Anda di halaman 1dari 45

KEBIJAKAN PENYADARAN

PEMUDA

Oleh:
Tim Pengajar Kemenpora
Komposisi Pemuda Indonesia
Persentase dan Perkiraan Jumlah (ribuan) Penduduk Menurut Kelompok
Umur dan Tipe Daerah, 2015

Perkotaan (K) Perdesaan (D) Perkotaan + Perdesaan


Kelompok Umur
Jumlah
(Tahun) % % %
(dalam ribuan)
(1) (2) (3) (4) (5)
< 16 28,82 31,04 29,92 76 267,5
16 – 30 25,40 22,97 24,20 61 683,3
> 30 45,78 45,99 45,88 116 945,8
Jumlah 100,00 100,00 100,00 254 896,6

Sumber: BPS, Susenas Kor 2015

Berdasarkan hasil Susenas Tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia


sekitar 254,9 juta jiwa. Sementara itu, jumlah pemuda Indonesia
sekitar 61,68 juta jiwa (24,20 persen) dari jumlah penduduk
Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sumber
daya manusia yang cukup sebagai penggerak pembangunan.
1
SIAPAKAH PEMUDA ITU ?
Pemuda adalah warga negara Indonesia yang
memasuki periode penting pertumbuhan dan
perkembangan yang berusia 16 (enam belas)
sampai 30 (tiga puluh) tahun.

(Pasal 1 Angka 1 UU No. 40/2009 Tentang Kepemudaan)

2
JUMLAH PEMUDA USIA 16 – 30 TAHUN
Jumlah Pemuda 61,68 Juta (BPS, 2015)
Terdiri dari:
1. Siswa SMA atau sederajat;
2. Mahasiswa Diploma, S1, S2, atau S3;
3. Pekerja Pemula;
4. Pekerja Profesional (Pegawai Pemerintah, Non Pemerintah,
Wiraswasta, Seniman dll);
5. Anggota Legislatif;
6. Anggota TNI/POLRI;
7. Pengangguran Tidak Terdidik, Kurang Terdidik, dan Terdidik;
8. Pemuda Bermasalah (Narkoba, HIV/AIDS, Preman, Warga
Binaan, dll);
9. Aktivis (OK, LSM, Ormas, Orpol, dll).

3
MASALAH KEPEMUDAAN
1. Kriminalitas, (mencuri, merampok, memperkosa)
2. Tawuran, (geng motor, perkelahian masal),
3. Seks Bebas (HIV-AIDS),
4. NAPZA,
5. Radikalisme (anarkisme),
6. Miskin,
7. Penganguran,
8. Sumber kekuatan destruktif di masyarakat
(pelanggaran norma sosial, moral dan hukum, dsb)

4
POTENSI PEMUDA
 Agen Perubahan, sosial kontrol, dan kekuatan moral
 Pemimpin masa kini dan masa akan datang,
 Pelaku wirausaha,
 Pelopor dan teladan,
 Pewaris kepemimpinan bangsa.
 Pelaku bela negara,
 Memiliki idealisme, energik, dan harapan.
 dll

5
Angka Melek Huruf (AMH) Pemuda, 2015
Kalimantan Selatan 99.96
Sulawesi Utara 99.94
Aceh 99.94
Jawa Tengah 99.90
Riau 99.88
Indonesia 99.43
Papua Barat 98.91
Sulawesi Tengah 98.84
Sulawesi Barat 98.16
Nusa Tenggara Timur 97.48
Papua 80.84
Sumber: BPS, Susenas Kor 2015
Angka Melek Huruf (AMH) pemuda sebesar 99,43 persen.
AMH pemuda tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan (99,96 persen)

6
Rata-rata Lama Sekolah Pemuda, 2015
DI Yogyakarta 11.89
DKI Jakarta 11.68
Bali 11.06
Aceh 11.06
Kepulauan Riau 11.02
Indonesia 10.01
Nusa Tenggara Timur 8.96
Sulawesi Barat 8.9
Kalimantan Barat 8.87
Gorontalo 8.85
Papua 7.17
Bila dilihat menurut provinsi, belum semua wilayah
Sumber: BPS, Susenas Kor 2015 provinsi di Indonesia berhasil menuntaskan program
wajib belajar bagi pemudanya. Rata-rata lama
sekolah pemuda menurut provinsi berada pada
besaran 7,17 hingga 11,89 tahun. Grafik di atas
memperlihatkan lima provinsi dengan rata-rata lama
sekolah pemuda yang paling tinggi berturut-turut
adalah DI Yogyakarta (11,89 tahun), DKI Jakarta
(11,68 tahun), dan Aceh (11,06 tahun). 8
Persentase Pemuda Menurut Jenjang
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2015

Sumber: BPS, Susenas Kor 2015


Gambar menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan oleh
pemuda masih rendah. Persentase pemuda yang menamatkan jenjang
SMP/sederajat, SM/sederajat dan PT berturut-turut adalah sebesar 33,25
persen, 33,24 persen dan 7,92 persen. Sementara itu, persentase pemuda yang
menyelesaikan jenjang pendidikan SD/sederajat persentasenya masih cukup
besar (19,85 persen) dan yang tidak tamat SD dan tidak/belum sekolah masing-
masing persentasenya sebesar 4,60 persen dan 1,14 persen.

9
Persentase Pemuda yang Merokok Setiap Hari
dalam Sebulan Terakhir, 2015
Lampung 28.26
Banten 27.83
Jawa Barat 27.14
Bengkulu 27.08
Sumatera Selatan 27.06
Indonesia 24.25
Maluku 19.80
Bali 19.73
Maluku Utara 19.48
Papua 18.65
Nusa Tenggara Timur 18.60

Sumber: BPS, Susenas Kor 2015


Hasil Susenas 2015 menunjukkan intensitas pemuda merokok setiap hari
sebesar 24,25 persen dengan provinsi tertinggi terdapat pada Provinsi Lampung
(28,26 persen).
10
Persentase Pemuda yang Merokok Menurut
Jumlah Batang Rokok per Minggu yang
Dihisap, 2015 41.25

24.02
20.30
11.62
2.80

1-3 batang 4-6 batang 7-12 batang 13-24 batang 25 batang atau
lebih
Sumber: BPS, Susenas Kor 2015
Sebesar 41,25 persen pemuda yang merokok rata-rata menghisap 7-12 batang
per minggu, artinya sekitar 40 persen pemuda yang merokok, rata-rata
menghisap satu batang per hari. Sementara persentase pemuda yang
menghisap rokok rata-rata 13-24 batang per minggu atau sekitar 2-3 batang per
hari sebesar 24,02 persen dan di sisi lain, dua dari 100 pemuda perokok
menghisap sedikitnya 25 batang rokok per minggu atau lebih dari 4 batang
rokok per hari.
11
Persentase Pemuda yang Bekerja selama
Seminggu Terakhir, 2015
Papua 68.76
Bali 65.97
Sulawesi Barat 59.18
Kalimantan Tengah 58.27
DKI Jakarta 57.79
Indonesia 51.10
Sumatera Barat 47.22
Jawa Barat 45.54
Sulawesi Utara 44.54
Aceh 43.99
Maluku 43.98
Sumber: BPS, Sakernas 2015
Berdasarkan data Sakernas 2015 terlihat lebih dari separuh pemuda (51,10
persen) di Indonesia bekerja dalam seminggu terakhir dengan persentase
tertinggi terdapat di Provinsi Papua (68,76 persen) dan terendah terdapat di
Provinsi Maluku (43,98 persen).

12
Persentase Pemuda yang Bekerja selama
Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan
Jenis Kelamin, 2015
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (2) (3) (4)
       
Perkotaan (K) 59,97 39,95 50,02
Perdesaan (D) 68,38 36,04 52,43
K+D 63,74 38,21 51,10

Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi


yang Ditamatkan dan Tipe Daerah, 2015
39.44
23.52
18.38
12.71
0.94 5.01

Tidak Pernah Tidak Tamat SD/ SMP/ SM/ PT


Sekolah SD Sederajat Sederajat Sederajat

Sumber: BPS, Sakernas 2015


13
Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha, 2015
Pertanian 25.04
Perdagangan 23.61
Industri 17.66
Jasa 16.11
Konstruksi 7.13
Transportasi & Komunikasi 4.52
Keuangan 4.28
Pertambangan & galian 1.36
Listrik, Gas dan Air 0.29

Sumber: BPS, Sakernas 2015


Lapangan usaha pertanian masih memegang peran penting bagi
ketenagakerjaan pemuda dimana 25,04 persen pemuda bekerja pada lapangan
usaha pertanian, perkebunan dan perikanan. Kemudian lapangan usaha lainnya
yang banyak menyerap tenaga kerja pemuda adalah lapangan usaha
perdagangan (23,61 persen), industri (17,66 persen), dan jasa (16,11 persen).
14
Persentase Pemuda yang Mengunjungi
Perpustakaan dalam Tiga Bulan Terakhir, 2015
DI Yogyakarta 27.22
Bali 16.92
Sumatera Barat 15.71
Bengkulu 15.47
Aceh 15.46
Indonesia 11.75
Lampung 8.51
Kalimantan Barat 7.53
Kalimantan Tengah 7.37
Papua Barat 6.59
Papua 4.62

Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015


Partisipasi pemuda yang mengunjungi perpustakaan tergolong masih rendah.
Berdasarkan Grafik di atas menunjukkan sebesar 11,75 persen pemuda yang
pernah mengunjungi perpustakaan.
15
Persentase Pemuda yang Mengikuti Kegiatan
Sosial Kemasyarakatan dalam Tiga Bulan
Terakhir, 2015
Sulawesi Utara 92.65
DI Yogyakarta 88.86
Nusa Tenggara Barat 88.77
Gorontalo 88.76
Jawa Tengah 88.31
Indonesia 81.97
Kalimantan Tengah 73.7
Sulawesi Selatan 73.41
Sumatera Barat 72.91
Kalimantan Barat 70.31
Kalimantan Utara 69.57

Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015


Hasil Susenas 2015 menunjukkan sebagian besar pemuda (81,97 persen)
mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di lingkungan tempat
tinggalnya, provinsi tertinggi terdapat di Sulawesi Utara (92,65 persen) kemudian
diikuti DI Yogyakarta (88,86 persen).
16
Persentase Pemuda yang Aktif Berpartisipasi
dalam Organisasi, 2015
Bali 33.55
Sulawesi Utara 18.09
Maluku 17.68
DI Yogyakarta 13.84
Sumatera Utara 9.51
Indonesia 5.86
DKI Jakarta 3.08
Gorontalo 2.92
Aceh 2.81
Kalimantan Barat 2.53 ORGANISASI
Kalimantan Tengah 2.46

Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015


Rendahnya partisipasi pemuda dalam organisasi juga terjadi di sebagian besar
provinsi di Indonesia. Provinsi dengan persentase tertingi adalah Bali yakni
33,55 persen, dari 100 pemuda di Bali, sekitar 34 orang aktif berpartisipasi
dalam organisasi.
17
Persentase Pemuda Menurut Partisipasi dalam
Organisasi dan Tipe Daerah, 2015
91.74 92.14 91.93

5.95 2.31 5.77 5.86 2.21


2.09
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
Aktif Tidak aktif Tidak mengikuti
Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015
Rendahnya partisipasi pemuda dalam organisasi terlihat baik di perkotaan
maupun perdesaan. Persentase pemuda yang aktif berorganisasi di daerah
perkotaan dan perdesaan tidak tampak berbeda. Di perkotaan, persentasenya
sedikit lebih tinggi dari perdesaan (5,95 persen berbanding 5,77 persen).

18
Persentase Pemuda Menurut Partisipasi dalam
Organisasi dan Jenis Kelamin, 2015
90.92 92.97

6.71 2.38 5.00 2.03


Laki-laki Perempuan
Aktif Tidak aktif Tidak mengikuti

Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015


Dilihat dari jenis kelamin, baik pemuda laki-laki maupun perempuan
menunjukkan pola yang sama. Akan tetapi, partisipasi pemuda laki-laki dalam
organisasi lebih tinggi dibandingkan perempuan. Pemuda laki-laki yang aktif
berorganisasi sekitar 6,71 persen, sedangkan perempuan lebih rendah yaitu
5,00 persen.

19
Persentase Pemuda Menurut Partisipasi dalam
Organisasi dan Tingkat Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan, 2015 95.27 91.9 90.08

3.25 5.98 7.24


1.48 2.12 2.68

Aktif Tidak aktif Tidak mengikuti


SD ke bawah SMP/sederajat SMA ke atas
Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015
Partisipasi pemuda dalam organisasi cenderung semakin tinggi di kalangan
pemuda yang berpendidikan. Pemuda yang aktif mengikuti organisasi
persentasenya semakin besar pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Pemuda dengan pendidikan SMA ke atas yang aktif dalam berorganisasi,
persentasenya dua kali dari pemuda yang aktif berorganisasi dengan
pendidikan SD ke bawah.
20
Persentase Pemuda yang Aktif Berorganisasi
Menurut Bidang Kegiatan Organisasi Utama,
Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2015
Bidang Kegiatan Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Keagamaan 35,41 41,16 32,59 45,60 38,09
Politik 1,10 1,08 1,41 0,66 1,09
Pendidikan 7,61 8,54 6,56 10,06 8,04
Lingkungan Hidup 2,61 1,18 1,58 2,44 1,94
Ekonomi 0,61 1,60 0,95 1,24 1,07
Sosial 24,65 22,66 22,70 25,11 23,72
Olahraga 17,20 16,00 25,42 4,65 16,64
Lainnya 10,81 7,78 8,78 10,24 9,40

Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015


Di antara pemuda yang aktif berorganisasi, bidang kegiatan organisasi yang paling
banyak diikuti adalah bidang keagamaan (38,09 persen). Bidang kegiatan dengan
persentase terbesar lainnya adalah bidang sosial (23,72 persen) dan olahraga
(16,64 persen). Secara keseluruhan, partisipasi aktif pemuda di perkotaan lebih
besar dibanding perdesaan kecuali pada organisasi keagamaan.

21
Persentase Pemuda yang Aktif Berorganisasi
Menurut Alasan Berorganisasi, Tipe Daerah, dan
Jenis Kelamin, 2015

Menambah Melayani Mencari Mengisi Belajar Lainnya (bisnis,


pengetahuan masyarakat teman waktu luang kepemimpinan hobi, dll)
40,12 persen 13,04 persen 11,57 persen 11,42 persen 8,95 persen 14,90 persen

Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015


Alasan hampir sebagian besar pemuda mengikuti kegiatan organisasi adalah
untuk menambah pengetahuan (40,12 persen). Sebesar 13,04 persen bertujuan
untuk melayani masyarakat sedangkan 11,57 persen pemuda beralasan
mencari teman atau mengisi waktu luang. Sebesar 14,90 persen pemuda
mengikuti organisasi karena alasan lainnya, seperti memperluas jaringan bisnis
dan mengembangkan hobi. Sementara itu yang beralasan untuk belajar
kepemimpinan relatif masih kecil (8,95 persen).
22
Persentase Pemuda yang Pernah Menghadiri
Pertemuan (Rapat) di Lingkungan Sekitar dalam
Setahun Terakhir, 2015
DI Yogyak... 54.70
38.91
30.05
27.53
Goron... 26.13
18.01
DKI Jak... 11.11
10.40
Sulawesi B... 9.85
8.36
Sulawesi Sel... 5.11

Sumber: BPS, Susenas MSBP 2015


Pemuda yang mengikuti pertemuan/rapat sudah mencapai lebih dari 10 persen.
Provinsi dengan persentase tertinggi yaitu DI Yogyakarta (54,70 persen), berarti
lebih dari separuh pemuda Yogyakarta pernah menghadiri pertemuan/rapat di
lingkungannya dan sementara provinsi terendah yaitu di Provinsi Sulawesi Selatan
(5,11 persen).
23
Pendidikan dan Kesehatan Pemuda
(Data BPS 2014

• Hampir seluruh pemuda sudah mengkases


pendidikan. Pemuda yang tidak bisa menulis dan tidak
bisa membaca sekitar 0,64%. Terdapat 1,05% pemuda
tidak pernah mengakses pendidikan sama sekali.
• Rata-rata lama sekolah yang berhasil dicapai para
pemuda yakni 10,01 tahun atau rata-rata pemuda
dapat menyelesaikan pendidikan hingga kelas 1
Sekolah menengah.
• Berdasarkan data BPS dan Kemenpora 2014 bahwa
sekitar 8,77% pemuda mengalami sakit dalam sebulan
terakhir. Lama sakit yang diderita (1-7 hari). 8 dari 100
pemuda mengalami keluhan kesehatan.
24
Angkatan Kerja Pemuda
• Data Sakernas (Survei angkatan kerja nasional) 2014,
sebesar 51,03% pemuda bekerja pekerja laki-laki
(63,32%) pekerja perempuan ( 38,50) . Sektor
pekerjaan utama ad/ pertanian, perdagangan, dan
industri.
• Sebahagian besar pemuda bekerja (51,03%), sekolah
(20,25%), mengurus rumah tangga (16,57%) dan
pengangguran (8,99%).
• Lebih dari 53,77% pemuda di Indonesia yang bekerja
berstatus sebagai buruh/karyawan, selebihnya
berstatus pekerja keluarga/tidak dibayar (19,15%), dan
pemuda yang bekerja dengan usaha sendiri (10,67%)

25
Aktivitas
• Berdasarkan Olahraga
data BPS Pemuda
2014, khususnya merujuk
pada Susenas 2012, penduduk berumur 10 tahun
ke atas yg melakukan olahraga hanya sekitar 25%
dan biasanya lebih banyak dilakukan pemuda kota.
• Mayoritas pemuda (66,53%) berolahraga untuk
tujuan menjaga kesehatan, untuk tujuan prestasi
(8,06%) dan untuk rekreasi (3,27%).
• Frekuensi berolahraga usia 10 tahun keatas
setidaknya sehari dalam seminggu (66,68%), 2-4
hari seminggu (24,92%), dan untuk yang
berolahraga setiap hari (5%).
• Prosentase penduduk yang berolahraga rata-rata
31-60 menit terdapat 50,14%, dan berolahraga
dalam waktu 10-30 menit dilakukan oleh 34,02%.
26
Olahraga dan Pemuda
• Mayoritas aktivitas olahraga dilingkungan
sekolah, lembaga pendidikan formal (56,06%,)
berolahraga dengan jalur sendiri (26,75%),
sedangkan yang di klub atau perkumpulan
tertentu (12,92%), tempat kerja (7,14%) dan
jalur lainnya (7,57%).
• Berdasarkan data BPS, olahraga yang paling
banyak disenangi yaitu Senam, jogging, dan
sepakbola.

27
TUJUAN PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
(Pasal 3 UU No. 40/2009 Tentang Kepemudaan)
Terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis,
bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa
kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan
kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

28
Tantangan Pemuda di Era Globalisasi
1. Perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti,
kebudayaan-kebudayaan barat yang masuk Indonesia, tidak
semuanya sesuai dengan kepribadian kita. Tetapi kenyataanya,
kebanyakan orang menerima nilai-nilai baru apa adanya tanpa
berpikir baik-buruknya.
2. Perubahan nilai-nilai tersebut disebabkan perubahan tata dunia
baru (New World Order) dan kebijakan baru dalam bidang
ekonomi dan politik. Misalnya dalam bidang ekonomi, yaitu
menguatnya “Pasar bebas” Tahun 2003 (AFTA), ASEAN
Community, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan AFTA (2015)
dan Tahun 2020 (APEC).
3. Perubahan atau kemajuan IPTEK, yang memudahkan komunikasi
dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun tanpa dibatasi
ruang dan waktu.
4. Adanya Bonus Demografi pada Tahun 2015-2030.

29
Tantangan Baru
• Asean Community 2015 (Bangsa Indonesia menjadi bagian dari
Masyarakat Asean yg mulai berlaku Desember 2015)

• Bonus Demography
– Memasuki 2015 Indonesia mulai mengalami bonus demografi
dimana puncaknya pada 2028-2030.
– Kesempatan ini hanya terjadi satu kali dalam perjalanan suatu
bangsa.
– Bonus demografi terjadi dimana seorang penduduk produktif
menanggung setengah orang tidak produktif, dengan catatatan
penduduk produktif memiliki kesempatan kerja.

