Anda di halaman 1dari 12

RETENSI URINE

Di SususnOlehKelompokI :
 
AlfrianaTowesu
Nur Fadilla M Diran
Herli
Ibrahim Kadir
Khairil Anwar
PutriAmalia
Reniasih
Sartiana
YhefinSampeParenden
 
 
 
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2020
Definisi
Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di
kandung kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk
mengosongkannya secara sempurna.
AnatomiFisiologi
1). Susunan Sistem Perkemihan
a). Ginjal (Ren)
b). Ureter
c). Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
d). Uretra
Etiologi
1. Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di
medulla spinallis S2 S4 setinggi T12L1.Kerusakan saraf
simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun
seluruhnya, misalnya pada operasi miles dan mesenterasi
pelvis, kelainan medulla spinalis, misalnya
miningokel,tabes doraslis, atau spasmus sfinkter yang
ditandai dengan rasa sakit yang hebat.
2. Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang,
atoni pada pasien DM atau penyakit neurologist, divertikel yang
besar.
3. Intravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan leher vesika,
striktur, batu kecil,tumor pada leher vesika, atau fimosis.
4. Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran porstat,
kelainan patologi urethra(infeksi, tumor, kalkulus), trauma,
disfungsi neurogenik kandung kemih.
5. Beberapa obat mencakup preparat antikolinergik antispasmotik
(atropine), preparatantidepressant antipsikotik (Fenotiazin),
preparat antihistamin (Pseudoefedrin hidroklorida= Sudafed),
preparat penyekat β adrenergic (Propanolol), preparat
antihipertensi(hidralasin).
Klasifikasi
1. Retensi urin akut
Retensi urin yang akut adalah ketidakmampuan berkemih tiba-
tiba dan disertai rasa sakit meskipun buli-buli terisi penuh.
2. Retensi urin kronik
Retensi urin kronik adalah retensi urin ‘tanpa rasa nyeri’ yang
disebabkan oleh peningkatan volume residu urin yang bertahap.
Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari pnyakit retensi urin ini adalah :
1. Di awali dengan urin mengalir lambat
2. Terjadi poliuria yang makin lama makin parah
karena pengosongan kandung kemih tidak efisien.
3. Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih
4. Terasa ada tekanan, kadang trasa nyeri dan kadang ingin
BAK
5. Pada retensi berat bisa mencapai 2000-3000 cc
Tanda klinis retensi:
1. Ketidak nyamanan daerah pubis
2. Distensi vesika urinia.
3. Ketidak sanggupan untuk berkemih.
4.Ketidak seimbangan jumlah urin yang di keluarkan dengan 
asupannya.
Patofisiologi
1. Obstruksi
2. Infeksi
3. Farmakologi
4. Neurologi
5. Faktor trauma
Komplikasi
1. Urolitiasis atau nefrolitiasis
2. Pielonefritis
3. Hydronefrosis
4. Pendarahan
5. Ekstravasasi urine
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan specimen urine.
2. Pengambilan: steril, random, midstream.
3. Penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb,
KEton, Nitrit.
4. Sistoskopy, IVP
Penatalaksanaan
1. Kateterisasi
2. Sistostomi suprapubik
3. Pungsi suprapubik
RENCANA ASUHAN
A). Pengkajian
1. Anamese
a. Data demografi pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat Penyakit Dahulu
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Riwayat obat-obatan
g. Riwayat penyalahgunaan alkohol
h. Riwayat merokok
i. Riwayat operasi dan tindakan
j. Riwayat Psikososial
2. Pemeriksaanfisik (head to toe)
B). Pengumpulan Data
C). Analisa Data
D). Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akutberhubungan dengan distensi kandung
kemih berlebihan
2. Gangguan Eliminasi urin berhubungan dengan
penurunan otot dinding bladder akibat retensi urin
3. Ketidakseimbangn nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual muntah akibat dari
peningkatan asam
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Urin
menetes keluar dalam jumlah sedikit (merembes)
5. Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan
pembedahan
6. Ansietas berhubungan dengan kondisi penyakit
7. Kurang pengetahuanberhubungan dengan kurang
informasi
  
E). Evaluasi
1. Nyeri berkurang dibuktikan dengan:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang
b. Tidak ada ekspresi nyeri
2. Eliminasi optimal dibuktikan dengan:
a. Pola eliminasi normal
b. Warna, bau, jumlah, kejernihan normal
3. Nutrisi klien seimbang dengan kebutuhan tubuh
dibuktikan dengan:
a. Nafsu makan meningkat
b. BB dalam rentang normal
c. Tidak ada mual muntah
4. Intergritas kulit kembali normal dibuktikan dengan:
a. Tidak ada lesi pada kulit
b. Tidak ada kemerahan
5. Pasien terhindar dari resiko infeksi dibuktikan dengan:
demam menurun
6. Ansietas berkurang ditandai dengan:
a.Pasien tidak terlihat panic
b. Pasien mengatakan kecemasannya berkurang
7. Pasien mengetahui kondisi pennyakitnya dibuktikan
dengan:
a. Klien mengetahui penyebab dan pemicu
penyakitnya
b. Klien mengetahui tanda dan gejala penyakitnya
c. Klien mengetahui gejala dan tanda komplikasi
d. Klien mengetahui pilihan terapi untuk penyakitnya
Discharge Planning
1. Anjurkan klien agar tidak terlibat dalam segala bentuk
aktivitas yang menyebabkan keletihan (mengangkat
benda berat).
2. Anjurkan agar menghindari perjalanan dengan motor dalam
jarak jauh dan latihan berat, yang dapat meningkatkan
kecenderungan perdarahan.
3. Klien diingatkan untuk minum cukup cairan untuk
mencegah dehidrasi, yang meningkatkan kecenderungan
terbentuknya bekuan darah dan menyumbat aliran urine.
4. Anjurkan untuk menghindari makanan yang pedas, alkohol
dan kopi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan hasil analisa dari BAB I sampai pada BAB
III dapat disimpulkan bahwa Retensio urine adalah
ketidakmampuan melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan
atau dorongan terhadap hal tersebut atau tertahanya urine
didalam kandung kemih.
Klien dengan retensio urine dapat terjadi karena berbagai factor
seperti:
1. Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang,
2. pembesaran porstat
3. kelainan patologi urethra
Oleh karena itu perlu dilakukan perawatan dan Penatalaksanaan
pada kasus retensio urine dengan cara :
1. Kateterisasi urethra
2. Dilatasi urethra dengan boudy
3. Drainage suprapubik
THANKS YOU
“Ada Pertanyaan ?”

Anda mungkin juga menyukai