Anda di halaman 1dari 26

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

(Metode Baru)
SEJARAH PENGHITUNGAN IPM
• 1990: UNDP merilis IPM → Human Development Report (HDR)
• 2010: UNDP menyempurnakan metode IPM (Metode Baru).

1990: 2010:
1. DIMENSI/INDIKATOR: 1. DIMENSI/INDIKATOR:
a. Kesehatan: Angka Harapan a. Kesehatan: Angka Harapan
Hidup saat lahir (AHH) Hidup saat lahir (AHH)
b. Pendidikan: b. Pendidikan:
 Angka Melek Huruf (AMH)  Harapan Lama Sekolah (HLS)
 Rata-rata Lama Sekolah (RLS)  Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
c. Standar Hidup: PDB per kapita c. Standar Hidup: PNB per kapita

2. AGREGASI INDEKS: Rata-rata 2. AGREGASI INDEKS: Rata-rata


Hitung Ukur/Geometrik
IPM METODE BARU DI INDONESIA

Metode Lama IPM Metode Baru

Angka Harapan Hidup saat Angka Harapan Hidup saat


Lahir (AHH) Lahir (AHH)

 Angka Melek Huruf (AMH)  Harapan Lama Sekolah (HLS)


 Rata-Rata Lama Sekolah  Rata-Rata Lama Sekolah (RLS
(RLS 15 th +) 25 th +)

27 Komoditas PPP 96 Komoditas PPP

Rata-Rata Hitung Rata-Rata Ukur/Geometrik

x 100 x100
 
KEUNGGULAN IPM METODE BARU

Menggunakan indikator yang lebih tepat dan


METODE dapat membedakan dengan baik (diskriminatif).
BARU • Dengan memasukkan Rata-rata Lama Sekolah
dan angka Harapan Lama Sekolah, bisa
didapatkan gambaran yang lebih relevan
dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi.

Capaian yang rendah pada salah satu


komponen tidak dapat ditutupi oleh
komponen lain yang capaiannya lebih tinggi.
Rata-rata Hitung  Rata-rata Geometrik
DAMPAK PERUBAHAN METODOLOGI

1 Level
72.8 72.9 73.4
IPM 68.4 68.2 69.2 69.7 71.1

Secara umum level IPM 60.9


64 65.4 67.1 67.8 68.1 68.4

metode baru LEBIH


RENDAH dibanding dengan
IPM metode lama
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Metode Lama Metode Baru

2
Sumber: UNDP

Peringkat
IPM
Terjadi PERUBAHAN PERINGKAT IPM.
Peringkat TIDAK BISA DIBANDINGKAN karena perbedaan
metodologi dan indikator.
POSISI IPM INDONESIA
World “Top Movers” in HDI Improvement: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di ASEAN, 2013
1970-2010
Improvement in
Rank 90.1
Nonincome 85.2
HDI HDI Income 77.3
1 Oman Oman China
72.2 68.4 66.0 63.8
58.4 56.9
2 China Nepal Botswana 52.4
3 Nepal Saudi Arabia South Korea
4 Indonesia Libya Hongkong, China
5 Saudi Arabia Algeria Malaysia
6 Lao PDR Tunisia Indonesia

Singapura (9)

Brunei (30)

Malaysia (62)

Thailand (89)

Indonesia (108)

Filipina (117)

Vietnam (121)

Kamboja (136)

Laos (139)

Myanmar (150)
7 Tunisia Iran Malta
8 South Korea Ethiopia Viet Nam
9 Algeria South Korea Mauritius
10 Morocco Indonesia India

Sumber: HDR 2014, UNDP

• IPM Indonesia 2013 sebesar 68,4; peringkat dunia 108/187, di ASEAN berada pada
peringkat 5/10, dan masuk dalam kategori menengah.
• Periode 1970-2010 Indonesia termasuk dalam World’s Top Movers in HDI improvement.
PERKEMBANGAN IPM INDONESIA (BPS)
Tren IPM Indonesia, 1996-2014

72.27
71.76
71.17 73.81
73.29
72.77
67.70 69.57
68.69 70.59
70.08
65.80

64.30 67.0967.768.3168.9
66.53

Metode Lama Metode Baru


96 99 02 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14
19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Sumber: BPS, 1996-2013

Rata-rata Lama Sekolah:


7,73 tahun
IPM IPM 68,90 Harapan Lama Sekolah:

Metode 12,39 tahun

Baru Tahun Angka Harapan Hidup Pengeluaran per Kapita


saat Lahir: per tahun yang
2014: 70,59 tahun Disesuaikan:
Rp 9.903.000
TREN PERTUMBUHAN IPM INDONESIA

