Anda di halaman 1dari 26

STANDARD

PELAYANAN MINIMAL
BIDANG KESEHATAN
Pemikiran yang melatarbelakangi
disusunnya SPM
Agar tidak terjadi perbedaan ukuran pelayanan ant
ara satu daerah dengan daerah lainya  Kementri
an Dalam Negeri berinisiatif untuk menyusun stan
dar pelayanan yang harus diselenggarakan oleh d
aerah untuk melaksanakan pelayanan (secara min
imal)  SPM  dituangkan dalam Peraturan Me
nteri untuk setiap
bidang pelayanan dasar yang
ada.
• Otonomi daerah  merepresentasikan fungsi
dan tanggung jawab pemerintah pusat di daerah
 Pemerintah (Pusat) wajib melakukan
pembinaan dan pengawasan  pemberian
pedoman, standar, arahan, bimbingan, supervisi
kepada daerah.
• Tujuan:
– Agar terjadi kesamaan persepsi antara
Pusat dan Daerah dalam merespon setiap
kebijakan,
– Dapat memberikan kontribusi secara
nyata terhadap tujuan (pemerintahan
dan pembangunan) nasional.
SPM:
• Berkaitan dengan
pelayanan dasar
• Untuk perlindungan
hak konstitutional
• Untuk menjaga
kepentingan nasional
• Demi kesejahteraan
masyarakat
SPM harus disusun karena:

• diamanatkan dalam peraturan perundangan


• sebagai bentuk akuntabilitas pelayanan
publik yang harus dapat memuaskan
pelanggan (kepentingan pelanggan)
• untuk kepentingan organisasi
pelayanan publik sebagai salah
satu persyaratan administratif
PPK BLUD
• agar dapat digunakan sebagai
sarana kaji banding antar
organisasi pelayanan publik yang
sejenis.
SPM
Adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal
(Permendagri No. 6/2007, Kepmenkes 29/2008)
Sifat SPM (PP No. 65/2005 Pasal 3)
• Disusun sebagai alat pemerintah dan Pemda untuk
menjamin akses dan mutu
• Sederhana
• Konkrit
• Mudah diukur
• Terbuka
• Terjangkau
• Dapat dipertanggungjawabkan
• Mempunyai batas waktu pencapaian
• Disesuaikan perkembangan kebutuhan, prioritas,
kemampuan keuangan, dan kemampuan personil
Pentingnya SPM :
• SPM adalah representasi dari fungsi pelayanan
dasar satu pemerintah daerah.
• Pelaksanaan SPM pada hakekatnya merupakan
pelaksanaan pelayanan hak-hak dasar masyarakat
• SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk menjamin akses dan
mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara
merata dalam rangka penyelenggaraan urusan
wajib

• Terkait dengan adanya pembagian kewenangan


pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

Urusan Pemerintahan

Absolut Concurrent
(mutlak urusan pemerintah (Urusan bersama pemerintah
pusat) pusat, provinsi, Kab/kota)

-Pertahanan Pilihan/optional Wajib/obligatory


- Keamanan (Sektor Unggulan) (Pelayanan Dasar)
- Moneter
-Yustisi
- Politik luar negeri -Pertanian - Kesehatan
- Agama - Perdagangan - Pendidikan
- Pariwisata - Lingkungan
- Kelautan Hidup
- Dsb - Pekerjaan Umum
- Dsb

SPM
Kronologis Kebijakan Terkait SPM Kesehatan (1)
N KEBIJAKAN
O
1 Pasca reformasi diterbitkan UU 22/1999 ttg Pemerintah Daerah
2 Diterbitkan PP No. 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi Sebagai Daerah Otonom sebagai tindak lanjut UU No.
22/1999

3 Berdasar PP tersebut diterbitkan SK Menteri Kesehatan dan Sosial


(Menkesos) no. 1747/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar
Pelayanan Minimal dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

4 Untuk mempertegas PP No. 25/2000 diterbitkan Surat Edaran Menteri


Dalam Negeri No. 100/757/OTDA/2002 tentang Pelaksanaan Kewenangan
Wajib dan SPM yang ditujukan ke Gubernur dan Bupati/Walikota se
Indonesia
5 Diterbitkan SK Menteri Kesehatan (Menkes) no 1457/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota yang
mempertimbangkan perlu ditetapkannya kembali SPM bidang kesehatan
oleh Menteri Kesehatan untuk menganulir SK Kemensos No 1747/2000.
Kronologis Kebijakan Terkait SPM Kesehatan (2)

N KEBIJAKAN
O
6 Diterbitkan SK Menkes No. 1091/2004 tentang Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
untuk mendukung SK Menkes No. 1457/2003
7 Diterbitkan UU No. 32/2004 untuk merevisi UU 22/1999 tentang
Pemerintah Daerah
8 Untuk mendukung UU No. 32/2004 diterbitkan PP 65/2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal,
menganulir PP 25/2000 sebelumnya
9 Ditegaskan kembali dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
10 Diterbitkan Peraturan Mendagri No. 6/2007 tentang petunjuk teknis
penyusunan dan penetapan standar pelayanan minimal
Kronologis Kebijakan Terkait SPM Kesehatan (3)

N KEBIJAKAN
O
11 Peraturan Mendagri No. 79 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
12 Diterbitkan Peraturan Menkes No. 741/2008 tentang indikator
kinerja dan target pelayanan kesehatan pada tahun 2010
sampai dengan tahun 2015
13 Diterbitkan SK Menkes No. 828/2008 tentang Petunjuk Teknis
SPM Bidang Kesehatan sebagai acuan penyusunan SPM bidang
kesehatan di kabupaten/kota
SPM SEBAGAI BASIS PERBAIKAN
AKUNTABILITAS PEMERINTAH DAERAH
Peran strategis service standard:

1. Pemberian gambaran jenis pelayanan

2. Services charter (janji layanan)

3. Target pelayanan

4. Standar biaya

5. Pelayanan komplain
SPM
KESEHATAN
JENIS PELAYANAN KESEHATAN
BERDASARKAN PERMENKES NO.
741/MENKES/PER/VII/2008
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG KESEHATAN DI KAB/KOTA
• Pelayanan Kesehatan Dasar
1

• Pelayanan Kesehatan Rujukan


2

• Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat


3

• Penyelidikan epidemiologi dan penanggunalangan kejadian


4 luar biasa
SPM KESEHATAN
Jenis Indikator SPM
Pelayanan
Pelayanan 1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
kesehatan 2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
dasar 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
4. Cakupan pelayanan nifas
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
6. Cakupan kunjungan bayi
7. Cakupan Desa/Kelurahan UCI
8. Cakupan pelayanan anak balita
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6
-24 bulan gakin
10.Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
11.Cakupan penjaringan kesehatan siswa Sekolah Dasar (SD) &
setingkat
12.Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif
13.Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit*)
14.Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
SPM KESEHATAN
Jenis Pelayanan Indikator SPM
Pelayahan Kesehatan 1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
rujukan masyarakat miskin
2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1
yang harus diberikan sarana kesehatan
(Rumah Sakit) di Kabupaten/Kota

Penyelidikan Cakupan Desa/Kelurahan mengalami Kejadian


epidemiologi dan Luar Biasa (KLB) yang dilakukan penyelidikan
penanggulanggan epidemiologi < 24 jam
kejadian luar biasa

Promosi kesehatan dan Cakupan Desa Siaga Aktif


pemberdayaan
masyarakat
No. Indikator SPM Target 2012 Target 2015 Target 2015
(Daerah) (daerah) (Nasional)

1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4 92% 93% 95%

2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% 80% 80%

3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 94% 94% 95%


kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

4 Cakupan Pelayanan Nifas 95% 95% 95%


5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 75% 80% 80%

6 Cakupan Kunjungan Bayi 90% 90% 90%

7 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child 95% 95% 95%


Immunization (UCI)
8 Cakupan pelayanan anak balita 83% 90% 90%

9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada 100% 100% 100%


anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin

10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 100%


No. Indikator SPM Target 2012 Target 2015 Target 2015
(Daerah) (daerah) (Nasional)
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan 100% 100% 100%
setingkat
12 Cakupan peserta KB aktif 70% 70% 70%
13 a Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 2 2 2
penduduk < 15 tahun
13 b Penemuan Penderita Pneumonia Balita 80% 100% 100%
13 c Penemuan pasien baru TB BTA Positif 75% 90% 90%
13 d Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100%
13 e Penemuan penderita diare 100% 100% 100%
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien 100% 100% 100%
masyarakat miskin
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 100% 100% 100%
masyarakat miskin
16 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus 90% 100% 100%
diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota
17 Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang 95% 100% 100%
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
TANTANGAN DAN
PELUANG
IMPLEMENTASI
STANDAR
PELAYANAN
KESEHATAN DI
DAERAH
Permasalahan yang terjadi terkait
dengan upaya penerapan SPM di daerah
• Kegiatan sosialisasi yang
dirasakan belum efektif
• Pemahaman yang belum sama
diantara para pelaku di daerah
operasionalisasi koordinasi
dalam pelaksanaan SPM
• Alokasi budget
• Konsistensi kebijakan pusat
Apa yang menjadi kendala?
• Kejelasan mengenai dukungan teknis,
pembiayaan serta kebijakan lainya
untuk menerapkan SPM di daerah
belum secara nyata daerah
• Banyak daerah mempunyai
persepsi bahwa SPM adalah
‘benda’ baru
• Pemahaman SPM belum
merata di seluruh unit kerja
pemerintah
Apa yang menjadi kendala ?
Isu SPM menjadi ‘kurang diperhatikan’
• Alokasi anggaran di daerah tidak mencukupi
kebutuhan untuk melaksanakan pelayanan
yang ada dalam SPM.
• SDM, sarana dan prasarana untuk
implementasi SPM di beberapa daerah
kurang memadai, baik dari sisi kualitas
maupun kuantitas.
• Sosialisasi substansi SPM dan monitoring
penerapannya kurang.
PENTING
PENYUSUNAN
RENCANA PEMENUHAN SPM

DIINTEGRASIKAN KE DALAM
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DAERAH

Anda mungkin juga menyukai