PEMUDA
Oleh:
Tim Pengajar Kemenpora
Komposisi Pemuda Indonesia
Persentase dan Perkiraan Jumlah (ribuan) Penduduk Menurut Kelompok
Umur dan Tipe Daerah, 2015
2
JUMLAH PEMUDA USIA 16 – 30 TAHUN
Jumlah Pemuda 61,68 Juta (BPS, 2015)
Terdiri dari:
1. Siswa SMA atau sederajat;
2. Mahasiswa Diploma, S1, S2, atau S3;
3. Pekerja Pemula;
4. Pekerja Profesional (Pegawai Pemerintah, Non Pemerintah,
Wiraswasta, Seniman dll);
5. Anggota Legislatif;
6. Anggota TNI/POLRI;
7. Pengangguran Tidak Terdidik, Kurang Terdidik, dan Terdidik;
8. Pemuda Bermasalah (Narkoba, HIV/AIDS, Preman, Warga
Binaan, dll);
9. Aktivis (OK, LSM, Ormas, Orpol, dll).
3
MASALAH KEPEMUDAAN
1. Kriminalitas, (mencuri, merampok, memperkosa)
2. Tawuran, (geng motor, perkelahian masal),
3. Seks Bebas (HIV-AIDS),
4. NAPZA,
5. Radikalisme (anarkisme),
6. Miskin,
7. Penganguran,
8. Sumber kekuatan destruktif di masyarakat
(pelanggaran norma sosial, moral dan hukum, dsb)
4
POTENSI PEMUDA
Agen Perubahan, sosial kontrol, dan kekuatan moral
Pemimpin masa kini dan masa akan datang,
Pelaku wirausaha,
Pelopor dan teladan,
Pewaris kepemimpinan bangsa.
Pelaku bela negara,
Memiliki idealisme, energik, dan harapan.
dll
5
Angka Melek Huruf (AMH) Pemuda, 2015
Kalimantan Selatan 99.96
Sulawesi Utara 99.94
Aceh 99.94
Jawa Tengah 99.90
Riau 99.88
Indonesia 99.43
Papua Barat 98.91
Sulawesi Tengah 98.84
Sulawesi Barat 98.16
Nusa Tenggara Timur 97.48
Papua 80.84
Sumber: BPS, Susenas Kor 2015
Angka Melek Huruf (AMH) pemuda sebesar 99,43 persen.
AMH pemuda tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan (99,96 persen)
6
Rata-rata Lama Sekolah Pemuda, 2015
DI Yogyakarta 11.89
DKI Jakarta 11.68
Bali 11.06
Aceh 11.06
Kepulauan Riau 11.02
Indonesia 10.01
Nusa Tenggara Timur 8.96
Sulawesi Barat 8.9
Kalimantan Barat 8.87
Gorontalo 8.85
Papua 7.17
Bila dilihat menurut provinsi, belum semua wilayah
Sumber: BPS, Susenas Kor 2015 provinsi di Indonesia berhasil menuntaskan program
wajib belajar bagi pemudanya. Rata-rata lama
sekolah pemuda menurut provinsi berada pada
besaran 7,17 hingga 11,89 tahun. Grafik di atas
memperlihatkan lima provinsi dengan rata-rata lama
sekolah pemuda yang paling tinggi berturut-turut
adalah DI Yogyakarta (11,89 tahun), DKI Jakarta
(11,68 tahun), dan Aceh (11,06 tahun). 8
Persentase Pemuda Menurut Jenjang
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2015
9
Persentase Pemuda yang Merokok Setiap Hari
dalam Sebulan Terakhir, 2015
Lampung 28.26
Banten 27.83
Jawa Barat 27.14
Bengkulu 27.08
Sumatera Selatan 27.06
Indonesia 24.25
Maluku 19.80
Bali 19.73
Maluku Utara 19.48
Papua 18.65
Nusa Tenggara Timur 18.60
24.02
20.30
11.62
2.80
1-3 batang 4-6 batang 7-12 batang 13-24 batang 25 batang atau
lebih
Sumber: BPS, Susenas Kor 2015
Sebesar 41,25 persen pemuda yang merokok rata-rata menghisap 7-12 batang
per minggu, artinya sekitar 40 persen pemuda yang merokok, rata-rata
menghisap satu batang per hari. Sementara persentase pemuda yang
menghisap rokok rata-rata 13-24 batang per minggu atau sekitar 2-3 batang per
hari sebesar 24,02 persen dan di sisi lain, dua dari 100 pemuda perokok
menghisap sedikitnya 25 batang rokok per minggu atau lebih dari 4 batang
rokok per hari.
11
Persentase Pemuda yang Bekerja selama
Seminggu Terakhir, 2015
Papua 68.76
Bali 65.97
Sulawesi Barat 59.18
Kalimantan Tengah 58.27
DKI Jakarta 57.79
Indonesia 51.10
Sumatera Barat 47.22
Jawa Barat 45.54
Sulawesi Utara 44.54
Aceh 43.99
Maluku 43.98
Sumber: BPS, Sakernas 2015
Berdasarkan data Sakernas 2015 terlihat lebih dari separuh pemuda (51,10
persen) di Indonesia bekerja dalam seminggu terakhir dengan persentase
tertinggi terdapat di Provinsi Papua (68,76 persen) dan terendah terdapat di
Provinsi Maluku (43,98 persen).
12
Persentase Pemuda yang Bekerja selama
Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan
Jenis Kelamin, 2015
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan (K) 59,97 39,95 50,02
Perdesaan (D) 68,38 36,04 52,43
K+D 63,74 38,21 51,10
18
Persentase Pemuda Menurut Partisipasi dalam
Organisasi dan Jenis Kelamin, 2015
90.92 92.97
19
Persentase Pemuda Menurut Partisipasi dalam
Organisasi dan Tingkat Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan, 2015 95.27 91.9 90.08
21
Persentase Pemuda yang Aktif Berorganisasi
Menurut Alasan Berorganisasi, Tipe Daerah, dan
Jenis Kelamin, 2015
25
Aktivitas
• Berdasarkan Olahraga
data BPS Pemuda
2014, khususnya merujuk
pada Susenas 2012, penduduk berumur 10 tahun
ke atas yg melakukan olahraga hanya sekitar 25%
dan biasanya lebih banyak dilakukan pemuda kota.
• Mayoritas pemuda (66,53%) berolahraga untuk
tujuan menjaga kesehatan, untuk tujuan prestasi
(8,06%) dan untuk rekreasi (3,27%).
• Frekuensi berolahraga usia 10 tahun keatas
setidaknya sehari dalam seminggu (66,68%), 2-4
hari seminggu (24,92%), dan untuk yang
berolahraga setiap hari (5%).
• Prosentase penduduk yang berolahraga rata-rata
31-60 menit terdapat 50,14%, dan berolahraga
dalam waktu 10-30 menit dilakukan oleh 34,02%.
26
Olahraga dan Pemuda
• Mayoritas aktivitas olahraga dilingkungan
sekolah, lembaga pendidikan formal (56,06%,)
berolahraga dengan jalur sendiri (26,75%),
sedangkan yang di klub atau perkumpulan
tertentu (12,92%), tempat kerja (7,14%) dan
jalur lainnya (7,57%).
• Berdasarkan data BPS, olahraga yang paling
banyak disenangi yaitu Senam, jogging, dan
sepakbola.
27
TUJUAN PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
(Pasal 3 UU No. 40/2009 Tentang Kepemudaan)
Terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis,
bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa
kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan
kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
28
Tantangan Pemuda di Era Globalisasi
1. Perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti,
kebudayaan-kebudayaan barat yang masuk Indonesia, tidak
semuanya sesuai dengan kepribadian kita. Tetapi kenyataanya,
kebanyakan orang menerima nilai-nilai baru apa adanya tanpa
berpikir baik-buruknya.
2. Perubahan nilai-nilai tersebut disebabkan perubahan tata dunia
baru (New World Order) dan kebijakan baru dalam bidang
ekonomi dan politik. Misalnya dalam bidang ekonomi, yaitu
menguatnya “Pasar bebas” Tahun 2003 (AFTA), ASEAN
Community, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan AFTA (2015)
dan Tahun 2020 (APEC).
3. Perubahan atau kemajuan IPTEK, yang memudahkan komunikasi
dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun tanpa dibatasi
ruang dan waktu.
4. Adanya Bonus Demografi pada Tahun 2015-2030.
29
Tantangan Baru
• Asean Community 2015 (Bangsa Indonesia menjadi bagian dari
Masyarakat Asean yg mulai berlaku Desember 2015)
• Bonus Demography
– Memasuki 2015 Indonesia mulai mengalami bonus demografi
dimana puncaknya pada 2028-2030.
– Kesempatan ini hanya terjadi satu kali dalam perjalanan suatu
bangsa.
– Bonus demografi terjadi dimana seorang penduduk produktif
menanggung setengah orang tidak produktif, dengan catatatan
penduduk produktif memiliki kesempatan kerja.
30
INTI PEMBAGUNAN KEPEMUDAAN
Pembangunan kepemudaan dilaksanakan melalui
Pelayanan Kepemudaan yang meliputi:
1. PENYADARAN
2. PEMBERDAYAAN
3. PENGEMBANGAN
31
PENYADARAN
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang
diarahkan untuk memahami dan menyikapi
perkembangan dan perubahan lingkungan.
32
PENYADARAN
Penyadaran kepemudaan diwujudkan melalui:
1. Pendidikan agama dan akhlak mulia;
2. Pendidikan wawasan kebangsaan;
3. Penumbuhan kesadaran mengenai hak dan kewajiban
Output/
Input Proses Input Proses Output
Pemuda Pember- Pemuda Pengem- Pemuda
Berdaya Saing
Bermasalah dayaan Berkapasitas bangan
/Berpotensi
DASAR Dilakukan
Dilakukan Melalui: 3
3 Dasar
Dasar Utama: 6 RPJPN 2005-2025
DASAR
PELAKSANAAN 1.
Melalui:
Peningkatan
Utama: 6 Faktor
Faktor Pendukung
Pendukung
PELAKSANAAN 1. Peningkatan Imtaq
Imtaq menyangkut arah
KEBIJAKAN 2.
2. Peningkatan
Peningkatan Iptek
Iptek
KEBIJAKAN 1.
3.
3. Penyelenggaraan
Penyelenggaraan 1. Kepemimpinan
Kepemimpinan 1.
1. Koord.
Koord. &
& Kemitraan
Kemitraan pembangunan
Bela
Bela Negara
Negara && 2.
2. Kewirausahaan
Kewirausahaan 2.
2. Prasarana
Prasarana && Sarana
Sarana kepemudaan
1. Realitas problem
1. Realitas problem Tannasda 3. 3. Org.Kepemudaan
kepemudaan
kepemudaan 4.
Tannasda
Peneguhan 3. Kepeloporan
Kepeloporan 3. Org.Kepemudaan RPJMN 2015-
4. Peneguhan 4.
4. Peran
Peran Serta
Serta Masy.
Masy. 2019
2.
2. Acuan
Acuan normatif
normatif Kemandirian
Kemandirian ekonomi
ekonomi
BAB 5.
5. Penghargaan
Penghargaan
Bab
Bab VII,
VII, pasal
pasal 24
24 &
& pemuda
pemuda BAB VIII,
VIII, Pasal
Pasal 26
26 menyangkut
s.d 6.
6. Pendanaan
Pendanaan
25 UU 40/2009
25 UU 40/2009
5.
5. Peningkatan Kualitas
Peningkatan Kualitas s.d 29, UU 40/2009
29, UU 40/2009 sasaran
jasmani,
jasmani, seni,
seni, &
&
budaya BAB pembangunan
budaya BAB IX,
IX, X,
X, XI,
XI, XII,
XII, XIII,
XIII,
6.
6. Penelitian
Penelitian dan
dan dan XIV UU 40/2009 kepemudaan
pendampingan dan XIV UU 40/2009
pendampingan
kegiatan
kegiatan
kepemudaan
kepemudaan
BAB
BAB VII
VII UU
UU 40/2009
40/2009
34
Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP – Deputi
BAGAN MENUJU PEMUDA MAJU
PEMUDA MAJU
BERDAYA
BERKARAKTER BERKAPASITAS SAING KEPEMIMPINAN
KEPELOPORAN
TOKSIN
DAN TOKSIN TONIK
(MASALAH) (POTENSI)
TONIK
35
Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP – Deputi
Pengembangan Pemuda
PERAN AKTIF PEMUDA DALAM
ERA GLOBALISASI
KEKUATAN MORAL
KONTROL SOSIAL
AGEN PERUBAHAN
36
Tiga Pilar Peran Pemuda
37
AGENDA MEWUJUDKAN TRISAKTI
I. BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK
II. BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI
III. BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN:
1. Kami berkomitmen mewujudkan pendidikan
sebagai pembentuk karakter bangsa
2. Kami akan memperteguh ke-bhineka-an Indonesia
dan memperkuat restorasi sosial
3. Kami akan membangun jiwa bangsa melalui
pemberdayaan pemuda dan olahraga
38
Nawa cita
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, drmokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia
39
MEKANISME PERUMUSAN PROGRAM
KEPEMUDAAN TINGKAT NASIONAL
MEMUAT SASARAN & TARGET
TERJADI PERUBAHAN YG
RPJP, RPJMN, &RKP BERPENGARUH KPD CAPAIAN
SASARAN & TARGET
PEMERINTAH RENSTRA &
RENJA KEMENTERIAN
BAPPENAS
STAKEHOLDER
PUBLIK/
PENYELARASAN THD
UNIT KERJA
SESKEMEN SASARAN & TARGET MENTERI DPR-RI
ASDEP/
DEPUTI
PENETAPAN PENETAPAN
KEBIJAKAN KEBIJAKAN
BIRO SEMENTARA DEFINITIF
PERENCANAAN
UJI PUBLIK 40
MEKANISME PERUMUSAN PROGRAM
KEPEMUDAAN TINGKAT DAERAH
MEMUAT SASARAN & TARGET
TERJADI PERUBAHAN YG
RPJPD, RPJMND, &RKP BERPENGARUH KPD CAPAIAN
PEMERINTAH DAERAH SASARAN & TARGET
RENSTRA & RENJA
PEMBANGUNAN DAERAH
BAPPEDA
STAKEHOLDER
GUBERNUR/
PENYELARASAN
PUBLIK/
UNIT BUPATI/
KERJA SEKDA
THD
WALIKOTA
DPRD
SASARAN & TARGET
DINAS
TERKAIT
PENETAPAN PENETAPAN
BAGIAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN
PERENCANAAN SEMENTARA DEFINITIF
PEMDA
UJI PUBLIK
41
PROSES PERUMUSAN
PROGRAM KEPEMUDAAN
Lingkungan
Eksternal
DASAR
PERUMUSAN PRODUK
KEBIJAKAN PUBLIK Lingkungan KEBIJAKAN PUBLIK
Internal
Perangkat Objek
PROBLEMATIKA
Perumus Program
KEPEMUDAAN
Program
PROGRAM
- Organisasi PEMBANGUNAN
- Regulasi
Pemuda KEPEMUDAAN
- SDM/aktor
RPJPD,RPJMND,RK
P PEMERINTAH - Manajemen
DAERAH RENSTRA - Pembiayaan
DINAS TERKAIT
Lingkungan
Internal
Lingkungan
Eksternal 42
43
44
45