IPM Indonesia tumbuh di atas 0,8 % per tahun


0,87%
0,91%
0,90%
0,84%
IP M
68,90
68,31

67,70
67,09
66,53

2010 2011 2012 2013 2014


STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI, 2014

Papua: 56,75

DKI Jakarta: 78,39

Sangat Tinggi (>80) Sedang (60-70)


Kategori IPM:
0 - 60Belum ada provinsi yang masuk dalam 27 Provinsi
60 - 70
kategori ini Kecuali Riau, Kep. Riau, DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Bali, Kaltim, Papua
70 - 80
80 - 100
Tinggi (70-80) Rendah (<60)

6 Provinsi: 1 Provinsi:
Riau, Kep. Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Papua
Bali, Kaltim
STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA, 2014

Kab. Nduga: 25,38

Kota Yogyakarta: 83,78

Sangat Tinggi (>80) Sedang (60-70)

1,4% kab/kota
Kategori IPM: 64,4% kab/kota
Terdapat 331 kab/kota yang masuk
0 - 60 Terdapat 7 kab/kota yang masuk kelompok kelompok “sedang”
“sangat tinggi”
60 - 70
70 - 80
Tinggi (70-80) Rendah (<60)
80 - 100
24,1% kab/kota 10,1% kab/kota
Terdapat 124 kab/kota yang masuk Terdapat 52 kab/kota yang masuk
kelompok “tinggi” kelompok “rendah”
INDIKATOR IPM 2014: Angka Harapan Hidup

Sulbar: AHH 64,04 th


IPM: 62,24

DIY: AHH 74,50 th


IPM: 76,81

Kategori AHH:
Kategori AHH:
64.04 - 71,2
65.91
- 74,5
65.91 - 68.37 Angka Harapan Hidup (AHH) 2014
68.37 -68,37
71.2- 71,2
71.2 - 65,91
74.5- 68,37
64,04 - 65,91
INDIKATOR IPM 2014: Harapan Lama Sekolah

Papua: HLS 9,94 th


IPM 56,75

DIY: HLS14,85 th
IPM: 76,81

Kategori EYS:
9.94
Kategori EYS:
9.94 - 12.24
13,17 - 14,85
12.24 - 13.17 Harapan Lama Sekolah (HLS) 2014
13.17 -12,24
14.85- 13,17

9,94 - 12,24

9,94
INDIKATOR IPM 2014: Rata-rata Lama Sekolah

Papua: RLS 5,76 th


IPM: 56,75

Jakarta: RLS 10,54 th


IPM: 78,39

ndo_by_prov_2013.shp
Kategori
5.76MYS:
- 7.05
8,71 - 10,54
7.05 - 7.92
7.92 - 8.71
7,92 - 8,71
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 2014
8.71 - 10.54
7,05 - 7,92

5,76 – 7,05
INDIKATOR IPM 2014: Pengeluaran per Kapita

Papua: Pengeluaran Rp 6,4 jt

IPM: 56,75

Jakarta: Pengeluaran Rp 16,9 jt


IPM: 78,39

tegori Pengeluaran:
6416 Pengeluaran:
Kategori - 7234
7235 - 944711,7 - 16,9 Pengeluaran per Kapita 2014
9448 - 11691 9,4 - 11,7
11692 - 16898
7,2 – 9,4

6,4 – 7,2
INDONESIA “TOP MOVERS” 2010-2014
Indonesia “Top Movers” dalam Peningkatan IPM dan Komponen: 2010-2014
Peningkatan
Rank
IPM AHH EYS MYS Pengeluaran
1 NTT Sulawesi Barat NTT NTB DKI Jakarta
2 NTB NTB Papua Kalimantan Barat Jawa Timur
3 Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Jambi Kep. Bangka Belitung
4 Kalimantan Barat Jawa Tengah Jawa Barat Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan
5 Jambi Jawa Barat Lampung Maluku Jambi

IPM 2014 Kecepatan peningkatan IPM di NTT dan NTB


90 relatif tinggi meskipun capaian IPM rendah.
78.39
80
70
60 56.75
50
40
30
20
10
0
r ta DIY tim iau ali iau lut ten bar ut ceh bar eng ara lsel bel bi tim ltra ulu eng lsel sel uku eng ung lut alo bar TB TT bar rat pua
ka l R B R Su an m um A Ja at lt Su Ba am Ja u gk lt a m al lt p a nt al N N ul Ba a
a Ka ep. B Su S J Ka J S n Ka K Su M Su m M ro K S a P
KIJ K Be La Go pu
D Pa
TANTANGAN: Disparitas IPM dalam Provinsi Masih Tinggi

Disparitas IPM antar Kabupaten/Kota di dalam Provinsi, 2014

Kategori IPM:
0 - 60
60 - 70
Kab. Nduga
Disparitas IPM antar 70 - 80
kab/kota di Papua sangat
80 - 100
tinggi IPM 25,38

Kota Jayapura
IPM 77,86
IPM Papua Menurut Kabupaten/Kota, 2014
TANTANGAN: Disparitas IPM antara Kota dan Kabupaten
Masih Tinggi

IPM Indonesia Menurut Kabupaten/Kota, 2014


Kota Kabupaten

Sangat
Tinggi
IPM > 80 60 ≤ IPM < 70 Sedang
Kota Yogyakarta
Kab. Sleman
IPM 83,78
IPM 80,73
6,1% Kota 10,2% Kota
0,2% Kabupaten 77,2% Kabupaten

Tinggi 70 ≤ IPM < 80 IPM < 60 Rendah

Kota Subulussalam
83,7% Kota - IPM 60,39
10,1% Kabupaten 12,5% Kabupaten Kab. Nduga
IPM 25,38
TANTANGAN: Disparitas IPM antara Wilayah Barat dan
Timur Masih Tinggi

Barat Timur IPM Indonesia Menurut Kabupaten/Kota, 2014

Kota Yogyakarta Kota Kendari


IPM 83,78 IPM 81,30 Sangat IPM > 80 60 ≤ IPM < 70 Sedang
Tinggi

1,8% Barat 65,1% Barat


0,6% Timur 63,6% Timur

Tinggi 70 ≤ IPM < 80 IPM < 60 Rendah

Kep. Mentawai
IPM 56,73 29,9% Barat 3,3% Barat
Kab. Nduga
IPM 25,38
12,5% Timur 23,3% Timur

Keterangan:
• Wilayah Barat: Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan
• Wilayah Timur: Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua
SINERGITAS PUSAT, PROVINSI DAN KAB/KOTA
DALAM PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN SESUAI URUSAN

IK
MDGs UHH

SASARAN
BANGKES AKB, AKABA, AKI, AKK EKPOD
8 INDIK
17 SASARAN
DEPKES ANGKA / JUMLAH KESAKITAN DAN STATUS GIZI

SPM BIDANG KESEHATAN KAB/KOTA ( 18 INDIKATOR )


PELAYANAN KES PELAYANAN KES
PENYEL EPIDEMIO & PROMOSI KES &
DASAR 14 RUJUKAN 2
PENANGG KLB PEMBERD MASY
INDIKATOR INDIKATOR

FARMASI
PEMBIA MANAJE PEMBER REGU LIT
UPAYA SDM , ALKES KEMITR
-YAAN MEN DAYAAN LASI BANG &
KES KES DAN AAN
KES KES MASY KES IPTEK
MAK

NORMA STANDAR PROSEDUR KRITERIA (NSPK)


(URUSAN PEMERINTAH PUSAT PP 38 TAHUN 2007, KEPMENKES 922 TAHUN 2008)
UHH MATI
SEHAT AKI,AKB,AKBAL,
AKK

3 TERLAMBAT (3T)
Komplikasi/risiko tinggi/ P. Menular P. Degeneratif/ Kecelakaan/
kegawatdaruratan - DBD - ISPA - Malaria Metab/Tdk menular Keracunan
- Flu Burung - Kusta -Cardio Vascular -Akibat Kerja
PERDARAHAN, PRE/EKLAMPSI, • BBLR - Diare
- HIV - Filaria -Diabet (DM) -Keracunan Makanan
INFEKSI, PARTUS LAMA, TRAUMA • ASFIKSIA
PERSALINAN • INFEKSI
- TBC - Chikungunya -Cancer -overdosis
•LAIN - PD3I -Jiwa, indra -dll

PENYEBAB LANGSUNG KEMATIAN ( PENYAKIT )

- Akses & kual pelayanan kes dasar - Pelkes & Rujukan -STATUS • Kesehatan Kerja Wanita
STATUS GIZI
GIZI 3 TERLAMBAT :
- Kewaspadaan Dini (Suveilans) - Rumah Sakit (Kls III) •& Anak)
--Gizi
Gizi Buruk
Buruk Penget, keputusan
- Rujukan & Penanganan Kasus - RS Khusus • Pengawasan Makanan, Geografi, transportas
- Penyelidikan KLB & Penangg Risiko -Gizi Lebih
- Sarana Teknologi Tinggi Obat2an & Kosmetika 4 TERLALU tua,muda,
- Pencegahan/Penanggulangan/ - Tenaga Spesialis -hiper lipid dll
banyak , dekat
Pemberantasan

PENYEBAB TIDAK LANGSUNG KEMATIAN ( FAKTOR YANKES DAN NON YANKES )

