Anda di halaman 1dari 29

Penukar panas pipa rangkap

(Double Pipe Heat Exchanger )


• Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari
dua pipa logam standart yang dikedua
ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan
dengan kotak penyekat.
• Fluida yang satu mengalir di dalam pipa,
sedangkan fluida kedua mengalir di dalam
ruang anulus antara pipa luar dengan pipa
dalam.
• Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan
pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan
operasi yang tinggi.
Kelebihan Double Pipe Heat Exchanger
• Mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi.
• Karena tidak ada sambungan, resiko
tercampurnya kedua fluida sangat kecil, mudah
dibersihkan pada bagian fitting, fleksibel dalam
berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat
dipasang secara seri ataupun parallel.
• Dapat diatur sedemikian rupa agar diperoleh
batas pressure drop dan LMTD sesuai dengan
keperluan.
Kekurangan Double Pipe Heat Exchanger

• Memerlukan tempat yang besar ( 1 lengkungan


pipa=1 hair pin), biasanya lebih dari 1 hair pin.
• Dari segi HE : mempunyai luas permukaan
perpindahan panas yang relative lebih kecil (< 50
m 2)
• Segi perawatan : lebih sulit dari shell and tube
exchanger, karena kalau alat timbul kerak yang
cukup banyak dalam pipa harus dibuka pada
seluruh pipa-pipanya. Sedang pada shell and tube
tidak harus membuka seluruhnya.
• Bila terjadi penyempitan pipa harus
mengganti seluruhnya.
• Pabrik yang mempunyai produk yang
bervariasi sering menggunakan double pipe
karena lebih efisien, karena memerlukan
kapasitas kecil.
Double Pipe Heat Exchanger
• Panjang efektif dari Exchanger ini biasanya 12,
15 dan 20 ft. Maka panjang satu hairpin
adalah 24, 30 dan 40 ft.
• Ukuran 20 ft adalah panjang maksimum untuk
mencegah bengkoknya pipa dalam dan
menyentuh pipa luar.
• Exchanger type ini mudah dibuat dari bahan
standard oleh karena relatif murah.
Gambar . Aliran dalam alat penukar panas berbentuk
pipa ganda (Double pipe Heat Exchanger)
Ukuran-ukuran standard adalah sebagai
berikut:
• Kecilnya luas permukaan per hairpin,
memerlukan banyaknya hairpin secara series,
yang mengakibatkan kebutuhan akan tempat/
ruang yang banyak.
• Disamping itu dimungkinkan untuk terjadinya
bocor pada sambungan.
• Batas pemakaian untuk Double Pipe
Exchanger dibatasi untuk luas total yang
relatif kecil (100-200 ft2).
Cara perhitungan perancangan Double
Pipe Heat Exchanger :
I. Kondisi proses yang perlu diketahui :
• Fluida Panas : T1, T2, W, C, S atau ρ, μ, k, ∆P,
Rdo atau Rdi.
• Fluida Dingin: t1, t2, w, c, s atau ρ, μ, k, ∆p,
rdo atau rdi.
II. Ukuran pipa atau exchanger harus diketahui
atau diasumsikan.
III. Tahap perhitungan:
1. Hitung neraca panas dengan persamaan:
Q = W C (T1- T2) = w c (t2-t1)
Kehilangan panas karena radiasi biasanya
diabaikan.
2. Hitung (∆t)LMTD dengan menganggap
aliran fluida-fluidanya berlawanan arah
(counter flow).
3. Taksir suhu-suhu kalorik Tc dan tc.
Untuk bagian pipa dalam (Inner pipe)
4. Luas penampang pipa, ap= Π D2/4 ft2
( Luas ukuran pipa →lihat tabel)

5. Kecepatan massa, Gp= , lb/jam ft2.

6. Tentukan viskositas (μ) pada suhu Tc atau tc


tergantung pada fluida panas atau fluida
dingin yang lewat pipa dalam.
(μ dalam lb/ ft jam = μ dalam cps x 2,42)
Hitung juga bil Reynold (NRe,p) = D.GP/μ
dimana: D= diameter dalam pipa(ft)

7. Dari NRe,p yang diperoleh, tentukan jH


dengan persamaan (fig 24)

jH = ( ) Vs NRe,p
8. Harga c (Btu/lb0F) dan k ( )

serta μ ( lb/jam ft ) pada suhu Tc atau tc.

9. Hitung hi dengan persamaan :

h i = jH ( (Btu/jam ft2 0F)


10. Merubah hi menjadi hio yaitu dengan
persamaan :

hio= hi ( ) = hi ( )

dimana :
Ai = luas penampang pipa bagian dalam
A0 = luas penampang pipa bagian luar
ID = diameter pipa bagian dalam
OD= diameter pipa bagian luar
Untuk Bagian Annulus :
4'. Luas penampang annulus
Aa = (D22 – D12) (ft2)
Dimana :
D2 : diameter dalam pipa luar
D1 : diameter luar pipa dalam
de : diameter equivalent
persamaan de yaitu :

de = dlm ft
5'. Kecepatan massa : Ga = w/a)a (lb/jamft2)

6'. Tentukan μ pada Tc dan tc, kemudian hitung


bil Reynold bagian Annulus dengan pers :

NRe,a =
7'. Tentukan jH dengan pers (fig 24)

jH= ( ) Vs NRe,a
8'. Tentukan dengan cara menentukan c,μ dan k
pada Tc dan tc.
9'. Hitung ho dengan pers :

ho= JH ( ) atau

dgn cara ho/Фa (Nusselt)


10'. Kalau ho/Фa dan hio/ Фp sudah diketahui
{Ф= } maka tw dapat ditaksir dengan
menganggap Фa= Фp maka dapat
dihitung, setelah itu hio dan ho dapat
dihitung.
Overal Koeffisien
11. Overall heat transfer coefficient Uc dihitung
dari pers : Uc = dlm Btu/jam ft2 0F

12. Hitung UD dan Rd dengan pers :


= + Rd

Rd = dan UD=
13. Hitung luas perpind panas A0 dgn pers :

A0 = ft2 dan L =

dimana :
a0= luas permukaan per ft panjang (ft2/ft)
L dapat dihitung dari pers :
ΠD1L = A0 ⇒ ∴ L = (ft)

Cek : Rd perhitungan ≥ Rd ketentuan.


Pressure Drop
Untuk bagian pipa dalam :

1.Melalui NRe,p = kemudian tentukan


friction factor atau factor gesekan (f) dari
grafik atau dari rumus

- Untuk turbulent :

f = 0,0035 +
- Untuk Laminar :
f =

2. ∆Fp= dimana f diambil dari rumus

diatas dan ∆Fp (ft )

3. ∆Pt =

= Psi atau

 
∆Pp = Psi

Untuk Bagian Annulus :

1'. Tentukan de' = = (D2 – D1)

Untuk Pressure Drop , tentukan :


NRe,a = selanjutnya tentukan f dari

grafik dan rumusnya sama seperti pada pressure drop


untuk bagian pipa dalam urutan 1.
2'. ∆Fa = (ft)

3'. Tentukan losses pada entrance dan exit yang


besar satu velocity head per hairpin
∆Fe = ft/hair pin

4'. Δ Pa = ( ΔFa + n ΔFe ) ρ / 144

n : banyaknya hairpin.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai