Anda di halaman 1dari 98

GEODESI SATELIT

FASHAN
FASHAN BOBY
BOBY NURMAHDI
NURMAHDI
03311840000057
03311840000057
GNSS
(Global Navigation Satellite System)
GNSS

Sistem navigasi satelit adalah sistem


digunakan untuk menentukan posisi
di Bumi, dengan menggunakan satelit.
Receiver GNSS diharuskan memiliki
komponen sebagai berikut:
1. Antenna
2. Power Supply
3. Konektor
4. Kontroler
KOMPONEN GNSS

• Sensor yang digunakan adalah Antena yang berfungsi


untuk mendeteksi dan menerima gelombang
elektromagnetik yang datang dari satelit.

• Beberapa jenis antena yang sering digunakan adalah :


• 1. Monopole atau dipole
• 2. Quadrifilar helix
• 3. Spiral helix
• 4. Microstrip
• 5. Choke ring
MEKANISME

•Sistem ini dapat memerikan


informasi mengenai posisi tiga
dimensi dan ditambah dengan
informasi waktu
•Sistem navigasi satelit
mengirimkan data posisi (garis
bujur dan lintang,
dan ketinggian) dan sinyal
waktu dari satelit, ke alat
penerima di permukaan bumi.
Penerima di permukaan dapat
mengetahui posisinya,
serta waktu yang tepat.
ELEMEN KEPLERIAN YANG ADA DALAM
PERHITUNGAN DATA SATELIT NAVIGASI
Bagian dari sistem pemanfaatan teknologi satelit yang disebut GNSS
(Global Navigation Satellite System). Di dalamya terdapat GPS milik
America, GLONAS milik Rusia, GALILEO Milik Uni Eropa, BEIDOU milik
China, IRNS milik India dan QZSS milik Jepang.
ORBIT GNSS BERDASARKAN
JENISNYA

•JENIS ORBIT BERDASARKAN


KETINGGIAN
• LEO (Low Earth Orbit ) : 300 –
1500 km di atas permukaan bumi.
• MEO (Medium Earth Orbit) : 1500 –
36000 km.
• IGSO (Geosynchronous Orbit) :
sekitar 36000 km di atas permukaan
Bumi.
• GEO : (Geostationary Orbit) :
35790 km di atas permukaan Bumi.
• HEO : (High Earth Orbit): di atas
36000 km. Sumber: Tyler Reid*, Todd Walter, & Per Enge Stanford University
ORBIT GNSS BERDASARKAN JENISNYA
PROPAGANSI SINYAL

•Penyebab Error atau yang


menghalangi sinyal GNSS:
• Delay ionosfer dan troposfer.
• Kesalahan orbital.
• Adanya Bangunan/ gedung besar
yang menghalangi receiver
FUNGSI GNSS

• Sistem ini dapat memerikan


informasi mengenai posisi tiga
dimensi dan ditambah dengan
informasi waktu. Banyak
digunakan dalam bdidang
navigasi militer dan pemetaan
• Untuk mengetahui keadaan
meteorologi (troposfer dan
ionosfer)
• Deformasi
GALILEO
Galileo adalah sistem navigasi satelit yang sedang
dikembangkan oleh Uni Eropa danEuropean Space Agency.

Galileo terdiri dari konstelasi 30 satelit pada orbit


melingkar di ketinggian 23.616 km di atas Bumi. Sinyal
Galileo terintegrasi dengan sistem yang ada. Satelit

SATELIT Galileo akan menstransmisikan 10 sinyal yang berbeda.

GALILEO Dari 10 sinyal tersebut, 6 sinyal akan digunakan untuk


keperluan sipil (Open Service) dan Safety of Life Service,
2 sinyal untuk keperluan komersial dan sisanya 2 untuk
keperluan Public Regulated Service.

Selain pelayanan navigasi dan transmisi waktu, Galileo


akan menyediakan informasi mengenai akurasi dan status
sinyal tersebut.
1). Komponen Angkasa (Space Segment)

Segmen angkasa Galileo terdiri dari 30 satelit, dimana terdapat 27 satelit

KOMPONE yang aktif dan 3 satelit cadangan (spare) dalam Medium Earth Orbit
(MEO) pada ketinggian 23.600 km. Satelit akan melakukan perjalanan

N GALILEO
sepanjang tiga orbit sirkular pada inklinasi 56°. Dengan waktu orbit 14
jam, konfigurasi dari konstelasi akan menjamin sekurang-kurangnya 10
satelit yang kelihatan akan memberikan informasi posisi dan waktu untuk
semua lokasi, termasuk daerah kutub. Wahana Satelit Galileo diharapkan
akan dapat bertahan selama 10 tahun.
2). Komponen Kontrol Bumi (Ground Segment)

Segmen angkasa akan diatur lewat dua stasiun kontrol yang dipilih di

KOMPONE suatu tempat di Eropa, yang didukung oleh 20 stasiun sensor Galileo
(GSS). Pertukaran data antara stasiun kontrol dan satelit akan dikerjakan

N GALILEO
melalui stasiun penghubung khusus. Sebanyak 15 stasiun penghubung
akan dipasang di sekitar permukaan bumi untuk memudahkan dalam hal
transfer data. Sebagai komponen kontrol bumi (ground segment), stasiun
kontrol akan bertanggungjawab memanajemen satelit, mengintegrasikan
sinyal, dan sinkronisasi jam atom pada satelit.
3). Komponen Pengguna (User Segment)

Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit Galileo, baik di darat,
laut, udara, maupun di angkasa.  Dalam hal ini alat penerima sinyal
KOMPONE Galileo diperlukan  untuk menerima dan memproses sinyal -sinyal dari
satelit Galileo untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan
N GALILEO waktu. Komponen utama dari suatu receiver Galileo secara umum adalah
antena dengan pre-amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal
dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan receiver, data
sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu
daya, unit perintah dan tampilan, dan memori serta perekam data.
ELEMEN KEPLERIAN
Elemen Keplerian pada Satelit Galileo, antara lain:
ORBIT SATELIT

Konstelasi Galileo terdiri dari total 30 satelit


Medium Earth Orbit (MEO), di mana 3
diantaranya tidak aktif. Konstelasi satelit Galileo
telah dioptimalkan dengan spesifikasi:
 Orbit melingkar (ketinggian satelit 23.222 km)
 Kecenderungan orbital 56°
 Tiga bidang orbit yang berjarak sama
ERROR PADA GALILEO

Sumber Kesalahan:
• Kesaahan pada satelit : Kesalahan orbit (ephemeris) dan Kesalahan jam satelit
• Kesalahan pada data pengamatan: Ambiguitas fase dan cycle slips
• Kesalahan pada lingkungan sekitar satelit: Multipath dan imaging
• Kesalahan pada medium propagasi : Bias ionosfer dan bias troposfer
• Kesalahan pada recheiver GPS : Kesalahan jam recheiver, kesalahan antena, dan Derau recheiver
(noise)
Kesalahan Orbit
Dapat dihilangkan dengan penentuan posisi diferensial. Orbit presisi
dapat diperoleh di sekitar waktu riil via internet dari pusat layanan seperti
International GNSS Service (IGS).

CARA Bias Waktu


Bias waktu dapat dimodelkan dengan menggunakan koefisien bagian
MENGATAS pesan broadcast menggunakan polinomial
δj(t) = a0 + a1(t – t0) + a2(t – t0)2
I ERROR Persamaan di atas merupakan bias waktu untuk epok t, t0 epok referensi
waktu satelit, serta a0, a1, dan a2 merupakan offset, drift, dan frekuensi
drift waktu satelit, secara berurutan
Kesalahan pada Ionosfer
Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan menggunakan kombinasi
linear dua atau multi frekuensi (Julien dkk., 2004b). Hubungan antara
efek ionosfer pada GNSS masa depan menggunakan tripel frekuensi
dalam dituliskan sebagai berikut:
λ1 . φ1 = ρ + c . Δδ + λ1 . N – IL1
λ2 . φ2 = ρ + c . Δδ + λ2 . N – f12IL1/f22
λ3 . φ3 = ρ + c . Δδ + λ3 . N – f12IL1/f32
Di mana, Ionosfer = IL1

Kesalahan pada Troposfer


Troposfer terdiri dari dua lapisan – lapisan basah (10 km di atas
permukaan tanah) dan lapisan kering (10 hingga 40 km di atas permukaan
tanah). Troposfer menyebabkan penundaan dalam pengamatan kode dan
pengiriman. Oleh karena tidak bergantung frekuensi, hal ini dapat diganti
dengan menggunakan pengukuran dual frekuensi, namun dapat
dimodelkan dengan baik
Kesalahan Waktu Penerima
Diakibatkan oleh penggunaan waktu yang tidak presisi di dalam penerima (seperti jam
kuarsa), yang mengakibatkan offset dan drift di dalam waktu penerima dan waktu referensi
GNSS. Kesalahan ini dianggap tidak diketahui dalam perhitungan pseudo-range. Kesalahan
waktu penerima dapat dihilangkan dengan persamaan ganda berbeda (Double
Difference/DD) sebagai berikut.
DD = φAB12(t) = ρAB12(t)/λ + NAB12
Jalur Banyak (Multipath)
Disebabkan oleh banyaknya refleksi sinyal untuk sampai ke tujuan. Cara terbaik untuk
mengurangi fenomena jalur banyak adalah memilih tempat jauh dari permukaan
reflektif (seperti bangunan, mobil, pohon, dsb.), dan dengan rancangan antena yang sesuai.
Fase pembawa kurang berpengaruh oleh propagasi jalur banyak daripada jangkauan kode,
karena jalur banyak bergantung frekuensi. Kesalahan jalur banyak bisa mencapai level satu
meter. Eliminasi jalur banyak dapat dimungkinkan dengan memilih antena dengan
keuntungan polarisasi sinyal.
 Satelit navigasi mempunyai fungsi untuk penerbangan dan juga untuk
pelayaran. Satelit ini akan memberikan informasi mengenai posisi

FUNGSI pesawat terbang dan juga kapal yang sedang dalam perjalanan.
 Pemanfaatan data posisi dan navigasi berbasis satelit sudah merambah
GALILEO berbagai bidang lingkup pekerjaan seperti pemetaan dan survei,
pemantauan lingkungan, pertanian, pengelolaan sumber daya alam,
peringatan bencana dan tanggap darurat, penerbangan, transportasi
serta penelitian tentang iklim dan studi ionosfer.
CAMP
Challenging Minisatellite Payload
mengawali era baru dalam
penelitian geospasial dan
memberikan kontribusi yang
sangat penting bagi
perkembangan geospasial
dalam beberapa dekade
terakhir.
• German Sattelite
• Launched July 15 2000 in Russia (Finished at 19
Sept 2010)

DESKRIPSI
• Used for
1. ATHMOSPHERIC N IONOSPHERIC RESEARCH
2. GEOSCIENTIFIC APPLICATION (GPS RADIO
OCCULATION)
• LEO (Low Earth Orbit) Sattelite
COMPONENT

•SPACE SEGMENT
• Magnetometer
• Accelerometer
• sensor bintang
• penerima GPS
• laser retro reflektor
• ion drift meter 
COMPONENT

• GROUND SEGMENT
1. At GSOC (German Space
Operations Center) in
Oberpfaffenhofen,
Germany.
2. Data received at the DLR
Raw Data Center in
Neustrelitz
3. Data analyzed at the
CHAMP ISDC (Information
System and Data Center),
located at GFZ, Potsdam.
KEPLERIAN ELEMENT

a : 6,823.287 kilometres 
e : 0.0007115
I : 87.18 degrees
Period : 93.55 minutes
W (longitude of ascending
node) :
124.21 degrees
w (argument of perigee) :
277.62 degrees
ERROR

A patented new enhanced “quasi-codeless” tracking of L2, providing a measurement error


comparable to that achieved by the TRSR instrument with P-code tracking
Ada error dalam pengukuran di salah satu komponen yang diterima

ORBIT
• 10 tahun 2 bulan 4 hari beroperasi
• 58.277 orbit
• karakteristik orbit : dekat dengan kutub,
dekat dengan bumi, dan durasinya
panjang
• mengukur kekuatan gravitasi dengan sangat tepat
• dapat mengukur medan magnet bumi selama
periode lima tahun
• dapat mengukur kondisi spasial bumi, satelit ini
juga dapat membedakannya dalam kurun waktu
KEGUNAAN yang lama
• pengukuran okultasi radio onboard yang ada
CHAMP dalam pesawat ruang angkasa dan infrastruktur
yang dikembangkan di tanah
• penggunaan pra-operasional ruang angkasa-
dengan pengamatan GPS untuk penelitian
atmosfer dan ionosfer
• prediksi cuaca dan pemantauan cuaca di bumi
GRACE
Gravity Recovery And Climate
Experiment
Deskripsi

• Satelit GRACE (Gravity Recovery And Climate Experiment) yang diluncurkan pada tanggal 17 Maret 2002 oleh NASA,
merupakan satelit kembar (twin satellite) yang digunakan untuk penentuan medan gaya berat bumi secara global. GRACE
memiliki umur desain 5 tahun, namun ternyata dapat beroperasi selama 15 tahun.
• Ukuran dari satelit ini yaitu:
• Lebar satelit: 1942 mm
• Panjang satelit: 3123 mm
• Tinggi satelit: 720 mm
• Massa satelit: 487 kg untuk satu buah satelit
• Satelit GRACE yang berada di ketinggian awal 500 km diatas permukaan
bumi mendeteksi medan gaya berat bumi dengan cara memonitor perubahan
jarak yang terjadi antara 2 buah pasang satelit GRACE pada orbitnya. Kedua
satelit ini saling melaju pada lintasan orbit dengan jarak sekitar 220 km yang
Deskripsi terkoneksi oleh K-band microwave.
• Termasuk satelit LEO (Low Earth Orbit) karena ketinggiannya yang hanya
sekitar 500 km diatas permukaan bumi.
Komponen

Tampilan bawah
Tampilan atas

Tampilan dalam
Komponen

• K- band Ranging System (KBR): mengukur perubahan jarak antara dua buah satelit GRACE
(dengan tingkat ketelitian sampai 10µm) yang digunakan untuk mengukur nilai medan berat
bumi yang berubah-ubah.
• Ultra Stable Oscillator (USO): membangkitkan frekuensi yang digunakan pada K-band Ranging
System.
• SuperSTAR Accelorometer (ACC): untuk mengukur secara presisi percepatan non-gravitational
yang bekerja pada dua buah satelit GRACE.
• Star Camera Assembly (SCA): menentukan secara presisi dengan tepat kedua buah satelit
GRACE yang berorientasi dengan cara mengikuti posisi mereka relatif terhadap bintang.
• Coarse Earth and Sun Sensor (CES): digunakan untuk menjaga satelit GRACE beroperasi dalam
keadaan Safe Mode.
Komponen

• Center of Mass Trim Assembly (MTA): untuk mengukur secara tepat jarak antara kedua buah satelit GRACE
dengan pusat massanya dan juga percepatan selama terbang serta menyesuaikan badan satelit GRACE
dengan pusat massanya.
• Black-Jack GPS Receiver and Instrument Processing Unit (GPS): untuk mengukur perubahan jarak relatif
satelit GRACE terhadap konstelasi satelit GPS yang berhubungan langsung dengan efek bias atmosfer.
• Globalstar Silicon Solar Cell Arrays (GSA): sumber tenaga satelit dari matahari (Menyelimuti seluruh badan
bagian luar satelit GRACE) sekaligus sebagai pelindung bagian dalam komponen peralatan satelit GRACE.
• Three-axis Stabilized Attitude Control System: untuk mengkoreksi posisi keadaan orbit satelit GRACE yang
dilengkapi dengan star kamera dan sensor gyro dan juga sistem gas dingin nitrogen dengan kumparan
magnet.
• 1750-A Microprocessor for Flight Computer : untuk perhitungan keadaan satelit GRACE saat terbang dan
telemetry processing.
Mekanisme

• Teknik dari GRACE ini yaitu mendeteksi perubahan medan gaya berat bumi dengan cara memonitor perubahan jarak yang
terjadi antara pasangan dua satelit GRACE pada orbitnya yang diukur dengan menggunakan K-Band microwave Ranging
System yang sangat teliti.
• Penentuan posisi dan kecepatan satelit ditentukan dari sistem GPS yang ikut terpasang di kedua pasangan satelit GRACE.
Orbit Satelit

• Selama operasi normal, kedua satelit GRACE (GRACE-1 dan GRACE-2) dipisahkan oleh 220 km di sepanjang jalur
orbitnya. Saat satelit GRACE kembar mengelilingi bumi 15 kali sehari (berarti setiap 1,6 jam sehari), mereka
merasakan variasi kecil dalam tarikan gravitasi Bumi. Sistem ini mampu mengumpulkan cakupan global setiap 30
hari.
• Parameter orbital satelit GRACE:
Sistem referensi Geosentris
Sumbu semi-utama 6.873,5 km (4.271,0 mi)
Ketinggian Perigee 483 km (300 mi)
Ketinggian puncak 508 km (316 mi)
Kemiringan/Kecenderungan 89.0 °
Error pada Satelit

• Satelit GRACE berada di ketinggian 500 km dimana ketinggian tersebut


yaitu pada lapisan ionosfer. Propagasi sinyal di ionosfer dapat
menyebabkan kesalahan pada ukuran jarak dari satelit GPS ke antena
receiver satelit GRACE.
• Untuk mempelajari dan mengamati variasi temporal
medan gaya berat bumi yang dikaitkan untuk
penentuan geoid dan studi perubahan iklim secara
global.
• Untuk memungkinkan pemahaman yang lebih baik
tentang arus permukaan laut dan transportasi panas
laut
Fungsi Satelit • Untuk mengukur perubahan tekanan dasar laut
• Untuk mempelajari perubahan massa laut
• Untuk mengukur keseimbangan massa lapisan es dan
gletser
• Untuk memantau perubahan dalam penyimpanan air
dan salju di benua
BEIDOU
BEIDOU
 Beidou adalah sistem navigasi satelit China yang bertujuan mengembangkan sistim navigasi
satelit yang mandiri tanpa menggantungkan dengan satelit Beidou Amerika saja kelak. Sistem ini
terdiri dari dua rasi bintang satelit yang terpisah yang merupakan sebuah sistem uji terbatas
yang telah beroperasi sejak tahun 2000, dan sistem navigasi global skala penuh yang saat ini
sedang dibangun.
 Sistem BeiDou yang pertama secara resmi diberi nama “BeiDou Sattelite Navigation Exprimental
System”, atau lebih dikenal dengan BeiDou-1, terdiri dari 3 satelit yang pancaran gelombang dan
aplikasinya masih sangat terbatas. Telah memberi pelayanan navigasi untuk pemakai di wilayah
RRC dan pemakai sekitar Negara RRC sejak tahun 2000 dengan satelit pertama, BeiDou-1A,
diluncurkan pada 31 Oktober 2000, satelit kedua, BeiDou-1B, berhasil diluncurkan pada 21
Desember 2000, dan satelit operasional terakhir dari konstelasi, BeiDou-1C, diluncurkan pada 25
Mei , 2003.
 Sistem BeiDou generasi kedua dikenal dengan Compass atau BaiDou-2, yang menjadi Global
Navigation System terdiri dari 35 satelit dan telah berfungsi seperti Beidou (Golbal Positioning
System) yang dimiliki oleh Amerika dengan pengembangan mulai tahun 2012.
 Serta pada tahun 2018 dimulai proses pengembangan sistem BeiDou generasi ketiga atau
dikenal dengan BeiDou-3, yangmana konstelasi global yang baru diharapkan akan mulai
beroperasi pada pertengahan tahun 2020.
JUMLAH SATELIT BEIDOU

Jumlah satelit BEIDOU pada Maret


2020 terdapat 43 satelit beroperasi
dengan 6 di orbit geostasioner
(GEO), 10 di 55-derajat cenderung
orbit geosynchronous (IGSO) dan
27 di Medium Earth orbit (MEO).
Selanjutnya, 6 satelit (2 di orbit
Bumi Menengah, 2 di orbit
geostasioner dan 2 di orbit
geosinkron miring) sedang
menjalani pengujian atau
commissioning. Konstelasi penuh
akan terdiri dari 35 satelit dan
diharapkan akan selesai pada
pertengahan 2020.
ORBIT SATELIT

 Orbital altitude : 21,150 km (13,142 mi)


 Period : 12.63 h (12 h 38 min)
 Revolutions per sidereal day : 17/9
 Frequency : 1.561098 GHz (B1),
1.589742 GHz (B1-2), 1.20714 GHz (B2),
1.26852 GHz (B3)
Beidou tergolong mirip dengan GPS, GLONASS, maupun
Galileo yang mempunyai tiga komponen utama, yaitu: satelit,
pengendali, dan penerima/pengguna. Berikut ini fungsi dan
penjelasan ketiga komponen utama Beidou:
1. Segmen angkasa : Segmen angkasa adalah konstelasi
navigasi hybrid yang terdiri dari satelit GEO, IGSO dan MEO.
Segmen angkasa berupa satelit yang berfungsi untuk
menerima dan menyimpan data yang ditranmisikan oleh
stasiun-stasiun pengontrol. Menyimpan dan menjaga
informasi waktu berketelitian tinggi (ditentukan dengan jam

KOMPONEN
atomik di satelit), dan memancarkan sinyal dan informasi
secara kontinyu ke pesawat penerima (receiver) dari
pengguna.

BEIDOU 2. Segmen kontrol : Segmen kontrol terdiri dari berbagai


stasiun bumi, termasuk stasiun kontrol master, sinkronisasi
waktu dan stasiun uplink, serta sejumlah stasiun
pemantauan. Pengontrol berfungsi untuk mengendalikan dan
mengontrol satelit dari bumi baik untuk mengecek kesehatan
satelit, penentuan dan prediksi orbit waktu, sinkronisasi
waktu antar satelit, dan mengirim data ke satelit.
3. Segmen penerima (receiver) : Segmen penerima terdiri
dari chip, modul, dan antena, serta terminal, sistem aplikasi,
dan layanan aplikasi. Receiver berfungsi menerima data dari
satelit dan memprosesnya untuk menentukan posisi (posisi
tiga dimensi yaitu koordinat di bumi plus ketinggian), arah,
jarak dan waktu yang diperlukan oleh pengguna.
MEKANISME

Sinyal yang dikirimkan oleh satelit akan digunakan untuk menghitung waktu
perjalanan (travel time). Waktu perjalanan ini sering juga disebut sebagai Time of
Arrival (TOA). Sesuai dengan prinsip fisika, bahwa untuk mengukur jarak dapat
diperoleh dari waktu dikalikan dengan cepat rambat sinyal. Setiap sinyal yang
dikirimkan oleh satelit akan juga berisi informasi yang sangat detail, seperti orbit
satelit, waktu, dan hambatan di atmosfer.
Untuk dapat menentukan posisi dari sebuah objek secara dua dimensi (jarak),
dibutuhkan minimal tiga buah satelit. Empat buah satelit akan dibutuhkan agar
didapatkan lokasi ketinggian (secara tiga dimensi). Setiap satelit akan memancarkan
sinyal yang akan diterima oleh Beidou receiver. Sinyal ini akan dibutuhkan untuk
menghitung jarak dari masing-masing satelit ke Beidou receiver. Dari jarak tersebut,
akan diperoleh jari-jari lingkaran jangkauan setiap satelit. Lewat perhitungan
matematika yang cukup rumit, interseksi (perpotongan) setiap lingkaran jangkauan
satelit tadi akan dapat digunakan untuk menentukan lokasi di permukaan bumi.
AKURASI SATELIT BEIDOU

Ada dua tingkat layanan yang disediakan - layanan


gratis untuk warga sipil dan layanan berlisensi
untuk pemerintah dan militer Tiongkok. Layanan
sipil gratis ini memiliki akurasi pelacakan lokasi 10
meter, menyinkronkan jam dengan akurasi 10
nanodetik, dan mengukur kecepatan hingga 0,2 m /
s. Layanan militer terbatas memiliki akurasi lokasi
10 sentimeter, dapat digunakan untuk komunikasi,
dan akan memberikan informasi tentang status
sistem kepada pengguna.
ERROR PADA BEIDOU

1. Pergerakan satelit dalam orbit yang mengelilingi bumi


umumnya tidak akan mengikuti sepenuhnya pergerakan
keplerian. Satelit umumnya akan mengalami perturbasi
(gangguan-gangguan) dari kondisi idealnya. Kesalahan orbital
yang diberikan dapat mempengaruhi posisi atau koordinat suatu
objek.
2. Delay atau keterlambatan waktu pada ionosfer dan troposfer.
CARA MENGATASI ERROR

Cara untuk menyiasati error tersebut adalah dengan


digunakannya informasi orbit berketelitian tinggi dari IGS
(International GNSS Service). Ketersediaan informasi orbit yang
sangat teliti, jam satelit, informasi pergerakan kutub, dan
koefisien penyimpangan satelit (termasuk informasi bagaimana
sifat satelit ketika mendekati dan menjauhi bayangan bumi),
menjadi mutlak adanya untuk menghasilkan posisi atau koordinat
titik yang relatif baik.
FUNGSI BEIDOU

1. Mendeteksi dan memberikan informasi


gempa bumi dari daerah bencana. Contoh :
Lebih dari 1.000 terminal BeiDou-1
digunakan setelah gempa bumi Sichuan
2008.
2. Memberikan informasi dibidang navigasi
militer. Contoh : Pada Oktober 2009, semua
penjaga perbatasan Tiongkok di Yunnan
dilengkapi dengan perangkat BeiDou-1.
3. Memberikan navigasi publik
4. Serta untuk pengukuran atau pemetaan
GLONASS
SATELIT
GLONASS SATELIT

• Global Navigation Satellite System


(GLONASS) adalah sistem navigasi satelit
yang dioperasikan oleh Angkatan
Pertahanan Luar Angkasa Rusia. GLONASS
merupakan satu-satunya alternatif
sistem navigasi dengan jangkauan global
selain Global Positioning System (GPS).
• Pembangunan GLONASS dimulai oleh Uni
Soviet pada 1976. Saat ini kelompok
orbit GLONASS terdiri dari 27 satelit yang
terdiri dari 24 satelit untuk memastikan
navigasi global dan tiga sisanya adalah
cadangan atau untuk melakukan tes
peralatan eksperimen.
Komponen GLONASS terdiri dari tiga komponen :
• Konstelasi satelit (segmen angkasa)
• Fasilitas kontrol berbasis tanah (segmen kontrol)
Segmen tanah GLONASS terdiri dari:
KOMPONEN GLONASS
1. Pusat kendali sistem;
2. Lima Telemetri, Pusat Pelacakan dan Komando;
3. Dua Stasiun Laser Ranging; dan
4. Sepuluh Stasiun Pemantauan dan Pengukuran.
• Perangkat pengguna (segmen pengguna).
Segmen sistem kontrol terdiri dari System Control Center (SCC)
yang terletak di wilayah Moskow, dan beberapa stasiun
Telemetry, Tracking, dan Control (TT & C) yang terdistribusikan
ke seluruh wilayah Rusia. Segmen Kontrol Darat melakukan tugas
sebagai berikut:
1. Pemantauan orbit konstelasi
2. Menyesuaikan parameter orbit satelit secara berkelanjutan
3. Mengupload program waktu, perintah kontrol, dan informasi
khusus
Penyebaran dan pemeliharaan orbital konstelasi dilakukan oleh
dua roket sistem ruang angkasa, satu berdasarkan peluncur
“Proton” dan satu lainnya
berdasarkan peluncur “Soyuz”. Setiap sistem roket ruang
meliputi:
1. Sistem peluncur
2. Sistem booster
3. Sistem satelit
DISTRIBUSI DAN PERIODE ORBIT
SATELIT GLONASS

GLONASS Constellation 21 satelit (+3 cadangan aktif) pada ketinggian 19.100 km, satelit
mendistribusikan lebih dari 3 orbital pesawat (8 satelit per pesawat) yang letak
kemiringan terhadap ekuator adalah 64,8 °. satelit pada ketinggian 19.100 km, periode
revolusi dari satelit adalah 11h16. Pelengkap Sistem GLONASS memerlukan 24 satelit
fungsional. Pada tahun 2009, 17 satelit yang telah beroperasi dan 10 satelit tambahan
yang harus diluncurkan.
·         Jumlah satelit  : 31 (2 dalam perawatan, 1 uji coba)
·         Terdiri atas      : 24 satelit memastikan navigasi, 3 cadangan, 1 dalam persiapan
·         Inklinasi          : 64,8°
·         Ketinggian      : ± 19.130 km
•Orbit Bumi menengah atau Medium Earth orbit (MEO), kadang-kadang
disebut orbit melingkar antara atau intermediate circular orbit (ICO),
adalah sebuah wilayah ruang di sekitar Bumi di atas orbit Bumi rendah
(ketinggian 2.000 kilometer (1.243 mil)) dan di bawah orbit
geostasioner (ketinggian 35.786 kilometer (22.236 mil)).
• Yang paling umum digunakan untuk satelit di
wilayah ini adalah untuk navigasi, komunikasi,
DISTRIBUSI dan ilmu geodesi/ lingkungan ruang angkasa.
Ketinggian yang paling umum adalah sekitar
DAN PERIODE 20.200 kilometer (12.552 mil)), yang
menghasilkan periode orbit 12 jam. Glonass
ORBIT SATELIT (dengan ketinggian 19.100 kilometer (11.868
mil) ). satelit komunikasi yang menutupi Kutub
GLONASS (2) Utara dan Selatan juga dimasukkan ke dalam MEO
• Periode orbit satelit MEO berkisar dari sekitar 2
sampai hampir 24 jam.
Elemen Kepelearian
Bingkai Referensi GLONASS

• Sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrol Antarmuka GLONASS , ephemeris siaran


GLONASS menjelaskan posisi pusat fase antena pemancaran dari satelit yang diberikan dalam
kerangka referensi Bumi-Terpusat-Bumi-Tetap Bumi PZ-90.02 yang didefinisikan sebagai berikut:
ASLI terletak di pusat tubuh Bumi.

• Sumbu Z diarahkan ke Kutub Terestrial Konvensional seperti yang direkomendasikan oleh


International Earth Rotation Service (IERS).

• Sumbu X diarahkan ke titik perpotongan bidang ekuatorial Bumi dan meridian nol yang ditetapkan
oleh Bureau International de l'Heure (BIH).

• Sumbu Y melengkapi sistem koordinat ke tangan kanan.


• Memantau keberadaan personil dan armada
kendaraan sehingga pekerjaan / jadwal lebih
terkontrol.
• Kualitas pengiriman bahan baku lebih terukur dan
kepuasan pelanggan meningkat.
Manfaat • Jumlah pemakaian bahan bakar akan berkurang, dan
rit pengiriman akan meningkat.
GLONASS • Mengetahui langsung (real-time) jika terjadi
penyalahgunaan atau pencurian terhadap aset atau
Tracking kendaraan.

System
• Memudahkan koordinasi dan komunikasi dengan
armada / awak lapangan.
• Memudahkan analisa dan evaluasi operasional dengan
otomatisasi laporan.
• Memantau dan melacak aset, personil atau anggota
keluarga seperti anak dan lansia (Personal/Portable
Tracker).
Kesalahan orbit (ephemeris) dan
Kesalahan jam satelit

Multipath dan imaging


FAKTOR
EROR Bias ionosfer dan bias troposfer
GLONASS
Kesalahan jam recheiver, kesalahan
antena, dan Derau recheiver (noise)

Penggunaan frekuensi yang salah


(Light
LiDAR Detection and
Ranging)
Apa itu satelit lidar?

• LIDAR (Light Detection and Ranging) adalah sebuah teknologi sensor jarak jauh dengan
menggunakan properti cahaya yang tersebar untuk menemukan jarak dan informasi suatu obyek
dari target yang dituju. Metode untuk menentukan jarak suatu obyek adalah dengan menggunakan
pulsa laser.
• Prinsip kerja LiDAR sebenarnya sangat sederhana, yaitu LiDAR menghitung jarak dengan
memindahkan cahaya dari pemancar laser ke permukaan, lalu menghitung berapa lama sinar laser
untuk kembali ke reseptor.
• Untuk menghitung jarak, LIDAR menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
d = Jarak antara sensor dan objek yang diukur (m)
c = Kecepatan cahaya
t = waktu tempuh sinyal (s)
1. Laser
Jenis laser pada LiDAR untuk mapping udara, umumnya
menggunakan YAG laser dengan panjang gelombang 1064 nm atau
532 nm (bathymetric meter).
2. Pemindai dan Optik
Kecepatan pencitraan gambar yang dapat dihasilkan tergantung
pada kecepatan pindai objek dari suatu sistem LiDAR. Berbagai
macam mode pemindaian tersedia untuk berbagai keperluan,
seperti azimuth & elevation, dual oscillating plane mirrors, dual axis
Komponen scanner dan polygonal mirrors. Jenis perangkat optik menentukan
resolusi dan jangkauan yang dapat dipindai oleh sistem LiDAR.
Satelit Lidar 3. Photo Detector dan Receiver
  Ada dua macam photo detector yang umum digunakan pada
sistem LiDAR, yaitu photodioda dan photomultipliers.
4. Navigasi dan Sistem Pemetaan
GPS umumnya digunakan untuk menentukan informasi
koordinat geografis, sedangkan sensor Inertia Measurement Unit
(IMU) digunakan untuk menentukan orientasi. Kombinasi kedua
data dari perangkat tersebut digunakan sebagai metode
penerjemahan data sensor ke static points yang kemudian diolah
lebih lanjut untuk aplikasi ke berbagai sistem
Mekanisme

• Sistem Lidar merupakan perpaduan antara LRF (Laser Range


Finder), POS (Positioning and Orientation System) yang
mengintegrasikan DGPS (Differential Global Positioning System),
IMU (Inertial Measurement Unit) dan Control Unit.
• Perangkat LiDAR menembakkan sinar laser secara cepat ke suatu
permukaan, bahkan beberapa perangkat LiDAR menembakakan
sekitar 150.000 pulsa laser per detik. Kemudian komponen sensor
pada LiDAR menghitung waktu yang dibutuhkan dari setiap pulsa
laser untuk memantul dari suatu permukaan ke sensor sehingga
didapat hasil penghitungan jarak dengan akurasi tinggi.
• Sehingga satelit LiDAR dapat dikatakan mekanismenya adalah dari
satelit menuju ke permukaan bumi.
Elemen Keplerian

• Satelit LiDAR merupakan satelit inderaja, yang mana memiliki beberapa


elemen Keplerian, antara lain:
Orbit Satelit

• Satelit LiDAR termasuk dari satelit inderaja, oleh karena itu satelit LiDAR
termasuk LEO (Low Earth Orbit), merupakan satelit yang mempunyai
ketinggian 320 – 800 km di atas permukaan bumi.
• Satelit pada orbit ini akan bergerak sekitar 28163 km/jam. Satelit pada
orbit ini dapat menyeselaikan satu putaran mengeliling bumi antara 30
menit hingga 1 jam. Satelit pada low orbit hanya dapa terlihat oleh station
bumi sekitar 10 menit.
Error pada Satelit LiDAR

• Ketelitian dari koordinat 3D tergantung dari banyak faktor. Faktor utama dari akurasi adalah:
(a) jarak
(b) posisi dari sinar laser
(c) arah dari sinar laser
• Untuk perhitungan kesalahan pada data satelit LiDAR, dapat digunakan beberapa metode,
diantaranya:
(a) RMSE
(b) FVA
(c) SVA
(d) CVA
• PERTANIAN DAN PERKEBUNAN, membuat peta topologi dari
ladang dan mengungkapkan kelerengan dan paparan sinar matahari
dari tanah pertanian.
• ARKEOLOGI, digunakan untuk membantu dalam perencanaan
survey lapangan, pemetaan fitur bawah kanopi hutan, dan
memberikan gambaran luas-detail, dan lain-lain.
• BIOLOGI DAN KONSERVASI, digunakan untuk mengetahui

Pemanfaatan kanopi ketinggian, pengukuran biomassa, dan luas daun.


• GEOMORFOLOGI DAN GEOFISIKA, untuk mendeteksi fitur

Lidar topografi halus seperti teras sungai dan tepi saluran sungai,
mengukur elevasi permukaan tanah di bawah kanopi vegetasi,
menghasilkan turunan spasial elevasi, dan mendeteksi perubahan
elevasi  pada suatu permukaan bumi.
• TRANSPORTASI, dapat digunakan dalam sistem  Adaptive Cruise
Control (ACC) untuk mobil
• MILITER, digunakan untuk militer memberikan citra resolusi yang
lebih tinggi dalam mengidentifikasi target musuh, seperti tank.
SAR
Deskripsi

• SAR merupakan perkembangan


metode dalam pengambilan
citra melalui satelit dengan
menggunakan sensor aktif
seperti radar
• Dinamakan sintetik karena tidak
menggunakan antena panjang
secara spesifik seperti pada
Real Aperture Radar (RAR).
• Konsepnya adalah
memanfaatkan frekuensi dari
sinyal radar sepanjang jalur
spektrum untuk membedakan
dua penyebaran pada pancaran
antena.  
KOMPONEN SAR

• SAR memanfaatkan prinsip dasar RADAR yang membuatnya termasuk dalam


sensor aktif dimana untuk mendapatkan informasi dari objek yang diamati, SAR
harus membangkitkan gelombang mikro untuk ditembakan kearah objek dan
menangkap gelombang pantul yang terhambur untuk dianalisa perubahan
karakteristiknya
• Sensor SAR memiliki 2 ukuran resolusi spasial, yaitu range resolution, dan
azimuth resolution. Range resolution adalah resolusi spasial (ukuran pixel asli)
dari sudut pandang (incident angle) sensor radar. Sedangkan azimuth resolution
adalah resolusi spasial (ukuran pixel asli) dari arah terbang wahana (misalnya
satelit).
• Sampai saat ini, beberapa sensor SAR yang telah mengudara menerapkan sistem
polarisasi linier (HH, VV, HV, dan VH) pada antenna
 VV: pancaran dari sensor Vertikal, backscatter dari objek Vertikal
 VH: pancaran dari sensor Vertikal, backscatter dari objek Horisontal
 HH: pancaran dari sensor Horisontal, backscatter dari objek Horisontal
 HV: pancaran dari sensor Horisontal, backscatter dari objek Vertikal
Mekanisme

• SAR bekerja dengan cara merekayasa antena pendek


menjadi seolah-olah antena (aperture) yang sangat
panjang. Caranya adalah dengan menembak objek
yang sama beberapa kali sepanjang jalur terbang
satelit. Sehingga seolah-olah satu objek dipotret dari
sebuah antena yang panjangnya berkilo-kilometer.
Inilah yang dimaksud dengan synthetic aperture atau
antena sintetik. Sebab antena pendek disintesis atau
direkayasa atau disimulasikan menjadi seolah-olah
antena yang sangat panjang, melalui mekanisme
pergerakan antena sepanjang jalur terbang satelit
(flight path). 
Orbit SAR

Orbit satelit SAR berada di Karakteristik LEO : Periode orbit satelit SAR ±100
orbit LEO menit.
Tinggi orbit: 200 – 3000 km, di atas
permukaan bumi
Periode Orbit: 1.5 jam
Kecepatan putar: 27.000 km/jam
Delay Time: 10 ms ( Waktu perambatan
gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan
kembali lagi ke stasiun bumi
Orbit SAR

ERS Satelit
Satelit TerraSAR-X
Elemen Keplerian

• Satelit SAR memiliki 6 elemen Keplerian


• Interferensi adalah gangguan yang timbul akibat
adanya sinyal lain dengan frekuensi sama dan
mempunyai daya yang cukup besar.
• Pengaruh BTS (Base Transceiver Stasion) di sekitar

Error Satelit wilayah sangat menggangu dan mempengaruhi


hasil data yang di rekam oleh satelit.

SAR • Penggunaan frekuensi pada akuisi data harus tepat


dan benar. Agar tidak terjadi gangguan pada
frekuensi lain.
• Posisi antena viasat harus tepat dan akurat pada
sudut elevasi dan azimuthnya. Agar hasil data yang
diterima tidak rusak dan utuh.
Fungsi SAR

• Digunakan untuk pemetaan topografi daratan dan permukaan es,


studi struktur geologi dan klasifikasi batuan, studi gelombang dan
arus laut, studi karakteristik dan pergerakan es, pengamatan
deformasi, dan gempa bumi.
• Dapat digunakan untuk pemetaan skala menengah sampai besar
serta memiliki keunggulan bebas awan dan cuaca
• Dapat digunakan untuk berbagai aplikasi keteknikan
• Untuk menghasilkan citra radar resolusi spasial tinggi dengan
antena pendek
Satelit Altimetri
Satelit Altimetri
• Teknologi satelit altimetri merupakan
salah satu teknologi penginderaan jauh
yang digunakan untuk mengamati
dinamika topografi permukaan laut yang
tereferensi terhadap suatu bidang
tertentu. Bidang tertentu tersebut
adalah suatu bidang referensi tinggi yang
dapat berupa ellipsoid, geoid, atau
mean sea surface.
• Teknologi satelit altimetri diaplikasikan
untuk penentuan topografi permukaan
laut, penentuan topografi permukaan es,
penentuan geoid lautan, penentuan
karakteristik arus, penentuan tingggi dan
panjang gelombang laut, pasut lepas
pantai, penentuan kecepatan angin di
atas permukaan laut, fenomena El nino,
unifikasi datum tinggi antar pulau
Komponen Satelit

• Satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar


pulsa radar (transmitter), penerima pulsa
(receiver), dan pengukur waktu yang memiliki
akurasi yang sangat tinggi.
• Satelit TOPEX/Poseidon, selain dilengkapi dengan
altimeter, satelit juga membawa sensor-sensor
microwave radiometer, antena GPS, antena
DORIS, dan Laser Retroreflectors (LRR).
• ERS-1, selain membawa radar altimeter, satelit
juga dilengkapi dengan sensor-sensor wind
scatterometer (SCAT), sysnthetic aperture radar
(SAR), LRR, Along Track Scanning Radiometer
(ATSR) Microwave Sounder, ATSR Infrared
Radiometer, Precise Range and Range Rate
Equipment (PRARE).  
• Satelit ERS-2, disamping altimeter radar juga
membawa sensor-sensor SAR, SCAT, ATSR,
Microwave Sounder, Global Ozon Monitoring
Experimant (GOME), PRARE, dan LRR.
Elemen Keplerian
Topex / Poseidon
Ketinggian 1.335 km (Low
Earth Orbit )
Panjang Pulse 3,125 nsec
Periode 9,9125 d
Resolusi horizontal 25 km
Frekuensi 13,65 GHz (Ku
band)
Kesalahan Tracking. Satelit menggunakan tiga
sistem pelacakan yang menentukan posisi satelit
di ruang angkasa dan ephemeris dengan akurasi ±
3,5 cm.

Eror pada Kesalahan Sampling . Satelit mengukur ketinggian


tanah dalam waktu ± 1 km setiap 9,9156 hari. Hal
ini dapat dikatakan seperti siklus. dikarenakan

satelit hanya diukur arus sepanjang sub-satelit, maka


terjadi sampling error. Satelit tidak dapat
memetakan topografi antara trek tanah, juga

altimetri tidak dapat mengamati perubahan dengan


periode kurang dari 2 x 9,9156 d.

Kesalahan Geoid . Topografi permanen diketahui


dari jarak yang lebih pendek dari 1.600 km
karena kesalahan geoid mendominasi untuk jarak
pendek. Peta topografi diratakan di atas 1.600
km dan digunakan untuk mempelajari fitur
dominan geostophic permanen arus pada
permukaan laut.
 Kesalahan dan bias yang terkait dengan sensor
meliputi kesalahan waktu altimeter, kesalahan
kalibrasi altimeter, kesalahan pengarahan
(pointing) altimeter, dan noise dari altimeter. 

Kesalahan  Kesalahan dan bias yang terkait dengan propagasi


sinyal yang terdiri dari refraksi ionosfer, refraksi
troposfer (komponen kering dan basah). 
dan Bias  Kesalahan dan bias yang terkait dengan satelit
meliputi kesalahan orbit, kesalahan sistem
koordinat dari stasiun-stasiun kontrol. 
 Kesalahan dan bias yang terkait dinamika muka
laut berupa bias elektromagnetik, skewnes bias .
Fungsi Satelit Altimetri
• KELEBIHAN • KEKURANGAN

• resolusi spasial tinggi • Cakupan waktu terbatas. Hanya sekitar


• akurasi konsisten 20 tahun data saat ini tersedia dengan
semua misi gabungan
• kontinuitas temporal
• kinerja yang buruk di wilayah pesisir
• independen alternatif untuk teknik
• terbatas dan tidak pasti dalam
permukaan
pengamatan di darat – memerlukan
• pengukuran terhadap kerangka acuan sambungan pada batas (garis pantai)
yang geosentris antara permukaan tanah dan permukaan
• sangat diperlukan untuk permukaan laut, laut
permukaan laut, sirkulasi samudra dan • liputan kutub – contoh : apa yang
pasang surut sebenarnya sedang tercatat (sinyal pada
kedalaman salju, es, gletser)
VLBI
• VLBI atau Very Long Baseline interferometri
adalah suatu teknik yang digunakan untuk
menentukan jarak yang sangat teliti menggunakan
teleskop radio untuk mempelajari bumi, alam
semesta dan pemantauan perubahan yang terjadi
pada bumi maupun alam semesta
Deskripsi
• VLBI menggunakan sinyal radio dari dalam ruang
dan menggunakan sistem angkasa ke bumi

• Pada saat ini ada sekitar 40 stasiun VLBI di dunia


Komponen

• Sistem satelit VLBI dapat dikelompokkan menjadi beberapa komponen :

• Objek astronomi sebagai sumber sinyal (quasar)

• Propagasi gelombang, media propagasi gelombang elektromagnetik khususnya atmosfer bumi

• Antenna dan sistem penerima (receiver), instrument mekanik dan elektronik

• Bumi sebagai pembawa baseline interferometer dibentuk oleh pasangan antenna

• Correlator
Elemen Keplerian

• Parameter utama yang diberikan adalah


posisi (absolut dan relatif) serta variasi
spasial dan temporalnya
• Berdasarkan klasifikasi orbit satelit dan
kondisi geometri pengamatan GNSS (GPS
dan satelit Galileo) untuk menentukan
orbit SVLBI, enam parameter Keplerian
dari satelit SVLBI dirancang.
• Sebelum peluncuran satelit SVLBI,
parameter Kepleriannya harus ditentukan
dengan perubahan satelit GNSS, dan jika
mungkin, dengan jangkauan stasiun SLR
dan jaringan VLBI global ground secara
konstan.
• Elemen Keplerian yang ada pada satelit
VLBI antara lain:
• Pada penentuan posisi dengan sistem VLBI,
parameter yang harus diketahui adalah kecepatan
cahaya, vektor koordinat kuasar, dan vektor
koordinat relatif antara kedua stasiun

Orbit Satelit • Besaran yang diukur dalam penentuan posisi


dengan sistem VLBI adalah perbedaan waktu
tempuh sinyal dari kuasar ke dua sistem stasiun,
perbedaan fase dari kedua sinyal, dan laju dari
kedua delay.
Orbit Satelit

• VLBI merupakan GEO atau


Geostationary Earth Orbit yaitu atelit
yang mengorbit pada ketinggian kurang
lebih 36.000 kilometer di atas bumi.

• Di orbit ini satelit bergerak dengan


kecepatan kira-kira 3 km/detik. 

• Satelit akan mengelilingi orbit dalam


waktu selama 23,9 jam hampir sama
dengan rotasi bumi.
Error pada VLBI

• Tingkat ketelitian tipikal dari VLBI pada


saat ini dalam penentuan parameter-
parameter orientasi Bumi ditunjukkan
pada Tabel berikut:
• VLBI ini sendiri memiliki tingkat ketelitian
yang tinggi
• Penyebab terjadinya error pada satelit
VLBI antara lain:
• Keterlambatan waktu karena ionosfer dan
troposfer
• Kesalahan orbital
• Jarak antar antena dan sinyal tidak sama
• Mengukur pergeseran atau pergerakan benua
• Mengukur bagaimana tingkat putaran bumi
berubah
Fungsi Satelit • Mengukur pergerakan kutub
• Penentuan parameter orientasi bumi
VLBI • Studi geodinamika, pergerakan lempeng tektonik

Anda mungkin juga menyukai