-Sistem Pelayanan Kesehatan


-Sistem Info Kes & Surveilans/Data -Regulasi Bidang Kesehatan Kependudukan Lingkungan
- Peralatan, obat dan sarpras kes Kemiskinan  tidak ada dana -Kes lingkungan yg Buruk
- Organisasi dan Manajemen Kes
- Tenaga Kesehatan jml, mutu untuk kesehatan dan gizi
- Sistem Kesehatan Daerah, Manaj -Geografi
Pendidikan : PSP ibu/remaja
Puskesmas, RSU distribusi ) Masterplan SDM -peraturan
ttg kes

PENYEBAB MENDASAR ( FAKTOR YANKES , PERILAKU DAN LINGKUNGAN )


ALUR PIKIR PENURUNAN
AKI DAN AKB
AKB AKI

ANGKA / JUMLAH
AKSES DAN STATUS GIZI IBU /BBL
KESAKITAN IBU & BAYI
KUALITAS YAN
KIA

PENDAMPINGAN
PENYEDIAAN PENYEDIAAN PEMBERDAYAAN
PENYEDIAAN INTERVENSI
SARANA BIAYA KEL UTK AKSES
SDM KIA DAERAH RAWAN
PRASARANA KIA PELAYANAN KIA PD YAN KIA
KESEHATAN

PROGRAM SUMBER PROGRAM PENINGKATAN


SARANA PRASARANA
PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DAYA KESEHATAN

Peningkatan
Kuantitas tenaga Pemenuhan dan Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak pada
peningkatan fasilitas
kesehatan sarana & Prasarana kecamatan rawan kesehatan (Pem & Swasta)
strategis Puskesmas PONED

Peningkatan
Pemenuhan dan
Kualitas tenaga peningkatan fasilitas
kesehatan Pencegahan dan penanggulangan Gizi Buruk
sarana dan
prasarana RS
Peningkatan Rujukan dan RSU
Kualitas tenaga PONEK
kesehatan Pelayanan kesehatan Maskin & komplikasi
PERHATIAN KHUSUS SEKTOR KESEHATAN

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta


mendorong pertanian yang berkelanjutan [8 target]

GIZI MASYARAKAT
Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang
di segala usia [13 target]
SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan


[9 target]
AKSES KESPRO, KB

Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi
semua orang [8 target]
SANITASI DAN AIR BERSIH

ANUNG utk RAKORPOP 2015 13


GIZI DALAM KERANGKA SDGs
Tujuan #2: “Mengakhiri kelaparan,
mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi, serta mendorong

Tujuan #1: “Menanggulangi


pertanian yang berkelanjutan”
Kelaparan dan Kemiskinan”
2.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin
akses pangan yang aman, bergizi, dan mencukupi bagi
• Unfinished business  melanjutkan
pembangunan gizi. semua orang, khususnya masyarakat miskin dan
rentan termasuk bayi, di sepanjang tahun.
• Pada SDGs diarahkan pada solusi
berkelanjutan, yaitu peningkatan akses 2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi,
termasuk mencapai target internasional 2025 untuk
pangan dan produksi pertanian.
penurunan stunting dan wasting pada balita dan
• Melalui inovasi strategi, termasuk
mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita
implementasi Perpres 42 Tahun 2013 dan
kesepakatan ICN2 menuju target WHA 2025. hamil dan menyusui, serta lansia.

ANUNG utk RAKORPOP 2015 14


KESEHATAN DALAM KERANGKA SDGs

Menjamin kehidupan yang


sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua
orang di segala usia

Unfinished business:
1. Penurunan AKI, AKBa, AKN
2. HIV/AIDS, TB, Malaria
13 Target 3. Akses Kesehatan Reproduksi (termasuk KB, ASFR)

(9 Target + 4 Means
of Implementation) Perhatian baru:
1. Kematian akibat PTM
2. Penyalahgunaan narkotika dan alkohol
Seluruh isu kesehatan diintegrasikan
3. Kecelakaan lalu lintas
dalam satu tujuan (nomor 3).
4. Universal Health Coverage
Upaya pencapaian harus terintegrasi. 5. Kontaminasi dan polusi air, udara, tanah
ANUNG utk RAKORPOP 2015nanganan krisis dan kegawatdaruratan 15
KESEHATAN DALAM KERANGKA SDGs2
(CROSS-CUTTING ISSUES)

Menjamin kesetaraan gender serta


memberdayakan seluruh wanita
dan perempuan

1. Sunat Perempuan (Female Genital Mutilation)


2. Akses kepada pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk KB
3. Pendidikan dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi pada
wanita dan remaja

Menjamin ketersediaan dan


pengelolaan air serta sanitasi yang
berkelanjutan bagi semua orang

Perilaku hidup bersih dan sehat terkait:


1. Akses kepada air bersih
2. Akses sanitasi dasar layak
ANUNG utk RAKORPOP 2015 16
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai