dan
psikiatri
keadaan
medis
Insomnia
sekunder
zat atau
obat-obatan
disomania
FAKTOR RESIKO
• Wanita
• Usia lebih dari 60 tahun
• Memiliki g]angguan kesehatan mental
• Stress
• Jjet lag atau perubahan jam kerja
DIAGNOSIS
• Ketidakpuasan dengan kualitas dan kuantitas dari tidur, dengan 1 atau lebih
gejala yang mengikuti seperti sulit tidur, sulit mempertahankan tidur atau
sering terbangun, dan terbangun menjelang dini hari.
• Gangguan saat tidur yang disebabkan oleh stress atau gangguan di sosial,
tempat kerja, pendidikan, akademic, kebiasaan, atau yang lainnya yang
merupakan area yang memiliki fungsi yang penting.
• Sulit tidur setidakny 3 malam setiap minggunya, selam 3 bulan terakhir, dan
disertai dengan tidur yang tidak adekuat
• Insomnia tidak berhubungan dengan gangguan tidur yang lainnya
• Insomnia tidak dijelaskan sebagia gangguan mental atau kondisi medic
KRITERIA DIAGNOSTIK INSOMNIA NON-ORGANIK
BERDASARKAN PPDGJ
Tatalaksana Farmakologi
non
Non benzodiazep
benzodiazep
Farmakologi ine
ine
sleep hygine
terapi
tingkah laku
gaya hidup
dan
pengobatan
di rumah
PEMILIHAN OBAT, DITINJAU DARI SIFAT GANGGUAN
TIDUR :
• Pengaturan Dosis
• Pemberian tunggal dosis anjuran 15 sampai 30 menit sebelum pergi tidur.
• Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan
dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off
(untuk mencegah timbulnya rebound dan toleransi obat).
• Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih
perlahan-lahan, untuk menghindari oversedation dan intoksikasi.
• Ada laporan yang menggunakan antidepresan sedatif dosis kecil 2-3 kali
seminggu (tidak setiap hari) untuk mengatasi insomnia pada usia lanjut.
LAMA PEMBERIAN
• Pemakaian obat antiinsomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak lebih
dari 2 minggu, agar resiko ketergantungan kecil. Penggunaan lebih dari 2
minggu dapat menimbulkan perubahan “Sleep EEG” yang menetap sekitar
6 bulan lamanya.
• Kesulitan pemberhetian obat seringkali oleh karena “Psychological
Dependence” (habiatuasi) sebagai akibat rasa nyaman setelah gangguan
tidur dapat ditanggulangi.
EFEK SAMPING
• Kontraindikasi :
– Sleep apneu syndrome
– Congestive Heart Failure
– Chronic Respiratory Disease
• Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai risiko
menimbulkan “teratogenic effect” (e.g.cleft-palate abnormalities)
khususnya pada trimester pertama. Juga benzodiazepine dieksresikan
melalui ASI, berefek pada bayi (penekanan fungsi SSP).
KOMPLIKASI
• Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan juga terapi pada
gangguan lain seperti depresi. Lebih buruk jika gangguan ini disertai
skizophrenia.
TERIMAKASIH