30
INTI PEMBAGUNAN KEPEMUDAAN
Pembangunan kepemudaan dilaksanakan melalui
Pelayanan Kepemudaan yang meliputi:

1. PENYADARAN
2. PEMBERDAYAAN
3. PENGEMBANGAN

31
PENYADARAN
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang
diarahkan untuk memahami dan menyikapi
perkembangan dan perubahan lingkungan.

Penyadaran pada hakekatnya adalah


pembangunan karakter pemuda Indonesia yang
meliputi keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia,
berjiwa kepemimpinan dan demokratis,
bertanggungjawab, memiliki jati diri, kemandirian
dan semangat kebangsaan yang tinggi.

32
PENYADARAN
Penyadaran kepemudaan diwujudkan melalui:
1. Pendidikan agama dan akhlak mulia;
2. Pendidikan wawasan kebangsaan;
3. Penumbuhan kesadaran mengenai hak dan kewajiban

dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;


4. Penumbuhan semangat bela negara;
5. Pemantapan kebudayaan nasional yang berbasis
kebudayaan lokal;
6. Pemahaman kemandirian ekonomi;
7. Penyiapan proses regenerasi di berbagai bidang.
33
PROSES PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
PENYADARAN

Output/
Input Proses Input Proses Output
Pemuda Pember- Pemuda Pengem- Pemuda
Berdaya Saing
Bermasalah dayaan Berkapasitas bangan
/Berpotensi

DASAR Dilakukan
Dilakukan Melalui: 3
3 Dasar
Dasar Utama: 6 RPJPN 2005-2025
DASAR
PELAKSANAAN 1.
Melalui:
Peningkatan
Utama: 6 Faktor
Faktor Pendukung
Pendukung
PELAKSANAAN 1. Peningkatan Imtaq
Imtaq menyangkut arah
KEBIJAKAN 2.
2. Peningkatan
Peningkatan Iptek
Iptek
KEBIJAKAN 1.
3.
3. Penyelenggaraan
Penyelenggaraan 1. Kepemimpinan
Kepemimpinan 1.
1. Koord.
Koord. &
& Kemitraan
Kemitraan pembangunan
Bela
Bela Negara
Negara && 2.
2. Kewirausahaan
Kewirausahaan 2.
2. Prasarana
Prasarana && Sarana
Sarana kepemudaan
1. Realitas problem
1. Realitas problem Tannasda 3. 3. Org.Kepemudaan
kepemudaan
kepemudaan 4.
Tannasda
Peneguhan 3. Kepeloporan
Kepeloporan 3. Org.Kepemudaan RPJMN 2015-
4. Peneguhan 4.
4. Peran
Peran Serta
Serta Masy.
Masy. 2019
2.
2. Acuan
Acuan normatif
normatif Kemandirian
Kemandirian ekonomi
ekonomi
BAB 5.
5. Penghargaan
Penghargaan
Bab
Bab VII,
VII, pasal
pasal 24
24 &
& pemuda
pemuda BAB VIII,
VIII, Pasal
Pasal 26
26 menyangkut
s.d 6.
6. Pendanaan
Pendanaan
25 UU 40/2009
25 UU 40/2009
5.
5. Peningkatan Kualitas
Peningkatan Kualitas s.d 29, UU 40/2009
29, UU 40/2009 sasaran
jasmani,
jasmani, seni,
seni, &
&
budaya BAB pembangunan
budaya BAB IX,
IX, X,
X, XI,
XI, XII,
XII, XIII,
XIII,
6.
6. Penelitian
Penelitian dan
dan dan XIV UU 40/2009 kepemudaan
pendampingan dan XIV UU 40/2009
pendampingan
kegiatan
kegiatan
kepemudaan
kepemudaan

BAB
BAB VII
VII UU
UU 40/2009
40/2009

34
Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP – Deputi
BAGAN MENUJU PEMUDA MAJU

PEMUDA MAJU

BERDAYA
BERKARAKTER BERKAPASITAS SAING KEPEMIMPINAN

PENYADARA PEMBERDAYAA KEWIRAUSAHAAN


PENGEMBANGAN
N N

KEPELOPORAN
TOKSIN
DAN TOKSIN TONIK
(MASALAH) (POTENSI)
TONIK
35
Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP – Deputi
Pengembangan Pemuda
PERAN AKTIF PEMUDA DALAM
ERA GLOBALISASI

KEKUATAN MORAL

KONTROL SOSIAL

AGEN PERUBAHAN
36
Tiga Pilar Peran Pemuda

Kekuatan Moral Kontrol Sosial Agent of Change

• Etik dan moral • Wawasan • Demokrasi &


• Iman-takwa kebangsaan pendidikan politik
• Kewarganegaraan • Ekonomi
• Sadar hukum • Lingkungan dan • Kepedulian
hukum • Iptek
• Partisipasi public • Olahraga, sosbud
policy • Lingkungan hidup
• Transparansi • Kewirausahaan
• Akses informasi • Kepemimpinan &
kepeloporan

37
AGENDA MEWUJUDKAN TRISAKTI
I. BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK
II. BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI
III. BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN:
1. Kami berkomitmen mewujudkan pendidikan
sebagai pembentuk karakter bangsa
2. Kami akan memperteguh ke-bhineka-an Indonesia
dan memperkuat restorasi sosial
3. Kami akan membangun jiwa bangsa melalui
pemberdayaan pemuda dan olahraga

38
Nawa cita
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, drmokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia
39
MEKANISME PERUMUSAN PROGRAM
KEPEMUDAAN TINGKAT NASIONAL
MEMUAT SASARAN & TARGET
TERJADI PERUBAHAN YG
RPJP, RPJMN, &RKP BERPENGARUH KPD CAPAIAN
SASARAN & TARGET
PEMERINTAH RENSTRA &
RENJA KEMENTERIAN

PROBLEMATIKA PENETAPAN KEBIJAKAN


KEPEMUDAAN & PAGU INDIKATIF

BAPPENAS
STAKEHOLDER
PUBLIK/

PENYELARASAN THD
UNIT KERJA
SESKEMEN SASARAN & TARGET MENTERI DPR-RI
ASDEP/
DEPUTI

PENETAPAN PENETAPAN
KEBIJAKAN KEBIJAKAN
BIRO SEMENTARA DEFINITIF
PERENCANAAN

UJI PUBLIK 40
MEKANISME PERUMUSAN PROGRAM
KEPEMUDAAN TINGKAT DAERAH
MEMUAT SASARAN & TARGET
TERJADI PERUBAHAN YG
RPJPD, RPJMND, &RKP BERPENGARUH KPD CAPAIAN
PEMERINTAH DAERAH SASARAN & TARGET
RENSTRA & RENJA
PEMBANGUNAN DAERAH

PROBLEMATIKA PENETAPAN KEBIJAKAN


KEPEMUDAAN & PAGU INDIKATIF

BAPPEDA
STAKEHOLDER

GUBERNUR/
PENYELARASAN
PUBLIK/

UNIT BUPATI/
KERJA SEKDA
THD
WALIKOTA
DPRD
SASARAN & TARGET
DINAS
TERKAIT

PENETAPAN PENETAPAN
BAGIAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN
PERENCANAAN SEMENTARA DEFINITIF
PEMDA

UJI PUBLIK
41
PROSES PERUMUSAN
PROGRAM KEPEMUDAAN
Lingkungan
Eksternal
DASAR
PERUMUSAN PRODUK
KEBIJAKAN PUBLIK Lingkungan KEBIJAKAN PUBLIK
Internal
Perangkat Objek
PROBLEMATIKA
Perumus Program
KEPEMUDAAN
Program
PROGRAM
- Organisasi PEMBANGUNAN
- Regulasi
Pemuda KEPEMUDAAN
- SDM/aktor
RPJPD,RPJMND,RK
P PEMERINTAH - Manajemen
DAERAH RENSTRA - Pembiayaan
DINAS TERKAIT

Lingkungan
Internal

Lingkungan
Eksternal 42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai