Anda di halaman 1dari 68

KEDARURATAN DALAM BIDANG

OBSTETRI GINEKOLOGI

I Ketut Agus Sunatha


KEDARURATAN/ EMERGENCY
 Adanya suatu kejadian yang tiba-tiba dan tak
terduga, yang memerlukan tindakan tepat.
 Kasus-kasus obstetri potensi untuk “Darurat”
Mulai trimester awal – lanjut – persalinan – masa
puerperium.

Kedaruratan Obstetri :
I. Kehamilan awal
- Kedaruratan yg terjadi pada kehamilan < 28 mg,
contoh :
- abortus
- kehamilan ektopik.
 - Molla h

II. Kehamilan lanjut


- Kedaruratan uk.> 28 mg, contoh :
- Partus prematurus iminen
- Preeklampsi berat & Eklampsi
- Antepartum bleeding (APB)
- Ketuban pecah dini.
III. Kedaruratan pada persalinan
- Kedaruratan yg terjadi saat penderita “inpartu”.
1. Gawat janin
2. Ruptura uteri mengancam/ Ruptur uteri
3. Partus lama & partus kasep

IV. Kedaruratan pada masa puerperalis :


* Perdarahan pasca persalinan
* Infeksi puerperalis

Kedaruratan Pada Kehamilan Lanjut


o Partus Prematurus Iminen (Ancaman Persalinan prematur)
 Penyebab paling besar dari kematian perinatal.
Batasan :
Pasien dalam keadaan “inpartu” pd uk.< 37mg, dengan
perkiraan berat badan janin < 2500 gram.
Diagnosis :
 Kontraksi teratur & adekuat
 Perlunakan dan pembukaan
 “Bloody Show”

Penanganan :
* Prinsip : Uterus adalah inkubator yang paling baik.
Usahakan tetap berada dalam uterus kecuali
persalinan tak bisa dicegah.
* Tirah baring ke satu sisi
* Monitoring denyut jantung janin & kontraksi uterus
* Tokolitik
Syarat pemberian tokolitik :
 Tidak ada tanda-tanda gawat janin
 Tidak ada tanda-tanda infeksi intrauterin
 Tidak ada tanda-tanda kelainan kongenital berat
 Tidak KJDK
 Pembukaan < 3 cm.
* Pemberian Dexamethasone 15 mg/ 24 jam
* Bagan penanganan PPI :
Konsep : Rujukan sebelum persalinan akan lebih baik
bila dibandingkan dengan rujukan bila
anak sudah lahir.
1.  3 cm

Tokolitik

Kontraksi berhenti Kontraksi tetap


 
Observasi lanjut Rujukan
(Ke fasilitas yg memiliki
fasilitas NICU
)
2.  3-6 cm

Tokolitik  Rujuk
3.  > 6 cm

Jangan dirujuk, lahirkan di tempat
 Neonatus dirujuk
Obat tokolitik :
1. MgSO4
2. Nifedipine oral
KEHAMILAN EKTOPIK
Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik ialah kehamilan


yang terjadi di luar kavum uteri
Insidens kehamilan ektopik ialah 4,5-
19,7/1000 kehamilan
Lokasi kehamilan ektopik pada
umumnya di tuba falopii (82%),
ampula (8%), ovarium (6%) dan usus
(4%)
Selain ruptura tuba, dapat pula
terjadi abortus tuba ke saluran cerna
Lokasi Kehamilan Ektopik
Faktor predisposisi
radang pelvik
hamil ektopik
sebelumnya
operasi pelvik
anomali tuba
endometriosis
perokok berat
Gejala klinik

trias klasik
amenore
nyeri perut bawah
perdarahan
pervaginam
Pemeriksaan USG

Dapat mengkonfirmasi kehamilan intrauterin


Pemeriksaan USG transabdominam dapat
mengenali gambaran hamil ektopik bila kadar
hCG mencapai 6500 IU
Pemeriksaan USG transvaginal dapat
mengenali gambaran hamil ektopik bila kadar
hCG mencapai 1500 IU
Diagnosis

Bila belum terganggu


Temuan adanya kantong kehamilan
di luar uterus dengan USG
Massa adneksa yang disertai
amenore
Uji kehamilan yang positif tanpa
disertai kantong gestasi intrauterin
Reaksi Arias Stella dari spesimen
endometrium yang terlepas keluar
Kehamilan Ektopik
Terganggu
Amenore, perdarahan dan
nyeri perut bawah
Gangguan hemodinamik yang
tidak sesuai dengan jumlah
perdarahan pervaginam
Shifting dullness
Darah kehitaman, cair, dan
disertai bekuan darah dari
hasil kuldosentesis
Kuldosentesis
Penatalaksanaan

Kehamilan Ektopik
bila kondisi hemodinamik stabil, besar
massa < 4 cm dan tidak terdapat
perdarahan intraabdomen  50 mg
Methotrexate (tingkat keberhasilan 80%)
observasi penurunan kadar hCG pada
hari ketiga pasca-injeksi
bila setelah 7 hari tak terlihat pengisutan
kantong gestasi dan terdeteksi pulsasi
internal  berikan dosis kedua
terapi dianggap gagal bila kantong
gestasi membesar atau -hCG meningkat
> 2 kali dalam 3 hari.
Bila KET dan pasien masuk dalam
keadaan syok, stabilisasi dengan
restorasi cairan
Lanjutkan dengan laparotomi
(salfingotomi atau eksisi parsial) segera
setelah tekanan sistolik > 90 mmHg dan
nadi < 120/mnt.
Transfusi darah bila Hb < 8 g%.
Bila ditemukan banyak darah
intraabdomen, pertimbangkan untuk
autologus transfusi
Parsial salfingektomi
Eksisi Segmental Tuba
ANEMIA
MENURUT CDC:

ANEMIA :
Hb < 11 G/DL TRIMESTER 1
DAN 3
Hb < 10,5 G/DL TRIMESTER 2
Etiologi

DIDAPAT:
1. ANEMIA DEF.BESI
2. AN. OK.PERDARAHAN AKUT
3. ANEMIA OK. INFLAMASAI /KEGANASAN(PENY.KRONIK)
4. ANEMIA MEGALOBLASTIK
5. ANEMIA HEMOLITIK
6. ANEMIA APLASTIK.HIPOPLASTIK
BAWAAN:
1. THALASSEMIA
2. HB SICKLE CELL
3. HB LAIN
4. ANEMIA HEMOLITIK BAWAAN
Pembagian anemia dalam kehamilan :
anemia defisiensi besi 62,3 %
anemia megaloblastik 29,0 %
anemia hipoplastik 8,0 %
anemia hemolitik o,7 %
Pengaruh anemia dalam kehamilan :
abortus
partus prematurus
partus lama karena inertia uteri
perdarahan post partum karena atonia uteri
syok
infeksi intra maupun post partum
Hb < 4 gr/dl dapat menyebabkan dekompensasi kordis
kematian janin
kematian perinatal
prematuritas
cacat bawaan
cadangan besi kurang
Anemia defisiensi besi

Diagnosa ditegakkan bila terdapat


• mikrositosis dan hipokromasia,
• kadar besi serum rendah
• daya ikat besi serum tinggi
• protoporfirin eritrosit tinggi
• hemosiderin( stainable iron )sumsum tulang (-)
• eritropoesis yang normoblastik tanpa tanda-
tanda hipoplasia pada sumsumtulang.
Pengobatan:
sulfas-ferrosus / glukonas ferrosus 600 –
1000 mg / hr
Vitamin C ok: mengubah ion ferri menjadi
ferro sehingg mudah diserap selaput usus
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

Agus sunatha

SMF/BAG OBGIN RSUD


Prof.Dr.WZ.Johanes Kupang
Hiperemesis Gravidarum
Defenisi: Mual dan muntah yang
hebat pd kehamilan muda
mengakibatkan pekerjaan sehari-hari
terganggu dan keadaan umum
memburuk.

Etiologi: belum diketahui secara pasti


Beberapa faktor predisposisi
1. Faktor hormonal:
HCG meningkat pd primigravida, gemelli dan
mola hidatidosa.
2. Faktor Psikologik:
Keretakan RT.
Takut Kehilangan pekerjaan.
Takut Hamil.
Hamil yg tidak diinginkan
3. Faktor Organik

Masuknya villi chorialis dalam sirkulasi ibu


—»resistensi ibu menurun.
Patologi.
Pada bedah mayat:

1. Hati: degenerasi lemak, nekrosis.


2. Jantung: Atrofi, perdarahan subendokardial.
3. Otak: bercak perdarahan pd corpora mamiliria,
ventrikel III dan IV, encefalopati wernickel.
4. Ginjal: Pucat dan deg.Lemak pd tubuli kontorti.
Patofisiologi
Pembakaran fat yg terus menerus
—» oksidasi tak sempurna —» ketosis.
Mual dan muntah
—» dehidrasi —» hemokonsentrasi —»
zat toksik memenuhi jaringan.
Muntah—» hipokalemia—»perut
gembung dan kerusakan hati.
Tanda-tanda dan gejala:
Tahap I.
• KU lemah, BB , nyeri ulu hati, Nadi =
100x/m, turgor , lidah kering, mata
cekung.
Tahap II.
Lemah, apatis, lidah kering dan
kotor, nadi: filiformis, temp naik,
ikterus ±, oliguria, obstipasi.
Tahap III.

Muntah berhenti —»kesadaran


menurun ( somnolent - coma ), nadi
menurun, ikterus, temp naik, TD
menurun,
Komplikasi yang fatal —» ggn SSP,
encepalofati Wernickle ( nistagmus
dan diplopia ), ggn mental.
Pengobatan.
1. Isolasi.
2. Terapi Psikologik.
3. Cairan Parenteral.
4. Lab: hb, Urea darah, kgd, elektrolit dan
liver function test.
5. Insulin, asam amino essensial dan
vitamin.
6. Makanan peroral dgn sedikit cairan.
7. Makanan biasa.

8.Boleh pulang dan bila ada serangan


kembali ke RS.
9.Kadang2 kehamilan harus diakhiri bila
keadaan memburuk atau adanya
polineuritis atau psikosa.
Dif. Diagnosa:

1. Ulkus peptikum.
2. Appendisitis.
3. Tumor otak.
4. Radang otak.
5. Hepatitis.
ABORTUS SPONTAN
ABORTUS SPONTAN
 DEFINISI

 TERMINASI (BERAKHIRNYA) KEHAMILAN OLEH


SEBAB APAPUN TANPA DIRENCANAKAN SEBELUM
KEHAMALAN MENCAPAI UMUR 20 MGG / SEBELUM
BERAT BADAN JANIN MENCAPAI 500 GRAM

 PATOLOGI
 OVUM – EMBRIO MATI  TERJADI PERDARAHAN
DESIDUA BASALIS, KANTUNG KEHAMILAN
(GESTATIONAL).
 LEPAS DARI DESEDUA  TIMBUL KONTRAKSI
UTERUS  KANALIS SERVIKALIS TERBUKA DAN
KONSEPSI DIDORONG KELUAR DARI KAVUM UTERI

 JANIN MATI  PERDARAHAN DESIDUA,  KONTRAKSI


UTERUS, KANALIS SERVIKALIS TERBUKA  JANIN
DAN URI DIDORONG KELUAR DARI KAVUM UTERI

 DEFINISI
 ANGKA KEJADIAN ABORTUS SPONTAN 12 – 26 %.

 LEBIH DARI 80% ABORTUS SPONTAN TERJADI SAAT


KEHAMILAN BERUMUR 12 MINGGU / KURANG.
 ETIOLOGI FAKTOR PREDISPOSISI
 INSIDENSI  DGN BERTAMBAHNYA PARITAS, UMUR
IBU DAN SUAMINYA

 INSIDENSI  JIKA JARAK KEHAMILAN YG


BERURUTAN 3 BLN.

 ETIOLOGI FAKTOR JANIN


 ZYGOT, EMBRIO, JANIN, DAN PLASENTA ABNORMAL
YG SERING DITEMUI ADALAH “ BHGHTED OVA”,
(KANTONG KEHAMILAN BERISI EMBRIO
DEGENERASI / TANPA EMBRIO).
 ABNORMALITAS INI AKIBAT KELAINAN
 (JLH KHROMOSOM ANENPLOIDY) MISALNYA
AUTOSOMAL TRISOMY, MONOSOMYX TRIPLOIDY,
TETROPLOIDY, SEX CHROMOSOME POLYSOMY ( 47
XXX / 47 XXX).

 50 – 60% ABORTUS DINI ADA KAITANYA DGN


ANOMALI KHROMOSOM KONSEPSI / JLH.
KROMOSOM NORMAL NAMUN ADA KELAINAN
STRUKTUR, KEJADIAN INI SERING PD IBU HAMIL
UMUR > 35 THN DAN KEJADIAN ABORTUS PD UMUR
KEHAMILAN SEKITAR 13 MGG
 FAKTOR MATERNAL DAPAT BERUPA :
 INFEKSI (TORCH, CHLAMYDIA, UREAPLASMA
UREALYTICUM)

 PENYAKIT KHORONIS (TBC, KARSINOMA)

 ABNORMALITAS ENDOKRIN (HIPOTIROIDI, DM,


DEFISIENSI PROGESTERON)

 MALNUTRISI

 PEROKOK, PEMINUM ALKOHOL, KAFEIN

 RADIASI
 TOKSIN LINGKUNGAN (ARSEN, TIMAH,
FORMALDEHDYE, BENZENE, ETHYLENE OXIDE).

 PENYAKIT AUTOIMMUN (LUPUS ERYTIHEMATOSUS,


ANTIPHOSPHO LIPID ANTIBODIES).

 RESPON IMMUNE ABNORMAL PATERNAL ANTIGEN


(REAKSI PENOLAKAN  KONSEPSI).

 TRAUMA LAPAROTOMI, TERUTAMA SEKITAR ORGAN


PELVIK / TRAUMA FISIK.

 KELAINAN UTERUS (MIOMA UTERUS, ADHESI INTRA


UTERIN, INKOMPETENSI SERVIK UTERI)
 FAKTOR PATERNAL
 SPERMA DGN KHROMOSOM TRANSLAKASI,
MENGHASILKAN ZYGOT AB NORMAL

 KLASIFIKASI KLINIS ABORTUS SPONTAN :


 ABORTUS IMMINENS (THREATENED ABORTION)
 GEJALA KLINIS
 PERDARAHAN PERVAGINAM BERUPA BERCAK
 HIS MENIMBULKAN NYERI UTERUS
 KONSEPSI HIDUP
 KADAR SERUM HC6  1000 IU/Ml
 MANAGEMEN
 ISTIRAHAT (BED REST)
 TERAPI PROGESTERONE ATAU hCG (JIKA ADA
DEFISIENSI)

 ABORTUS INSIPIENS(INEVITABLE ABORTION)


 SELAPUT KETUBAN ROBEK, AIR KETUBAN
MENGALIR  KONTRAKSI UTERUS
 PERDARAHAN PERVAGINAM
 KANALIS SERVIKALIS TERBUKA  PROSES
PENGELUARAN KONSEPSI DARI KAVUM UTERI.
 MANAGEMEN TERAPI
 TERMINASI KEHAMILAN (DENGAN DILATASI DAN
KURETAS)
 ABORTUS INKOMPLETUS (INCOMPLETE ABORTION)
 SEBAGIAN PLASENTA MASIH MELEKAT DI
DESIDUA BASALIS
 PERDARAHAN PERVAGINAM BANYAK
 KANALIS SERVIKALIS TERBUKA (JARINGAN DI
KANALIS SERVIKALIS)
 MANAGEMEN TERAPI :
 PERBAIKi KEADAAN UMUM IBU
 KOSONGKAN ISI KAVUM UTERI (DILATASI DAN
KURETASI)
 MISSED ABORTION
 DEFINISI
 RETENSI KONSEPSI YG SUSAH MATI DLM
UTERUS SELAMA BEBERAPA MGG
 GEJALA KLINIS
 PERDARAHAN PERVAGINAM SEDIKIT / TANPA
PERDARAHAN
 TANDA-TANDA KEHAMILAN MENGILANG
 UTERUS MENGECIL, KANALIS SERVIKALIS
TERTUTUP
 JIKA JANIN MATI PD UMUR KEHAMILAN  13
MGG DAN TERTAHAN DLM UTERUS  4 MGG,
DPT MENIMBULKAN KOAGULOPATI
(GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH)
 KOSONGKAN ISI KAVUM UTERI
 JIKA ADA GEJALA KOAGULOPATI, ATASI
TERLEBIH DAHULU SEBELUM MENGELUARKAN
ISI KAVUM UTERI

 ABORTUS SPONTAN HABITUALIS (RECURRENT


PONTANEOUS ABORTION)
 DEFINISI
 ABORTUS SPONTAN BERULANG (BERURUTAN)
3 KALI /LEBIH
 ETIOLOGI
 ANEUPLOIDY
 EUPLOIDY DGN KELAINAN PD IBU (FAKTOR
EXTERNAL)
 INKOMPETENSI SERVIK UTERI

 MANAGEMEN TERAPI
 PEMERIKSAAN KARYOTIP
 OPERASI SHIRODKAR
 ABORTUS SEPTIK(SEPTIC ABORTION)
 KOMPLIKASI SERIUS DARI ABORTUS ADALAH
ABORTUS SEPTIK (INFEKSI BERAT).
 ABORTUS SEPTIK UMUMNYA TERJADI PADA
ABORTUS BUATAN TRADISIONAL
 GEJALA KLINIS
 PERDARAHAN PERVAGINAM YG HEBAT
 SEPSIS
 SYOK
 GAGAL GINJAL AKUT
 MANAGEMEN TERAPI
 KOSONGKAN ISI KAVUM UTERI
 ATASI INFEKSI
 ATASI SYOK
 HEMODIALISIS JIKA TERJADI GAGAL GINJAL
AKUT
 ABORTUS BUATAN (INDUCED ABORTION)
 ABORTUS BUATAN LEGAL

 TERMINASI KEHAMILAN PD UMUR


KEHAMILAN DIBAWAH 20 MGG YG TDK
MELANGGAR UU KES.
 ABORTUS BUATAN ILEGAL

 TERMINASI KEHAMILAN PD UMUR


KEHAMILAN DIBAWAH 20 MGG YG
MELANGGAR UU KES .

 ABORTUS BUATAN LEGAL (MISALNYA)


 ABORTUS BUATAN TERAPEUTIK (ABORTUS
PROVOKATUS TERAPEUTIK) 
KEHAMILAN DITERMINASI (DIGUGURKAN)
UTK KESEHATAN IBU (LIFE SAVING)
Definisi

Blighted ovum merupakan kehamilan tanpa janin


(anembrionic pregnancy), hanya ada kantong
gestasi atau kantong kehamilan dan air ketuban
saja. Kehamilan anembrionik mengacu pada
kehamilan dimana kantong kehamilan berkembang
di dalam rahim namun kantong kosong dan tidak
mengandung embrio.
Usia Diabetes
Mellitus

Kromosom

DNA sperma yang lisis

Infeksi
terutama
Abortus Berulang
TORCH

Etiologi
Patofisiolog
i
Gejala penderita dengan Blighted Ovum
menyerupai keguguran pada umumnya.
Keluhan berupa keluar bercak darah akibat
berkurangya kadar hormon, dan keluhan
kehamilan akan berkurang, jika mulai terjadi
proses keguguran sekitar usia 10 minggu,
dapat terjadi perdarahan intermiten atau
kontinu, yang diikuti nyeri. Pada pemeriksaan
dengan inspekulo, ostium uteri bisa tertutup
Blighted ovum dapat segera terdeteksi segera pada
pemeriksaan ultrasonografi pada minggu 6, karena tidak
tampaknya fetus. Pada usia 7 minggu dipastikan tidak ada fetus.
Pada usia 8 dan 9 minggu, jika perhitungan HPHT tepat, detak
jantung bayi atau pulsasi sudah dapat terdeteksi. Kantung
gestasi mulai tampak pada pertengahan minggu ke 4, dan yolk
sac normalnya tampak pada minggu 5. Sehingga, embrio dapat
terlihat jelas mulai pertengahan minggu 5 pada pemeriksaan
USG tranvaginal.

Diagnosis
Tidak ditemukan fetal pole, dengan kantung Kehamilan

(ges sac) tanpa yolk sac, tanpa mudigah pada USG

transvaginal atau pada USG transabdominal. Sedangkan

pada gambar di sebelah kanan tampak gambaran

hiperechoic berupa fetal pole di dalam ges sac.


Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
KOMPLIKASI

Perdarahan
Perdarahan yang terjadi dapat menyebabkan
anemia, sehingga dapat memberikan risiko
kematian. Perdarahan dapat diatasi dengan
pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi.
KOMPLIKASI

Infeksi
Infeksi dalam uterus atau
sekitarnya dapat terjadi pada
blighted ovum, tetapi biasanya
ditemukan pada abortus inkomplit
dan lebih sering pada abortus
buatan yang dikerjakan tanpa
memperhatikan asepsis dan
antisepsis. Apabila infeksi
menyebar lebih jauh, dapat terjadi
peritonitis.
PENCEGAHAN

1. Menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh.


2. Harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
tempat tinggalnya.
3. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon
ibu. Setelah itu pastikan bahwa calon ibu benar-
benar sehat saat akan merencanakan kehamilannya.
PENCEGAHAN

4. Tak hanya pada calon ibu, calon ayah


pun disarankan untuk menghentikan
kebiasaan merokok dan memulai hidup
sehat saat konsepsi.
5. Periksakan kehamilan secara rutin.
Sebab biasanya Blighted Ovum jarang
terdeteksi saat usia gestasi < 8 bulan.
Prognosis

Dengan pengelolaan kehamilan anembrionik

dilakukan terminasi kehamilan dengan dilatasi dan

kuretase maka prognosisnya baik.

Anda mungkin juga menyukai